Bagaimana memecat orang yang tidak tepat ?
Bagaimana memecat orang yang tidak tepat, dan yang dipecat masih berterima kasih. Problem utama dalam perusahaan seringkali bukan recruitment, recruitment boleh salah tapi jika tau cara memecat dengan baik maka perusahaan kita akan tetap maju.
Meskipun recruitment bukan problem besar, namun nyatanya juga tidak mudah me-recruit orang yg tepat. Sama tidak mudahnya memecat orang yang tidak tepat.
Yang paling sering dilakukan, bila ada karyawan yg tidak tepat, mereka di “kambing hitam”kan, di “black-list”, sehingga penilaian prestasi jelek, gaji tidak naik, misalnya naikpun naik sangat minimal. Bonus juga minimal. Bahkan seringkali karyawan demikian tidak mendapat bonus. Jabatan tidak dinaik-kan. Dan seringkali mereka di pojokkan, di mutasi ke tempat yg tidak nyaman. Supaya mereka keluar sendiri. Karena pemimpin tidak mau atau tidak berani memecat. Banyaknya karyawan yg tidak tepat yg tidak dipecat, akibatnya karyawan yg tepat yg keluar terlebih dahulu. Jadi yg tinggal hanya sekumpulan karyawan yg tidak tepat.
Celakalah perusahaan itu…………
Sebelum memecat karyawan yg tidak tepat, kriteria “tepat” itu seperti apa ? Menurut penelitian Jim Collin, dalam bukunya “Good to great”, dimana ada 1.400 perusahaan yg diteliti, ternyata hanya ada 11 perusahaan yg tumbuh tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan saingan sejenis dalam kurun waktu 15 tahun berturut turut, ternyata mereka mempunyai criteria orang orang yg tepat yg membuat perusahaan bisa maju lebih banyak dibandingkan saingannya.
Karyawan yg tepat adalah:
Karyawan yg tidak perlu di motivasi,
Mereka sudah termotivasi begitu besarnya, sehingga harus dijaga agar idenya tidak kebablasan. Karyawan spt ini akan melakukan lembur tanpa diminta, walaupun uang lembur nya kecil sekali. Karena produktifitas dikaitkan dengan penghasilan, akibatnya karyawan jadi semangat dengan sendirinya. Jadi tidak perlu di semangat-in. karena produktifitas terkait dengan income nya dia.
Karyawan tidak perlu di-kontrol.
Bukan kalo pimpinan ada, dia semangat, pimpinan ada atau tidak ada, karyawan tsb tetap semangat. Bukan hanya karena pimpinan ada saja, mereka jujur. Secara sifat & watak, mereka tidak perlu lagi di-kontrol.
Karyawan yg tepat bukan “yes-man”,
Mereka berani ber-argumentasi dgn cara yg baik, hanya saja walaupun mereka beda pendapat, ketika sudah diputuskan, walaupun kita belum tentu sepakat dgn idenya, tapi mereka tetap mendukung keputusan bersama dgn sepenuh hati dan melakukan dgn sungguh sungguh. Bukannya boikot. Karyawan demikian ini ketika dalam rapat, atau dengar pendapat, atau sehari hari mereka inisiatip mengajukan usul, pemikiran, hal hal supaya perusahan jauh lebih baik. Mereka memikirkan dan usul. Mereka meletakkan ego nya demi perusahaan.
Mereka fokus bukan minta dihargai, tapi membuat perusahaan maju
Karyawan yg mempunyai passion, integritas dan skill,
Cara mengetahui karyawan tsb tepat atau tidak tepat, setelah 6 bulan atau setahun bekerja , karyawan tsb di panggil dan disuruh cerita “apa yg sudah kamu lakukan dan apa prestasi-mu selama ini ?” ketika dia bercerita, kita dengar dan amati, kita hakimi dgn perasaan kita, ketika kita tau bahwa hasilnya seperti ini, lalu kita tanya pada diri sendiri, kita recruit atau tidak orang ini ? kalo jawabannya mestinya tidak perlu di recruit, karyawan ini harus anda pecat.
