Sunday, November 22, 2020

Amazon Bangun Data Center di Jawa Barat

Tidak Jadi di Malaysia, Amazon Resmi Bangun Data Center di Jawa Barat

21 NOVEMBER 2020

 


Kabar investasi Amazon untuk perencanaan pembangunan pusat data memang sudah terdengar sejak September 2018 lalu. Kala itu Vice Presiden Amazon, Wernel Vogels, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan dan menyatakan rencana investasi senilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun. Investasi tahap tersebut akan digunakan untuk mengembangkan layanan pusat data selama 10 tahun pertama.

Setelah satu tahun lebih sejak pertemuan presiden itu, akhirnya kabar dari perusahaan milik Jeff Bezos itu kini sudah mencapai titik terang. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam pertemuan virtual West Java Investment Summit 2020 pada 16 November 2020 silam.

Perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat itu disampaikan Kang Emil (Sapaan Ridwan Kamil) akan membangun infrastruktur pusat data (data center) di Jawa Barat. Lewat perusahaan Amazon Web Service (AWS), nantinya akan dibangun fasilitas layanan cloud computing dengan nilai investasi mencapai Rp40 triliun.

Investasi Amazon ini nantinya tidak hanya akan melayani pusat data untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia saja, melainkan di kawasan ASEAN.

‘’Saya sangat bangga Jawa Barat bisa menjadi backbone (tulang punggung) data center yang tidak hanya dapat melayani Indonesia, tetapi juga perusahaan digital di ASEAN,’’ ungkap Emil dalam pertemuan virtual tersebut.

Kebanggaan ini Emil sampaikan juga akhirnya pihak Amazon berhasil ‘’dirayu’’ olehnya untuk lebih memilih Indonesia, khususnya Jawa Barat, sebagai tempat ideal perusahaan tersebut membangun pusat data. Pasalnya, diawal AWS berniat untuk investasi di Malaysia.

‘’Kita tahu Amazon dimiliki orang terkaya di dunia yaitu Jeff Bezos, tadinya dia memilih investasi di Malaysia tapi saya rayu saja. Jadinya mohon maaf saya seperti sales menawari menu-menu investasi dan akhirnya Amazon mau,’’ ungkap Emil dalam pertemuan virtual dengan sejumlah pimpinan redaksi yang dikutip CNBCINdonesia.com pada Senin (16/11/2020).

Kerelaan Emil menjadi ‘’sales’’ investasi ini merupakan salah satu dukungannya untuk mendorong investasi besar-besaran untuk masuk ke Jawa Barat. Investasi sektor digital menjadi salah satu andalannya.

Rencananya ada tiga wilayah di Jawa Barat yang bakal jadi lokasi untuk pembangunan infrastruktur pusat data itu, namun Emil belum bisa membocorkan di mana tiga wilayah itu lantaran masih dalam pembahasan. Namun dapat dipastikan pusat data itu akan dibuka pada 2021 dan wilayah pusat data itu bukan daerah Bandung Raya.

Meski pembangunan infrastrukturnya berada di Jawa Barat, sebelumnya Amazon pernah mengumumkan bahwa Jakarta akan menjadi salah satu region baru AWS di kawasan Asia Pasifik. Jakarta, diungkap Contry Leader AWS Indonesia, Gunawan Susanto, menjadi salah satu region baru AWS yang akan mempunyai tiga zona ketersediaan, di mana masing-masing zona ketersediaan akan memiliki minimal satu data center.

Sebelumnya AWS diketahui sudah memiliki lima region lainnya di kawasan Asia Pasifik, yaitu Singapura, Sydney, Tokyo, Seoul, dan Hongkong.

Meski begitu, Senior Technical Evangelist AWS ASEAN, Donnie Prakoso, pernah mengungkapkan bahwa kehadiran tiga zona ketersediaan di region Jakarta tidak benar-benar berada di wilayah DKI Jakarta. Sebab, tiap-tiap zona ketersediaan akan dibangun dengan jarak tertentu.

