Sunday, June 9, 2013

Budaya Kita Menurut Orang Jepang


Oleh : Ahmad Darobin Lubis
Graduate School for International Development and Cooperation (IDEC)
Hiroshima University

Prof Nagano Staf pengajar Nihon University memberikan kuliah intensive
course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University.
Beliau sering menjadi konsultan pertanian di Negara2 Asia termasuk
Indonesia. Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan
sewaktu membahas tentang Indonesia:

1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam2.

Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya
sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang
kali,saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya
pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program tersebut sebetulnya
baik.

2. Budaya Jam Karet

Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang asing
Yang pernah ke Indonesia ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut
anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam Karet! Saya
tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati, Sudah sebegitu parahkah
disiplin kita ?.

3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)

Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakansekarang kenapa ditunda
besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang
orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.

4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan

Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari
lengkap padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu
boot. Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke
lapangan, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang
berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat
sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi jarang yang mau turun
langsung ke lapangan.

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina
bobokan oleh istilah Indonesia kaya,masyarakatnya suka gotong royong,
ada pancasila,agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya
bisa kita lihat sendiri. Ternyata negara kita hancur2an, bahkan susah
untuk recovery lagi, mana sifat gotong royong yang membuat negara
seperti korea bisa bangkit kembali. Kita selalu senang dengan istilah
tanpa action.

Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide, kritik,akhirnya waktu
terbuang percuma tanpa action. Karena belum apa2 sudah ramai duluan.
Kapan kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan2 kita dan tidak
selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan
terus seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik
minimal untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang disegala
bidang.

Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah
diri untuk menjadi yang lebih baik.

NB:

Kita perlu refleksi dan berusaha untuk memperbaiki kekurangan kita
masing-masing, Meminjam istilah dari Aa Gym, lebih baik kita pakai
formula

3-M yang menurut saya cukup baik:

M-1 = Mulai dari hal yang kecil.
M-2 = Mulai dari diri kita sendiri.
M-3 =Mulai dari saat/ sekarang ini.

No comments:

Post a Comment

Related Posts