Tuesday, December 9, 2014

9 Hal yang Diperhatikan saat Melakukan PHK

Memang seyogyanya, jika anda seorang pimpinan perusahaan / pemilik bisnis, usahakan jangan sampai mem-PHK karyawan, karena walau bagaimanapun akan menambah beban pengangguran di negeri ini dan jika di pandang dari sudut kemunusiaan dan idealisme, sebisa mungkin jangan sampai melakukan pemutusan hubungan karja dengan seorang karyawan, mengingat bagi kebanyakan karyawan, perkerjaan yang ia miliki adalah satu-satunya sumber income untuk membiayaai kebutuhan hidupnya atau keluarganya.

Namun, kalau memang anda sudah tidak mampu lagi memberi tolerasi bagi karyawan yang bersangkutan, misalnya ia tidak disiplin waktu, tidak dapat menyelesaikan perkerjaan sesuai dengan deadline, malas, tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik atau melawan perintah atasan dan banyak lagi hal lainnya yang tidak sesuai dengan standar perusahaan, memang melakukan pemecatan terhadap karyawan yang bersangkutan sudah tidak dapat di hindari lagi.

Oleh karena itu, berikut tips atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberhentikan seorang karyawan. Dalam hal ini jika diasumsikan karyawan yang akan anda berhentikan adalah karyawan sukarela, seseorang yang tidak mempunyai kontrak kerja yang menjaminnya akan dipekerjakan selama periode tertentu.

Berikut adalah 9 hal yang harus diperhatikan dalam memberhentikan karyawan:

1. Periksalah masukan yang anda berikan selama ini

Jika selama ini anda memberikan pujian kepada kinerjanya dan menaikkan gajinya setiap tahun, tentu ia akan terkejut jika anda mengatakan akan memecat dia. Maka, tunjaulah hubungan anda dengan dia. Jika selama ini anda memberikan signal positif kepadanya, jangan langsung melakukan PHK terhadapnya. Lebih baik mulailah mengubah signal yang anda tunjukkan dan biarkan dia tahu bahwa dia tidak dalam posisi nyaman lagi.

2. Beri ia peringatan terlebih dahulu

Panggil si karyawan dan duduk dalam ruangan anda, jelaskan padanya bahwa anda tidak gembira dengan kinerjanya dan beri dia waktu tertentu  (misalnya 30 hari) untuk mengubah keadaan. Jelaskan, bila tidak ada perubahan, anda akan memberhentikannya segera. Siapkan memo untuk merinci apa yang anda katakan kepadanya.

3. Fokuskan pada perilaku tertentu

Jelaskan kepada si karyawan mengenai daftar perilakunya yang tidak dapat anda terima, dan katakan kepadanya apa yang harus ia lakukan untuk bisa kembali menjadi baik. Jangan biarkan ia membawa anda berdebat pada hal lain selain yang anda agendakan.

4. Berhentikan dia pada awal pekan , jangan di akhir pekan

Misalnya setelah anda beri kesempatan ia untuk memperbaiki diri dan ternyata ia tidak melakukan hal yang anda katakan, berhentikan lah ia dari pekerjaannya pada awal pekan. Jangan pernah memberhentikannya pada hari Jum’at, karena dia akan suntuk & uring-uringan sepanjang akhir pekan dan akan kembali ke kantor pada hari senin untuk “siap perang”.

5. Katakan dengan singkat, halus dan to the point

Jangan terperangkap pada emosi si karyawan, dan sediakan kotak tisue di meja anda. Hadirkan seorang saksi selama pertemuan anda dengan dia, mengantisipasi kemungkinan ancaman pembalasan. Kemudian, proseslah langkah-langkah berikut:

Katakan kepada sang karyawan bahwa ia diberhentikan dan kapan harus meninggalkan pekerjaannya.
Terangkan bahwa dia diberhentikan karena ada sebabnya, tetapi hindari memberitahu rinciannya. Sebab, anda tidak perlu memulai perdebatan. Katakan saja bahwa dia tidak mencapai tujuan yang anda inginkan dari dia berdasarkan peninjauan kinerja terakhir. Jika dia masih berkeberatan dan menjurus defensif, katakan saja: “Maaf, keputusan saya sudah bulat“.
Terangkan berapa pesangon yang tersedia baginya serta tunjangan-tunjangan lain yang menjadi haknya.
Terangkan kepadanya apa yang akan anda katakan jika suatu saat anda diminta memberi referensi kerja tentang sang karyawan.
6. Mintakan surat pengunduran diri dan berikan dia insentif untuk menandatanganinya.

Mintakan saran ahli hukum untuk merumuskan surat semacam ini. Berikan insentif agar sang karyawan mau menandatanganinya. Misalnya: “Anita, menurut peraturan pesangon anda adalah tiga bulan gaji, tetapi saya dengan senang hati menambahnya satu bulan lagi dengan anda menandatangani form ini“. Berikan pula kesempatan kepadanya berbicara dengan pengacaranya, untuk memberi tanda bahwa anda tidak takut akan dituntut suatu waktu nanti.

7. Jangan biarkan dia menunda-nunda

Jika tidak ada alasan membiarkan sang karyawan menyelesaikan tugasnya, katakan padanya untuk segera meninggalkan kantor anda. Pastikan ada orang mendampinginya meninggalkan pintu kantor anda untuk menghindari dia mengambil data penting atau aset lain.

8. Segera cari pengganti karyawan tersebut

Segera sesudah sang karyawan berhenti bekerja, tempatkan karyawan lain menggantikannya. Jelaskan kepada seluruh karyawan bahwa ia telah diberhentikan dan alasannya seara umum. Ini untuk menghindari adalanya rumor atau gosip tidak sedap terutama dari sang karyawan yang telah diberhentikan itu.

9. Selesaikan sampai tuntas

Hal paling buruk yang mungkin dapat terjadi dengan mempertahankan karyawan yang mudah marah, emosional dan suka merusak adalah tetap mempertahankannya. Membiarkan dia tetap ada di perusahaan anda akan memperburuk suasana kerja, dan berpengaruh secara umum bagi produksi atau hasil yang ingin dicapai.


Sumber :
partisimon.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts