Wednesday, December 24, 2014

Merek Sebagai Ideologi

Oleh: Andre Vincent Wenas


“Ideologies are patterned clusters of normatively imbued ideas and concepts, including particular representations of power relations. These conceptual maps help people navigate the complexity of their political universe and carry claims to social truth.” -  Paul James & Manfred Steger, Globalization and Culture, Vol.4: Ideologies of Globalism, Sage Publications, 2010.
***
     Gerak anomali di tengah anjloknya bursa saham global awal Oktober lalu, saham Coca-Cola justru terdongkrak naik. Bahkan mencatat rekor tertinggi sejak 16 tahun terakhir, yaitu US$ 44,47 per lembar saham (Jumat 10/10). Fenomena naiknya harga saham ini tambah menarik lantaran secara fundamental kinerja Coca-Cola sendiri rada melempem. PER (price to earning ratio) nya ‘cuma’ 22,8 kali, ini lebih rendah dibanding PER di tahun 1998 yang 59 kali.

     Tak luput jadi sasaran tembak, Muhtar Kent, sang CEO Coca-Cola pun dituduh lamban dalam melakukan efisiensi, ia pun akhirnya dipecat. Pemecatan ini rupanya membawa angin segar bagi kalangan investor yang masih fanatik (percaya) dengan brand Coca-Cola yang reputasinya tercatat senantiasa mampu memberi return secara konsisten dalam jangka panjang. Misalnya Ali Dibadj, seorang analis dari Sanford C. Bernstein yang memberi pernyataannya via Bloomberg, “Kepercayaan diri investor terhadap Coca-Cola telah kembali. Mereka memanfaatkan situasi pasar sekaligus percaya bahwa Coca-Cola bisa melakukan penghematan.”

     Sementara itu rival abadinya, Pepsi-Cola, tercatat bisa membukukan performa fundamental yang lebih baik. Sejak akhir tahun lalu (year to date)  harga saham Pepsi sudah naik 14%, atau dua kali lipat dibanding harga saham Coca-Cola yang juga naik sebesar 7,6%. Adu program efisiensi sementara dimenangkan Pepsi, yang telah mencanangkan rencana penghematan US$ 5 milyar (untuk kurun 2015 – 2020). Sedangkan Coca-Cola baru menyatakan akan menghemat US$ 1 milyar di tahun 2016 nanti.
***
     Sebagai nilai utama pemasaran, brand memainkan peran imperatif dalam bisnis. Jangkar merek yang kuat ekuitasnya bersauh di kedalaman batu karang emosi manusia. Dari studi psikologi kita tahu bahwa kebanyakan keputusan konsumen pada akhirnya diambil berdasarkan dorongan emosional. “Image is reality. It is the result of our actions. If the image is false and our performance is good, it’s our fault being bad communicators. If the image is true and reflects our bad performance, it’s our fault for being bad managers. Unless we know our image we can neither communicate nor manage,” begitu ujar David Bernstein yang menekankan pentingnya pengelolaan merek dengan baik dan serius.

     Sebagai indikator nilai, brand mencuat ke permukaan. Namun indikator nilai ini tidaklah berdiri sendiri di ruang vakum, ia sebetulnya dengan kokoh ditopang oleh setiap perilaku organisasi yang kinerjanya ditentukan oleh totalitas orang (agent) yang berada di dalam dinamika strukturnya. Tiang penyangga ini adalah jalinan pelbagai proses organisasi yang menghasilkan setiap moment-of-truth layanan (service) kepada pelanggan. Setiap erosi pada tiang penyangga ini pada akhirnya akan berujung pada robohnya kekuatan merek.

     Merek pada instansi terakhirnya bukan lagi berperan sebagai tanda pengenal saja, ia juga berfungsi sebagai tanda pembeda dan bahkan berujung sebagai ideologi bagi konsumen. Diterima ‘kebenaran’nya tanpa perlu dipertanyakan lagi asumsi-asumsi (QCD: Quality, Cost, Delivery) yang mendasarinya. Itulah yang berlaku pada para loyalis merek tertentu. Merek berperan sebagai peta konseptual yang membantu orang bernavigasi dalam kompleksitas persaingan di dunia pemasaran. Loyalis merek bisa meng-klaim kebenaran sosialnya sebagai yang paling benar, dan itu memudahkan dirinya dalam menentukan pilihan.

***

     Coca-Cola dan Pepsi-Cola adalah dua merek global yang perseteruan abadinya telah membuat keduanya terus menerus menjadi waspada, kedalam untuk selalu melakukan efisiensi, dan keluar untuk senantiasa memastikan bahwa dinamika organisasinya bisa menciptakan moment-of-truth yang positif dengan para konsumen di pasar komersial, dan juga dengan para investornya di pasar finansial.

     Dari kedua raksasa merek ini, dunia pemasaran telah belajar banyak sekali. Indonesia yang baru saja memasuki era baru, yaitu era ‘Kerja Keras & Proses’, meninggalkan era lama, yaitu era ‘Pencitraan’. Karena kita sadar sekarang sepenuhnya bahwa merek yang kuat citranya hanya bisa dibangun jika ditopang oleh tiang penyangga yang kokoh, yakni jalinan kerja keras di pelbagai proses organisasi yang menghasilkan moment-of-truth layanan (service) kepada pelanggan (rakyat). Setiap erosi pada tiang penyangga ini, atau pencitraan yang palsu pada akhirnya akan berujung pada robohnya atau rusaknya merek itu sendiri.

     Selamat memasuki era ‘Kerja Keras dan Proses’ membangun Indonesia Raya menjadi Indonesia Hebat.


(twitter@andrewenas)
-------------------------------------------------------------------
Artikel dari Majalah MARKETING edisi Desember 2014

STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
Emai: strategicmanagementservices@yahoo.com

Supply Chain Operations Reference (SCOR)

Rekan-rekan,

Tabel di bawah tidak bisa terlihat kalau rekan-rekan berlangganan menggunakan daily digest,
Yang jelas, sebelum APICS dan  Supply Chain Council (SCC) merger (bergabung), tabel dibawah menunjukkan kalau APICS dan SCC dianggap memiliki nilai tertinggi untuk asosiasi profesional non profit  bidang supply chain.

SCC dulu menawarkan  Supply Chain Operations Reference (SCOR) model.  Dengan bergabungnya APICS dan SCC, maka APICS sekarang juga menawarkan training SCOR.

http://en.wikipedia.org/wiki/Supply-chain_operations_reference   (SCOR)

"By describing supply chains using process modeling building blocks, the model can be used to describe supply chains that are very simple or very complex using a common set of definitions. As a result, disparate industries can be linked to describe the depth and breadth of virtually any supply chain.

SCOR is based on six distinct management processes: Plan, Source, Make, Deliver, Return, and Enable.

Plan – Processes that balance aggregate demand and supply to develop a course of action which best meets sourcing, production, and delivery requirements.
Source – Processes that procure goods and services to meet planned or actual demand.
Make – Processes that transform product to a finished state to meet planned or actual demand.
Deliver – Processes that provide finished goods and services to meet planned or actual demand, typically including order management, transportation management, and distribution management.
Return – Processes associated with returning or receiving returned products for any reason. These processes extend into post-delivery customer support.
Enable - New process since Version 11 (Dec 2012)."

Ahmad Syamil
Arkansas State University
http://www.linkedin.com/in/asyamil2

Tuesday, December 9, 2014

11 Jurus Memecat Karyawan


Berdasarkan pengalaman banyak praktisi HR, Januari merupakan bulan yang sering dinodai oleh PHK, pemecatan atau pemberhentian. Prediksi tersebut tidak sepenuhnya salah, karena baru-baru ini kita mendengar perusahaan ponsel asal Finlandia, Nokia memecat ribuan karyawannya demi upaya efisiensi besar-besaran. Hal serupa juga dilakukan Citigroup, manajemen terpaksa menutup 84 cabang yang tersebar di seluruh dunia demi efisiensi, termasuk berimbas ke pemecatan 100 karyawan Citibank Indonesia.

Jika Anda seorang manajer yang harus berhadapan langsung dengan pemecatan, prosesnya memang pasti kurang menyenangkan tetapi salah besar jika Anda harus terus menghindarinya. Untuk itu, Jessica Miller-Merrell membagi beberapa saran agar pemecatan bisa berjalan sedikit nyaman. Berikut beberapa situasi pemecatan dan penanggulangannya:

1. Jika Anda Memecat Karena Performa Yang Buruk

- Pastikan Anda mempunyai bukti-bukti yang jelas.
Seberapa sering karyawan Anda membuat kesalahan, sudah berapa banyak surat peringatan yang ia terima dan bagaimana sikap mereka untuk mempertanggung-jawabkan kesalahannya. Bahan-bahan tersebut harus Anda miliki sebelum Anda memutuskan untuk memecat mereka.

- Anda Tangguhkan Pemecatan Dengan Skorsing Terlebih Dulu
Pemecatan tidak selalu menjadi opsi pertama saat situasinya terlalu sulit untuk mencapai kesepakatan. Jika Anda belum yakin 100 persen, menangguhkan mereka untuk beberapa waktu bisa membuat Anda lebih nyaman. Tunggu sampai situasinya kondusif dan memadai.
Seperti kita ketahui, pemutusan hubungan kerja seharusnya menjadi opsi terakhir yang bisa dilakukan. Namun saat performa mereka sudah kadung buruk, tugas profesional HR adalah mendukung mereka untuk tetap melaksanakan pekerjaan dengan baik dan tetap berbicara apa adanya untuk menguatkan kondisi mereka. Selanjutnya jika upaya Anda masih belum berhasil, maka pemecatan bisa terasa lebih masuk akal untuk mereka.

- Miliki Kata-Kata Yang Tepat
Walaupun mereka sudah mencium situasi pemecatan tersebut, tetap siapkan kata-kata yang profesional dan to the point, seperti “Kami mohon maaf, tetapi kami terpaksa tidak mempekerjakan Anda kembali” merupakan pernyataan yang sangat simple. Anda juga bisa menjelaskan dulu apa alasan pemecatan Anda. “Berdasarkan diskusi manajemen, kami melihat Anda sudah tidak perform lagi saat ini, untuk itu bulan ini adalah bulan terakhir Anda bekerja.” Yang jelas seberapa baik Anda berbicara, situasinya tetap hal yang sebenarnya tidak mereka inginkan. Anda mesti siap dengan situasi tersebut.

