Sunday, December 23, 2012

Niat Bisnis


“Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya”.
Saya pernah meremehkan kalimat ini. Tapi setelah mengalaminya sendiri, saya harus mengamini. Kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Hal ini berlaku dalam segala aspek kehidupan. Mulai dari pekerjaan, asmara, kehidupan social, sampai hubungan transcendental dengan Tuhan.

Saya tidak berbicara ala the secret-nya Rhonda Byrne, tetapi dalam bisnis, saya sudah merasakan sendiri. Niat dalam menjalankan usaha akan menentukan apa yang kita dapatkan. Contohnya niat bisnis ibu saya. Setelah pensiun tahun lalu, Ibu saya lalu mendirikan rumah makan. Menyewa kios dan sempat menyewa cabang.

Kelihatan maju? Tapi Ibu saya hanya meniatkan untuk mengisi waktu dan sedikit-sedikit menambah uang sisa pensiun. Dan Ibu saya mendapatkan apa yang ia dapatkan. Usaha kateringnya cenderung stagnan dan bahkan mengalami penurunan (kedua cabang itu sudah tutup). Sekarang, Ibu menggunakan system delivery order. Kerja juga nggak ngoyo (menggebu-gebu). Yang penting cukup dan bisa mengisi kegiatan di hari tua.

Niat Baik = Hasil Baik
Pelajarannya: niat usaha itu penting. Beberapa hari lalu saya berkenalan dengan Ricky. Seorang pengusaha pupuk di Surabaya. Umurnya masih muda, baru 28 tahun. Baru saja lulus S-2 dari ITS. Ketika saya bertanya, bagaimana dia bisa menjadi pemilik pabrik, ternyata ada lagi tentang kekuatan dibalik niat.

Ricky sempat membeberkan sejarah bisnisnya. Jadi setelah ia lulus kuliah, Ricky lalu bekerja di sebuah perusahaan distributor pupuk. Selama bekerja 4 tahun, ia mempelajari bisnis ini dari hulu hingga hilir. Dari mulai produksi hingga pemasaran ke petani. Dari situ, dia memiliki pengetahuan A sampai Z tentang bisnis pupuk. Tak lupa ia juga membangun relasi dengan pabrik-pabrik besar dan berbagai distributor. Pokoknya, Pupuk dicinta, ulampun tiba. Hehehe.

Karena ingin fokus melanjutkan S-2, dia nekat resign. Ilmunya sudah mentok. Tak ada yang bisa dipelajari lagi. Menjelang lulus S-2, dia pernah diminta untuk menjadi konsultan sebuah pabrik pupuk. Dan dalam sebulan, pabrik yang tidak beroperasi tadi dapat berproduksi dan langsung mencetak omset 300 juta. Dia mengaku hanya memperbaiki system pemasaran yang ada.
Pemilik pabrik yang puas ternyata memiliki kenalan yang juga punya pabrik. Tapi mangkrak. Alias bertahun-tahun tidak terpakai. Dia meminta Ricky untuk menjualkan pabrik itu. Hanya 9 milyar. Bukannya menjual, Ricky justru membawa pabrik itu sebagai agunan kredit di bank. Dan coba tebak berapa nilai taksiran pihak bank? 55 milyar!.

Dengan dana sebesar itu, ia berencana menghidupkan kembali pabrik itu dan melakukan diversifikasi usaha dengan mendirikan pabrik pengolahan singkong untuk etanol dan juga menanam kayu sengon. Sungguh tidak disangka-sangka. Seorang penjual pupuk, bisa memiliki pabrik pupuk. Dia mengaku tidak pernah punya impian menjadi pengusaha pupuk. Ketika saya tanya apa rahasianya, dia Cuma berkata,

“Yang penting itu doa Mas. Saya Cuma niatin pingin mendirikan sekolah gratis. Untuk urusan jalannya, saya pasrahkan sama Allah”.

Not just profit
Tuhan memang punya jalan yang tak disangka-sangka untuk hambanya. Dan ternyata, banyak perusahaan yang mampu bertahan selama ratusan tahun karena mereka berbicara beyond profit. Mereka berpikir tentang kesejahteraan manusia, bagaimana membuat kehidupan menjadi lebih manusiawi.

Seperti pesan George Merck II:
“Kami mencoba mengingat bahwa obat adalah untuk pasien.. obat bukan untuk laba. Laba mengikuti, dan bila kita mengingat hal ini, laba tidak pernah gagal untuk muncul. Semakin baik kita mengingatnya, laba akan semakin besar”

Hal ini diamini oleh David Packard, pendiri HP:
“Laba bukan tujuan akhir dan tujuan dari manajemen-tetepi apa yang membuat tujuan akhir dan tujuan manajemen tercapai”

Dan disimpulkan oleh Jim Collins:
“Berlawanan dengan doktrin dalam sekolah bisnis, kami tidak menganggap “memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham” atau “memaksimumkan laba” sebagai tenaga pendorong yang dominan atau tujuan utama dari perusahaan-perusahaan visioner sebagai terlibat dalam sejarahnya… (mereka) menunjukkan bahwa bisnis lebih dari sekedar kegiatan ekonomi, lebih dari sekedar mencari uang… kami melihat bahwa ideology inti lebih penting daripada pertimbangan masalah ekonomi. Dan inilah kunci utamanya, perusahaan-perusahaan visioner mempunyai ideology inti yang mengangkat mereka ke derajat yang lebih tinggi”

Perusahaan yang mampu bertahan ratusan tahun adalah perusahaan dengan corporate shared value. Nilai-nilai untuk kebaikan kemanusiaan. Dan ini bukan hanya dalam bentuk corporate social responsibility. Menurut Michael Porter dalam Harvard Business Review edisi Jan-Feb 2011, corporate social responsibility tidaklah cukup. CSR seringkali hanya gimmick pemasaran dan menjadi kedok pengurang pajak.

