Friday, September 27, 2013

ERP dengan Excel


Menurut saya, ramai antara teman teman mengaku bahawa Excel itu “life saver’. Apa sahaja yang tidak bisa dilakukan di ERP sama ada terencana atau sebaliknya, biasanya dapat kita lakukan memakai Excel. Benar ka??? Memang sudah terbiasa kita mendengar dari sang penjual ERP bahawa ERP bisa melakukan semuanya. Walau bagaimanapun kita yakin terus pada Excel untuk memanage, menganalisa dan merencanakan supply chain kita. Kita amat nyaman bersama Excel.

Dengan arsenal kapabilitas yang ada, ramai yang menganggap Excel sebagai “unspoken ERP”. Excel merupakan perangkat perencanaan paling awal yang pernah saya gunakan. Walaupun penggunaan tersebut terbatas pada demand supply balancing yang sederhana, menurut saya ia jauh lebih mudah, lebih cepat dan lebih efektif dari ERP system saya saat itu. Sampai saat ini saya masih pakai Excel untuk menganalisa data dan sebagai satu perangkat pengukur.  Memang saya peminat Excel! Yang harus kita hati-hati adalah: banyak area pengelolaan global supply chain yang tidak cukup dengan pakai Excel sahaja.

Nah ini ada satu analogi – saat bermain golf, apakah harus pakai driver termahal atau cukup dengan 9 iron ? The right answer depends on what kind of shot you need!  Kalau anda berada di tee Par 3, jawaban  sudah cukup jelas walaupun ramai ahli golf punya masaalah memilih club yang cocok. Hal ini sama terkait keputusan yang harus diambil pada supply chain management. Kita harus pasti sebagai seorang ahli professional di supply chain untuk mengerti kapan sebuah tantangan dilapangan membutuhkan alat yang lebih mutakhir.

Saya pengen berbagi beberapa persyaratan yang tidak dapat dipenuhi ketika mencoba untuk mengelola supply chain yang lebih canggih dengan Excel:

 Apabila anda punya multiple data sources di beberapa tempat atau lokasi dari beberapa sumber yang berbeda termasuk suppliers dan customers
Aabila anda menghabiskan lebih banyak waktu mengumpul data daripada bekerja dengan informasi (working with information)

Apabila supply chain anda menjadi lebih rumit – bukan sekadar menentukan supply dan demand berdasarkan due date sahaja. Anda harus mengalokasikan barang berdasarkan prioritas  atau pelanggan; anda menggunakan aggregated atau disaggregated forecasts menggunakan rasio perencanaan yang berbeda; anda menggunakan alternative sourcing, substitute atau kebijakan inventori yang bervariasi

Apabila anda mendapati bahawa anda tidak lagi bisa merespon pada variabilitas demand secara efektif dan menguntungkan

Apabila anda harus melakukan simulasi  ‘what if’ dalam hitungan menit atau detik versus jam, hari atau minggu.

Apabila siklus S & OP anda terlalu panjang dan sulit untuk mencapai konsensus sebelum siklus berikutnya dimulai

Jika teman2 telah menerapkan Excel sebagai alat stop gap di salah satu situasi tsb, saya pikir anda akan setuju bahawa anda hanya dapat menemukan nilai yang terbatas. Pada awal 80-an, ramai yang befikir mereka bisa membuat solusi apa sahaja dengan menggunakan Excel. Yang jelas, sampai saat ini, situasi tersebut masih belum berubah. Jika gejala di atas pernah anda temu, anda mungkin telah sampai ke batas akhir kapabilitas Excel. Anda mungkin hanya perlu mengganti klub golfnya untuk tembakan supply chain yang lebih sulit.

Salam
Ramlee

Sumber : milis Asosiasi Logistik Indonesia [ALI]

Friday, September 13, 2013

ACHIEVE YOUR GOALS!



We all want to be successful in our life. We all have our dreams and vision, something that we would like to become in the near future. But we are also witnessing that not all people can achieve their dreams. WHY?