- Usahakan Jangan Berdebat
Karyawan yang dipecat biasanya ingin memperdebatkan alasan Anda memberhentikan mereka. Sebaiknya Anda menghindari hal ini dengan menyiapkan materi dan bahan yang sudah ada. Selain itu, mental seorang manajer HR juga akan terlihat pada saat berada di posisi ini. Buat prosesnya tetap berjalan kondusif dan di dalam kontrol Anda.

-  Siapkan Saksi di Ruangan
Jika penyebab pemberhentian sangat rumit dan sensitif, maka sebaiknya Anda memiliki saksi di dalam ruangan. Hal ini untuk menghindari isu miring dan penuduhan pemberhentian sepihak yang mungkin akan dilakukan karyawan tersebut.


2. Jika Anda Memecat Karena Kondisi Perusahaan

- Lakukan Secepat Mungkin
Jangan biarkan karyawan khawatir atau berspekulasi. Rumor tentang PHK dapat merusak moral mereka. Jadi jika Anda sudah tahu PHK akan datang, atur pertemuan sesegera mungkin.

- Pastikan Anda Mengerti Peraturan Undang-Undang
Jika seorang karyawan merasa dirugikan, biasanya mereka akan membawa hukum dalam penuntutannya. Untuk itu pahami secara jelas UU Ketenagakerjaan dan lakukan PHK dengan cara yang telah diatur di sana. Karena aturan kerja ini penting untuk mengantisipasi demonstrasi atau penuntutan karyawan yang dipecat.

– Bersiaplah Untuk Menjawab Pertanyaan Mereka
PHK adalah situasi yang bisa membuat karyawan trauma. Untuk itu mereka layak untuk memiliki informasi yang mereka butuhkan, seperti jumlah pesangon, alasan pemecatan, kerugian kantor, dll. Bersiaplah untuk menjawab itu semua, karena hal itu adalah bagian dari pemecatan.

– Berikan Dukungan Anda
PHK bisa diartikan kemunduran dalam karir seseorang, bahkan kehidupannya. Sebagai seorang manajer, Anda dapat membantu beban mereka walau tidak banyak. Seperti referensi perusahaan yang Anda kenal, pemberian surat rekomendasi dari Anda atau kontak agensi lowongan kerja.

– Perlakukan Mereka Dengan Pantas
Tidak bisa dipungkiri, PHK merupakan salah satu hal yang paling sulit untuk diterima. Hal mengagetkan ini akan mematahkan semangat mereka. Hormati sikap mereka, karena Anda pasti tahu bagaimana jika berada di posisi tersebut. Jika mereka berbuat kasar, jangan pernah kehilangan kesabaran Anda. Tetap hargai apa yang telah mereka lakukan selama ini.

– Hati-hati Dengan Social Media
Beberapa puluh tahun lalu, sebelum ponsel dan social media ada, Anda bisa menyampaikan kabar buruk ke divisi tertentu tanpa khawatir berita itu tersebar cepat. Kini Anda bisa kalah cepat dengan teknologi. Isu sensitif seperti PHK sebaiknya tidak diumbar di social media. Bahkan setelah itu benar-benar terjadi sekalipun. Tidak ada hal yang lebih buruk selain mengetahui bahwa nama Anda di daftar PHK dan setiap orang bisa mengetahuinya. Pertimbangkan resiko ini, jaga social media Anda.

Alasan Pengusaha Tidak Boleh Mem-PHK

Dalam hal PHK, menurut Pasal 153 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, pengusaha tidak boleh mem-PHK pekerja karena alasan antara lain:
a.    pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus;
b.    pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c.    pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
d.    pekerja/buruh menikah;
e.    pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;
f.     pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
g.    pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
h.    pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan;
i.      karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan;
j.     pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.

Jika pengusaha mem-PHK pekerja karena alasan-alasan yang tidak dibenarkan undang-undang, maka PHK tersebut batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan kembali pekerja yang bersangkutan (Pasal 153 ayat [2] UU Ketenagakerjaan).


Sumber :
http://www.hukumonline.com

9 Hal yang Diperhatikan saat Melakukan PHK

Memang seyogyanya, jika anda seorang pimpinan perusahaan / pemilik bisnis, usahakan jangan sampai mem-PHK karyawan, karena walau bagaimanapun akan menambah beban pengangguran di negeri ini dan jika di pandang dari sudut kemunusiaan dan idealisme, sebisa mungkin jangan sampai melakukan pemutusan hubungan karja dengan seorang karyawan, mengingat bagi kebanyakan karyawan, perkerjaan yang ia miliki adalah satu-satunya sumber income untuk membiayaai kebutuhan hidupnya atau keluarganya.

Namun, kalau memang anda sudah tidak mampu lagi memberi tolerasi bagi karyawan yang bersangkutan, misalnya ia tidak disiplin waktu, tidak dapat menyelesaikan perkerjaan sesuai dengan deadline, malas, tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik atau melawan perintah atasan dan banyak lagi hal lainnya yang tidak sesuai dengan standar perusahaan, memang melakukan pemecatan terhadap karyawan yang bersangkutan sudah tidak dapat di hindari lagi.

Oleh karena itu, berikut tips atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberhentikan seorang karyawan. Dalam hal ini jika diasumsikan karyawan yang akan anda berhentikan adalah karyawan sukarela, seseorang yang tidak mempunyai kontrak kerja yang menjaminnya akan dipekerjakan selama periode tertentu.

Berikut adalah 9 hal yang harus diperhatikan dalam memberhentikan karyawan:

1. Periksalah masukan yang anda berikan selama ini

Jika selama ini anda memberikan pujian kepada kinerjanya dan menaikkan gajinya setiap tahun, tentu ia akan terkejut jika anda mengatakan akan memecat dia. Maka, tunjaulah hubungan anda dengan dia. Jika selama ini anda memberikan signal positif kepadanya, jangan langsung melakukan PHK terhadapnya. Lebih baik mulailah mengubah signal yang anda tunjukkan dan biarkan dia tahu bahwa dia tidak dalam posisi nyaman lagi.

2. Beri ia peringatan terlebih dahulu

Panggil si karyawan dan duduk dalam ruangan anda, jelaskan padanya bahwa anda tidak gembira dengan kinerjanya dan beri dia waktu tertentu  (misalnya 30 hari) untuk mengubah keadaan. Jelaskan, bila tidak ada perubahan, anda akan memberhentikannya segera. Siapkan memo untuk merinci apa yang anda katakan kepadanya.

3. Fokuskan pada perilaku tertentu

Jelaskan kepada si karyawan mengenai daftar perilakunya yang tidak dapat anda terima, dan katakan kepadanya apa yang harus ia lakukan untuk bisa kembali menjadi baik. Jangan biarkan ia membawa anda berdebat pada hal lain selain yang anda agendakan.

4. Berhentikan dia pada awal pekan , jangan di akhir pekan

Misalnya setelah anda beri kesempatan ia untuk memperbaiki diri dan ternyata ia tidak melakukan hal yang anda katakan, berhentikan lah ia dari pekerjaannya pada awal pekan. Jangan pernah memberhentikannya pada hari Jum’at, karena dia akan suntuk & uring-uringan sepanjang akhir pekan dan akan kembali ke kantor pada hari senin untuk “siap perang”.

5. Katakan dengan singkat, halus dan to the point

Jangan terperangkap pada emosi si karyawan, dan sediakan kotak tisue di meja anda. Hadirkan seorang saksi selama pertemuan anda dengan dia, mengantisipasi kemungkinan ancaman pembalasan. Kemudian, proseslah langkah-langkah berikut:

Katakan kepada sang karyawan bahwa ia diberhentikan dan kapan harus meninggalkan pekerjaannya.
Terangkan bahwa dia diberhentikan karena ada sebabnya, tetapi hindari memberitahu rinciannya. Sebab, anda tidak perlu memulai perdebatan. Katakan saja bahwa dia tidak mencapai tujuan yang anda inginkan dari dia berdasarkan peninjauan kinerja terakhir. Jika dia masih berkeberatan dan menjurus defensif, katakan saja: “Maaf, keputusan saya sudah bulat“.
Terangkan berapa pesangon yang tersedia baginya serta tunjangan-tunjangan lain yang menjadi haknya.
Terangkan kepadanya apa yang akan anda katakan jika suatu saat anda diminta memberi referensi kerja tentang sang karyawan.
6. Mintakan surat pengunduran diri dan berikan dia insentif untuk menandatanganinya.

Mintakan saran ahli hukum untuk merumuskan surat semacam ini. Berikan insentif agar sang karyawan mau menandatanganinya. Misalnya: “Anita, menurut peraturan pesangon anda adalah tiga bulan gaji, tetapi saya dengan senang hati menambahnya satu bulan lagi dengan anda menandatangani form ini“. Berikan pula kesempatan kepadanya berbicara dengan pengacaranya, untuk memberi tanda bahwa anda tidak takut akan dituntut suatu waktu nanti.

7. Jangan biarkan dia menunda-nunda

Jika tidak ada alasan membiarkan sang karyawan menyelesaikan tugasnya, katakan padanya untuk segera meninggalkan kantor anda. Pastikan ada orang mendampinginya meninggalkan pintu kantor anda untuk menghindari dia mengambil data penting atau aset lain.

8. Segera cari pengganti karyawan tersebut

Segera sesudah sang karyawan berhenti bekerja, tempatkan karyawan lain menggantikannya. Jelaskan kepada seluruh karyawan bahwa ia telah diberhentikan dan alasannya seara umum. Ini untuk menghindari adalanya rumor atau gosip tidak sedap terutama dari sang karyawan yang telah diberhentikan itu.

9. Selesaikan sampai tuntas

Hal paling buruk yang mungkin dapat terjadi dengan mempertahankan karyawan yang mudah marah, emosional dan suka merusak adalah tetap mempertahankannya. Membiarkan dia tetap ada di perusahaan anda akan memperburuk suasana kerja, dan berpengaruh secara umum bagi produksi atau hasil yang ingin dicapai.