Perusahaan masa depan adalah perusahaan yang memiliki shared value kepada masyarakat. Mereka yang tidak hanya memandang konsumen sebagai kantong uang yang bisa disedot, tapi sebagai manusia yang harus dibantu dan dimudahkan hidupnya untuk menjadkan dunia menjadi sedikit lebih baik.

Ricky tidak pernah bermimpi mendirikan pabrik pupuk. Dia hanya berniat baik, berdoa baik, dan berikhtiar dengan baik. Tapi itulah kuncinya. Niat baik disertai usaha yang baik pasti akan menemukan jalan baik. Pastikan saja niat kita sudah benar. Karena mereka yang berniat baik saja hasilnya belum tentu baik, apalagi jika berniat tidak baik. Kita hanya perlu berdoa, berusaha, dan bersabar. Sisanya? Serahkan saja kepada Tuhan.

disadur dari EG

NIAT MENJADI WIRAUSAHA YG DIRIDHAI ALLAH SWT


Banyak pilihan yang ada dalam hidup kita, salah satunya adalah pilihan dalam menjemput rizqi,semua pilihan akan mulia jika berlandaskan keridhaan Allah semata, tulisan dibawah ini ditujukan kepada sahabat-sahabat yang sedang atau sudah menentukan pilihan untuk menjadi seorang wirausaha ,semoga bermanfaat.

"Innama 'amalu bin niat, wa innama likulli riim man nawar"

ALASAN EKSTERNAL BERWIRAUSAHA :
  1. pondasi ekonomi berbasis kerakyatan/usaha kecil menengah/industry riil sudah terbukti mampu bertahan terhadap dampak krisis ekonomi.
  2. Membuka lapangan pekerjaan: 
  • Angkatan kerja  Indonesia : 106 juta.
  • Pengangguran di Indonesia : 11 juta
  • Penduduk di bawah garis kemiskinan : 37 juta.
- suatu teori : Bahwa jika 2% saja penduduk sebuah negara terlibat aktif dalam kewirausahaan, maka dapat dipastikan bahwa negara tersebut akan sejahtera (David Mc Clelland)
    • Penduduk Indonesia : 231 juta jiwa
    • 2%nya : 4.620.000 jiwa
    • Sekarang di Indonesia jumlah pengusaha : 400.000
      3. Indonesia kaya raya, jangan sampai kita dijajah / menjadi lahan emas  investor asing  (berusaha menncukupi kebutuhan dari produksi dalam negri )

      ALASAN INTERNAL BERWIRAUSAHA :
      1. IBADAH ; segala aktifitas untuk mencapai keridhaanNya
      2. KALIFAH ; berkarya seoptimal mungkin, sehingga saat kematian kita kelak adalah puncak kita berkarya dalam hidup ini yang bermanfaat bagi peradaban manusia, mensejahterakan diri dan orang lain.
      3. DAKWAH ; apapun aktifitas yang kita lakukan , menjadi pencerminan pribadi pribadi yang menjaditeladan dalam kebenaran.

      ALASAN LAIN BERWIRAUSAHA :

      > Bebas bercita-cita dan bebas mewujudkannya.
      > Waktu yg flexible
      Target
      > Penghasilan yang tidak terbatas
      > Ide tak terbatas bisa langsung diimplementasikan, dll

      BISNIS ISLAMI VS BISNIS NON ISLAMI
      >BISNIS ISLAMI (Fair Trade)
      >BISNIS NON ISLAMI
      Asas : Islam
      Asas : Sekuler

      Motivasi : Dunia – Akhirat
      Motivasi : Duniawi

      Orientasi : Profit, Pertumbuhan, Keberlangsungan,
       Keberkahan
      Orientasi : Profit,Pertumbuhan,keberlangsungan

      Produk : Berusaha Sesuai dengan syari’ah*
      Produk : Umum, yg penting laku*

      Keuangan : Halal
      Keuangan : tdk ada jaminan halal

      SDM : Profesional, bertanggung jawab pada diri,
      SDM: Profesional, bertgg jwb pada owner*
      owner dan Allah SWT *

      Pemasaran : Koridor jaminan Halal.
      Pemasaran :  Dengan segala cara.

      contoh : usaha garment (pasar eksport)

      LANGKAH MEMULAI USAHA :
      1. Tanyalah pada dirimu , apa tujuan hidupmu dan kenapa diciptakan ;
      Pertama, kita diciptakan oleh Tuhan untuk menjadikan segala aktifitas kita sebagai ibadah. Itu artinya bisnis bagi kita adalah ibadah, bukan semata – mata mencari uang.
      Kedua, tugas hidup. Kita diberi kesempatan hidup di dunia satu kali oleh karena itu kita harus berkarya seoptimal mungkin, sehingga saat kematian kita kelak adalah puncak kita berkarya dalam hidup ini yang bermanfaat bagi peradaban manusia, mensejahterakan diri dan mensejahterakan orang lain.
      Ketiga, Ber aktifitas untuk menjadi teladan dalam kebenaran
      SUMBER MOTIVASI tertinggi= Spiritual motivation, mengetahui tujuan kita diciptakan
      2. Menentukan Tujuan Hidup disertai kepasrahan Total kepada Allah SWT
      3. Langkah teknis :
      1. Mencari ide: ubah kegemaran menjadi peluang berbisnis
      2. Utarakan keinginan Anda pada keluarga/org terdekat
      3. Cari tahu tentang jasa/produk yang ingin Anda jadikan bisnis; Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :
      • Kebutuhan akan sumber penemuan
      • Membuat inovasi baru
      • Sesuai keahlian
      • Hobi atau kesenangan pribadi
      • Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
      • Memanfaatkan koneksi dan relasi
      • Mengamati kecenderungan-kecenderunga n
      • Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
      4. Membuat rencana bisnis (business plan) *contoh copy ke panitia.
      5. Pengurusan Izin Usaha
      6. Membuat Time Line / Jadwal
      7. Pelaksanaan
      8. Evaluasi
      9. Perbaikan terus menerus