Success is not a miracle. Success is a result of consistent efforts. Many people fail to achieve their dreams because of their lack of consistency. They’re easily carried away with non-important things that make them gets further to their goals.
The achievers are different. The Achievers are people who have champion spirit inside them. They have a dream, they keep fighting, dare to face the challenge, always find solution to their problem, and the most important thing, they are very committed to their dream/goals.

Today, many people succeed, and many more are failed to achieve their dreams. What separates the achievers and the non-achievers lies in these four disciplines, that are:


1. Discover Your Potentials
understanding personal strength and weaknesses and how to use it for our own benefit.

2. Set Your Goals
Goals and dreams, and the great feeling of achieving it will make us highly motivated, realizing our purpose in life, and make our life meaningful
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
visit http://bolder.n-adhi.com to get more information and download more resources------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Translate Goals Into Actions
A dream will remains a dream if we cannot translate it into reality. And the first step is translate our dreams into actions.

4. Cherish Every Moment
To keep ourselves in a positive situation, we should always be grateful and cherish every moment we have, whether it’s good or bad.

(c) 2009. Nugroho Adhi W.
BOLDER. http://bolder.n-adhi.com

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan


ENVIRONMENTAL IMPACT ASSESSMENT –
ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

BAGIAN PERTAMA

Environmental Impact Assessment atau di Indonesia yang diterjemahkan dengan istilah Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)  diperkenalkan pertama kali tahun 1969 oleh National Environmental Policy Act di Amerika Serikat, yang untuk selanjutnya menyebar dan digunakan oleh berbagai negara. Dengan metode kajian yang bersifat universal, posisi  EIA selalu dapat disesuaikan dengan sistem pengendalian di masing-masing negara yangmengimplementasikannya. Sebelum membahas lebih mendetail mengenai AMDAL di Indonesia, mari kita lihat beberapa negara selain Amerika yang biasa menjadi rujukan:

GERMANY
Germany atau Jerman merupakan salah satu negara di eropa yang sangat memperhatikan mengenai masalah lingkungan. Berbagai peraturan mulai dari tingkat Eropa (EIA Directive 337/85/EEC, SEA Directive 42/2001/EG) hingga ke Internal negara Jerman (EIA Act; Federal Mining Act; Federal Regional Planning Act, etc) dikeluarkan untuk memastikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Secara umum, EIA di Jerman diterapkan ke dalam 2 tingkatan Assessment:
Environmental Impact Assessment (EIA)à Evaluasi menyeluruh terhadap project sebelum dilaksanakan.
Strategic Environmental Asessment (SEA)àEvaluasi menyeluruh terhadap usulan kebijakan/rencana/program.

CANADA
Melalui Canadian Environment Assessment Act (CEAA), Negara ini juga membagi EIA kedalam 2 assessment:
Environmental Impact Asessment à Evaluasi menyeluruh terhadap project sebelum dilaksanakan.
Strategic Environmental Assesment à Evaluasi menyeluruh terhadap usulan kebijakan/rencana/program
Selain itu terdapat 2 asessment lagi yang umum di gunakan di kanada, yaitu:
Health Impact Asessment àMerupakan kombinasi dari prosedur, metode & tools (Alat) dimana suatu kebijakan; program; projek dianalisis mengenai pengaruhnya terhadap kesehatan suatu populasi serta cara pendistribusian pengaruh ini di dalam populasi.
Risk Asessment à spesifik membahas mengenai pengaruh paparan dari material berbahaya (Hazardous Material)  serta situasi berbahaya (Hazardous Situation) terhadap kesehatan manusia.

INDONESIA
Regulasi pemerintah Indonesia telah mengatur secara komprehensif mengenai analisa dampak lingkungan. UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; PP No. 27/1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) dan lebih dipertegas lagi oleh PP No. 27/2012 tentang ijin lingkungan, telah mendefinisikan secara jelas dan gamblang mengenai apa itu AMDAL.

AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Setiap Usaha dan/atau kegiatan diwajibkan melakukan AMDAL apabila usaha/kegiatan itu menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dan menimbulkan perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar.