Sumber :
partisimon.com

Monday, December 8, 2014

You Fired

Bagaimana memecat orang yang tidak tepat ?

Bagaimana memecat orang yang tidak tepat, dan yang dipecat masih berterima kasih. Problem utama dalam perusahaan seringkali bukan recruitment,  recruitment boleh salah tapi jika tau cara memecat dengan baik maka perusahaan kita akan tetap maju.

Meskipun recruitment bukan problem besar, namun nyatanya  juga tidak mudah me-recruit orang  yg tepat.  Sama tidak mudahnya memecat orang yang tidak tepat.

Yang paling sering dilakukan, bila ada karyawan yg tidak tepat,  mereka di “kambing hitam”kan, di “black-list”,  sehingga penilaian prestasi jelek, gaji tidak naik,  misalnya naikpun naik sangat minimal. Bonus juga minimal. Bahkan seringkali karyawan demikian tidak mendapat bonus. Jabatan tidak dinaik-kan. Dan seringkali mereka di pojokkan, di mutasi ke tempat yg tidak nyaman.  Supaya mereka keluar sendiri. Karena pemimpin tidak mau atau tidak berani memecat. Banyaknya karyawan yg tidak tepat yg tidak dipecat, akibatnya karyawan yg tepat yg keluar terlebih dahulu. Jadi yg tinggal hanya sekumpulan karyawan yg tidak tepat.

Celakalah perusahaan itu…………
Sebelum memecat karyawan yg tidak tepat,  kriteria “tepat” itu seperti apa ?  Menurut penelitian Jim Collin,  dalam bukunya “Good to great”,  dimana ada 1.400 perusahaan yg diteliti, ternyata hanya ada 11 perusahaan yg tumbuh tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan saingan sejenis  dalam kurun waktu 15 tahun berturut turut,  ternyata  mereka mempunyai criteria orang orang yg tepat yg membuat perusahaan bisa maju lebih banyak dibandingkan saingannya.

Karyawan yg tepat adalah:

Karyawan yg tidak perlu di motivasi,
Mereka sudah termotivasi begitu besarnya, sehingga harus dijaga agar idenya tidak kebablasan. Karyawan spt ini akan melakukan lembur tanpa diminta,  walaupun uang lembur nya kecil sekali.   Karena produktifitas dikaitkan  dengan penghasilan, akibatnya karyawan jadi semangat dengan sendirinya.  Jadi tidak perlu di semangat-in.  karena produktifitas terkait dengan income nya dia.

Karyawan tidak perlu di-kontrol.  
Bukan kalo pimpinan ada, dia semangat,   pimpinan ada atau tidak ada, karyawan tsb tetap semangat. Bukan hanya karena pimpinan ada saja, mereka jujur. Secara sifat & watak, mereka tidak perlu lagi di-kontrol.

Karyawan yg tepat bukan “yes-man”,  
Mereka berani ber-argumentasi dgn cara yg baik,  hanya saja walaupun mereka beda pendapat, ketika sudah diputuskan, walaupun kita belum tentu sepakat dgn idenya, tapi mereka tetap mendukung keputusan bersama dgn sepenuh hati dan melakukan dgn sungguh sungguh. Bukannya boikot. Karyawan demikian ini ketika dalam rapat,  atau dengar pendapat, atau sehari hari mereka inisiatip mengajukan usul, pemikiran, hal hal supaya perusahan jauh lebih baik. Mereka memikirkan dan usul. Mereka meletakkan ego nya demi perusahaan.

Mereka fokus bukan minta dihargai, tapi membuat perusahaan maju

Karyawan yg mempunyai passion, integritas dan skill, 
Cara mengetahui karyawan tsb tepat atau tidak tepat, setelah 6 bulan atau setahun bekerja , karyawan tsb di panggil dan disuruh cerita “apa yg sudah kamu lakukan dan apa prestasi-mu selama ini ?” ketika dia bercerita, kita dengar dan amati, kita hakimi dgn perasaan kita, ketika kita tau bahwa hasilnya seperti ini, lalu kita tanya pada diri sendiri, kita recruit atau tidak orang ini ? kalo jawabannya mestinya tidak perlu di recruit, karyawan ini harus anda pecat.

Atau bandingkan dgn yg ini :

Karyawan datang kepada kita dan berkata : pak, saya baru mendapat warisan 100 milyar, saya mau mengundurkan diri.  Apa yg kita rasa dan amati ?  kecewa atau bahagia ?  kalau anda merasa lega, berarti karyawan tsb harus anda pecat.

Karyawan yg tidak jujur harus dipecat, sehebat apapun dia
Karyawan yg punya passion, integritas & skill harus di-promosi,  karyawan yg tidak punya passion, integritas & skill dan tidak dapat dipercaya harus segera di pecat.

Sekarang bagaimana  prinsip memecat, sehingga yg dipecat malah bilang “Terima kasih” ?

Prinsip “Kita harus keras kepala tapi hati yang lembut”.  
Pegang prinsip sampaikanlah dengan baik. Maksudnya pecat ya pecat tapi seni menyampaikannya harus dengan sangat baik hati,  anda dilarang bilang : anda salah ini, salah itu.
Karena jika anda menyalahkan orang, kemungkinan cenderung bertengkar, dan anda berada di posisi yg di rugikan, anda bisa di sabotase. Anak anda di culik. Dsb (jangan mengandalkan polisi). Lalu kalo ga ada salahnya, mengapa dipecat ?

Prinsip “Good guy, bad guy” dan anda sebagai good-guy nya.  
Dengan alasan ini keputusan managemen atau kantor pusat (bukan keputusan anda) dan anda seolah olah baik, dengan memberi pesangon lebih banyak.

Prinsip “minta yg bersangkutan berterima kasih kelak”  
Katakan :  kelak, entah 2 bulan, entah 2 tahun atau 10 tahun mendatang,  yg bersangkutan datang dan mengucapkan terima kasih, karena berkat dipecat, hidup nya menjadi jauh lebih baik.

Prinsip “kita harus memilih, daripada yg bersangkutan tersiksa di perusahaan kita, lebih baik orang ini kita lepas dengan ikhlas dengan harapan nasib-nya jauh lebih baik, lebih kaya  di luar sana“ 
Ini penting, karena kebanyakan pimpinan merasa kasihan, jika dipecat orang ini tidak bisa makan, apakah tidak lebih kasihan jika orang itu tetap di perusahaan anda, tapi anda telantarkan ?

Prinsip “selalu beri surat keterangan prestasi  kerja yang baik” 
Agar karyawan tsb memiliki cara mudah ketika melamar di tempat lain

Prinsip “suruh karyawan tsb menulis “surat mengundurkan diri“  
Jadi kesannya karyawan tsb yg meninggalkan perusahaan, bukan di pecat. Jadi kita jaga harga dirinya.


Bagaimana Caranya Memecat Karyawan dan yang Dipecat Berterimakasih

Agar karyawan berterimakasih saat dikeluarkan dari pekerjaan memerlukan beberapa prinsip. Cara memecat karyawan yang baik akan membawa banyak manfaat bagi Anda.

Pertanyaan yang bagus minggu ini adalah, Bagaimana caranya memecat karyawan dan yang dipecat malah berterimakasih? Tak perduli saat ini anda masih belum memiliki bawahan, pelajari terlebih dahulu sehingga saat ada yang perlu dikeluarkan nantinya, Anda sudah siap.

Cara saya yang paling parah mengeluarkan karyawan, adalah dengan satpam saya. Dia mabuk-mabukan di jam kerja, kemudian dia di biarkan dan melarikan diri dengan masih menggunakan seragam satpam yang bertuliskan BCA. Dia mabuk – mabukan, bolos kerja, berkelahi di Bilyard karena memperebutkan seorang wanita.

Ini adalah cerita nyata, sudah dikenakan peringatan terakhir, untuk tiga kali terakhir, terakhir, terakhir ternyata setiap akan di keluarkan HRD nya tidak pernah berani, dia mengancam dengan pisau, dan dia berkata ”kamu atau saya yang mati? kamu jangan menghabisi asap dapur saya!” . Kemudian malamnya rumahnya diteror di lempari batu, tidak ada yang berani mengeluarkan dia.

Dalam hal ini gunakan perinsip ”keras kepala hati yang lembut”. Saya dengan karyawan sudah berteman dari awal, dia main tenis meja, saya pun tenis meja, ketika kejadian di tangkap polisi kemudian di lepas dia kembali, saya memanggil dia dengan baik. Prinsipnya, kalau mengeluarkan karyawan tidak perlu dibicarakan kembail apa saja kesalahanya, karena hanya akan memicu perkelahian.

Jadi cara mengeluarkannya adalah saya berbicara sebagai teman yang layaknya mau membantu. Saya katakan bahwa saya mau membantu dia, saya tekankan disitu bahwa posisi saya adalah teman yang mempunyai tugas untuk membantunya. Saya pastikan dia merasa Win, saya tanyakan mengenai gajinya, keluarganya, saya terkejut karena dia mempunyai dua orang istri dan bagaimana cara mencukupinya, biasanya bila orang bermasalah selalu merasa gaji nya tidak cukup, dia tidak pernah bersyukur tidak bisa mengelola keuangannya.

Kemudian saya tanyakan bagaimana cara mencukupi keluarganya selama ini, dia katakan bahwa dia berjualan burung, dan dia katakan keuntungannya lumayan, sekali berjualan burung bisa untung sekitar Rp. 20.000

Lalu saya katakan kepadanya saya akan memberi dia free coach agar dia berhasil, kalau nasib bapak lebih baik daripada di perusahaan saya atau di BCA, atau di toko buku saya, entah dua tahun, entah 20 tahun kemudian, ataupun entah dua hari, ternyata nasibnya lebih baik dari keputusan saya ini.

Dari hal ini saya meminta sesuatu kepadanya, saya ingin dia datang ke tempat saya untuk mengucapkan terima kasih. Cara mengeluarkan yang aneh bukan?. Saya mengeluarkan dia dan saya minta dia mengucapkan terima kasih. Saya mengetahui latar belakang dia yang sudah di Black List di BCA dan tidak diberikan kenaikan gaji.

