Monday, December 1, 2014
Rantai Distribusi Cabai Jatim ke Jakarta
Begini Panjangnya Rantai Distribusi Cabai Jatim ke Jakarta yang Bikin Harga Tinggi
Panjangnya rantai pasok/distribusi, disebut-sebut sebagai pemicu utama tingginya harga cabai di Jakarta. Saat ini harga cabai rawit merah di Jakarta sudah mencapai Rp 70.000/kg sedangkan di tingkat petani hanya Rp 40.000/kg.
Ketua Asosiasi Agribisnis Jawa Timur Sukoco mengungkapkan, pola distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta setidaknya melewati 5 pos.
"Rantai distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta memang cukup panjang. Harus melewati 5 pos," kata Sukoco kepada detikFinance, Sabtu (22/11/2014).
Pos pertama, cabai dari tingkat petani dijual dan dikirim ke pedagang pengepul dengan harga Rp 40.000/kg itu. Lalu dari situ, pedagang pengepul kemudian mengirim dan menjual kembali ke pedagang antar kota.
Tidak berhenti sampai di sana, para pedagang antar kota kembali menjual dan mengirim ke pedagang antar provinsi. Lalu dari pedagang antar provinsi, cabai kemudian dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Rantai terakhir adalah cabai kembali dijual dari Pasar Induk Kramat Jati masuk ke pedagang pengecer.
Sukoco menjelaskan, dari setiap fase itu, para pedagang mengambil keuntungan 20%. Sehingga, total nilai harga cabai setelah melewati 5 fase itu sebesar 100%. Alasannya adalah, karena pedagang untuk mengeluarkan biaya transportasi dan mengganti kerugian atas biaya susut dan busuk cabai selama di perjalanan.
"Jadi kalau dilihat bukan pedagang yang nakal, tetapi rantainya memang yang cukup panjang ini," cetusnya.
********************************************************************
Hasil pertanian dan peternakan dari petani petani binaan di daerah jawatimur (tapalkuda) Khusus bab cabe mungkin bisa dikatakan cuman 20% yg ditembak ke jkt. 40% ke jateng dan sisanya beredar di jatim. Harga dari petani variatif dari 25-30rb kondisi mg ini. Harga tinggi Karena cabai banyak yg rusak. Busuk karena faktor peralihan cuaca. Jadi setelah di sortir masuk pengepul harga kembali dikoreksi untuk penyusutan dan yg rusak (khusus waktu waktu ini tingkat rusak lebih tinggi karena dari hasil panennya juga kurang bagus).
Kalau pengiriman jatim ke jkt memakan waktu 18 jam-an, tingkat penyusutan 5-10% kadar air dan barang rusak 10% diperjalanan beserta biaya lainnya yg ikut berkontribusi menaikkan harga perolehan di pedagang besar jkt. Biasanya masuk jkt diangka 45-50rb nett.
Nah begitu masuk induk atau pedagang besar kembali di sortir dan distribusikan ke pedagang kecil di pasar pasar daerah.
Untuk cabe bulat segar harga memang tinggi. Tapi kalau cabe giling harga bisa sangat stabil.
Saya lebih pribadi lebih suka menjual cabe giling yg sudah distandarisasi. Jadi dari petani kita sudah giling. Dipack, dilabelin dan di diinginkan. Kelebihannya lebih aman dari resiko rusak dan harga sangat sangat kompetitif dan stabil.
Toh nantinya cabe juga pada akhirnya digiling juga bila untuk keperluan rumah makan padang. Catering atau bakso.
Harga cabe giling masih diangka 25rb/kg. Cabe bulat bisa di 80rb/kg sebagai perbandingan.
Sumber :
detikfinance
IPOMS-APICS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Cerita di Balik Penutupan Pabrik Panasonic dan Toshiba Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusa...
-
Sebaiknya PPIC dibagi menjadi: PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Req...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
What exactly is 5S? Simply stated, a 5S is the structured method to organize the work place. As evidenced by its name, there are 5 steps ...
No comments:
Post a Comment