Strategi ini digunakan untuk mengantisipasi potensi bencana alam. ‘’Sehingga kalau ada bencana seperti banjir atau gempa bumi di satu zona, tidak akan mengganggu operasional zona lainnya. Jadi zona ketersediaan ini saling back up satu sama lain,’’ ungkapnya dikutip Katadata.co.id (18/11/2020).

Nantinya AWS akan menawarkan lebih dari 160 fitur yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggannya di Indonesia dan negara-negara ASEAN. Dimulai dari fitur keamanan, penyimpanan data, Internet of Things (IoT), dan artificial intelligence (AI).

Di Indonesia sendiri, sudah ada pelanggan AWS antara lain Kumparan, Halodoc, Grab, Traveloka, Kredivo, Elevenia, Zalora, DBS Bank, Iflix, dan Sociolla.

Dengan datangnya Amazon, ditambah perusahaan pusat data seperti Google yang sudah lebih dulu membangun di Indonesia pada Juni 2020 lalu, belum lagi nanti datangnya Alibaba yang akan meluncurkan pusat data ketiga di Indonesia awal 2021, tidak dapat dipungkiri Indonesia jadi salah satu negara dengan tempat persaingan ketat tiga perusahaan raksasa dunia itu.

Masuknya investasi dari Amazon ke Jawa Barat semakin menambah daftar panjang jumlah investor asing yang masuk di Pulau Jawa. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investor asing paling banyak berlokasi di provinsi Jawa Barat dengan total nilai investasi mencapai Rp86,3 triliun atau sekitar 14,1 persen dari total nilai investasi di Pulau Jawa.

‘’Jabar (Jawa Barat) sudah tiga tahun ranking satu investasi dan ini sangat membanggakan. Jabar juga infrastrukturnya terbaik, manusianya paling produktif,’’ ungkap Emil di Hotel Savoy Homann, setelah acara West Java Investment Summit 2020 dikutip Pikiran-Rakyat.com.

Selain Amazon, investor asing yang tercatat menanam modal di Jawa Barat antara lain PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, PT Kereta Cepat Indonesia China, PT Masdar Mudabala Company, China Petroleum Corporation, dan Frisian Flag Indonesia.


Sumber :

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/11/21/tidak-jadi-di-malaysia-amazon-resmi-bangun-data-center-di-jawa-barat

Tuesday, November 17, 2020

Google Beli Saham Tokopedia

Gaspol! Google Beli Saham Tokopedia

Senin, 16 Nov 2020 16:28 WIB

Lesunya pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat (AS), membuat Google melirik pasar Asia. Google dilaporkan telah menanam investasi di Tokopedia.

Raksasa internet itu tidak sendirian, Temasek yang merupakan perusahaan investasi asal Singapura, juga turut bergabung menyuntik dana segar ke perusahaan e-Commerce yang dinakhodai William Tanuwijaya ini, seperti dilansir dari Nikkei Asian Review, Senin (16/11/2020).

Belum diketahui secara pasti berapa jumlah pundi-pundi yang mengalir dari Google ke kantong Tokopedia. Akan tetapi, disebutkan Google sekarang memegang saham 1,6%, sedangkan Anderson Investments yang berafiliasi dengan Temasek memiliki saham 3,3%, berdasarkan dokumen yang diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM tertanggal 4 November 2020 kemarin.

Adapun, nilai saham yang dipegang Google di Tokopedia bernilai USD 1,1 juta atau setara Rp 15,5 miliar dengan kurs USD 1 = Rp 14.102. Sementara, Anderson Investments bernilai Rp 33,4 miliar.

Sebagai catatan, kata Nikkei, angka tersebut belum tentu mencerminkan modal yang sebenarnya yang dibayarkan oleh kedua belah pihak, sebab investasi bisa masih terus bergulir dalam beberapa tahap. Google dan Temasek dapat meningkatkan kepemilikan saham mereka di Tokopedia di kemudian hari.

Sejauh ini, Softbank Group menjadi pemegang saham mayoritas Tokopedia sebesar 33,9%. Kepemilikan saham Softbank itu melalui berbagai entitas, termasuk Vision Fund. Setelah itu, Alibaba Group jadi pemegang saham kedua dengan kepemilikan 28,3%.