Sekali lagi saya tekankan bahwa saya adalah temannya dan tidak mempunyai maksud untuk menyusahkannya, saya juga menginformasikan mengenai aturan depnaker, yang menyatakan mengenai ketentuan gaji yang harus dia dapatkan, dan saya katakan kepadanya saya bisa memberi lebih dari gaji yang dia dapat berikut bonus. Inilah prinsip keras kepala hati yang lembut, lalu saya katakan bila dia menolak urusannya dilimpahkan kepada polisi dan Depnaker,lalu saya katakan bahwa saya sudah persiapkan uangnya dan silahkan dia hitung.

Saya lihat wajah nya mulai senyum dan saya berikan surat pengunduran diri berikut refrensi, surat kelakuan baik, dan surat ucapan terima kasih kepada pimpinan BCA dan kepada teman – teman, karena sudah diberi kesempatan berkarir dan mohon maaf atas kesalahan kesalahan yang telah dia buat di BCA dan setelah ini dia akan melakukan usaha dengan bisnis sendiri, mohon doa restunya semoga sukses lalu dia tanda tangan, sekaligus pernyataan bahwa dia keluar bukan karena saya keluarkan tapi karena dia mengundurkan diri.

Inilah dia “keras kepala hati yang lembut”, kita sama-sama menjaga pride , polanya sama.


Sumber :
Tung Desem Waringin

Saturday, December 6, 2014

6 Ilmuwan Indonesia dan Temuannya yang Mendunia


Tak banyak yang tahu bahwa beberapa ilmuwan Indonesia ternyata dikenal di kancah Internasional berkat temuan mereka. Temuan mereka digunakan di mana-mana dan bermanfaat bagi banyak orang.

Berikut 6 ilmuwan asal Indonesia dan temuan mereka yang mendunia.

Teknik Pengeringan Sperma
1. Mulyoto Pangestu
Adalah penemu teknik pengeringan sperma yang disebut sebagai evaporative drying. Penemuan Mulyoto sangat berguna bagi para ilmuwan dan dokter di negara sedang berkembang yang kekurangan biaya untuk mengadakan peralatan pendingin. Peralatan cold storage untuk menyimpan bahan organis biasanya membutuhkan nitrogen cair sebagai bahan pendingin (coolant). Selain tangkinya mahal dan makan tempat, nitrogen cair sangat berbahaya.
Mulyoto menemukan cara untuk mengeringkan dan menyimpan sperma dalam suhu ruangan karena ia memakai jasa gas nitrogen. Bahan yang dipakainya amat murah, hanya sekitar Rp 2.500,-. Bahan yang dipakai adalah dua lapis tabung plastik mini (ukuran 0,250 ml dan 0,500 ml) yang disegel dengan panas (heat-sealed), kemudian dibungkus lagi dengan aluminium foil.
Hasil penemuan Mulyoto adalah kemasan penyimpanan sperma kering dan beku yang tidak membutuhkan penanganan khusus dan hasilnya dapat tetap dipakai walaupun telah disimpan bertahun-tahun.

Konstruksi Cakar Ayam
2. Prof. Dr. Ir. Sedijatmo
Sedijatmo dikenal karena menemukan "Konstruksi Cakar Ayam" pada tahun 1962. Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo ketika ia sebagai pejabat PLN diminta mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya dibandingkan dengan pondasi biasa.
Pondasi cakar ayam ini kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat pesawat super jumbo jet. Selain di Indonesia teknologi yang sudah dipatenkan ini juga digunakan di 9 negara lain, seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.

Teknologi 4G
3. Dr. Eng. Khoirul Anwar
Ia dikenal sebagai pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Ia menemukan teknik transmisi wireless dengan dua buah fast Fourirer transform (FFT), yaitu FFT kecil dan FFT besar (dua pada transmitter dan dua pada receiver). Teknik ini mendapatkan penghargaan pada Januari 2006 dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California dan menjadi standard international telecommunication union (ITU), ITU-R S.1878, dan ITU-R S.2173.
Teknologi ini (beserta modifikasinya untuk multiple access) menjadi basis dari uplink 4G LTE yang disebut dengan single carrier frequency division multiple access (SC-FDMA). Keuntungan dari penggunaan dua FFT tersebut adalah: (1) mampu meminimalkan dinamic range power sehingga efisien dan tahan terhadap nonlinearity pada amplifier, dan (2) untuk mendapatkan efek frequency diversity (karena FFT kecil/pertama melakukan "spreading" atau redundansi yang disebar ke seluruh subcarrier di (I)FFT besar/kedua) sehingga memiminalkan error pada penerima.

Teknik Kromatografi Tercepat
4. Prof. Dr. Rahmiana Zein
Ia merupakan penemu teknik kromatografi tercepat di dunia. Kromatografi adalah teknik pemisahan senyawa kimia memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel yang akan dipisahkan, fase diam (stationary phase), dan fase bergerak (mobile phase).
Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.

Teknologi ECVT
5. Warsito Taruno
Adalah seorang penemu teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT). Teknologi temuan Dr. Warsito mengungguli kemampuan CT Scan dan MRI. Teknologi pemindai 4D pertama di dunia itu kemudian dipatenkan Dr. Warsito dan menjadi berita utama di mana-mana. Diantaranya, berita yang dirilis oleh Ohio State Research News pada 27 Maret 2006 dan kemudian dikutip oleh Science Daily (Amerika Serikat), Scenta (Inggris), Chemical Online, Electronics Weekly dan hampir seluruh media pemberitaan iptek di segala bidang dari energi, kedokteran, fisika, biologi, kimia, industri, elektronika hingga nano-teknologi dan antariksa di seluruh dunia.
Pada dasarnya, ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography mirip dengan USG / CT Scan dan MRI yang banyak digunakan di dunia medis. Namun tak seperti CT Scan dan MRI yang hanya digunakan untuk melihat apa yang terjadi di dalam tubuh manusia, ECVT jauh lebih canggih karena pasien tak perlu masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang cuma menampilkan gambar dua dimensi. Dengan teknologi ini, pemindaian bisa dilakukan dari luar, tanpa menyentuh obyek bahkan obyek skala nano dan obyek yang bergerak dengan kecepatan tinggi bisa terlihat.
Dalam pengembangannya, teknologi ECVT sudah diakui bahkan dipakai lembaga antariksa Amerika (NASA), Exxon Mobil, BP Oil, Shell (perusahaan), ConocoPhillips, Dow Chemical, mistubishi Kimia termasuk Departemen Energi AS (Morgantown National Laboratory).

Kromosom Manusia 23 Pasang
6. Dr. Joe Hin Tjio
Melalui penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund, ia berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika selama ini bahwa jumlah kromosom adalah 24 buah. Ia menemukan fakta bahwa kromosom manusia sebenarnya berjumlah 23 buah. Dr. Joe berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas University, AS.
Teknik yang dikembangkannya untuk pengamatan kromosom pada manusia merupakan salah satu temuan besar di bidang sitogenetika (cabang ilmu genetika yang mempelajari hubungan antara hereditas dengan variasi dan struktur kromosom). Tjio membantu pengembangan sitogenetika menjadi salah satu bidang penting dalam bidang medis pada tahun 1959 seiring dengan penemuan kromosom tambahan pada penderita sindrom down yang menghasilkan. Dia menunjukkan bahwa ada kaitan antara kromosom abnormal dengan penyakit tertentu.

Sumber :
https://id.berita.yahoo.com

Monday, December 1, 2014

Rantai Distribusi Cabai Jatim ke Jakarta


Begini Panjangnya Rantai Distribusi Cabai Jatim ke Jakarta yang Bikin Harga Tinggi

Panjangnya rantai pasok/distribusi, disebut-sebut sebagai pemicu utama tingginya harga cabai di Jakarta. Saat ini harga cabai rawit merah di Jakarta sudah mencapai Rp 70.000/kg sedangkan di tingkat petani hanya Rp 40.000/kg.

Ketua Asosiasi Agribisnis Jawa Timur Sukoco mengungkapkan, pola distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta setidaknya melewati 5 pos.

"Rantai distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta memang cukup panjang. Harus melewati 5 pos," kata Sukoco kepada detikFinance, Sabtu (22/11/2014).

Pos pertama, cabai dari tingkat petani dijual dan dikirim ke pedagang pengepul dengan harga Rp 40.000/kg itu. Lalu dari situ, pedagang pengepul kemudian mengirim dan menjual kembali ke pedagang antar kota.

Tidak berhenti sampai di sana, para pedagang antar kota kembali menjual dan mengirim ke pedagang antar provinsi. Lalu dari pedagang antar provinsi, cabai kemudian dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Rantai terakhir adalah cabai kembali dijual dari Pasar Induk Kramat Jati masuk ke pedagang pengecer.

Sukoco menjelaskan, dari setiap fase itu, para pedagang mengambil keuntungan 20%. Sehingga, total nilai harga cabai setelah melewati 5 fase itu sebesar 100%. Alasannya adalah, karena pedagang untuk mengeluarkan biaya transportasi dan mengganti kerugian atas biaya susut dan busuk cabai selama di perjalanan.

"Jadi kalau dilihat bukan pedagang yang nakal, tetapi rantainya memang yang cukup panjang ini," cetusnya.


********************************************************************

Hasil pertanian dan peternakan dari petani petani binaan di daerah jawatimur (tapalkuda) Khusus bab cabe mungkin bisa dikatakan cuman 20% yg ditembak ke jkt. 40% ke jateng dan sisanya beredar di jatim. Harga dari petani variatif dari 25-30rb kondisi mg ini. Harga tinggi Karena cabai banyak yg rusak. Busuk karena faktor peralihan cuaca. Jadi setelah di sortir masuk pengepul harga kembali dikoreksi untuk penyusutan dan yg rusak (khusus waktu waktu ini tingkat rusak lebih tinggi karena dari hasil panennya juga kurang bagus).

Kalau pengiriman jatim ke jkt memakan waktu 18 jam-an, tingkat penyusutan 5-10% kadar air dan barang rusak 10% diperjalanan beserta biaya lainnya yg ikut berkontribusi menaikkan harga perolehan di pedagang besar jkt. Biasanya masuk jkt diangka 45-50rb nett.