      INDIKATOR SDM MUSLIM yang Berkepribadian Islam
      AQLIYAH : Memahami Aqidah Islam dan menjadikannya landasan berfikir.
      Indikasi :
       Memahami dan mengimani seluruh perkara Aqidah Islam
       Memahami Hukum Islam yang berkaitan dengan Ibadah, halal haram makanan/minuman, pakaian , akhlaq, muamalah.
       Memahami problematika umat dan ide2 yg bertentangan dengan Islam serta Ihwal kewajiban dakwah.
      NAFSIYAH : Menjadikan syari’at islam sebagai tolok ukur perbuatan.
       Ibadah : melaksanakan Ibadah sesuai syari’at
       Makanan dan minuman : mengkonsumsi makanan halal
       Pakaian : menutup aurat sesuai syari’at
       Akhlaq : - akhlaqul karimah, amanah, motivasi dan produktifitas tinggi
       Menata pergaulan dalam koridor syariat
       Muamalah : Selalu bermuamalah secara Islami
       Dakwah: memiliki kepedulian thdp umat dan bersedia terlibat dalam dakwah.
      *Indikator kematangan Syakhshiyah Islamiyah
      (SEM, 2000)


      > PRINSIP KEIMANAN ENTREPRENEUR MUSLIM :
      1. Meyakini bahwa harta adalah milik Allah semata.
      2.Manusia hanya diberi mandat
      3. Menghadirkan niat yang baik dalam bekerja
      4. mengimani qadha dan Takdir allah, Disertai sikap selalu syukur
      5.Siap menjalani proses dan bekerja untuk mendapatkan rezeki
      6.Meyakini bahwa Allah telah menentukan kelebihan atas orang lain
      7.Selalu menjaga aturan syari'at dalam ibadah

      >PRINSIP AKHLAQ ENTREPRENEUR MUSLIM :
      1. Berinteraksi dengan akhlaq dasar IsLAm :
      - Jujur,Amanah, Toleran, Menepati janji.
      2. Memilih yang baik menjauhi yang haram :
      - Tidak berbisnis pada barang atau jasa yang dilarang syari'at
      - Tidak memakan harta dengan cara bakhil.
      - Melakukan penimbunan.
      - boros, berlebihan, bermegah-megahan
      - Persaingan yang tidak sehat
      -Menjual barang yang masih dalam transaksi orang lain.
      - menghadang di jalan

      Semoga bermanfaat bagi siapa saja yg ingin memulai usaha atau yg ingin meluruskan niat dalam menjalankan usaha selama ini ^^


      dari berbagai sumber.

      Monday, December 17, 2012

      Formula Universal Dalam Bisnis

      Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
      (twitter@andrewenas)

           Untuk memeriksa dengan cepat dan sederhana apakah bisnis Anda berjalan baik, jawablah tiga pertanyaan mendasar ini:

           Apakah operasi bisnis Anda menghasilkan uang kontan (generating cash)? Apakah asset yang ada digunakan optimal untuk dapat untung (Return On Asset)? Apakah bisnis Anda
      bertumbuh (growth)?

           Kemampuan memahami bangunan konsep bisnis ini disebut ’business accumen’ yaitu kemampuan memahami bagaimana bisnis beroperasi menghasilkan duit. Ram Charan (bukunya: What The CEO Wants You To Know, 2001) mengatakan, pada dasarnya setiap bisnis (besar atau kecil) bersandar pada ketiga inti logika bisnis: 1) cash generation, 2) return on assets yang merupakan kombinasi margin dan velocity, dan 3) pertumbuhan. Inilah formula universal dalam bisnis.

           Pebisnis yang baik mengerti betul tiap komponen, serta bagaimana keterkaitan di antara ketiganya.

      1. Cash generation. Ini adalah indikasi penting apakah operasi bisnis Anda mampu menghasilkan duit kontan yang cukup? Dari mana sumber-sumbernya? Lalu bagaimana uang kontan itu dipakai? Pengertian cash generation adalah adanya selisih positif antara aliran uang masuk dengan aliran uang keluar dalam periode tertentu. 

           Seorang pedagang buah yang membeli buahnya di pasar induk dengan kontan dan menjualnya dengan kontan pula, maka ia tidak punya hutang dan piutang. Namun, jika ia menjual dengan kredit, maka aliran uang-kasnya akan terganggu. Di sini ia akan punya tagihan (piutang).

           Dan kalau ia sendiri beli dengan kredit, maka ia pun punya kewajiban (hutang), yang mesti dihitung cermat agar saat jatuh tempo ia punya uang kontan. Jika tidak, maka hilang kredibilitas (artinya tidak pantas lagi diberi kredit), akibatnya tidak dapat barang dan bisnisnya bisa mati. 

           Maka cash memampukan Anda tetap berada dalam bisnis.

      2. Return on Assets(kombinasi margin dan velocity). Apa pun yang Anda investasikan dalam bisnis adalah asset. Termasuk uang mertua yang Anda pinjam (cash), barang-barang yang sudah dibeli untuk dijual (diproses) adalah asset (inventory). 

