Saturday, March 10, 2012

Step Penerapan Lean Manufacturing

Lean Manufacturing tidak saja berkisar dari sisi manufacturing process, tetapi lebih terintegrasi hingga ke departemen non manufacturing. Namun demikian penekanan utama ada pada flow process. Untuk menentukan apakah anda membutuhkan sebuah metodologi praktis, Dasarnya semua berasal dari customer. Jika sudut pandangnya adalah manufacturing, maka urutan proses yang dilakukan adalah sebagai berikut (kira-kira gambaran dari step penerapan lean manufacturing) .

1. Customer Requirement (ini yang diset sebagai value, defined by
customer) Pada step ini tidak berarti bahwa segala sesuatu harus diberikan customer, tetapi organisasi anda berhak untuk menetapkan kriteria lebih spesifik. Sebagai contoh, customer cukup mengatakan saya butuh anda merakit mobil sesuai gambar yang saya berikan, produksi dengan rate 200 pcs/week, ex-work (barang
keluar dari gudang sudah milik customer). maka Value dalam hal ini adalah Takt time anda 200 pcs/week, atau silakan konversikan ke detik, ex-work, proses produksi, rate konsumsi material, pemilihan supplier (jika tidak ditentukan oleh customer), dll. Sedangkan diluar hal tersebut adalah non value added yang harus
dibuang, seperti pergerakan material, rate consumption over specification, scrap, etc.

2. Manufacturing System Design (MSD)
Jika dibutuhkan, maka dilakukan disain produk,atau disain proses. Dan
penentuan utama dari disain proses inilah yang paling banyak menentukan seperti apa yang harus dilakukan di floor. Kaitan dengan disain proses sangat luas.
Yang paling dipengaruhi adalah pemilihan mesin, sistem produksi, jumlah resources, lay out, sistem inspeksi dan project schedule. Tahap ini sangat banyak hal teknis yang rasanya perlu bahasan tersendiri.

3. Value Stream
Dalam tahap disain, sebenarnya initial value stream mapping sudah
disusun. Namun demikian, value streamnya masih bersifat global dan belum sampai tahap detail.
Jika disain prosesnya cukup matang, maka sebenarnya waste sudah
teridentifikasi di proses manufacturing, dan ini akan sangat membantu pembentukan di value stream. Informasi lain yang berkaitan dengan value stream yang biasanya datang belakangan adalah lead time material, MoQ, Std Pack, material movement (termasuk
juga seperti repackaging, dlsb) dan lain-lain, berkaitan dengan
material serta shipment lead time dan shipment mode. Ada tiga value stream yang minimal, yakni ideal value stream, current value stream dan future value stream.
Ideal, silakan disusun secara ideal dengan pertimbangan sistem produksi, quality systems, dan aturan terkait serta best practiced. Current menggambarkan keadaan faktual saat itu, dan future menggambarkan apa yang akan anda capai dalam satu periode
tertentu.

4. Continuous Improvement
Production Levelling Schedule atau sistem sebangsanya karena harus sudah didefine dalam tahap MSD. Dalam hal ini, tergantung kebijakan perusahaan, karena adakalanya tidak menerapkan sistem pull karena pertimbangan finansial dan PC&L. Misal, harga barang yang sangat mahal, barang hazardous, total
production cycle yang sangat pendek, produksi yang tidak continuous,
material handling yagn cukup sulit, dll sehingga akhirnya menggunakan
sistem push. Continuous improvement di sini lebih ditekankan kepada proses review secara periodik. Tools yang digunakan adalah tools yang sama seperti saat mendisain, yakni manufacturin systems design dan value stream. Hanya saja,
pengalaman menunjukkan bahwa seringkali ada anggapan bahwa kembali kepada standar adalah improvement, ini praktis salah. Improvement dilakukan jika anda sudah mengikuti prosedur yang ada.

Sebagai clue, sebenarnya value stream juga semacam business process map, tetapi lebih ditekankan pada value/non value added. Perlu digarisbawahi, konsep dasarnya tetaplah flow process anda harus seefisien mungkin, jika memungkinkan, maka buatlah one piece flow/single continuous flow.

No comments:

Post a Comment

Related Posts