Wednesday, June 27, 2012

Kecerdasan Spiritual

Di jaman transisi seperti sekarang ini, banyak pengelola proyek sedang
bersusah hati, karena harus mempertanggung jawabkan "sesuatu"
yang tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. Konon, proyek ratusan
milyar, belum apa-apa sudah dipotong "sekian persen", untuk
biaya menge"gol"kannya. Belum lagi pengeluaran, kunjungan para
pejabat, untuk meninjau proyek yang kerap dilakukan. Memang tidak ada
keharusan memberikan `sangu', tetapi kalau tidak ?

Aparat pemeriksa datangnya bergelombang, dari Irjen, BPK sampai dengan
Kejaksaan, sekarang ditambah dengan KPK – semuanya memerlukan dana
diluar mata anggaran. Belum lagi kalau ada "temuan", habislah
sudah! Proyek yang tadinya berkah, yang dilaksanakan sebagai amanah,
akhirnya menjadi musibah. Celakanya, ketika musibah datang, sang pimpro
harus mempertanggung jawabkannya sendiri.

Keluhan disektor swasta juga ada. Di suasana bisnis yang turbulen (tidak
menentu), perusahaan sering berubah arah kebijakan. Sistem Informasi
yang belum selesai dibangun, sudah diubah karena ada kebijakan atau
perubahan pimpinan. Keadaan tidak menentu itu, tentu akan mengakibatkan
pemborosan sumber daya dan jam lembur untuk menyelesaikan
'pesanan' menjadi lebih panjang. Belum lagi semangat kerja yang
pasti akan menurun, karena sepertinya 'hasil kerja' sebelumnya
menjadi sia-sia. Keraguan-raguan muncul ketika memulai suatu pekerjaan,
apakah ini tidak akan sia-sia lagi ? Kalau fakta-fakta pemborosan,
dilontarkan dengan cara yang tidak pas, yang terjadi adalah
'bentakan' dari atasan – 'apakah kamu mampu
menyelesaikan tugas ini ?' – kalau sudah demikian karir anda
akan terhambat, lebih parah lagi, bisa tamat.

Hal-hal diatas, tentu akan menyebabkan pergulatan bathin sehingga
menjadi sedih gundah gulana. Kebanggaan anda menjadi pemimpin proyek
seakan ditenggalamkan oleh permasalahan yang sedang melanda.

- - -

Sahabatku, pada kenyataannya, dunia ini penuh kenikmatan, banyak
pilihan, beraneka warna dan beragam rupa. Akan tetapi, semua itu
bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Anda menjadi bagian
dari dunia "rwa – bhineda" – dua hal berbeda yang
menjadi suatu keniscayaan.

Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, istri, kawan, sahabat,
tempat tinggal, atau pekerjaan, yang padanya, tidak mengandung sesuatu
yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu,
terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Karena itulah,
kemampuan bersikap sama terhadap suka dan duka yang menerpa, adalah
syarat mutlak untuk mencapai ketenangan jiwa. Asahlah kemampuan, untuk
memadamkan panasnya keburukan pada setiap hal, dengan dinginnya kebaikan
yang ada padanya. Kemampuan itu mutlak dipelajari, kalau Anda mau
selamat, adil dan bijaksana.

Sang Pencipta menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal
yang saling berlawanan (bahasa jawa kuno : rwa-bhineda), dua jenis yang
bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat
yang saling bertentangan, yang baik dan yang buruk, kebaikan dan
kerusakan, kebahagian dan kesedihan.

Karena itulah sahabatku, kenapa tidak kita jalani hidup ini sesuai
dengan kenyataan yang ada, jangan larut dalam khayal dan jangan pernah
menerawang menginginkan sesuatu yang ideal, ketika anda menghadapi
pekerjaan. Hadapi kehidupan ini apa adanya : kendalikan jiwa Anda, untuk
dapat menerima dan menikmatinya ! Bagaimanapun, tidak mungkin semua
teman tulus kepada Anda, dan semua perkara sempurna di mata Anda. Maka
sudah sepantasnya, sebagai seorang pemimpin di tempat kerja, kita
mengusahakan untuk merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling
memaafkan dan berdamai kembali, lalu menyelesaikan masalah dengan
kebersamaan.

