Wednesday, June 27, 2012

Singkatan SHE, SOAR & SRE


SOAR: 
menurut AB Susanto (Direktur Jakarta Consulting Group),
SOAR (strengths, opportunities, aspirations, results) merupakan hasil pengintegrasian antara konsep appreciative Inquiry (AI) dengan perencanaan strategis guna menciptakan proses transformasional organisasi agar tetap kompetitif.
SOAR adalah sebuah pendekatan yang inovatif serta berbasiskan pada kekuatan (strength-based approach) terhadap perencanaan strategis. SOAR dapat membuat kita lebih memfokuskan diri kepada hal yang paling penting, yaitu masa depan karyawan dan organisasi.

Perencana strategis menuliskan pertanyaan yang bersifat menyelidiki guna menentukan arah (direction) dari proses perencanaan strategis serta menginformasikan isi dari perencanaan strategis tersebut berdasarkan kepada kekuatan dan peluang yang ada. Inilah yang disebut oleh Stavros, Cooperrider, dan Kelley dengan penyelidikan strategis (strategic inquiry) dengan tujuan yang bersifat apresiatif (appreciative intent).
SOAR dapat dimanfaatkan pada saat perusahaan melakukan hal-hal seperti pemindaian (scanning) terhadap lingkungan internal ataupun eksternal, evaluasi dan penciptaan kembali visi, misi, dan nilai-nilai organisasi, formulasi strategi dan rencana strategis pada berbagai unit dan level organisasi, serta perencanaan dan implementasi perubahan.
Dalam analisis SOAR, anggota organisasi dapat belajar untuk mengidentifikasi inti positif (positive core) yang dimiliki oleh organisasi, memperoleh kejelasan (clarity) terhadap nilai, visi, misi, untuk kemudian diselaraskan dengan strategi, inisiatif, dan rencana aksi yang disusun.
Selain itu, merencanakan, mendesain, dan memfasilitasi keseluruhan perencanaan strategis, serta mengidentifikasi pengukuran yang mendorong kinerja.
Metode SOAR, yang telah dijalankan oleh beberapa organisasi, baik bisnis maupun non-bisnis, terbukti mampu memperbaiki kinerja, seperti produktivitas dan penjualan, komunikasi yang terbuka dan berkesinambungan, serta meningkatnya moral karyawan yang anjlok.
Model SOAR mengubah analisis SWOT, yang sudah sangat mapan, dalam hal faktor-faktor kekurangan (weakness) internal organisasi serta ancaman (threats) eksternal yang dihadapinya ke dalam faktor-faktor aspirasi (aspiration) yang dimiliki perusahaan serta hasil (results) terukur yang ingin dicapai.
Model analisis ini beranggapan bahwa faktor kekurangan dan ancaman dapat memunculkan perasaan negatif bagi para anggota organisasi, sehingga menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang terbaik.
Dalam strength (S), hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang dimiliki diungkapkan, baik aset yang berwujud maupun aset yang tidak berwujud. Tujuan pengungkapan ini adalah untuk memberikan penghargaan terhadap segala hal-hal positif yang dimiliki, yang pasti akan selalu dimiliki baik oleh individu maupun organisasi. Kekuatan inilah yang akan terus dikembangkan demi kemajuan organisasi maupun individu di masa depan.
Opportunities (O) berarti dilakukannya analisis terhadap lingkungan eksternal guna mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki serta dapat dimanfaatkan oleh organisasi.
Cara pandang
Lingkungan eksternal adalah sebuah wilayah yang penuh dengan berbagai macam kemungkinan dan peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuannya memaksimalkan peluang yang dimiliki. Hal ini mensyaratkan adanya cara pandang yang positif dalam memandang lingkungan eksternal yang berubah dengan sangat cepat.
alam menganalisis aspirations (A), para anggota organisasi berbagi aspirasi dan merancang kondisi masa depan yang mereka impikan, yang dapat menimbulkan rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri, pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan.
Saling berbagi aspirasi ini menjadi hal yang sangat penting guna menciptakan visi, misi serta nilai yang disepakati bersama, yang menjadi panduan bagi perjalanan organisasi menuju masa depan.
Results (R) berarti menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai (measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui sejauh mana pencapaian dari tujuan yang telah disepakati bersama. Agar para anggota organisasi merasa termotivasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan ini, maka perlu dirancang sistem pengakuan (recognition) dan reward yang menarik.
Pendekatan SOAR dimulai dengan penyelidikan (inquiry) dengan mengajukan pertanyaan positif tanpa syarat (unconditional positive questions) guna mempelajari nilai inti, visi, kekuatan, dan peluang potensial organisasi. Penyelidikan adalah saat untuk melakukan refleksi terhadap kekuatan di masa lalu serta bagaimana kekuatan ini dibangun.
Kemudian, peserta memasuki fase imajinasi (imagination) , dimana mereka menghabiskan waktu untuk bermimpi dan membangun masa depan yang diinginkan.
Tujuan jangka panjang dan alternatif strategis dan rekomendasi dipresentasikan. Fase berikutnya adalah saat untuk melakukan inovasi (innovation) untuk memulai desain strategis dari tujuan jangka pendek, rencana taktikal dan finansial, serta sistem, struktur, dan program yang terpadu guna mewujudkan masa depan yang diinginkan dengan hasil terbaik.
Dapat kita simpulkan inti metode ini bertumpu kepada mencari apa yang terbaik yang dimiliki oleh organisasi, segala kekuatan yang ada pada organisasi. Kemudian berdasarkan apresiasi terhadap kelebihan yang dimiliki, mencari peluang-peluang yang tersedia, aspirasi ditampung dan dirumuskan dalam measurable result. Tentu disertai dengan pengakuan dan reward yang pantas.

1 comment:

Related Posts