Dampak penting yang dimaksud adalah:
1.      Daya dukung lingkungan (Carrying Capacity)
2.      Kebijakan yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan
3.      Nilai sosial atau pandangan masyarakat yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan.
4.      Komponen lingkungan yang memiliki nilai penting ekologis (ecological importance) yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan.
5.      Komponen lingkungan yang memiliki nilai penting ekonomi (economic importance) yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau kegiatan.
6.      Adanya komflik kepentingan (termasuk tata ruang dan kawasan lindung – protected & spatial planning significance) akibat rencana usaha dan atau kegiatan
7.      Akan dilampauinya baku mutu lingkungan akibat rencana usaha dan atau kegiatan
8.      Terganggunya ekosistem yang memiliki nilai penting secara scientific (ilmu pengetahuan)

Adapun Perubahan fungsi ekosistem (diantaranya: perubahan siklus hidrologi, perubahan komposisi vegetasi, perubahan komposisi satwa), perubahan taraf hidup dan kesempatan kerja (diantaranya: penerimaan tenaga kerja, pengembangan wilayah sebagai akibat adanya usaha/kegiatan baru) merupakan beberapa contoh perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar. Oleh karena perubahan fungsi yang sangat drastis ini, diperlukan kajian AMDAL secara mendalam mengenai layak atau tidaknya suatu usaha/kegiatan untuk dilakukan.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diketahui pada akhirnya tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Sehingga AMDAL berfungsi sebagai upaya PENCEGAHAN terjadinya kerusakan lingkungan hidup.
Dengan melalui studi AMDAL, diharapkan usaha dan atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, dapat meminimumkan dampak negatif serta memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup. Secara umum, badan yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).

Untuk mengukur atau menentukan dampak penting dapat menggunakan beberapa kriteria dimana kriteria-kriteria ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya:
besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
luas wilayah penyebaran dampak;
intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
banyaknya komponen lingk ungan hidup lain yang akan terkena dampak;
sifat kumulatif dampak;
berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

Adapun isi dari AMDAL mencakup 5 hal penting, yaitu:
1.      Kerangka Acuan (KA) sebagai dasar pelaksanaan studi AMDAL. Kerangka Acuan berisikan ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
2.      Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL); merupakan hasil dari telaahan secara cermat, matang dan mendalam dari dampak penting suatu rencana usaha/kegiatan.
3.      Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL); merupakan upaya penanganan dampak penting sebagai akibat dari rencana usaha/kegiatan, yang ditujukan untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif lingkungan hidup.
4.      Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL); merupakan upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting serta digunakan untuk melihat kinerja pengelolaan yang dilakukan.
5.      Executive Summary; Merupakan ringkasan dari dokumen ANDAL, RKL & RPL.

Demikian artikel singkat mengenai AMDAL ini yang merupakan bagian 1 dari 3 artikel yang akan kami coba susun untuk menambah pengertian kita secara mendalam tentang AMDAL.
Adapun bagian 2 akan akan berisikan mengenai prakiraan dan evaluasi dampak pada AMDAL. sedangkan bagian ke 3 akan berisikan tentang Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penilaian AMDAL. 

Jakarta, 14 Desember 2012 (Penulis: Fedy Gusti Kostiano, ST, M.Sc)

Teori, Model dan Realitas Pemasaran yang Dinamis


Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.

"We make models to abstract reality. But there is a meta-model beyond the model that assures us that the model will eventually fail. Models fail because they fail to incorporate the inter-relationships that exist in the real world."- Myron Scholes, speech at NYU/IXIS conference on hedge funds, New York, Sept 2005.

***

     China, operasi perusahaan farmasi raksasa dunia GSK (Glaxo Smith Kline) sedang mengalami guncangan. Apa pasal? Rupanya pemerintah mencium adanya praktek suap GSK kepada para dokter disana untuk memakai produk-produk keluaran GSK. Terhadap dugaan ini pemerintah China langsung mengeluarkan perintah cekal terhadap direktur keuangan perusahaan farmasi asal Inggris ini, Steve Nechelput, yang tidak boleh keluar dari China sampai investigasinya beres.