- - -

Sahabat, saya yakin, jika anda telah terpilih menjadi seorang project
manager, pelaksana kegiatan, atau pengguna anggaran, maka kemampuan
intelektual anda, pastilah telah teruji. Bagaimana menyusun
"apa" tujuan dari proyek yang tertuang dalam dokumen lingkup
kegiatan. Lalu "bagaimana" mencapainya dengan menyusun daftar
aktifitas, menyusun urutannya dan durasi yang dibutuhkan untuk setiap
aktifitas, sehingga anda dapat menyusun jadwal pelaksanaan proyek.
Setelah itu, menetapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
setiap aktifitas, serta merencanakan, memantau proses dan hasil, agar
kualitas produk sesuai yang disepakati. Biaya, Mutu, dan Waktu, sehingga
Customer atau pelanggan menjadi puas (BMW Kupuas)

Berhasil tidaknya proyek, sangat tergantung dari kemampuan sumber daya
manusia pelaksana. Karena itulah, selain kecerdasan intelektual yang
cukup, seorang project manager juga perlu dilengkapi dengan kecerdasan
emosional yang memadai. Memahami motivasi pekerja, menanamkan pengaruh
dan menerapkan kekuasaan (power) dengan bijaksana adalah merupakan
hal-hal yang perlu juga untuk dikuasai.

Banyak proyek terhambat, akibat kegagalan berkomunikasi, karena itu,
anda perlu mangasah kemampuan dalam berkomunikasi. Untuk mengantisipasi
kenyataan bahwa proyek selalu mengandung ketidak pastian, maka kemampuan
mengelola resiko lalu dibutuhkan. Selain resiko, kemampuan menjalin
kemitraan dengan para pemasok / supplier / vendor, juga perlu dipupuk,
sehingga proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan yang diharapkan.

- - -

Kerena itulah, Project Management Institute membagi bidang ilmu menjadi
Core Knowledge - Project Scope Management, Project Time Management,
Project Cost Management, Project Quality Management. Bidang ilmu ini,
sangat terkait dengan kecerdasan intelektual dari project manager. Lalu
yang terkait dengan kecerdasan emosional (facilitating knowledge) yaitu
Project Human Resource Management, Project Communication Management,
Project Risk Management, Project Procurement Management.

Tetapi kecerdasan tinggi di bidang intelektual dan emosional saja belum
cukup, sahabatku. Anda harus memiliki juga kecerdasan spiritual. Karena
jabatan project manager, pimpinan proyek, pelaksana kegiatan ataupun
pengguna anggaran, memiliki area abu-abu yang cukup luas. "Niat"
dari anda selaku project manager menentukan apakah proyek dapat
menghasilkan outcome seperti yang diharapkan. Karena itulah kecerdasan
spiritual menjadi penting, agar anda tidak kehilangan pedoman dan
ketenangan dalam melalui "titian serambut dibelah tujuh" dalam
proses eksekusi dari proyek. Tanpa ketenangan bathin, terpaan dan
goyangan masalah, akan dengan mudah menjatuhkan anda, kejurang yang
dalamnya tak dapat terkira.

- - -

Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan spiritual ? Sebenarnya saya tidak
memiliki kompetensi untuk membicarakan hal ini. Akan tetapi baiklah saya
akan mencoba men-sharing pengalaman saya, ketika berdiskusi dengan para
sesepuh dibidang agama dan budaya.

Ada seorang sesepuh yang memberi nasehat, agar merenungkan
peristiwa-peristiwa kebetulan yang misterius, yang mengubah kehidupan
saya. Lalu digabung dengan perenungan untuk menempatkan kesadaran diri
ke perspektif historis yang lebih panjang.

Fikiran kita akan dibawa oleh perenungan itu, pada kesadaran bahwa ada
sang Kuasa sedang menggerakkan proses lain yang tengah berlangsung dan
hidup anda "hanya-mampir minum" - sebentar saja. Adanya
kesadaran akan kebesaranNya dan tiada berartinya kita di hadapanNya,
seharusnya dapat melenyapkan kesombongan, sehingga apa yang kita
kerjakan sekarang, sudah seharusnya menjadi persembahan kita untuk
melaksanakan perintah Sang Maha Pencipta. Apapun beban yang anda hadapi
saat ini, seharusnya tidak menghilangkan rasa syukur kita, terhadap
besarnya limpahan rahmat yang telah diberikan.