Atau bandingkan dgn yg ini :
Karyawan datang kepada kita dan berkata : pak, saya baru mendapat warisan 100 milyar, saya mau mengundurkan diri. Apa yg kita rasa dan amati ? kecewa atau bahagia ? kalau anda merasa lega, berarti karyawan tsb harus anda pecat.
Karyawan yg tidak jujur harus dipecat, sehebat apapun dia
Karyawan yg punya passion, integritas & skill harus di-promosi, karyawan yg tidak punya passion, integritas & skill dan tidak dapat dipercaya harus segera di pecat.
Sekarang bagaimana prinsip memecat, sehingga yg dipecat malah bilang “Terima kasih” ?
Prinsip “Kita harus keras kepala tapi hati yang lembut”.
Pegang prinsip sampaikanlah dengan baik. Maksudnya pecat ya pecat tapi seni menyampaikannya harus dengan sangat baik hati, anda dilarang bilang : anda salah ini, salah itu.
Karena jika anda menyalahkan orang, kemungkinan cenderung bertengkar, dan anda berada di posisi yg di rugikan, anda bisa di sabotase. Anak anda di culik. Dsb (jangan mengandalkan polisi). Lalu kalo ga ada salahnya, mengapa dipecat ?
Prinsip “Good guy, bad guy” dan anda sebagai good-guy nya.
Dengan alasan ini keputusan managemen atau kantor pusat (bukan keputusan anda) dan anda seolah olah baik, dengan memberi pesangon lebih banyak.
Prinsip “minta yg bersangkutan berterima kasih kelak”
Katakan : kelak, entah 2 bulan, entah 2 tahun atau 10 tahun mendatang, yg bersangkutan datang dan mengucapkan terima kasih, karena berkat dipecat, hidup nya menjadi jauh lebih baik.
Prinsip “kita harus memilih, daripada yg bersangkutan tersiksa di perusahaan kita, lebih baik orang ini kita lepas dengan ikhlas dengan harapan nasib-nya jauh lebih baik, lebih kaya di luar sana“
Ini penting, karena kebanyakan pimpinan merasa kasihan, jika dipecat orang ini tidak bisa makan, apakah tidak lebih kasihan jika orang itu tetap di perusahaan anda, tapi anda telantarkan ?
Prinsip “selalu beri surat keterangan prestasi kerja yang baik”
Agar karyawan tsb memiliki cara mudah ketika melamar di tempat lain
Prinsip “suruh karyawan tsb menulis “surat mengundurkan diri“
Jadi kesannya karyawan tsb yg meninggalkan perusahaan, bukan di pecat. Jadi kita jaga harga dirinya.
Bagaimana Caranya Memecat Karyawan dan yang Dipecat Berterimakasih
Agar karyawan berterimakasih saat dikeluarkan dari pekerjaan memerlukan beberapa prinsip. Cara memecat karyawan yang baik akan membawa banyak manfaat bagi Anda.
Pertanyaan yang bagus minggu ini adalah, Bagaimana caranya memecat karyawan dan yang dipecat malah berterimakasih? Tak perduli saat ini anda masih belum memiliki bawahan, pelajari terlebih dahulu sehingga saat ada yang perlu dikeluarkan nantinya, Anda sudah siap.
Cara saya yang paling parah mengeluarkan karyawan, adalah dengan satpam saya. Dia mabuk-mabukan di jam kerja, kemudian dia di biarkan dan melarikan diri dengan masih menggunakan seragam satpam yang bertuliskan BCA. Dia mabuk – mabukan, bolos kerja, berkelahi di Bilyard karena memperebutkan seorang wanita.