     Otoritas China memperkirakan GSK telah menggelontorkan dana sekitar 3 miliar yuan (setara US$ 489 juta) lewat agen-agen perjalanan yang lewat mereka telah memfasilitasi suap kepada para dokter dan rumah sakit. Upaya GSK demi meningkatkan penjualan dan harga obatnya telah membawa prahara, walau dalam situs resminya GSK menegaskan bahwa sampai saat ini Steve Nechelput belum ditahan pihak berwajib. Manajemen GSK berjanji akan terus mengikuti proses hukum yang berlaku di China.

     Gara-gara kasus ini, beberapa perusahaan lain bakal terkena imbasnya. Investigasi akan meluas, Gao Feng yang kepala unit kejahatan ekonomi, mensinyalir ada beberapa perusahaan farmasi multinasional yang menjalankan praktek suap dengan modus serupa (gratifikasi via agen perjalanan).

***

     Dari markas besarnya di Paris, chief financial officer Carrefour Pierre-Jean Sivignon, menyiarkan bahwa Carrefour SA secara global bakal lebih mengandalkan pasar Amerika Latin. Penjualannya di kawasan itu menanjak signifikan, sekitar 8%  di semua format ritel. Penguatan penjualan di Amerika Latin ini bisa mengompensasi buruknya penjualan Carrefour di pasar Eropa (khususnya pasar Italia dan Spanyol) yang merosot 4,3%. Di pasar Perancis sendiri penjualan hipermarket Carrefour susut 1,1%, sementara penjualan makanan masih terus tumbuh. Tapi penjualan supermarket turun 1,8%, sedangkan penjualan di format convenience dan yang lainnya tumbuh 0,8%. Di Asia penjualannya menurun tipis 0,1%.

     Tantangan pemasaran global lainnya bagi Carrefour  adalah terdepresiasinya kurs tukar real Brasil dan peso Argentina terhadap euro. Dampaknya negatif terhadap penjualan Carrefour. Nilai tukar real terhadap euro telah tererosi 7,5% tahun ini, sedangkan peso Argentina melemah 9% terhadap euro. CFO Pierre-Jean Sivignon khawatir lantaran kinerja laba bersih Carrefour di Amerika Latin akan sangat tergantung pada nilai tukar real dan peso terhadap euro. Secara  keseluruhan, di kuartal kedua tahun 2013, Carrefour mencatat penurunan pendapatan jadi 20,5 miliar euro (setara 27 miliar dollar AS, atau sekitar 270  triliun rupiah).

***

     San Fransisco, sang pendiri Dell, Michael Dell sedang berjuang keras untuk membawa Dell Inc. keluar dari bursa saham Amerika Serikat (go private). Rupanya para pemegang saham lainnya menolak usulan dana penggantian sebesar US$24,4 miliar yang ditawarkan Michael Dell (setara dengan US$13,65 per unit saham). Tawaran ini dinilai kerendahan, Angelo Zino seorang analis dari Standard & Poor's Financial Services, menganggap US$14 per saham adalah nilai yang lebih pantas. Saat ini Michael Dell sendiri menguasasi 15% saham.

     Sebetulnya apa sih alasan Michael Dell untuk go private? tak lain ia menginginkan keleluasaan yang lebih besar dalam upayanya melakukan perubahan bisnis dan merampingkan organisasinya. Dalam visinya, Michael Dell melihat masa depan komputer personal sudah suram semenjak dilansirnya smart-phone dan komputer tablet.

***

     Di Nigeria ada badan semacam BPPN (sekarang jadi PT PPA) di Indonesia, namanya AMCON yang mengurusi aset bermasalah di Nigeria. Saat ini AMCON sedang mendivestasi 3 bank yang diselamatkan oleh pemerintahnya, yaitu Afribank, Spring Bank dan Bank PHB. Untuk  urusan ini AMCON menunjuk Citigroup dan Vetiva Capital, sebuah perusahaan pengelola aset asal Afrika sebagai penasehatnya, supaya bisa rampung di kuartal ketiga tahun 2014.  Menurut chief executive AMCON, Mustapha Chike-Obi, pemerintahnya berencana melepas seluruh saham pada investor. Setelah disehatkan nanti ketiga bank itu akan berganti nama jadi Mainstreet Bank, Enterprise Bank dan Keystone Bank.

