Sunday, July 15, 2012

Kegelisahan yang Positif

Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(twitter@andrewenas)


  Siapa yang tidak kenal merek Intel. Hampir semua komputer ada tulisan “Intel 
Inside”, artinya chips (microprocessor) di dalamnya adalah buatan Intel. Pendek 
kata, Intel merajai pasaran chips komputer dunia. Namun, kenalkah Anda dengan 
Andrew Grove, orang yang telah memimpin dan membawa Intel sampai sehebat 
sekarang ini.

  Dalam 11 tahun masa kepemimpinan Andrew Grove (1987-1998) Intel mematri 
dirinya sebagai perusahaan chipmaker terbesar di dunia. Dalam ranking ‘The Most 
Admired Company’ (perusahaan paling dikagumi) di Amerika Serikat menempati 
posisi ke lima. Juga dalam ranking perusahaan paling menguntungkan (Most 
Profitable Company) versi Fortune500 menempati posisi ke tujuh.

  Saya sendiri sangat mengagumi sosok yang sangat inspiratif ini. Ia juga 
teladan para intelektual praktis, kemampuannya mensinergikan karir akademik 
dengan karir bisnisnya mengagumkan. Selain  mengajar  manajemen strategik di 
Stanford University, Andrew Grove juga rajin menulis kolom di media-massa dan 
menulis buku. Kisahnya mungkin juga bisa menginspirasi Bung Sonny dalam 
mempertahankan bisnisnya bahkan mengembangkan terus.

  Dua bukunya menarik disimak, High Output Management (1983) dan Only The 
Paranoid Survive (1998). Pelajaran yang bisa kita simak dari bukunya yang 
pertama – tentang output manajemen - sebenarnya sederhana saja, namun sayangnya 
masih banyak para manajer yang salah menanggapinya. Ceritanya singkatnya begini:

  Suatu ketika Grove mengumpulkan para manajer di perusahaan Intel, dan 
me-review mereka dengan pertanyaan tentang output manajemen (achievement). Dan 
jawaban mereka rata-rata masih berkutat pada aktivitas individual yang mereka 
lakukan, bukannya output yang dihasilkan oleh timnya. Padahal manajemen adalah 
permainan tim, “the game of management is a team game.” Output seorang manajer 
bukanlah output individual sang manajer, melainkan output dari unit di bawah 
supervisi atau pengaruh sang manajer.  

  Pendelegasian yang disertai empowering merupakan sebagian cara untuk 
meningkatkan output manajer. Grove sendiri tidak mengukur output dirinya dengan 
ukuran aktivitas pribadinya, melainkan dari output orang-orang yang dipimpinnya. 
Menurutnya, tugas terpenting seorang pemimpin adalah berupaya mendapatkan 
kinerja terbaik dari para stafnya. Mereka mesti diseleksi, dimotivasi, dilatih 
dan diberikan sasaran-sasaran yang menantang, dinilai (review), dan dihargai 
oleh seorang pemimpin yang mampu memberikan teladan pribadi yang kuat.

  Dari buku kedua, kita belajar dari Andrew Grove bahwa sifat paranoia (selalu 
cemas, gelisah dan resah) dalam konteks yang positif sangat diperlukan untuk 
menghadapi sederetan rival bisnis yang senantiasa mengintai. Sifat paranoia ini 
membuatnya senantiasa berjaga dan waspada terhadap berbagai ancaman yang 
mengintai. Grove juga menginstruksikan bawahannya untuk bersikap yang sama. 
Istilah manajemen perubahan modern adalah : menciptakan situasi ‘burning 
platform’ (tempat berdiri yang terbakar). Maksudnya, senantiasa berpikir tentang 
contingency-plan (rencana cadangan, alternatif jalan keluar). Berpikir dua-tiga 
langkah ke depan dan kreatif. 

  Andrew Grove menggunakan sikap kegelisahannya demi mendorong para manajernya 
bersikap tanggap dan peka terhadap perubahan. Memikirkan setiap aspek dari 
bisnisnya, kemungkinan produk yang rusak atau layanan yang cacat (defect), 
kemungkinan kemerosotan kinerja pabrik, berjaga-jaga terhadap kemungkinan 
pesaing bakal mampu menemukan cara yang lebih baik dan lebih murah, dan 
seterusnya.

  Kepribadiannya yang bergairah, tegas, dan ambisius terbukti sangatlah cocok 
dengan iklim persaingan keras di lembah Silicon. Anda juga bisa. Bersiaplah 
untuk sukses.



(twitter@andrewenas)
---------------------------------------------------
Artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN, April 2007

No comments:

Post a Comment

Related Posts