Sunday, March 4, 2012
Paradoks-paradoks Kewirausahaan
Oleh: Andre Vincent Wenas
Memimpin dan mengelola bisnis memang selalu berada dalam ketegangan dua kutub paradoksal. Keduanya – mengelola dan memimpin – cuma bersifat paradoksal, bukan kontradiktif, jadi tak perlu dipertentangkan. Malah saling melengkapi dan perlu dipraktekkan sesuai konteks realitas bisnis yang dinamis.
Beberapa di antara paradox itu berhasil diidentifikasi oleh Prof. Jeffry A. Timmons & Stephen Spinelli dari Babson College (bukunya: New Venture Creation, Entrepreneurship for the 21st Century, 2004/2008) :
‘- Pertama-tama perlu dicamkan bahwa pada dasarnya orang tidak mau diatur, mereka mau dipimpin! Apalagi tatkala timnya terdiri dari orang terpelajar, di mana mereka Anda tuntut untuk berani mengambil keputusan (yang berarti ada resiko) dalam kepemimpinan mereka. Ini prinsip kepemimpinan wirausaha.
‘- Suatu peluang tidak potensial bisa menjadi suatu peluang sangat potensial. Kisah awal bisnis teh-botol dan air minum dalam kemasan (Aqua) adalah studi kasus yang persis menggambarkan paradoks ini. Awalnya dikira tak berprospek, tapi sejarah telah membuktikan sebaliknya. Kisah Kolonel Sanders yang berkeliling ke ratusan (bahkan ribuan, katanya) restoran demi menawarkan resep ayam goreng, pada awalnya ditolak lantaran dianggap mengada-ada (mereka tak percaya bisnis ini ada prospeknya!). Namun saat ini, hampir setiap kita pernah ke Kentucky Fried Chicken.
‘- Untuk dapat uang, Anda harus lebih dulu kehilangan uang. Artinya tentu investasi, penanaman modal. Seperti metafora menanam bibit kecil, yang selang beberapa waktu baru akan tumbuh, dan tetap perlu dirawat sehingga pada gilirannya nanti berbuah lebat.
‘- Untuk menciptakan (membangun) kekayaan, Anda harus merelakan kekayaan. Ini soal komitmen, sebagai pribadi sekaligus pemilik. Dengan memberi insentif dan membagi bonus buat tim yang berprestasi – walaupun konsekuensinya mengurangi jatah deviden – Anda telah memotivasi para pemangku kepentingan (stakeholders)
bekerja keras memperbesar kue (profitabilitas).
‘- Supaya berhasil, Anda harus merasakan kegagalan. Kegagalan merupakan hal biasa bagi wirausahawan, asal jangan berhenti di situ. Ia harus belajar dari pengalaman dan bangkit lagi dengan semangat yang disertai kebijaksanaan baru.
‘- Berwirausaha perlu pemikiran, persiapan, dan perencanaan cukup panjang. Namun kewirausahaan juga suatu kegiatan spontan. Perubahan teknologi, pasar dan persaingan bersifat dinamis dan kerap sulit ditebak. Namun toh kita mesti mencoba menggambarkan dan memperkirakan masa depan. Hanya, sadarilah bahwa rencana bisnis bisa saja telah usang persis ketika ia selesai dicetak dan dijilid rapih. Wirausaha adalah proses kreatif, bangunlah kebiasaan berencana dan bereaksi sejalan dengan alternatif yang ada, menggabungkan pikiran dan isi hati.
‘- Kreativitas dan daya inovasi harus dilandasi tekad dan disiplin kuat. Justru disiplin dan tekad kuat adalah fondasi kreativitas dan daya inovasi, sebab tanpa tekad dan disiplin tak ada jaminan orang untuk berani ambil resiko.
‘- Berwirausaha menuntut kemampuan bertindak cepat, namun juga kesabaran dan kesetiaan. Waspadalah,
ketika perusahaan lain memperluas bisnisnya, bukan berarti Anda perlu latah. Pelajari konteksnya, karena mungkin saja dengan fokus (setia) pada bisnis inti, Anda malah tumbuh lebih cepat dan solid.
‘- Bila perusahaan jadi besar, teratur, disiplin dan terkontrol, maka semakin kecil kemungkinan Anda bisa
menentukan masa depan. Kewirausahaan menuntut fleksibilitas dan strategi yang ringkas dan cepat. Kontrol berlebihan dan obsesi terhadap keteraturan akan mematikan semangat kewirausahaan. Pemeo pebisnis adalah seperti pembalap formula satu: tatkala saya merasa nyaman artinya saya terlalu pelan!
‘- Untuk meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang, Anda harus mengorbankan keuntungan jangka pendek. Demi meningkatkan nilai perusahaan, perlu investasi terus menerus ke orang, produk, layanan, dan sistem pendukung, artinya mengorbankan keuntungan sesaat.
Bersiaplah untuk sukses!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Performa Industri: Quality, Productivity, Safety, Cost. Manakah yang perlu diprioritaskan? Banyak sekali metode-metode yang dapat dipakai un...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
Salah satu senjata ampuh para eksekutif untuk meningkatkan kariernya kini adalah dengan menempuh jalur pendidikan keprofesian bersertifi...
-
3Q6S yaitu aktivitas 6S untuk menjadikan perusahaan yang 3Q Adapun 6 S terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Sheiketsu, Shitsuke, dan SAHOO. ...
No comments:
Post a Comment