Nah begitu masuk induk atau pedagang besar kembali di sortir dan distribusikan ke pedagang kecil di pasar pasar daerah.

Untuk cabe bulat segar harga memang tinggi. Tapi kalau cabe giling harga bisa sangat stabil.
Saya lebih pribadi lebih suka menjual cabe giling yg sudah distandarisasi. Jadi dari petani kita sudah giling. Dipack, dilabelin dan di diinginkan. Kelebihannya lebih aman dari resiko rusak dan harga sangat sangat kompetitif dan stabil.

Toh nantinya cabe juga pada akhirnya digiling juga bila untuk keperluan rumah makan padang. Catering atau bakso.

Harga cabe giling masih diangka 25rb/kg. Cabe bulat bisa di 80rb/kg sebagai perbandingan.


Sumber :
detikfinance
IPOMS-APICS

Sunday, October 19, 2014

Badan Logistik Nasional


Berdasarkan sumber LPI, World Bank, 2014, Indonesia masih berada pada rank 53 sebagaimana tertera pada gambar di bawah ini:

Timbul pertanyaan bagaimana memperbaiki LPI (Logistic Performance Index) tersebut sehingga Indonesia bisa berada setara dengan negara-negara lain di atasnya yang lebih maju dan modern.
Mengapa pula di berbagai pertemuan formal yang diadakan pemerintah bersama Pelaku Usaha itu tidak pernah membuat sebuah analisa agar LPI di atas bisa diperbaiki.

Mari kita simak dua gambar di bawah ini; yang kiranya dapat memicu pemikiran kita masing-masing untuk memberi masukan atas nalar penjelasan pada rangkaian milis ini.


Gambar di atas ini dibuat sesederhanakan mungkin agar mudah dicerna mengenai maksud dan tujuan keterbatasan pemerintah dan bagaimana BLN bisa menjembatani permasalahan perbaikan LPI yang berpengaruh pada perbaikan Logistik Nasional.

Penjelasan akan dimulai dari keterbatasan pemerintah sebagai instrumen alat negara untuk merumuskan Policy Regulations sebagaimana gambar di bawah ini dengan satu contoh kasus hasil wawancara saya sendiri dengan instansi pemerintah, yaitu:


Garis putus-putus berwarna hijau adalah batasan yang mengambarkan bahwa pemerintah dalam hal ini lingkup piramida organisasi kementerian itu tidak dapat menjamah bahkan untuk dapat mengerti bagaimana keruwetan proses-proses di luar dari garis putus-putus warna hijau tersebut yang dapat mempengaruhi gambar panah merah Logistic Performance Index.

Apakah unsur Freight pada CIF itu apakah tidak bisa dibakukan pemerintah sehingga Pelaku Usaha bisa membuat anggaran logistik pengiriman barang yang aktual, terprediksi dengan baik, bahkan bisa ditemui caranya dibantu oleh pemerintah bagaimana menghemat untuk terjadinya penurunan biaya logistik.

Instansi pemerintah -- regulator dan memiliki keterbatasan dan tidak dapat mencampuri membakukan perihal B2B sesama stakeholder pelabuhan beserta eksportir/ importir-nya bahkan kami harus mengambil posisi percaya dulu atas contractual agreement yang dibuat mereka yang berkenaan dengan beban pajak impor yang dilandasi oleh HS Code dan CIF yang naik turun yang walaupun kami tahu tetapi sangat sulit menjamahnya apalagi membakukan dan sebagainya dan sebagainya.

Ini baru satu indikator dan masih banyak indikator lainnya yang perlu dibahas agar permasalahan LPI dan Logistik Nasional dapat diselesaikan dengan baik dan cepat dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.



Wassalam,
Rudy Sangian


Sumber :
supplychainindonesia@googlegroups.com

Saturday, September 13, 2014

Problem Solver dan Mindset


Oleh: Rhenald Kasali

ANDA mungkin kenal dua nama ini: Larry Page dan Sergey Brin. Keduanya adalah pendiri Google, mesin pencari yang merevolusi dunia internet. Google kini menjadi perusahaan IT terbesar dengan nilai penjualan (2013) mencapai USD 59,83 miliar atau setara dengan Rp 688 triliun.

Apa artinya angka itu? Sebagai ilustrasi, pendapatan tahun yang sama Pertamina mencapai USD 70,9 miliar, sedangkan PT Astra International Tbk USD 16,6 miliar. Jadi, Google beberapa kali lebih besar daripada Astra, tetapi lebih kecil daripada Pertamina.

Meski begitu, tak ada yang menyangkal bahwa Google adalah perusahaan besar yang tak lepas dari peran dua pendirinya tadi. Nah, yang mungkin Anda belum tahu, di tahap awal, keduanya betul-betul bak Tom & Jerry. Ribut terus.

Ada saja pemicunya. Bahkan, hal-hal kecil sekalipun. Misalnya, lupa menutup pintu, mematikan kompor gas, meletakkan koran tidak pada tempatnya, dan sebagainya.

Pembentuk Kompetensi

Pada banyak organisasi, dengan mudah kita menemukan sosok-sosok seperti Larry dan Sergey yang bak air dan api. Sulit dipertemukan. Celakanya, pada taraf tertentu memicu terjadinya office politic, melahirkan kubu-kubu di dalam organisasi perusahaan.

Pada tingkat yang sangat parah, mereka mampu membuat organisasi perusahaan terbelah. Bukan hanya dua, tetapi bisa tiga, bahkan empat kubu.

Tapi, dunia ini adil. Ada hitam, ada putih. Ada gelap, ada terang. Maka, selain trouble maker, perusahaan memiliki problem solver. Mereka adalah orang-orang yang berperan mengatasi setiap masalah yang dipicu perilaku para biang onar.

Orang-orang seperti inilah yang kemudian membentuk kompetensi inti, menjaga agar tetap bersatu, mendorong lahirnya kinerja-kinerja unggul, dan memberikan inspirasi kepada karyawan lainnya untuk menghasilkan kinerja yang unggul juga.

Biasanya, jumlah mereka tidak banyak, tapi sangat powerful. Mereka termasuk orang-orang yang menduduki posisi-posisi kunci. Begitu pentingnya orang-orang seperti itu, Bill Gates mengatakan, ”Kalau Anda ambil 20 orang terbaik Microsoft, bisa saya pastikan Microsoft akan menjadi perusahaan yang sama sekali tidak penting lagi.”

Setiap organisasi layaknya memiliki problem solver, namun hendaknya disadari mereka selalu berhadapan dengan para pengacau. Dan, sebagaimana layaknya pertarungan, bisa saja suatu ketika mereka kalah.

Apa jadinya kalau mereka sampai kalah? Kinerja organisasi pasti amburadul. Pada tataran bisnis, kita sering mendengar perusahaan yang maju tidak, mundur juga tidak. Kinerjanya begitu-begitu saja. Stagnan. Tapi, kalau kekacauannya sudah begitu parah, perusahaan-perusahaan itu bakal bertumbangan, bangkrut, dan akhirnya ditutup.

Maka, penting bagi para CEO atau pemilik perusahaan mengenal siapa problem solver dan siapa pengacau. Lalu, penting pula memastikan dukungannya terhadap para problem solver. Jangan sampai mereka kalah.

Mindset

Para problem solver ini tidak lahir tiba-tiba, melainkan terbentuk melalui proses panjang. Jika diidentifikasi, mudah mengenali apa yang membuat mereka menjadi begitu berbeda. Perbedaannya adalah soal mindset.

Apa itu mindset?

Supaya mudah dipahami, saya pakai cerita Michael Jordan, pebasket terbesar yang pernah ada di bumi ini. Dalam sebuah wawancara TV, dia ditanya, ”Apa rahasianya sehingga Anda bisa menjadi pebasket yang hebat?”

Kata Jordan, dia selalu menanamkan kepada diri sendiri bahwa setiap kali bertanding, itu adalah pertandingan terakhirnya. Dengan keyakinan seperti itu, setiap kali bertanding, Jordan bermain habis-habisan. Keyakinan yang dimiliki Jordan itulah mindset. Maka, untuk membenahi para pengacau, kita mesti membereskan mindset mereka. Begitu pula kalau mau membenahi negeri ini, kita harus membenahi mindset kita. []

KORAN SINDO, 28 Agustus 2014
Rhenald Kasali ; Pendiri Rumah Perubahan @Rhenald_Kasali

2014 Tahun Transformasi Dunia Bisnis Indonesia


Oleh Bortiandy Tobing

Tahun 2014 segera kita jalani dengan berbagai peluang dan tantangan yang harus dihadapi. Berikut beberapa ulasan singkat yang semoga dapat berkenan dan bermanfaat bagi kita semua.

A.   Outlook Ekonomi Indonesia 2014
Beberapa catatan yang disampaikan oleh berbagai ahli dan lembaga untuk Negara Indonesia di tahun 2014 adalah:
1.    Tahun 2014 adalah tahun politik, dimana pada tanggal 9 April 2014 Pemilu Legislatif dan 09 Juli 2014 Pemilu Presiden dan rencana pelantikan Presiden 20 Oktober 2014. Dengan pelaksanaan agenda demokrasi 5 (lima) tahunan ini, sudah dapat dipastikan akan menggerus perhatian dan sumber daya yang cukup besar, termasuk logistik pemilu (baik kebutuhan kampanye caleg/partai maupun peralatan pemilu KPU) yang cukup besar.
2.    Asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah 6% (proyeksi Bank Dunia 5.3%). Hal ini ditopang oleh belanja domestic yang meningkat seiring dengan pelaksanaan Pemilu yang membutuhkan berbagai alat peraga kampanye yang secara umum dikerjakan oleh UMKM.
3.    Laju Inflasi 4.5% plus minus 1 dengan deficit neraca perdagangan berkisar 2%
4.    Nilai tukar rupiah di semester 1 (1H 2014) yang masih bergerak di 11.000-an serta BI rate yang berada di 8%.

Berbagai pendapat optimis para ekonom dan lembaga memberikan angin segar peluang bisnis di tahun  2014 yang disertai dengan perubahan ekonomi dunia, khususnya Amerika dan Eropa yang membaik, sehingga berpeluang meningkatkan nilai ekspor berdasarkan volum.