Google bukan pertama kali investasi ke startup unicorn. Pada 2018, perusahaan yang bermarkas di Mountain View, AS, itu sudah menyuntik dana segar ke Gojek. Google tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua di perusahaan itu dengan 6,9%, sedangkan yang pertama diduduki Gamvest, sebuah entitas yang dimiliki investor Singapura GIC.

Investasi Google dan Temasek ke Tokopedia ini setelah Microsoft berinvestasi ke Bukalapak yang tak lain adalah pesaing dari Tokopedia. Aksi korporasi dari perusahaan AS ini memperlihatkan minat menyuntikkan modal ke startup unicorn Indonesia.

Nikkei menyebutkan perusahaan teknologi asal negeri Paman Sam tersebut melihat ada peluang investasi di Asia, karena pertumbuhan ekonomi di Eropa dan AS melambat. Sebelumnya, mereka sudah menggelontorkan miliaran dolar ke India dan sekarang melakukan hal yang sama ke Indonesia, pasar terbesar ketiga di Asia dalam hal populasi.


Sumber :

https://inet.detik.com/business/d-5257194/gaspol-google-beli-saham-tokopedia

Tuesday, November 3, 2020

Bukalapak Dapat Suntikan dari Microsoft

Bukalapak Dikabarkan Dapat Suntikan Modal Rp 1,46 Triliun dari Microsoft 

Microsoft dikabarkan telah sepakat untuk melakukan investasi sebesar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,46 triliun (krus Rp 14.600) kepada salah satu e-commerce Indonesia, Bukalapak. 

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/11/2020) Microsoft bersama pendukung lain yakni GIC Pte serta PT Erlang Mahkota Teknologi (Emtek Group) bakal melakukan investasi dengan nilai di kisaran 2,5 miliar dollar AS hingga 3 miliar dollar AS. 

Di dalam rilis bersama, Microsoft pun telah mengonfirmasi telah melakukan investasi strategis ke Bukalapak. Meski perusahaan tidak membuka informasi mengenai nilai dari investasi tersebut. Dengan kerja sama tersebut, Bukalapak bakal mengadopsi layanan Microsoft Azure yang merupakan platform cloud untuk mendukung lebih dari 12 juta pelapak dan 100 juta pengguna layanannya. 

"Melalui kerja sama ini, pelapak dan konsumen akan memiliki pengalaman transaksi jual da beli yang lebih baik," ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee dalam keterangan tertulis tersebut. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat belakangan memang memiliki ketertarikan yang cukup besar terhadap Indonesia. 

Pasalnya, populasi penggunaan smartphone di Indonesia cukup besar sebagai negara dengan populasi terbesar nomor empat di dunia. Baru-baru ini, Google bersama dengan Tamasek Holdings Pte juga baru saja menyepakati investasi sebesar 350 juta dollar AS ke salah satu e-commerce PT Tokokpedia. Facebook Inc dan Paypal Holdings Inc pun baru saja menyuntikkan modal kepada Gojek. 

Sumber Bloomberg menyatakan, dengan kesepakatan antara Microsoft tersebut, Bukalapak kian dekat dengan target mereka untuk mengumpulkan pendanaan sebesar 200 juta dollar AS. Perusahaan pun tengah berdiskusi dengan calon investor lain untuk mendapatkan tambahan modal. 

Selain Microsoft, investor Bukalapak lainnya yakni Ant Group Co milik Jack Ma serta Mirae Asset Naver asia Growth Fund dari Korea Selatan.


Sumber

https://money.kompas.com/read/2020/11/03/173000926/bukalapak-dikabarkan-dapat-suntikan-modal-rp-1-46-triliun-dari-microsoft.

Bukalapak Establishes Strategic Partnership with Microsoft

Bukalapak Establishes Strategic Partnership with Microsoft to Enhance Indonesian E-commerce

Nov 3, 2020   |   Microsoft Indonesia

Partnership agreement between Microsoft represented by Haris-Izmee, President Director of Microsoft Indonesia (center) and Rachmat Kaimuddin, CEO of Bukalapak (right). The signing is witnessed by Jean-Philippe Courtois, Executive Vice President and President, Microsoft Global Sales, Marketing and Operations (Left)


Bukalapak will adopt Microsoft Azure as its preferred cloud platform.