Tetapkan niat untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang pemimpin
proyek, sebagai ibadah anda kepadaNya, dan mempersembahkan output atau
outcome dari pekerjaan, untuk kemudahan orang lain, baik yang mengenal,
tidak mengenal ataupun tidak mengetahui keberadaan anda. Ikhtiar untuk
memobilisasi kemampuan intelektual saat menyusun perencanaan, dan
kecerdasan emosi saat eksekusi, harus juga dilandasi oleh rasa
'eling' dan selalu 'waspada', dengan cara berdoa dan
memohon pertolongan hanya kepadaNya.

Hasil kerja keras anda, bukan menjadi hak anda sepenuhnya, akan tetapi
sukses tidaknya proyek yang sedang anda laksanakan, adalah menjadi Hak
Sang Penguasa Hari Akhir. Anda harus sadar bahwa proyek selalu
mengandung ketidak pastian (involve uncertainty), karena itu, sebaiknya
anda memahami dan melaksanakan kerangka berfikir dan tahapan yang telah
terbukti kebenarannya. Hanya dengan menguasai, memahami dan melaksanakan
methodologi manajemen proyek, yang telah terbukti menjadi acuan
kesuksesan banyak orang, serta tetap eling dan waspada, anda akan
terhindar dari kesesatan.

- - -

Perlu saya ingatkan lagi, bidang ilmu yang pertama dijelaskan di - The
Guide to Project Management Body Of Knowledge (PMBOK), dari Project
Management Instiute adalah Project Integration Management. Dalam bab ini
dijelaskan tentang project plan development, project execution dan
overall change control. Bab ini, secara implisit menjelaskan bahwa
proyek diciptakan dua kali. Kegiatan mental creation dengan menulis apa
yang akan dikerjakan lalu dituangkan dalam project plan, selanjutnya
mengerjakan apa yang ditulis - melaksanakan physical creation saat tahap
project execution - eksekusi proyek. Harus disadari bahwa yang abadi di
dunia ini hanyalah perubahan, karena itulah kesiapan untuk menangani
perubahan yang mungkin terjadi di setiap tahap, dituangkan dalam bagian
overall change control. .



Dalam PMBOK memang tidak ada penjelasan tentang aspek spiritual-nya.
Akan tetapi penulis memiliki keyakinan, methodology project management
yang ada di PMBOK, harus diperkaya, dengan memperhatikan keadaan
sosiologi, antropology dan keyakinan spiritual dari masyarakat setempat.
Untuk Bangsa Indonesia, menambahkan unsur spiritual dalam mengelola
proyek dan mengintegrasikannya ke dalam Project Integration Management
menjadi suatu keharusan.



Dengan memasukkan pemahaman spritual itu, maka lengkaplah komponen dari
PMBOK, yaitu bidang ilmu yang terkait dengan kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.



- - -



Amenangi jaman edan,

ewuh oyo ing pambudi,

Melu edan nora tahan,

yan tan melu anglakoni,

boya kaduman melik,

kaliren wekasanipun,

Ndilalah kersa Allah,

Begja-begjane kan lali,

Luwih bagja kang eling lan waspada

[Serat Kalatida, Ronggowarsita]



Berada di jaman transisi seperti ini, budi pekerti laksana terabaikan.
Ikut edan rasanya tidak tahan – karena masih punya nurani, akan
tetapi kalau tidak ikut dinamika jaman, bisa tidak kebagian, bahkan
menjadi melarat. Layaknya samar-samar senja kala - transisi dari siang
ke malam, sebaiknya anda kembali bersujud kehadapanNya. Berdoa secara
pasif dengan memohon petunjukNya, dan secara aktif, melaksanakan
perintahNya.



Jika Anda tidak melaksanakan perintahNya, maka anda sedang melawan hukum
Alam. Walau anda kuat dan berkuasa, dan tangan anda pentangkan untuk
melawan hukum gravitasi, suatu saat anda akan lemah, dan hukum itu akan
melaksanakan tugasnya.



Karena itulah sahabatku, sebahagia-bahagianya orang yang lupa, akan
lebih bahagia nantinya orang yang selalu eling dan tetap waspada. Selalu
ingat bahwa ada mata Sang Kuasa yang sedang mengawasi anda, dan waspada
dengan melaksanakan tugas sesuai methodology dan peraturan perundangan
yang berlaku.



Saya harap anda selamat dan semoga tulisan ini bermanfaat.



Salam Hangat,



Jaya Martha

No comments:

Post a Comment

Related Posts