Wednesday, June 27, 2012

Manajemen Sampah


Sampah Dus
Orang Jerman punya kebiasaan praktis lainnya yakni mereka meninggalkan kemasan dus di supermarket / tidak membawa pulang kemasan dus ini terutama bagi mereka yg tinggal di apartment dn tdk punya tong sampah khusus untuk kertas. -untuk memiliki tiga warna tong sampah ini, harus bayar lho- Setelah selesai berbelanja, mereka membuka dus2 kemasan, lalu dus tsb mereka buang ke tong sampah milik supermarket -pasti tersedia tong sampah besar terutama untuk kemasan kertas (dus) dn batere bekas.
--Saya pernah menirunya, tetapi sesampai di rumah, bingung sendiri -yg mana makanan, yg mana sabun cuci. Wah...wah..wah...kacau...!

Pakaian Bekas.
Bagaimana jika kita punya pakaian bekas yg sudah tidak dipakai lagi? Jangan coba dibuang ke tong sampah yg tiga tadi (hijau, biru, kuning). Jika ketahuan ada sampah selain sampah yg seharusnya, gak bakalan diambil itu sampah sampai kapan pun.

Baju bekas dapat kita buang ke tong sampah milik umum -ada banyak tong sampah untuk baju bekas di pinggir jalan -namanya 'Sperrmûll'. Bawa saja baju bekas kita dan masukkan ke situ -seperti kita memasukkan surat di kotak pos cuma ukurannya lebih besar.
Menurut informasi tong sampah itu milik palang merah setempat. Jika sudah penuh, baju2 (bekas) tsb akan dikiirim dn "dihibahkan" ke negara berkembang.
---weleh..weleh...jangan jangan baju bekas yg dijual di cimol salah satunya dari "Sperrmüll" tadi. :p

Sampah Elektronik
Pasti selalu ada sampah elektronik seperti kulkas bekas, kompor rusak, ricecooker, setrika, dan sebangsanya yg rusak, lalu harus dibuang kemana?
Kalau rusak, yaaa diservis donk. Emangnya di Bandung!? Kalau rusak, bawa aja ke Banceuy.
Di sana ongkos servis mahal bo. Upah tukang di sana sama dg pegawai kantoran berdasi, mending beli baru aja drpd harus keluar ongkos buat servis.

Nah buat membuang barang2 ini beda lagi ketentuannya. Kita dapat "membuangnya" ke -semacam tempat pembuangan akhir gitu deh. Hanya sebelum pergi ke sana, jangan lupa bawa dompet. Karena untuk membuang satu buah kulkas kita harus membayar sebesar €10. Hmmm setara dg Rp. 120rb.

-Wah ....kalau dibandung lempar aja ke cikapundung wkwkwkwl

Sampah daun
Bila kita tinggal di rumah, pastinya ada kebun di belakang rumah dn umumnya luas2. -kalau di sini sdh dibangun kamar2 untuk kost2-an tuh kebun hehee
Jika musim gugur tiba, akan banyak dihasilkan daun. Gak mungkin dibakar 'kan? Kalau nelad dibakar, bakalan dilaporin ke polizei ama tetangga deh. Dan urusan bakal panjang dn runyam.

Nah cara membuangnya? Kumpulkan aja sampah2 daun tsb dn masukkan ke dalam karung plastik besar.
Uniknya, jika kita memasukkan ke dalam plastik yg kita punya di rumah, untuk membuangnya kita harus bayar 60 cent per karung plastik.
Jika ingin gratis, kita harus memakai karung sampah milik -semacam dinas kebersihan kota. Hanya untuk mendapatkan karung sampah tsb, kita harus membelinya. --» Woalahhh sami mawon.

Sampah botol minuman
Untuk sampah bekas minuman tidak boleh dimasukkan ke tong sampah hijau(sampah organik), kuning (wadah bekas), atau biru u(ntuk kertas bekas).

Lalu kemana kita dapat membuang botol2 bekas minuman tsb? -bagi yg suka minum. Kita nampaknya tidak akan direpotkan oleh botol2 ini, toh tidak pernah minum?

Di hypermarket atau di pinggir jalan akan disediakan tempat sampah (botol) berwarna biasanya hijau, putih, dn amber -sama seperti warna botol

Treatment pd sampah kemasan
Memory saya kembali melayang ke masa saat tinggal di Jerman (waduh...Jerman wae :D ). Di sana kami juga terbiasa 'meremas' -agar pipih bentuknya- kemasan2 seperti botol plastik bekas minuman atau bekas minyak; kemasan tetra pak bekas susu atau jus; kaleng minuman yg terbuat dai alumimium. 'Maid' saya (saya punya/membawa 'asisten' selama di Jerman) biasa melakukannya dg cara diinjak2, sehingga anak bungsuku yg kala itu msh berusia 5 thn- sering meniru tingkah polah 'maid' dn bunyinya akan sangat mengganggu -;kresek -kresek-

Mengapa harus dipipihkan?
jika tidak dipipihkan, tong sampah akan cepat penuh krn volume sampah yg besar, sementara pengambilan sampah tsb tidak setiap minggu, tetapi dua minggu sekali. 

Salam,
"Ina St. Nurminabari" 

Sumber : milis IPOMS

No comments:

Post a Comment

Related Posts