           Sebagai profesional maka Anda segera berpikir, berapa banyak uang yang bisa saya peroleh dari pemanfaatan asset tersebut? Dengan investasi asset sedemikian besar, apakah keuntungan yang didapat mencukupi? Ini namanya ROA (return on assets).

           Beberapa orang mungkin lebih senang bicara soal ROI (return on investment) atau ROE (return on equity). Equity/modal adalah uang yang diinvestasikan oleh pemegang-saham ke dalam bisnis. Perbedaannya hanyalah soal teknikal. Konsep dasarnya tetap sama, yakni berapa banyak uang yang dihasilkan dari investasinya?

           Margin adalah selisih dari penjualan setelah dikurangi biaya.

           Untuk menjelaskan konsep velocity, ilustrasinya: pedagang tadi pinjam uang berbunga 2,5% sebulan, maka setahun bunganya 30%, jika dihitung secara compounded, maka total bunganya 34%. Dan jika ia menjual buahnya dengan margin keuntungan cuma 5%, maka bagaimana ia bisa melunasinya?

           Jawabnya sederhana saja. Artinya ia mesti menjual dengan 5% keuntungan sebanyak mungkin dalam waktu secepat mungkin. Semakin sering dan banyak ia menjual dengan marjin 5%, maka semakin besar kemampuannya bayar hutang dan bahkan menyisakan keuntungan untuknya. Kecepatan pergerakan barang (putarannya) inilah yang disebut Velocity.

           Jadi rumusan sederhananya: Return = Margin x Velocity  Ini bukanlah jargon keuangan. R = M x V adalah business-tool yang ampuh dan gampang diingat. Return = Margin x (Sales/Asset). Velocity dari assets adalah kecepatan menjual, dengan memanfaatkan asset yang ada. Misalnya: margin 5%, sales Rp.300 Milyar, dan asset Rp.60 Milyar, maka R = 5% x (300 Milyar/60 Milyar), ROA = 25%.

      3. Growth. Pertumbuhan adalah ukuran vital kemajuan perusahaan. Pertanyaannya, apakah Anda tumbuh secara menguntungkan? Bagaimana jika akselerasi tumbuhnya jauh di bawah kompetitor? Pertumbuhan mengandaikan kemampuan perusahaan melayani segmen pasar dan konsumen yang pas (dan menguntungkan). Bersiaplah untuk sukses!

      (twitter@andrewenas)
      ----------------------------------------------------------
      Artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN, Minggu IV, September 2007

      STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
      Email: strategicmanagementservices@yahoo.com 

      Rapat Adalah Kerja Manajemen


      Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
      (twitter@andrewenas)

           Rapat adalah bagian tak terpisahkan dari bisnis itu sendiri. Bahkan rapat adalah alat pimpinan puncak untuk mengendalikan usahanya. Persoalannya apakah rapat yang diselenggarakan itu produktif (efektif- efisien), atau sekedar memboroskan waktu dengan topik yang tidak relevan maupun cara penyelenggaraan rapat yang tidak profesional.

           Bahkan seorang pengusaha sukses sekaliber Joe Kamdani (pendiri sekaligus pimpinan puncak PT Datascrip) menulis dalam bukunya: Succeed Above Success, A Practical Management Experience With Joe Kamdani, 2004 : ”Kalau ada business executive yang berkata, ’I hate meetings’, hal itu sama saja kalau ada dokter ahli bedah yang mengatakan dia tidak suka berada di ruang operasi, atau seorang guru yang mengatakan tidak suka berada di ruang kelas.”

           Memang harus dimaklumi bahwa rapat – dalam manajemen – adalah suatu pekerjaan. Segala macam keputusan penting berasal dari ruang rapat: perusahaan mau IPO, buka cabang, tambah tenaga kerja, dll, merupakan bagian dari kegiatan manajemen sehari-hari.

           Biarpun kita sudah punya busines- objectives dan business-plan, hal itu kurang berarti kalau tidak disertai dengan sistem pelaporan yang efektif, mengkaji ulang, dan evaluasi antara apa yang dicapai dibanding rencananya. Secara berkala (mingguan, bulanan, kwartalan dan semesteran)  kita perlu me-review apakah tindakan yang direncanakan berjalann baik, dan bagaimana hasilnya?

           Jangan sampai rapat Anda cuma sekedar WOMBAT (waste of money, brain and time). Wombat adalah juga sejenis binatang malam, kira-kira seperti tikus besar, bergerak lambat yang hidup di Australia).

           Nah, supaya tidak sekedar jadi wombat, Joe Kamdani menyarankan rapat itu perlu dipersiapkan. Berikut unsur-unsurnya :

      1.     Nama rapat. Adalah penting memberikan nama atau judul setiap rapat untuk memberikan fokus dan batasan pada masalah yang akan dibahas.

      2.     Pimpinan rapat. Tentukan eksekutif pimpinan rapat yang bertanggung-jawab atas penyelenggaraan dan petikan risalahnya.

      3.     Notulis. Tugaskan siapa yang akan mencatat dan menyusun risalah rapat.

      4.     Agenda rapat. Agenda dan jadwal rapat perlu dituliskan jelas, disampaikan di muka dalam waktu yang cukup untuk memberikan kesempatan peserta mempersiapkan diri.

      5.     Materi rapat. Biasanya menggunakan alat presentasi multimedia, bahan presentasi harus dipersiapkan dengan baik dan dites sebelumnya; handouts, brosur, katalog, price-list, slides (powerpoint), product display, samples, dll.