B.    Catatan yang tidak dapat diabaikan
Pada kesempatan ini, saya sekedar mengingatkan akan beberapa hal:
1.    Pertumbuhan ekonomi 2014 tidak dibangun dari sektor riil. Dengan kenaikan UMK yang sangat tidak dapat diprediksi dan ugal-ugalan, justru semakin melemahkan industri UMKM dan padat karya yang justru sebagai penopang ekonomi nasional.
2.    Daya beli masyarakat yang masih lemah, sehingga mayoritas masyarakat masih membeli barang berdasarkan harga, tanpa melihat produksi dari mana. Hal ini sangat terlihat nyata jika kita melihat di Pasar ASEMKA Jakarta, atau di pulau Sumatera dan Kalimantan, dimana sekitar 30% barang FMCG adalah produk Malaysia, Thailand dan China
3.    Kenaikan UMK tahun 2014 masih belum dapat diprediksi, walau dengan pemerintahan baru nantinya kenaikan tidak akan seperti saat ini, namun gejolak penolakan buruh yang cukup kritis untuk diantisipasi, baik oleh dunia usaha maupun oleh pemerintah.
4.    Logistik Nasional yang masih jauh dari harapan. Tahun 2014 kita masih akan menghadapi diskusi, komentar, keluhan mengenai hal yang sama dan rencana solusi yang sama juga. Kondisi pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan lain di Indonesia, Kondisi jalan yang rusak, Kemacetan, biaya logistik yang masih tinggi, dll.
5.    Perubahan Pemerintahan pasca Pemilu Legislatif 09 April 2014 dan Presiden 09 Juli 2014 serta pelantikan Presiden 20 Oktober 2014.

Kelima hal di atas (dan masih banyak hal lain), merupakan hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Pertumbuhan ekonomi yang tidak disertai dengan pertumbuhan sektor riil tentunya sangat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2015, saat Negara ini memasuki Kawasan Ekonomi ASEAN. Dengan pondasi ekonomi yang lemah, maka bukan tidak mungkin pada tahun 2015 kita akan menghadapi gelombang kejut ekonomi yang jika tanpa persiapan yang cukup, maka industri nasional perlahan dan pasti akan menuju kebangkrutan.


C.    Penutup
Tahun 2014 adalah 365 hari dalam perhitungan mundur Indonesia menuju MEA/Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015. Siap atau tidak, setuju atau tidak, seluruh rakyat Indonesia akan memasuki era ekonomi terbuka untuk kawasan ASEAN, sesuai kesepakatan Declaration on the ASEAN Economic Community Blueprint, yang telah ditandatangani oleh seluruh pemimpin ASEAN pada tanggal 20 November 2007 di Singapore. Dengan jumlah penduduk yang terbesar, maka secara otomatis pula Negara kita akan menjadi pasar terbesar dan menjanjikan bagi produk-produk negera ASEAN lainnya. Disaat negera-negara ASEAN lainnya bersiap-siap untuk memasuki pasar nasional, kita masih sibuk dengan euphoria pesta demokrasi lima tahunan.

Dengan berbagai pandangan dan analisa di atas, maka tahun 2014 adalah Tahun TRANSFORMASI bagi seluruh dunia usaha nasional. Tidak hanya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, tetapi juga Perubahan Pola Pemerintahan pasca Pemilu Presiden, dengan Presiden baru yang berintegritas dan memiliki keberanian dalam mengeluarkan kebijakan cerdas terhadap ekonomi nasional. Berbagai strategi perubahan harus segera disusun dan segera diterapkan agar dunia usaha terutama dunia logistik dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi nasional yang secara otomatis berdampak pada pola distribusi barang secara nasional.

Pandangan pesimistis ekonomi nasional pasca MEA 2015,industri Nasional akan mengalami goncangan, khususnya industri FMCG dan padat modal, sehingga dengan harga produk import yang lebih murah, para pelaku usaha khususnya pedagang perantara merubah orientasi pembelian produk dari barang lokal ke barang import yang lebih murah dan dibutuhkan masyarakat. Hal ini juga akan berdampak pada pola distribusi barang, yang selama ini terpusat dari pulau jawa, khususnya Jakarta, Banten dan Jawa Barat, maka akan beralih dari pelabuhan (barang import dengan biaya logistik yang lebih kompetitif) langsung ke grosir/toko.

Dan dalam kaitan milis logistik ini, belum terlambat juga untuk kembali merapatkan barisan dan melakukan langkah nyata dengan mengeluarkan rekomendasi Logistik Nasional menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang tertunda di tahun 2013 sebagai acuan bagi pemerintah baru nantinya.

Selamat menyambut Tahun Baru 2014, Tahun Perubahan Negeri tercinta dan Tahun Transformasi dunia usaha.

“The graveyard of business littered with companies that failed to recognize the need to change.” - Unknown

Saatnya berubah menuju esok yang lebih baik.


Salam Sukses,
Bortiandy Tobing
"Hidup adalah karya dalam perubahan"
"Never give up, 1.000 years"


Sumber :
Milis APICS_ID

Thursday, September 4, 2014

Astra: Rekrut Karyawan Tidak Cuma Lihat IP


Indonesia punya pekerjaan rumah yang besar di bidang pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Pendidikan yang tinggi ternyata belum tentu mencerminkan kompetensi tenaga kerja.

PT Astra International Tbk (ASII) misalnya. Perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia ini harus memberikan pendidikan tambahan kepada ribuan tenaga kerja berpendidikan S1 yang direkrutnya setiap tahun. Perusahaan menganggap, indeks prestasi (IP) yang tinggi tidak mencerminkan kualitas sarjana yang direkrutnya.

"Setiap tahun kami merekrut 2.500-3.000 sarjana S1. Cari orang bagus itu sulit karena kita tidak bisa melihat cuma dengan IP," kata Direktur Astra International Paulus Bambang dalam dialog bertajuk 'Penguasaan SDM-Iptek Sebagai Kunci Kemajuan Indonesia di Masa Depan' dalam rangkaian seminar bertema Refleksi Tiga Tahun Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di JCC, Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Padahal, kata Palus, bila pendidikan yang diterimanya tepat, SDM Indonesia mampu bersaing bahkan mengungguli SDM terlatih sekalipun di negara maju seperti Jepang dan Prancis.

"Kami punya pengalaman mengirim SDM untuk mendapat pendidikan di Jepang. Ternyata setelah mendapat pendidikan, mereka bisa produksi mobil dengan standar Jepang yang nggak kalah. Pernah kita ikutkan lomba, hasil desain mereka kita lombakan dengan Jepang dan Prancis dan ternyata menang. Kesimpulannya, orang Indonesia kalau dikasih kesempatan, nggak akan kalah," paparnya.

Paparan Paulus tersebut senada dengan pemikiran Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto. Menurutnya, selain dukungan dari sisi kebijakan, penyediaan SDM berkualitas juga menjadi hal yang mutlak untuk dipenuhi. "Inovasi teknologi tidak lepas dari kualitas manusia yang menguasai iptek," tegasnya.

Namun, lanjut Unggul, saat ini keberpihakan terhadap penguasaan iptek justru terlihat memudar. Ini tercermin dari anggaran iptek yang semakin minim, bukannya bertambah.

Unggul menyebutkan, saat ini anggaran untuk riset hanya mendapat porsi sekitar 2% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Pada masa Orde Baru, anggaran riset 3,4% dari APBN. Sekarang turun terus," ungkapnya.

Minimnya penguasaan iptek di dalam negeri menyebabkan Indonesia masih tergantung pada produk-produk impor. Misalnya kala PT PLN (Persero) ingin membangun pembangkit listrik senilai Rp 100 triliun. Sebagian dananya habis dibelanjakan untuk membeli komponen dari luar negeri.

"Padahal, kalau kita bisa meningkatkan kualitas SDM, kita bisa membuat industri yang bernilai tambah. Dengan adanya industri dengan nilai tambah maka diharapakan indonesia bisa mengurangi impor barang modal," jelas Unggul.

Sebagai solusi dari permasalahan ini, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Salah satunya dengan membangun Sekolah Menengah Kejuruan dan institut-institut yang fokus pada pengembangan teknologi.

"Sekarang sudah belasan community college yang dibangun. Pemerintah juga akan membangun banyak politeknik serta membangun institut teknologi baru. Kemendikbud akan membangun dua institut teknologi baru di Sumatera dan Kalimantan," papar Rektor Institut Pertanian Bogor Ahmaloka dalam kesempatan yang sama.

Ahmaloka yang sore ini hadir menggantikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh ini menuturkan, dengan pembangunan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat usia produktif dalam memperoleh pendidikan yang memadai dalam menghadapi persaingan global.

Sebagai gambaran, ia memaparkan, dibanding dengan negara lain partisipasi masyarakat Indonesia usia 18-24 tahun dalam pendidikan tinggi masih sangat rendah. "Jumlah mahasiswa Indonesia ada 6 juta. Kalau distatistikkan, angka partisipasi kasarnya baru 20%," kata Ahmaloka.

Artinya, dari setiap 100 orang penduduk Indonesia usia 18-24 tahun, hanya 20 orang yang bisa menikmati bangku kuliah. Angka ini sangat jauh bila dibandingkan dengan negara lain seperti Korea Selatan yang tingkat partisipasinya sudah 90%.

Ahmaloka melanjutkan, dengan adanya penambahan fasilitas-fasilitas pendidikan yang fokus pada bidang teknik khusus tersebut diharapkan bukan hanya partisipasi masyarakat terhadap pendidikan yang meningkat, tetapi dari sisi pengembangan SDM-nya juga semakin terarah.

"Harapannya, apa yang baik dan sudah tercapai saat ini dapat dilanjutkan apa yang belum baik dicarikan solusinya. Kesimpulannya, butuh satu usaha selain dari sisi kebijakan agar Indonesia memiliki daya saing yaitu dengan peningkatan riset dan inovasi. Dan inovasi teknologi tidak lepas dari sumber daya manusia yang berkualitas," paparnya.


Sumber :
http://finance.detik.com

Thursday, August 21, 2014

Lompatan Kuantum


Kita mengenal kaizen sebagai filosofi bisnis yang dianut raksasa automotif asal Jepang, Toyota Motor Corp. Kaizen artinya perbaikan sedikit demi sedikit, tetapi dilakukan secara terus-menerus (continous improvement).