Microsoft will make a strategic investment in Bukalapak


Jakarta, 03 November 2020. – Microsoft and Bukalapak, one of Indonesia’s leading e-commerce platforms, have formed a strategic partnership to reshape how e-commerce is conducted in the country.  Kicking off the collaboration between the two companies, Bukalapak will adopt Microsoft Azure as its preferred cloud platform and Microsoft will make a strategic investment in Bukalapak.

The partnership will leverage Microsoft’s expertise in building a resilient cloud infrastructure to support Bukalapak services for more than 12 million micro, small and medium enterprises, and 100 million customers.

“This partnership signals a deep collaboration with Microsoft on an array of technology projects that will transform the technology-driven commerce solutions and operations solution and operations in Indonesia,” said Rachmat Kaimuddin, CEO of Bukalapak. “As a global technology leader, Microsoft’s confidence with Bukalapak highlights our position as the leading homegrown technology player in Indonesia and our continued objective to create a positive impact on our country and customers.”

Through this partnership, Bukalapak and Microsoft will collaborate on key initiatives including:

Building resilient infrastructure – Bukalapak will adopt Microsoft Azure as its preferred cloud platform to support its more than 6 million online merchants, 6 million offline merchants and 100 million customers.

Bridging the digital gap – The companies will explore opportunities to help make the digital world relevant for every individual daily.

Skilling – Providing digital skills training for Bukalapak employees and their merchants.

“Bukalapak and their services have had real and enduring impact on Indonesian society, and their innovation mindset in a rapidly changing market will create new opportunities for merchants, businesses and consumers,” said Haris Izmee, President Director of Microsoft Indonesia. “We are excited to empower Bukalapak with a trusted cloud, that allows them to scale their customer experience on Microsoft Azure. Through this partnership, merchants and consumers will have a more efficient and reliable buying and selling experiences, which in turn, creates business resilience and helps in accelerate growth in the Indonesian digital economy.”

As a leading e-commerce platform in Indonesia, Bukalapak was founded with the singular mission of empowering Indonesia through digital technology. The company also offers financial services and payment options for its users, including but not limited to, gold and mutual funds’ investments, bill payments and credit services. They aim to transform the economy beyond e-commerce, by digitalizing traditional warungs (mom and pop kiosks) so every business in Indonesia has access to the online economy.


About Bukalapak

We are an Indonesian-based technology company with focuses on helping create a fair economy for all. Through our online and offline commerce platforms, we want to provide everyone with options and opportunities to get more out of life.

Since 2010, we have been serving more than 6 million online sellers, 6 million Mitra Bukalapak, 100 million users and became a unicorn in 2017. In completing our services, in 2016 we launched our B2B e-procurement line through Buka Pengadaan Indonesia (BPI). In 2019, BPI acquired 500 buyers and 5.000 purchase orders with an average value per transaction of Rp 150 million.

We have also been going above and beyond to contribute to the growth of Indonesian MSMEs, which led the Government to award the Satyalancana Wira Karya Medal of Honors for our Founders, Achmad Zaky in 2016 and Fajrin in 2019 for their contributions to the nation.

Other forms of recognitions we have obtained include ranking 14th in Financial Times’ list of High Growth Companies in Asia Pacific , HR Asia’s Best Companies To Work For in 2019 – 2020, and The Best Contact Center Indonesia 2018 and 2019 by the Indonesia Contact Center Association (ICCA).


About Microsoft

Microsoft (Nasdaq “MSFT” @Microsoft) enables digital transformation for the era of an intelligent cloud and an intelligent edge. Its mission is to empower every person and every organization on the planet to achieve more.


Sumber :

https://news.microsoft.com/id-id/2020/11/03/bukalapak-establishes-strategic-partnership-with-microsoft-to-enhance-indonesian-e-commerce/

Related Posts