      6.     Jadwal rapat. Mesti terkoordinir selama satu tahun. Dengan demikian kita mencegah bentrokan rapat satu dengan lainnya. Sehingga mudah menentukan rapat lain yang tidak terprogram, di samping memudahkan untuk memesan ruang/fasilitas lain yang diperlukan.

      7.     Persiapan teknis. Bahan-bahan laporan (slides) untuk pembahasan sudah harus selesai paling lambat satu hari sebelum rapat. Pengaturan ruang rapat, persiapan teknis peralatan komputer, dan sistem presentasi sudah harus selesai minimal setengah jam sebelum rapat dimulai. Undangan rapat (mengingatkan dan menegaskan kembali) sekurangnya 10 hari di muka (bisa lewat email) atau fasilitas reminder (pengingat elektronik) lainnya. Petugas konsumsi diinstruksikan sesuai waktu lunch-break/coffee-break. Datang tepat waktu (berada di tempat rapat 5 menit sebelum rapat dimulai).

      8.     Risalah rapat. Rapat yang efektif menghasilkan risalah rapat yang dipetik, dikoreksi, dan dibacakan sebelum rapat ditutup. Risalah rapat harus didokumentasi, dipertanggungjawabkan dan dipantau tindak lanjutnya oleh eksekutif atasan. Tidak selalu risalah rapat lengkap diberikan pada semua peserta, melainkan harus dipertimbangkan dulu apakah ada keperluannya bagi yang bersangkutan. Risalah rapat yang lalu perlu dibacakan untuk mengingatkan sebelum rapat yang baru dimulai, terutama kalau masalahnya berkesinambungan.

      Setiap rapat manajemen haruslah diperhitungkan return-nya. Karena setiap peserta membawa pada dirinya nilai waktu dan opportunity-cost yang mahal. Persiapkanlah rapat bisnis Anda sebaik-baiknya. Bersiaplah untuk sukses.

      (twitter@andrewenas)
      ----------------------------------------------------------
      Artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN, Minggu III, Oktober 2007

      STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
      Email: strategicmanagementservices@yahoo.com 

      I’ll be gone? / You’ll be gone?

      Oleh:
      Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
      (twitter@andrewenas)

       
      “You
      can have all the regulations in the world, but when greed tempts large numbers
      of people to lose sight of any kind of long term thinking and sense of
      accountability, regulations won’t help you.”– Thomas L. Friedman, Hot, Flat &
      Crowded: Why The World Needs A Green Revolution – And How We Can Renew Our
      Global Future, 2009.

      ***

           Belum sekuartal Jokowi-Ahok memimpin DKI, sudah banyak perubahan di
      internal administrasi pemda. Transparansi rapat yang kebanyakan oleh Jokowi
      ditugaskan kepada wakilnya telah di-upload ke Youtube sehingga publik bisa ikut observasi.
      Anggaran yang diduga  telah di‘mark-up’
      dipangkas sebesar 25% untuk dikembalikan ke APBD supaya bisa dialihkan untuk
      program penting lainnya. Luar biasa memang dampak perubahannya, terutama mental
      apparatus pemda serta para pemasoknya. Selama ini – dengan mentalitas
      ajimumpung – telah terbentuk suatu konspirasi koruptif-sistematis. Mental ajimumpung
      berpikir bahwa dampak buruk bakal ditanggung pejabat pengganti. Dan nanti saat
      bom waktu meledak toh saya sudah tidak ada di situ lagi.

           Mentalitas umum aji-mumpung lah yang mengakibatkan resesi besar. Seperti
      kata Thomas Friedman, “It was not the
      illicit behavior that caused the Great Recession. It was all the stuff going on
      in plain sight by people who should have known better but suspended their
      beliefs and values and norms and skepticism to get in on the party. Yes, they
      had “principles”. Unfortunately, the whole credit bubble that destabilized the
      global economy was built on the “principles” known in the banking world as
      IBG/YBG – “I’ll be gone” or “You’ll be gone when things go bad.” 

      ***

           Di akhir tahun ini siklus roda perencanaan (planning-cycle) sedang diputar. Pembacaan lanskap bisnis global-lokal
      menjadi imperatif. 
       
           Tentang trend ekonomi global jangka panjang (sampai 2050!) bisa kita
      kutip prediksi Goldman Sach (http://www.businessinsider.com/goldmans-world-gdp-projection-for-2050-2012-11#ixzz2By6H3bCA) beberapa waktu lalu: 1) Bahwa BRIC
      nations (Brazil, Rusia, India dan China) bakal mendominasi produktivitas dunia.
      Keempat negara ini menghasilkan hampir separuh dari tingkat pertumbuhan dunia
      selama dekade belakangan ini. 2) Agak mengagetkan bahwa Nigeria dan Turki bakal
      diramal bakal berada di depan Kanada. Sedangkan Saudi Arabia keluar dari
      hitungan. Rupanya para analis Goldman Sach memproyeksikan pertumbuhan cepat
      untuk beberapa negara diluar BRIC (seperti Indonesia dan Nigeria) lantaran
      faktor pertumbuhan populasi penduduknya.  3) Proyeksi PDB per kapita tentu agak berbeda. Negara BRIC masih di
      belakang, walau  terkecuali Russia yang
      PDB per kapitanya diramal bakal melampaui Italia! (padahal saat ini PDB
      perkapita Italia masih dobelnya Russia). Hal menarik lainnya, Perancis bakal menyusul
      Jerman dalam soal besaran total PDB maupun per kapitanya. Sehingga agaknya
      konstelasi dunia 38 tahun kedepan ini bakal banyak berbeda dari sekarang.  
       