Filosofi bisnis ini terbukti ampuh. Sebab dengan filosofinya tersebut, Toyota Motor Corporation pernah menyalip General Motors (GM) sebagai produsen automotif terbesar di dunia. Menurut The Wall Street Journal, sepanjang 2012, Toyota mampu menjual 9,75 juta mobil, sementara GM sedikit di bawahnya, 9,29 juta.

Ketika Korea Selatan ingin produk-produknya bisa mengalahkan Jepang di pasar dunia, mereka tentu tak bisa kalau hanya mengandalkan filosofi bisnis atau cara-cara kerja yang sama. Mereka harus melakukannya dengan cara yang berbeda. Kata Albert Einstein, Anda bisa gila kalau menginginkan hasil yang berbeda, tetapi terusmenerus melakukan hal yang sama. Maka, chaebol-chaebol Korea Selatan pun menggagas ide yang berbeda dengan keiretsu-keiretsu Jepang, yakni lompatan kuantum (quantum leap).

Apa gagasan utama dari lompatan kuantum? Sebetulnya sederhana. Mereka mematok target di depan, lalu berhitung mundur dengan menetapkan tahap-tahap apa saja yang harus mereka lakukan untuk mencapai target tersebut. Tapi, tentu target yang dipatok di depan bukan sekadar target yang biasa-biasa saja. Harus ambisius. Misalnya, jika biasanya kita hanya tumbuh 5% per tahun, ke depan target pertumbuhannya harus berlipat dua. Bahkan lipat tiga. Katakanlah menjadi 10% atau bahkan 15%. Itu baru lompatan kuantum.

Tiga Cara

Bagaimana cara mencapainya? Kunci dari keberhasilan strategi lompatan kuantum ada tiga, yakni memaksa diri, saling bersinergi, dan melakukannya secara konsisten. Pertama, memaksa diri itu artinya begini. Kalau ada suatu proses yang pada tahap biasa dilakukan membutuhkan waktu sampai satu minggu, entah bagaimana caranya waktu tersebut mesti berhasil dipangkas. Misalnya menjadi tinggal tiga hari.

Bagaimana caranya? Entah. Tapi, intinya adalah kita harus memaksa diri untuk mencari dan menemukan caranya. Memang sulit, tetapi kalau dicari caranya pasti akan ketemu. Hari-hari ini saya tengah kedatangan tamu-tamu penting dari Boston, para guru besar senior dari Babson College yang akan memberi pelatihan mendalam untuk para dosen Podomoro Universityyang saya pimpin.

Pimpinan rombongan bercerita betapa business school (MBA) Amerika mulai kehilangan market share karena kalah bersaing dengan sekolah-sekolah bisnis dari Eropa. Mengapa demikian? Jawabannya karena businessschool dari Eropa bisa menawarkan MBA satu tahun saja. “Saya usulkan agar membuat master program dalam entrepreneurial leadership dan hasil survei pasar menandaskan mereka mau ikut kalau hanya terdiri atas 42 SKS sudah selesai.” Ini sekadar contoh saja. Lantas berhasilkah?

“Nah itu tugasnya dekan, saya hanya memberi informasi pasar sekaligus meminta produknya. Seminggu kemudian mereka datang dengan menawar. Bisakah menjadi 54 SKS? Saya katakan, tidak bisa, pasar maunya 42 SKS. Akhirnya mereka bekerja lagi dan jadilah MBA baru itu.”

Bicara soal ini, saya kerap terkagum-kagum dengan sopir saya yang piawai menemukan jalan-jalan tikus. Kita pasti sudah sangat jenuh menghadapi kemacetan di Jakarta. Menghadapi kondisi semacam itu, pilihannya hanya tinggal kita jalan terus seraya terus mengutuk kemacetan tersebut. Atau kita mau berubah. Caranya? Kita keluar dari jalan utama dan mulai mencari jalan-jalan tikus. Memang tidak mudah. Kadang Anda harus berhadapan dengan jalan buntu. Tapi, kalau kita tidak lelah mencari, pasti akan ketemu juga jalannya.

Jadi, paksa diri dan temukan. Pasti ada. Mentalitas seperti ini harus ada kalau kita mau melakukan lompatan kuantum. Kedua, upaya memangkas waktu tersebut hanya bisa dilakukan kalau semua unit yang ada di dalam organisasi perusahaan saling bersinergi. Jadi, setiap unit saling memberikan dukungan kepada unit yang lain. Bahkan kalau perlu kita menanamkan sikap mental bahwa unit saya baru dinilai berhasil kalau unit yang lain juga berhasil. Bukan kita berhasil sendirian.

Dengan sikap mental yang seperti itu, semua unit kemudian memberikan kontribusinya untuk membenahi proses-proses yang ada pada setiap tahap. Bukan unit yang satu justru menjegal unit yang lain atau sebaliknya.

Ketiga, harus selalu ada pihak yang perannya mengingatkan secara terus-menerus. Kalau kita ingin produk kita menjadi nomor satu, harus ada bagian dalam organisasi di perusahaan yang selalu mengingatkan, “Hei, kita harus menjadi nomor satu ... kita harus menjadi nomor satu!” Begitu terus-menerus, berulang-ulang, persis seperti kaset rusak.

Konsistensi yang seperti itu, meski kadang sangat menjemukan, harus dilakukan dan harus ada bagian yang ditunjuk untuk melakukannya. Jangan mengandalkan kesediaan bagian lain untuk melakukannya secara sukarela (voluntary).

Dengan tiga cara tersebut, kini kita semua bisa menyaksikan hasil dari lompatan kuantum yang dilakukan Korea Selatan. Produk-produk elektronik mereka, seperti Samsung, kini mulai meninggalkan Sony. Bahkan smartphone Samsung terus mengimbangi iPhone dari Apple. Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman Samsung?

Semuanya Butuh Waktu

Saya selalu sebal kalau membaca atau mendengar iklan yang menawarkan iming-iming, “Cara cepat menjadi kaya ... cara cepat menjadi miliarder ... dan sebagainya.” Mereka seakanakan ingin mengatakan bahwa keberhasilan bisa kita raih secara instan. Omong kosong! Keberhasilan selalu bisa kita raih kalau kita mau bekerja keras dan bekerja cerdas. Bukan dengan cara-cara instan .

Orang-orang Jepang terkenal dengan kemampuan engineering-nya. Mereka mampu bekerja dengan sangat detail dan cermat. Tapi, tahukah Anda bagaimana caranya sehingga mereka bisa membentuk SDM SDM yang seperti itu? Anda tahu origami, seni melipat kertas menjadi berbagai macam mainan sampai hiasan yang indah.

Sejak kecil, di sekolah-sekolah, anak-anak Jepang itu diajari tentang bagaimana caranya membuat origami. Itulah pelajaran pertama yang membangkitkan kemampuan rancang bangun dari anak-anak Jepang. Setelah bertambahnya usia, anak-anak itu tumbuh, siap ditempa untuk menjadi engineer-engineer yang andal seraya sekaligus memiliki cita rasa akan keindahan. Jadi, mereka menempa SDM-nya sejak dini.

Keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki bukan hanya tertanam di dalam otak, tetapi juga dalam memori yang ada di syaraf dan otot. Saya menyebut ini dengan istilah myelin atau muscle memory . Membangun SDM yang seperti itu tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang terburuburu, yang maunya serbacepat. Cara-cara seperti itu hanya akan melahirkan mentalitas main terabas.

Padahal, dalam dunia bisnis kita juga harus taat aturan. Analogi yang sama juga bisa kita gunakan dalam membangun brand. Dari sejumlah brand favorit pilihan pembaca dari hasil survei Litbang KORAN SINDO, saya tak melihat ada di antara mereka yang dibentuk secara instan . Semuanya merek lama yang sudah bertahun-tahun kita rasakan kehadirannya termasuk jatuh bangunnya.

Dan, hampir semua brand itu sempat mengalami krisis. BCA pernah terkena isu rush. Beberapa produk Toyota sempat harus ditarik dari pasar. Nokia harus menghadapi gempuran BlackBerry dan berbagai gadget yang berbasis android. Dan sebagainya. Mereka melakukan kesalahan, terpukul, tetapi mampu bangkit kembali.

Benar kata Daniel Coyle, “One you makes mistakes, it makes you smarter.” Jadi, jangan malah mundur kalau Anda melakukan kesalahan. Sebab, kalau mundur, berarti Anda membuang pengalaman yang mestinya membuat Anda bertambah pintar. Sayang bukan! []


KORAN SINDO, 14 Agustus 2014

Menanti Implementasi Tol Laut


Harapan bagi pemerintah baru untuk merealisasikan konsep tol laut kian membumbung. Sebab implementasinya dapat mengefisiensikan sistem logistik nasional yang berimplikasi positif terhadap harga barang yang lebih murah. Pengertian tol laut bukanlah membuat jalan bebas hambatan di atas laut, melainkan pembangunan sistem transportasi logistik yang berupa pengiriman barang ke seluruh Indonesia melalui pelabuhan laut dalam (deep sea port).

Dengan sistem itu, kapal besar 3.000-4.000 TEUs akan dioperasikan untuk mengarungi samudra dari Medan (Sumatra Utara) hingga Sorong (Papua) secara bolak-balik. "Dari kajian kami, untuk mewujudkan biaya logistik yang efisien, kita harus mengimplementasikan tol laut tadi," ujar Ketua Supply Chain Indonesia, Setijadi, di Jakarta, baru-baru ini.

Ia menerangkan, saat ini terdapat dua konsep sistem logistik yang ditawarkan.
Pertama, konsep logistik maritim yang dicanangkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan cetak Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Kedua ialah konsep tol laut yang dicetuskan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Namun, konsep logistik maritim yang hanya mengandalkan dua hub pelabuhan, yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung di Indonesia Barat, dan Pelabuhan Bitung di Indonesia Timur, itu dinilai lemah.

