Dalam Seminar Nasional tentang Lean Six Sigma di Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana, tanggal 31 Mei 2011, saya telah mengungkapkan tentang kegagalan implementasi Lean Six Sigma Manufacturing & Service.
Implementasi Lean Six Sigma TANPA Master Improvement Story dari Perusahaan, yang berarti tanpa melakukan Hoshin Kanri (Strategic Planning & Deployment), serta tidak dipimpin langsung oleh Top Management telah menimbulkan banyak kegagalan dan frustrasi!
Lean Six Sigma harus dipandang sebagai: (1) filosofi keunggulan operasional bisnis, (2) strategi bisnis menuju keunggulan kinerja six six sigma, (3) metodologi peningkatan kinerja terus-menerus, (4) sistem pengukuran kapabilitas proses dalam nilai Sigma dan DPMO (Defects Per Million Opportunities) untuk mereduksi variasi, menghilangkan pemborosan (Waste) dan meningkatkan kapabilitas proses menuju zero defects (six sigma).
Memperlakukan Lean Six Sigma hanya sebatas "proyek-proyek kecil" serta tidak dipimpin langsung oleh CEO perusahaan, telah mereduksi kemampuan Lean Six Sigma, seperti "menyamakan keunggulan Pesawat Supersonic hanya seperti Mikrolet/Metromini/Kopaja/Bus Kota di Jakarta: yaitu sama-sama hanya sebagai alat pengangkutan".
Yang lebih lucu lagi, Gugus Kendali Mutu (QCC = Quality Control Circle) yang melakukan perbaikan dengan nilai proyek hanya "10-an juta rupiah", juga telah menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan implementasi Lean Six Sigma. Akibatnya Lean Six Sigma benar-benar tidak dihargai oleh CEO perusahaan yang biasa berbicara dalam skala nilai uang puluhan milyaran sampai trilyunan rupiah!
Saya menyatakan implementasi Lean Six Sigma Manufacturing & Service hanya sebagai "proyek-proyek kecil", tanpa Hoshin Kanri yang jelas, tidak dikendalikan langsung oleh CEO perusahaan, adalah seperti: "Menerapkan hal-hal yang SALAH, dengan Cara yang BENAR".
Kita seyogianya menerapkan urutan pertama adalah Menerapkan hal-hal yang BENAR, dengan Cara yang Benar; baru dapat diketahui efektivitas dari suatu sistem manajemen kinerja, apakah benar-benar efektif atau tidak!
Random improvement (BUKAN Systematic Improvement) telah menimbulkan kegagalan dan frustrasi bagi manajemen dan karyawan!
Bahan presentasi lengkap dapat di download dari website berikut:
http://mti.mercubuana.ac.id/
Sekian dan terima kasih.
Salam Kompak,
Vincent Gaspersz
Lean Six Sigma Master Black Belt
Sumber : milis IPOMS
Wednesday, June 27, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Cerita di Balik Penutupan Pabrik Panasonic dan Toshiba Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusa...
-
Sebaiknya PPIC dibagi menjadi: PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Req...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
What exactly is 5S? Simply stated, a 5S is the structured method to organize the work place. As evidenced by its name, there are 5 steps ...
No comments:
Post a Comment