           Gambaran ekonomi global 2013 diperkirakan bakal tumbuh 3,6%, naik
      dibanding pertumbuhan tahun 2012 yang 3,3%.  Perekonomian negara maju praktis stagnan. Amerika Serikat, misalnya, hanya
      bakal tumbuh 2,2% di tahun ini, dan tahun depan diperkirakan malah turun 2,1%. Di
      Zona Eropa kontraksi ekonomi tahun ini 0,4%, sedangkan 2013 ada tumbuh tipis,
      yaitu 0,2%. Adapun Jepang yang di tahun ini membukukan pertumbuhan 2,2%
      (sebagian akibat recovery-cost tsunami Fukushima), pada 2013 hanya bakal tumbuh
      1,2%. Pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 (Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan
      Vietnam) tahun ini diperkirakan 5,4%. Diperkirakan meningkat di 2013 jadi 5,8%.
      Di ASEAN-5 ini, Indonesia praktis memimpin pertumbuhan kawasan dengan tingkat
      pertumbuhan 6% di 2012, sedangkan 2013 naik ke 6,3%.

           Dalam analisanya, Cyrillus Harinowo (http://post.indah.web.id/?/read/2012/10/15/279/704001)
      menjelaskan bahwa jika pertumbuhan ekonomi domestik yang menguat, maka pengusaha
      Indonesia akan memperkuat produksi yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera
      masyarakat Indonesia. Ia mengatakan, “Dan saya sungguh yakin hal inilah yang
      akan terjadi di mana industri automotif, alat-alat keperluan rumah tangga (durable
      goods seperti TV, kulkas, kompor gas, AC) maupun furnitur akan mengalami penguatan.
      Demikian juga produksi FMCG (fast moving consumer goods) sebagaimana
      yang diproduksi Unilever, Wings, Indofood, ABC, Mayora, dan sebagainya masih
      akan mengalami peningkatan permintaan yang kuat. Demikian juga industri
      pariwisata dan perjalanan yang pada akhirnya akan mendorong lebih jauh
      pertumbuhan industri penerbangan, transportasi darat, perhotelan, dan
      sebagainya. Mal dan ritel lain juga tentu akan menguat karena berbagai produk
      tersebut tentu akan sampai kepada konsumen melalui jaringan ritel, termasuk
      mal.”

      ***

           Lanskap bisnis yang menjanjikan adalah potensi dan peluang yang mesti
      dikapitalisasi menjadi prestasi dan kinerja. Dari fase perencanaan ke eksekusi dibutuhkan
      kepemimpinan serta alat manajemen yang disebut mekanisme evaluasi berkala yang diselenggarakan
      dengan disiplin, penuh keberanian dan tak kenal lelah. Accountability perlu ditegakkan, mentalitas IBG/YBG perlu ditebas. Dan
      belajar dari fenomena Ahok yang berani mengevaluasi dan merevisi anggaran
      seluruh proyek strategis pemda DKI, maka kita pun terinspirasi. Angin segar
      penuh harapan telah bertiup dari Jakarta. Selamat Natal 2012 dan Tahun Baru
      2013.

      (twitter@andrewenas)
      ----------------------------------------------------------
      Artikel dari Majalah MARKETING, edisi Desember 2012

      STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
      Email: strategicmanagementservices@yahoo.com

      Rekayasa Teknologi Sel Bahan Bakar & Hidrogen


      Eniya Listiani Dewi: Ahli Rekayasa Teknologi Sel Bahan Bakar & Hidrogen
      Peraih Mizuno Award, Koukenkai Award & Habibie Award 2010


      "...Hidrogen bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik, bahan bakar kendaraan dan lainnya. Dengan bahan bakar hidrogen, motor tidak mengeluarkan asap, tapi air murni....” jelas Eniya


      Satu di antara empat penerima Habibie Award yang menerima penghargaannya di hari ulang tahun The Habibie Center, pada 30 November 2010 adalah Eniya Listiani Dewi, peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Ia merupakan penerima Habibie award termuda sepanjang sejarah Habibie award.
      Penghargaan ini dikantunginya bersama dengan 19 penghargaan lain, baik dari Indonesia maupun dari Jepang, karena keberhasilannya menemukan katalis baru untuk sel bahan bakar. Eniya mendapatkan penghargaan Habibie 2010 di bidang ilmu rekayasa.


      Karya perempuan kelahiran 14 Juni 1974 ini berkisar pada lingkup elektrokimia, suatu cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan potensi listrik dan energi. Penelitiannya adalah tentang sel bahan bakar berbasis hidrogen yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi baru yang ramah lingkungan.


      Salah satu karya yang mengawali kiprahnya di bidang sel bahan bakar adalah penemuan katalis baru untuk sel bahan bakar. Penemuan tersebut menurutnya adalah sebuah inovasi yang ditemukan secara kebetulan.
      “Saya kan kalau sedang eksperimen suka saya tinggal waktu makan siang. Saya pikir kan tidak masalah. Nah, waktu itu ketika saya melihat hasil eksperimen setelah saya tinggal, kok jadinya berbeda, ternyata perbedaan malah jadi inovasi,” terang Eniya. Polimer yang terbentuk menjadi terdiri dari 10 penyusun, padahal harusnya ada 2 penyusun.


      Dari hasil karya yang kebetulan tersebut, perempuan yang menyelesaikan gelar doktor dari Fakultas Aplikasi Kimiawi, Polimer, Katalis dan Sel Bahan Bakar Waseda University, Jepang ini meraih beragam penghargaan, termasuk Mizuno Awards dan Koukenkai Awards dari Waseda University dan Polymer Society Japan pada tahun 2003.
      Karya terbarunya adalah ThamriON, sebuah membran sel bahan bakar temuannya yang baru saja mendapatkan penghargaan Inovasi Paten dari Ditjen HKI 2010. “Prinsipnya, ThamriON tersebut adalah membran sel bahan bakar yang terbuat dari plastik yang direaksikan dengan asam sulfat. Karena telah direaksikan, maka plastik bisa menghantarkan listrik,” ungkapnya.