***

     Begitulah konstelasi pasar global yang dinamikanya senantiasa menuntut daya kritis untuk mencerna sinyal-sinyal perubahan. Dan sinyal perubahan tersebut perlu disikapi dengan kecerdikan dan keberanian demi menggiring perubahan, yang kerap bisa radikal. 

     Banyak model-model teori dalam dunia bisnis dan pemasaran. Semua model serta teori itu sangat bermanfaat untuk memahami sebagian dari realitas. Kita gunakan itu semua di dalam situasi dan konteks yang tepat.

     Steve Nechelput dari GSK, Pierre-Jean Sivignon dari Carrefour SA, Michael Dell dari Dell Inc. dan Mustapha Chike-Obi dari AMCON, adalah beberapa pemimpin bisnis yang sedang dalam pergulatan di arena globalisasi pasar yang dinamika perubahannya berintensitas sangat tinggi. Soal hukum internasional, sosial-budaya dan politik. Dari mereka para pemasar Indonesia bisa mengambil hikmah. Demi mengisi kemerdekaan. 

     Selamat hari raya Idulfitri, dan selamat memperingati hari kemerdekaan RI.

(twitter@andrewenas)
----------------------------------------------------------
Artikel dari Majalah MARKETING, edisi Agustus 2013

Monday, September 2, 2013

Tantangan Supply Chain Management di Indonesia: an overview



BY Niniet Indah Arvitrida

Tulisan ini berusaha merespon user google yang masih awam dengan istilah supply chain management (SCM): apa itu dan apa contoh aplikasinya di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari hits statistik pembaca blog saya yang kebanyakan berasal dari search engine (google) yang berusaha mencari tahu apa itu SCM.

Mungkin gambaran secara umum tentang SCM telah saya posting pada tulisan saya sebelumnya. Ruang lingkup SCM itu sebenarnya luas, mulai dari hulu (yaitu supplier yang menyediakan bahan baku atau bahan mentah yang belum diolah) hingga hilir (konsumen pengguna produk). Istilah SCM sebenarnya sudah mulai ada sejak pertengahan tahun delapan puluhan, namun popularitasnya mulai menanjak sekitar pertengahan sembilan puluhan dan semakin populer hingga kini.

Sebagaimana yang telah saya tuliskan pada post sebelumnya, aplikasi SCM meliputi PPIC (Production Planning and Inventory Control), pengadaan (procurement), logistik, distribusi, marketing, perencanaan finansial, hingga keputusan outsorcing dan kebijakan pelayanan konsumen. Mungkin di luar negeri banyak sekali contoh-contoh perusahaan yang sukses dalam mengelola supply chainnya, misalnya Walmart, Hewlett Packard, Benetton, dan Nabisco. Di Indonesia juga sebenarnya terdapat beberapa contoh kasus yang telah sukses dalam mengelola supply chainnya. Namun perlu dicatat disini, mengelola supply chain di Indonesia memang tidak sama dengan mengelola supply chain di negara-negara lain yang populer dengan best practicesnya. Tantangan supply chain di Indonesia bisa dikatakan lebih kompleks bila dibandingkan dengan di negara maju.

Adapun mungkin beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memanajemen supply chain di Indonesia adalah: faktor budaya lokal (yang mungkin terkait dengan karakteristik supplier), faktor ketersediaan infrastruktur (misal, keputusan distribusi intermoda bisa menjadi tidak feasible untuk beberapa lokasi), faktor kesiapan SDM (karena dibutuhkan pengetahuan yang baik dalam melakukan proses kolaborasi dan koordinasi dalam supply chain), serta faktor geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Dalam mengatasi hambatan ini, perlu kesadaran bersama antara pemerintah dengan pelaku bisnis dalam meningkatkan daya saing bisnis Indonesia melalui pengelolaan supply chain yang lebih baik.

Sayangnya, beberapa perusahaan multinasional di Indonesia tidak pernah mendapatkan esensi SCM dengan baik dari headquarter mereka yang berada di luar negeri. Hal tersebut juga bisa dianggap sebagai penghambat dalam konteks transfer knowledge SCM dari best practices yang telah diterapkan di negara asal mereka yang tidak akan pernah "diajarkan" ke Indonesia. Disamping itu, jika kita berbicara tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tantangan SCM tentunya akan lebih besar lagi mengingat bargaining position UMKM seringkali lebih kecil dibandingkan supplier atau distributor mereka.