Ini adalah cerita nyata, sudah dikenakan peringatan terakhir, untuk tiga kali terakhir, terakhir, terakhir ternyata setiap akan di keluarkan HRD nya tidak pernah berani, dia mengancam dengan pisau, dan dia berkata ”kamu atau saya yang mati? kamu jangan menghabisi asap dapur saya!” . Kemudian malamnya rumahnya diteror di lempari batu, tidak ada yang berani mengeluarkan dia.
Dalam hal ini gunakan perinsip ”keras kepala hati yang lembut”. Saya dengan karyawan sudah berteman dari awal, dia main tenis meja, saya pun tenis meja, ketika kejadian di tangkap polisi kemudian di lepas dia kembali, saya memanggil dia dengan baik. Prinsipnya, kalau mengeluarkan karyawan tidak perlu dibicarakan kembail apa saja kesalahanya, karena hanya akan memicu perkelahian.
Jadi cara mengeluarkannya adalah saya berbicara sebagai teman yang layaknya mau membantu. Saya katakan bahwa saya mau membantu dia, saya tekankan disitu bahwa posisi saya adalah teman yang mempunyai tugas untuk membantunya. Saya pastikan dia merasa Win, saya tanyakan mengenai gajinya, keluarganya, saya terkejut karena dia mempunyai dua orang istri dan bagaimana cara mencukupinya, biasanya bila orang bermasalah selalu merasa gaji nya tidak cukup, dia tidak pernah bersyukur tidak bisa mengelola keuangannya.
Kemudian saya tanyakan bagaimana cara mencukupi keluarganya selama ini, dia katakan bahwa dia berjualan burung, dan dia katakan keuntungannya lumayan, sekali berjualan burung bisa untung sekitar Rp. 20.000
Lalu saya katakan kepadanya saya akan memberi dia free coach agar dia berhasil, kalau nasib bapak lebih baik daripada di perusahaan saya atau di BCA, atau di toko buku saya, entah dua tahun, entah 20 tahun kemudian, ataupun entah dua hari, ternyata nasibnya lebih baik dari keputusan saya ini.
Dari hal ini saya meminta sesuatu kepadanya, saya ingin dia datang ke tempat saya untuk mengucapkan terima kasih. Cara mengeluarkan yang aneh bukan?. Saya mengeluarkan dia dan saya minta dia mengucapkan terima kasih. Saya mengetahui latar belakang dia yang sudah di Black List di BCA dan tidak diberikan kenaikan gaji.
Sekali lagi saya tekankan bahwa saya adalah temannya dan tidak mempunyai maksud untuk menyusahkannya, saya juga menginformasikan mengenai aturan depnaker, yang menyatakan mengenai ketentuan gaji yang harus dia dapatkan, dan saya katakan kepadanya saya bisa memberi lebih dari gaji yang dia dapat berikut bonus. Inilah prinsip keras kepala hati yang lembut, lalu saya katakan bila dia menolak urusannya dilimpahkan kepada polisi dan Depnaker,lalu saya katakan bahwa saya sudah persiapkan uangnya dan silahkan dia hitung.
Saya lihat wajah nya mulai senyum dan saya berikan surat pengunduran diri berikut refrensi, surat kelakuan baik, dan surat ucapan terima kasih kepada pimpinan BCA dan kepada teman – teman, karena sudah diberi kesempatan berkarir dan mohon maaf atas kesalahan kesalahan yang telah dia buat di BCA dan setelah ini dia akan melakukan usaha dengan bisnis sendiri, mohon doa restunya semoga sukses lalu dia tanda tangan, sekaligus pernyataan bahwa dia keluar bukan karena saya keluarkan tapi karena dia mengundurkan diri.
Inilah dia “keras kepala hati yang lembut”, kita sama-sama menjaga pride , polanya sama.
Sumber :
Tung Desem Waringin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Cerita di Balik Penutupan Pabrik Panasonic dan Toshiba Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusa...
-
Sebaiknya PPIC dibagi menjadi: PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Req...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
What exactly is 5S? Simply stated, a 5S is the structured method to organize the work place. As evidenced by its name, there are 5 steps ...
No comments:
Post a Comment