      Nama ThamriON sendiri punya sejarah tersendiri. “Saya kan bekerja di Jalan MH Thamrin Jakarta jadi nama itu saya ambil untuk nama karya saya. Kalau ON sendiri berasal dari kata ion, karena plastiknya bisa jadi menghasilkan ion,” terangnya sambil tertawa mengenang penamaan hasil karyanya.
      Teknologi sel bahan bakar dan bahan pendukung lain hasil risetnya di kembangkan 80 persen dari material lokal, sehingga biayanya lebih murah. Dengan proses manufaktur secara mandiri, sel bahan bakar yang tersebut telah diterapkan untuk menyalakan perangkat elektronik dan sepeda motor dengan kapasitas 500 Watt.
      Untuk mengembangkan proses produksi dan penyimpanan bahan bakar, Eniya bekerja sama dengan berbagai pihak. “Ada Teknik Kimia UGM, Pusat Teknologi Bioindustri, industri polimer dan baterai,” ungkap Kepala Perekayasaan Sel Bahan Bakar di BPPT ini.
      Eniya adalah putri pertama dari pasangan Hariyono (alm) dan Sri Ningsih, berasal dari kota Magelang, Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia teknologi dan lingkungan sudah ada sejak ia masih duduk di bangku SMA Negeri 1 Magelang.
      “Sejak saya SMA, saya sudah tertarik pada hal-hal yang berbau sains dan ramah lingkungan. Waktu itu, kalau mengarang, saya selalu menulis tema-tema teknologi dan isu ramah lingkungan,” ujarnya yang sebenarnya lebih menyukai ilmu fisika daripada kimia.


      Setelah lulus SMA, ia beruntung dapat memperoleh beasiswa lewat program Science and Technology Advance Industrial Development (STAID) Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S-1 ke Waseda University.
      Pendidikan strata dua dan tiga ia lanjutkan dengan beasiswa dari lembaga lain. Total masa pendidikan yang ia butuhkan untuk mencapai gelar doktor adalah 10 tahun, berawal dari tahun 1993 hingga tahun 2003.
      Salah satu ambisi terbesarnya adalah mewujudkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dari bahan hidrogen. “Bahan hidrogen ini sangat berpotensi, bisa diproduksi dari berbagai macam sumber, termasuk biomassa,” terangnya. Ambisi tersebut diperoleh setelah melihat pengembangan kota Fukuoka, Jepang yang mengaplikasikan hidrogen sebagai sumber energi.


      Hidrogen bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik, bahan bakar kendaraan dan lainnya.“Dengan bahan bakar hidrogen, motor tidak mengeluarkan asap, tapi air murni,” jelas Eniya.
      Ide Eniya dalam pemakaian hidrogen sebagai sumber bahan bakar juga dipresentasikan dalam 7th Biomass Asia Workshop yang berlangsung di gedung BPPT, 29 November 2010.
      sumber : indonesiaproud.wordpress.com


      Wanita di antara katoda dan anoda

      Pekan lalu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar seminar teknologi fuel cell yang didukung beberapa perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas serta agen tunggal pemegang merek (ATPM).
      Fuel cell atau sel bahan bakar bukan hal yang baru karena sudah ditemukan ilmuwan Inggris, Francis Bacon, pada 1930. Secara sederhana, cara kerjanya mirip aki. Pada fuel cell terdapat dua lapis elektroda dan elektrolit (zat) yang akan membiarkan ion lewat, namun menahan elektron.


      Pada anoda dialirkan H2 (hidrogen) kemudian logam platina (Pt) pada anoda bekerja sebagai katalis, ‘mengambil’ elektron dari atom hidrogen. Ion H+ yang terbentuk akan melewati elektrolit, sedangkan elektron tetap tertinggal di anoda.
      Sementara itu, di katoda, oksigen dialirkan. Kemudian, ion H+ yang melewati elektrolit akan berikatan dengan oksigen menghasilkan air dengan bantuan platina yang terkandung pada katoda sebagai katalis.
      Reaksi ini akan berlangsung jika ada elektron. Pada anoda, elektron tertinggal, sedang di katoda elektron dibutuhkan. Sehingga, jika anoda dan katoda dihubungkan, elektron akan mengalir. Limbah reaksi ini berupa air (H20) yang aman untuk langsung diteguk.


      Sepintas sederhana, tapi untuk membuatnya butuh pengetahuan material mumpuni. Salah satunya adalah Eniya Listiani Dewi. Perempuan alumnus Departemen Kimia Terapan Universitas Waseda, Tokyo, yang mengepalai tim pengembangan fuel cell BPPT.
      Dari tangannya lahir fuel cell dengan kandungan lokal 80% yang sudah mampu menghasilkan 20 Watt. Hingga akhir tahun ini dia menargetkan fuel cell ciptaannya bisa menghasilkan 50 Watt dengan ukuran makin kompak.
      Sepintas memang masih jauh untuk berbicara soal produksi massal dari fuel cell itu. Misalnya untuk catu daya telepon genggam, komputer jinjing, apalagi mimpi memiliki mobil listrik dalam negeri secanggih mobil-mobil fuel cell luar negeri.
      Namun, dari bisik-bisik tamu yang hadir, isi di dalam kotak sel bahan bakar itu sudah menerbitkan kekhawatiran dari negara lain. Sebab teknologi membran electrode assembly (MEA), yang merupakan kunci dalam proses konversi energi dari energi kimia menjadi energi listrik itu asli Indonesia dan sudah selangkah lebih maju dibandingkan teknologi negara lain.
      Lebih murah