Pasalnya, kelautan nasional terbilang luas. "Sedangkan, konsep tol laut memiliki kelebihan yang mengharuskan penggunaan kapal dengan kapasitas yang besar pada seluruh pelabuhan di Tanah Air, sehingga akan berdampak pada efisiensi biaya angkut per kontainer," jelas dia.

Ikatan Alumni Lembaga Ketahanan Nasional XLIX (IKAL 49) turut menilai penerapan tol laut realistis. Ketua IKAL 49 Boedhi Setiadjid mengatakan penerapan konsep itu dapat menjadikan laut sebagai basis konektivitas produksi dan pemasaran antardaerah/pulau di Indonesia dan regional, sehingga dapat menekan disparitas harga dengan menekan biaya transportasi dan logistik yang saat ini tinggi.

Sumber dan berita selengkapnya:
http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/3153/Menanti-Implementasi-Tol-Laut/2014/08/20

Wednesday, July 16, 2014

Hanya 2,23% Beralih dari Truk ke Kereta


Supply Chain Indonesia menilai peralihan pendistribusian logistik dari moda transportasi jalan ke kereta api jalur ganda sepanjang Pantura 2,23%.

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan jalur ganda sepanjang utara Jawa sebagian besar akan dimanfaatkan untuk pengiriman dari wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat ke Jawa Timur atau sebaliknya dengan perkiraan volume pengiriman barang antar wilayah tersebut pada tahun 2014 setara dengan 80.000 TEus per hari.

Pengoperasian jalur ganda, imbuhnya, juga akan meningkatkan kapasitas angkut dari 5.000 TEUs menjadi sekitar 17.500 TEUs per minggu atau terjadi kenaikan sekitar 12.500 TEUs per minggu.

Sejauh ini, imbuhnya, sekitar 80% pengiriman barang di Pulau Jawa masih didominasi oleh moda transportasi jalan. Dengan demikian, pengoperasian jalur ganda tersebut berpotensi memindahkan pengangkutan barang dari truk ke kereta api sekitar 2,23%,

"Sekarang masih 2,23%. Kalau frekuensinya bisa ditambah 2 kali lipat, itu sudah 5%," ujarnya, Senin (14/7/2014).


Sumber :
http://industri.bisnis.com

Sunday, July 6, 2014

Indonesia Develops Drone to Monitor Border Regions


A small green aircraft flew in the blue sky over the Halim Perdanakusuma airbase in East Jakarta on Thursday morning.

The unmanned aerial vehicle (UAV) features all the characteristics of a surveillance drone, except for its thunderous sound.

“The plane is designed to carry out surveillance. Given its noise levels, however, its targets would easily become aware of its position,” Research and Technology Minister Gusti M. Hatta said during the drone’s flight demonstration, which was also attended by Defense Minister Purnomo Yusgiantoro.

The drone was developed jointly by the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) and the research and development division at the Defense Ministry.

Purnomo said after the demo that a squadron of drones would soon join the Indonesian Air Force (TNI-AU), making Indonesia one of a few countries that develop UAVs.

The aircraft, according to the minister, would be placed in the country’s vast border regions.

Indonesia shares land borders with Papua New Guinea to the east, Malaysia and Brunei Darussalam on Borneo, and Timor Leste on Timor Island. Most illegal migrants enter the country along these borders.

As of August this year, some 7,370 migrants had illegally entered Indonesia via Nunukan in East Kalimantan, which directly borders Malaysia.

Aside from surveillance, the UAVs can also be equipped with military applications.

“These UAVs can be upgraded to fire missiles and to carry bombs,” Purnomo said.

Currently, the BPPT and the Defense Ministry’s research and development division have created around 12 UAV prototypes, which bear names including Sriti, Alap-Alap, Gagak, Pelatuk and Wulung.

Wulung, which was tested on Thursday, has a wingspan of about 6 meters, a height of 1.2 meters and a length of around 4 meters. The aircraft performed surprisingly well during the test flight.

Despite the country’s achievement with the UAVs, the BPPT’s engineering researcher, Adrian Zulkifli, admitted that Indonesia was still far behind other countries in terms of unmanned aircraft development.

A report by CNN stated that the US had only 11 drones in 2011 when it declared its War on Terror. However, it currently had around 7,500 drones that have been deployed in many of its military operations overseas, the report said.

The drones can fly as far as Afghanistan, Iran and Pakistan, despite being remotely operated by pilots from military bases in the US.

Meanwhile, their Indonesian counterpart, the Wulung, can currently only fly as far as 73 kilometers from its ground controllers.

“We are working on enabling our UAVs to travel up to 300 kilometers,” Adrian said, adding that the Wulung could fly up to four hours non-stop.

The Wulung and the other UAVs are operated by software originally made by the BPPT.

“We created the software to operate the UAVs,” Adrian said, adding, however, that the aircraft’s engines and cameras were imported from European countries.

“We are learning to produce the engines so that we will not be forever dependent on other nations. However, their quality may not initially be as good as those from countries with advanced experience in UAV production.”

With the planned inclusion of a squadron of UAVs in the Air Force, the Indonesian Army will be one step closer to achieving its minimum essential force in 2025. However, the government still has much to do to meet the goal.

Source :
http://m.thejakartapost.com

Ilmuwan Indonesia Kembangkan UAV Terbesar di Asia


Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, ilmuwan Indonesia yang kini berkarya di Jepang, mengembangkan pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) berbadan besar bernama Josaphat Laboratory Large Scale Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX-1).

"JX-1 sementara ini terbesar di Jepang, dan mungkin di Asia," ungkap Josaphat dalam wawancara lewat e-mail dengan Kompas.com, Sabtu (16/6/2012). 

JX-1 dibuat untuk melakukan pengujian perangkat gelombang mikro dan kamera untuk penginderaan jarak jauh yang selama ini juga dikembangkan di laboratorium miliknya, Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL), di Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang.

JX-1 dikembangkan sejak lima tahun lalu. Salah satu pertimbangannya adalah efektivitas biaya. Jika meminjam UAV untuk pengujian, prosedurnya cukup rumit dan memakan biaya besar.

"Misalnya pernah saya akan instal radar dan ditawari biaya senilai sama untuk membuat UAV berbadan besar lebih dari lima unit. Kalau punya UAV sendiri, bisa setiap saat menerbangkan sendiri dan tidak perlu khawatir untuk mengoperasikannya di daerah-daerah berbahaya," urai Josaphat.

Lebih besar, lebih mumpuni

JX-1 memiliki beberapa kelebihan dibanding pesawat tanpa awak lain di Jepang saat ini, utamanya dalam hal ukurannya. 

"Angkatan bersenjata Jepang pun hanya mempunyai UAV originalnya dengan rentang sayap terbesar adalah 3 m, sedangkan JX-1 adalah 6 m dan dapat ber-payload sensor-sensor sekitar lebih dari 30 kg," tambah Josaphat. 

Pesawat tanpa awak berbadan besar diperlukan untuk mengakomodasi perangkat dengan beragam frekuensi serta mendukung proyek Josaphat selanjutnya.

Josaphat menjelaskan, teknologi Synthetic Aperture Radar (SAR) di Jepang saat ini bekerja pada frekuensi L band dengan polarisasi linear. Sementara Josaphat sendiri mengembangkan SAR yang berbasis polarisasi sirkuler sebagai sensor SAR baru di dunia. 

Supaya dapat dibandingkan dengan sensor sebelumnya, Josaphat tetap mengembangkan pada frekuensi yang sama. Sementara L band memiliki panjang gelombang yang cukup panjang sehingga dibutuhkan antena berukuran lebih besar.

"Agar dapat mengakomodasi perangkat pada frekuensi rendah ini hingga tinggi (sekitar 50 GHz), maka UAV ini dirancang mempunyai ruang besar sejak awal," papar Josaphat.

JX-1 juga dipersiapkan untuk mendukung penelitian berikutnya. Saat ini sedang dipersiapkan radar yang akan bekerja pada frekuensi P, S, C, X, dan Ku band. Ruang yang besar dibutuhkan untuk mengakomodasi payload misi secara bersamaan. 

"Memang saat ini ada UAV kecil-kecil, tapi mempunyai keterbatasan fungsi dalam misi, termasuk flight endurance," kata Josaphat.

Selain soal ukuran, JX-1 memiliki kelebihan sebab dirancang tembus gelombang mikro dengan dielectric constant sekitar 1,5 atau material badan pesawat berkarakteristik mendekati udara. Dengan demikian, radar bisa disimpan di dalam badan pesawat sehingga lebih terlindungi dan pancaran gelombang dapat menembusnya.

Tulang punggung riset penginderaan jauh

JX-1 berhasil diterbangkan perdana pada 7 Juni 2012 lalu di Fujikawa Airfield. Setelah penerbangan perdana ini, JX-1 bakal siap mendukung beragam misi pengujian serta misi lanjutan berikutnya. 

Saat ini, laboratorium Josaphat tengah mengembangkan Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-SAR) sebagai SAR aktif sensor, GPS-SAR sebagai SAR pasif sensor, GPS-Radio Occultation (RO), dan Linear Polarized Synthetic Aperture Radar (LP-SAR). 

JX-1 nantinya akan dimanfaatkan untuk menguji coba sensor tersebut. Setelah uji coba, sensor akan diaplikasikan pada mikrosatelit yang juga dikembangkan oleh Josaphat dan tim, bernama GAIA-I dan GAIA-II.

Josaphat menjelaskan, kedua mikrosatelit yang dikembangkan bertujuan untuk mengamati pergerakan kerak bumi sehingga membantu memprediksi gempa dan tsunami 3-5 hari sebelum kejadian. GAIA-I akan mengamati dalam resolusi lebih besar, sementara GAIA-II dalam citra yang lebih detail.

Di Jepang, teknologi yang dikembangkan Josaphat digadang mampu menjadi tulang punggung dalam riset penginderaan jauh. Nantinya, penginderaan jauh tak hanya mengandalkan radar dan satelit, tetapi juga didukung pesawat tanpa awak.

Saat ini, kata Josaphat, Malaysia dan Jepang sudah bekerja sama lewat program transfer teknologi untuk mengamati Semenanjung Malaysia. Josaphat berharap, Indonesia pun ke depan juga berminat mengaplikasikan teknologi yang dikembangkannya.

Sumber :
http://sains.kompas.com

Related Posts