From: "Hendrik" <hendrik@mas- dna.com>
Metode line balancing digunakan pada tahap line design, biasanya untuk line-assy.
Line balancing merupakan suatu teknik pembagian beban kerja ke setiap workstation (operator) dalam suatu lini produksi. Beban kerja tersebut diukur dalam satuan waktu. Idealnya beban kerja yang didistribusikan harus merata pada setiap operator, sehingga tercapai kondisi keseimbangan beban
(balance). Tapi, kondisi ideal ini jarang sekali terjadi, sebab:
1. Tidak semua elemen kerja dapat dibagi secara sembarangan.
Misalnya: pada proses penyekrupan sedalam 4-inch, kurang logis kalau seorang operator hanya menyekrup sedalam 1-inch, dan operator yang lain meneruskan sisanya sedalam 3-inch, semata-mata untuk memaksakan agar beban kerja merata.
Ini tidakan sangat beresiko! Bisa-bisa timbul masalah kualitas gara-gara human error!
2. Kecepatan dan keterampilan masing-masing operator berbeda,
Misalnya: pada shift I, kecepatan kerja berbeda dengan shift II. Laki-laki jelas lebih cepat dan kebal fatique ketimbang wanita. Pengalaman dan skill operator juga berbeda-beda. Jadi seringkali fluktuasi faktor-faktor ini menimbulkan bias deviasi dalam menjaga sinergi ritme kerja line, alhasil terjadi
bottleneck dan work-in-process inventory!
3. Keterbatasan breakdown proses permesinan dan penggunaan tool kerja (jig & tools).
Line dengan balancing 100% dan defect 0%, bisa dibilang line yang
produktivitas kerjanya 100% - ini mimpi Toyota!
Berkaitan dengan JIT, line balancing mempunyai beberapa keuntungan:
1. Pengurangan waktu tunggu - idle time (salah satu waste JIT).
2. Manpower reduction - (this saves cost).
3. Increasing line capacity,
Since idle time decreasing, that leads to the increasing of productivity, and should this is an indicator higher capacity (more output,..ONLY IF NEEDED,..... beware of over-production)
4. Cycle time adjustability (standard time) to monthly production demand.
5. Job enrichment - operator menjadi multi-skill menangani lebih dari satu proses.
6. Lot size flexibility & reduce inventory (one-piece-flow is possible)
Yang terpenting dalam proses line design:
1. Adjust takt time based on monthly production schedule
2. Line pitch time must be lower than production takt time, otherwise you'll miss output target
3. In reducing idle time, use ergonomy of workplace design-jig-tools- layout (5S surely helping)
4. While estimating/measurin g cycle time please...... ..be human,..operator is not ROBOT!!!! Kalo perlu anda coba sendiri langsung kerjaannya, biar ngerasa (Gemba-Gembutsu- Genjitsu) , and for operator, use both hands!
5. untuk mereduksi idle time, manfaatkan kesempatan manualisasi proses dengan man-machine combination (tips: jhidoka, pokayoke)
Untuk time measurement, coba jangan pake stop-watch doang, tapi konversi ke predetermined time study. Bisa pake metode: MTM, Work Factor, atau MOST
Saturday, March 10, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Performa Industri: Quality, Productivity, Safety, Cost. Manakah yang perlu diprioritaskan? Banyak sekali metode-metode yang dapat dipakai un...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
Salah satu senjata ampuh para eksekutif untuk meningkatkan kariernya kini adalah dengan menempuh jalur pendidikan keprofesian bersertifi...
-
3Q6S yaitu aktivitas 6S untuk menjadikan perusahaan yang 3Q Adapun 6 S terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Sheiketsu, Shitsuke, dan SAHOO. ...
No comments:
Post a Comment