      Kekhawatiran itu muncul sebab membran hidrokarbon bermaterial lokal itu itu dapat menurunkan biaya produksi hingga 85% dibandingkan membran komersial yang kini beredar di pasaran. Sekotak fuel cell ciptaan Eniya itu hanya berharga Rp25 juta.
      “Kalau nanti bisa diproduksi secara massal, bisa ditekan hingga 80%-85% dari harga saat ini. Sekarang masih mahal tapi kita sudah menemukan sistemnya. Jadi bisa terus dipermurah,” tutur ibu empat anak ini.
      Satu tantangan yang masih harus dicari solusi perempuan penerima grant dari Japan Society of Promotion of Science 2000-2003 ini adalah meningkatkan ketahanan membran polimer ciptaannya itu yang kini baru bisa dipakai seumur lampu pijar biasa atau 4.000 jam.


      Menurut dia, mengetahui sistem jauh lebih penting daripada produksinya. Hal itu merujuk kasus sistem sel matahari (photovoltaic) yang sudah 25 tahun diterapkan di Tanah Air tapi tak dikuasai teknologinya. Hasilnya Indonesia hanya bisa terus menerus mengimpor.
      Sayangnya, meski fuel cell berpotensi besar, pemerintah tak kunjung mengucurkan dana penelitian yang mencukupi. Dari dana ideal sebesar Rp50 miliar, tahun ini pemerintah hanya mengucurkan dana Rp1 miliar dan tahun depan Rp3 miliar.
      Meski diberi modal seadanya dan cibiran peneliti BPPT lain, Eniyati tetap optimistis. Apalagi kini teknologi nano di Indonesia makin pesat sehingga perkakas fuel cell yang dihasilkannya bisa makin imut dan perkasa.
      Menurut dia, pengembangan sel bahan bakar hidrogen dalam satu dekade ke depan sangat penting. Ini bisa dilihat dari keseriusan banyak industri otomotif dan generator yang makin terkonsentrasi pada teknologi ini.
      Salah satu contohnya adalah perlombaan produsen kendaraan untuk mengaplikasikannya secara hibrid dengan mesin bakar atau bahkan 100% berbahan bakar hidrogen.


      Eropa bahkan sudah berencana mengaplikasikannya untuk sarana transportasi massal mereka sementara Jepang pada kendaraan-kendaraan pribadi di perkotaan.
      Malaysia pantas diberi tanda tebal. Jiran kita adalah satu negara Asean yang bernafsu mempercepat alih teknologi ini. Mereka bahkan sampai harus menggandeng raksasa Jerman Mercedes Benz yang melakukan riset dan penerapan fuel cell pada produk kendaraan masa depan mereka.
      Meski kini Malaysia tertinggal namun Eniya mengingatkan semua pihak terkait kasus sel surya. Indonesia lebih dulu menggunakan tapi tertinggal dalam teknologi pembuatan. Hasilnya kini Malaysia sejajar dengan negara lain dan mengekspor sel matahari tersebut.


      Rasanya kekhawatiran Eniya patut dicermati. Dulu Malaysia belajar perminyakan ke Indonesia, kini mereka mengekspornya pada mantan gurunya. Mereka juga tertinggal dalam urusan teknologi mobil, belakangan justru Proton yang melenggang di Tanah Air.
      Bagaimana kemajuan rekayasa Indonesia? Setelah PT DI yang membuat Malaysia terperangah dipreteli, faktanya kini tinggal ‘teknologi’ pembantu rumah tangga murah saja yang masih bisa dibanggakan Indonesia pada Malaysia. Ironis!
      sumber : *Bisnis Indonesia Edisi: 19/09/2007
      Adapun Eniya Lestiyani Dewi, yang lahir di Magelang pada 1974, kini terus menyempurnakan motor fuel cell. Perangkat energi ini mampu menghasilkan 500 watt listrik dan dapat membawa lari sebuah sepeda motor hingga 60 kilometer per jam. Bahan bakarnya cuma 28 liter hidrogen dari tabung berukuran 20 sentimeter dengan diameter 10 cm, yang memadatkan hidrogen hingga 740 liter.


      Eniya adalah perekayasa pada Pusat Teknologi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dia memimpin 40 ahli BPPT untuk proyek motor fuel cell. Pada 2003, dia masuk ke lembaga riset ini setelah 10 tahun kuliah di Departemen Kimia Terapan, Universitas Waseda, Jepang. Sebenarnya bisa saja dia menjadi pengusaha atau bekerja di perusahaan swasta. “Ketika itu BPPT membuat proyek fuel cell yang sesuai studi dan menarik perhatian saya,” kata penerima penghargaan The Japan Polymer Society 2009 dan ASEAN Outstanding Achievement Award 2006 ini.
      Awalnya Eniya cuma mendapatkan dana Rp 80 juta untuk proyek tersebut. Proyek ini berhasil sehingga dana yang lebih besar mulai mengalir. Motor fuel cell yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar utamanya itu telah terkandung muatan lokal hingga 80 persen. Eniya berupaya mematenkannya. Namun, dia menilai pemerintah belum serius mengembangkan energi alternatif.
      “Di Jepang, pemerintah memberikan subsidi bagi warga yang memakai energi ini,” katanya
      sumber : ppijepang.org
      http://kickdahlan.wordpress.com/2012/08/13/eniya-listiani-dewi-ahli-rekayasa-teknologi-sel-bahan-bakar-hidrogen/

      Related Posts