Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(twitter: @andrewenas)
...Anda dipercaya mengendalikan usaha. Mulai saat ini Anda mesti menunjukkan
kinerja bisnis secara menyeluruh, bukan lagi parsial segi produksi-manufaktur
saja.
Saat ini, sebagai business-leader pandangan Anda sangat ditentukan oleh
cognitive bandwidth dan personality Anda. Bagaimana Anda menyikapi posisi
bisnis, menyerang (offensive) atau bertahan (defensive) terhadap gempuran
kompetitor? Cari tahu gambaran besar (the big picture) yang disebut
business-landscape serta detail komponennya, bagaimana interaksi dan
relevansinya masing-masing.
Cermati posisi uang kas tiap minggu, kalau perlu tiap hari. Dengan mencermati
cash-flow, Anda bisa dapat gambaran awal tentang mekanisme bisnis Anda (the
business-mechanics). Dari segmen produk dan pasar mana saja uang itu mengalir
masuk? Sektor apa saja yang paling besar mengalirkan uang keluar? Kemudian, di
akhir minggu (atau tiap hari) posisi uang-kas Anda negatif atau positif?
Bagaimana proyeksi uang kas ini minggu depan? bulan dan semester depan? Di akhir
tahun?
Untuk meningkatkan kelihaian berbisnis, pelajari ketiga laporan dasar
keuangan: Cash-Flow (laporan arus-kas), Income Statement (laporan laba-rugi),
dan Balance-Sheet (neraca keuangan). Ketiganya penting, namun yang kritikal
adalah cash-flow!
Dengan terus mewaspadai mekanisme arus-kas, kita bisa meraba apa sih yang
sesungguhnya dibeli pelanggan? Bisa menyelidiki mengapa mereka beli dari Anda?
Bisa segera tahu, apa yang mesti dilakukan jika barang dagangan tidak laku?
Secara lugas, Ram Charan, (bukunya: Know How, The 8 Skills That Separate People
Who Perform from Those Who Don’t, 2007. Catatan: sudah diterbitkan dalam bahasa
Indonesia oleh Gramedia) menyebutkan 8 keterampilan business-leader yang
mendasar:
1. Positioning and repositioning. Keterampilan mencari dan menemukan “ide besar”
atau model-bisnis yang menghasilkan profit. Dan ketika business-landscape secara
signifikan berubah, Anda pun mampu, secara intelektual-emosional, mereposisi
bisnis.
2. Kemampuan mengidentifikasi perubahan eksternal, dan lebih dulu memahami
pola-pola bisnis (business patterns) yang terjadi, sehingga bisa mengambil
posisi menyerang.
3. Keterampilan memimpin sistem-sosial bisnis Anda. Mempekerjakan orang yang
tepat, yang bisa unjuk kerja tinggi (performance-nya bagus) serta perilaku dan
tatanan-nilai pribadi (personal values)nya selaras dengan tatanan-nilai
organisasi. Maka proses pengambilan keputusan bisa cepat dan pelaksanaan proses
bisnisnya berkualitas tinggi.
4. Kemampuan ”menilai orang” (judge people) berdasarkan fakta dan observasi demi
menemukenali talenta terbaik mereka dan mencocokannya dengan kebutuhan bisnis.
5. Mencetak tim (molding a team) sedemikian rupa sehingga para pemimpinnya (yang
semuanya berkompetensi tinggi) bisa meredam ego-nya masing-masing, dan bisa
saling berkoordinasi tanpa kendala (seamlessly).
6. Kemampuan mengembangkan tujuan (goals). Visioning, dengan tetap menjaga
keseimbangan antara potensi bisnis dengan kenyataan organisasi. Bukan cuma
bertolak dari kinerja tahun lalu (past performance), lalu merencanakan
peningkatan incremental. Ini yang disebut rear-view mirror business-plan,
merencanakan bisnis ke masa depan tapi caranya dengan melihat kaca-spion (tengok
ke belakang) melulu.
7. Prioritizing. Ini adalah kemampuan tingkat tinggi para business-leaders.
Menetapkan prioritas yang tajam (laser-sharp priorities), dengan merumuskan
tugas-tugas spesifik serta mampu menyelaraskan (allignment) semua sumber daya
(resources), tindakan (actions), dan energi organisasi agar setiap vektornya
fokus ke satu titik. Sinergi dan fokus.
8. Kreativitas dan sikap positif dalam menanggulangi kekuatan luar (external
forces). Tekanan-tekanan sosial ini ada di luar kendali, namun pengaruhnya
cukup besar, maka mesti disikapi dan direspon dengan tepat.
Bersiaplah untuk sukses!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Cerita di Balik Penutupan Pabrik Panasonic dan Toshiba Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusa...
-
Sebaiknya PPIC dibagi menjadi: PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Req...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
What exactly is 5S? Simply stated, a 5S is the structured method to organize the work place. As evidenced by its name, there are 5 steps ...
No comments:
Post a Comment