Hal tersebut tidak dapat saya bahas satu per satu secara detil disini. Namun, paling tidak tulisan saya bisa memberikan manfaat bagi anda yang masih benar-benar awam dengan SCM.

Mari kita tingkatkan daya saing bangsa Indonesia secara konsisten, dengan terus menuntut ilmu dan berusaha mengaplikasikan dengan cara yang terbaik :) .

Sumber:
http://arvietrida.wordpress.com/

Mengenal Supply Chain Management



BY Niniet Indah Arvitrida

Tulisan ini hanya bertujuan untuk memandu pengenalan terhadap ilmu Supply Chain Management (SCM), atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Manajemen Rantai Pasok, dengan bahasa yang lebih mudah untuk kalangan orang awam. Untuk ilmu yang lebih dalam mengenai apa itu SCM, silahkan membeli buku yang spesifik membahas mengenai SCM yang dikarang oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dalam bidang SCM. Bagi pemula, saya sangat menyarankan untuk membeli buku daripada melakukan browsing di internet, karena pengetahuan yang disajikan oleh buku lebih tersusun sistematis, sehingga alur logikanya bisa kita tangkap dan kita uraikan sendiri. Adapun beberapa buku yang sementara ini bisa saya rekomendasikan bagi pemula dalam memahami dasar-dasar ilmu SCM adalah sebagai berikut.

1. Supply Chain Management : Strategy, Planning, and Operation, karangan Sunil Chopra dan Peter Meindl (English)

2. Supply Chain Management, karangan Nyoman Pujawan dari ITS (Indonesian)

Sebenarnya banyak sekali buku-buku SCM yang beredar di pasaran, namun kebanyak dari buku-buku tersebut sudah memiliki spesialisasi terhadap fungsi SCM yang dibahas, misal, untuk fungsi ERP, SAP, logistik, transportasi, distribusi, produksi, dll.

Sedangkan Laboratorium pertama di Indonesia yang banyak melakukan riset tentang SCM ada di Jurusan Teknik Industri – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yaitu Laboratorium Logistics and Supply Chain Management (LSCM) , yang didirikan oleh Prof. Nyoman Pujawan. Untuk kontak dengan lab tersebut, bisa via email labscm@gmail.com.

Ok, sekarang kita mulai spesifik masuk ke pengertian Supply Chain itu sendiri. Menurut Pujawan (2005) Supply Chain adalah jaringan perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk sampai ke end customer. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya terdiri dari rangkaian supplier/pemasok, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.

Pada suatu supply chain, ada 3 macam aliran yang harus dikelola mulai dari hulu (upstream, yaitu sisi dimana barang masih berbentuk raw) hingga ke hilir (downstream, yaitu sisi dimana barang sudah berbentuk final product atau end item yang siap dikonsumsi oleh end customer), yaitu aliran material, informasi, dan uang.

Sedangkan SCM sebenarnya sudah mulai dikenalkan sejak tahun 1982 oleh Oliver dan Weber. Kalau Supply Chain adalah jaringan fisiknya (karena terdiri dari perusahaan-perusahaan), sedangkan SCM adalah ilmunya, metode, alat, atau pendekatan untuk mengeolal Supply Chain tersebut SCM menghendaki pendekatan yang terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir, karena memiliki prinsip 3C, yakni Coordination, Cooperative, dan Cooperation antar seluruh pelaku dalam Supply Chain tersebut.

Berikut ini adalah beberapa ilustrasi sederhana mengenai SCM.

Gambar pertama dan kedua menggambarkan bahwa aliran-aliran yang terjadi di sepanjang supply chain harus dikelola secara terintegrasi, sehingga barang bisa sampai tepat waktu dan tepat jumlah di tangan end customer, dengan beroperasi secara efektif dan efisien, dan meminimumkan distorsi informasi antar pelaku supply chain.

Sumber:
http://arvietrida.wordpress.com/

Related Posts