Monday, March 13, 2023

Phillips PHK 6.000 Karyawan

Phillips Bakal PHK 6.000 Karyawan Imbas Rugi Rp26,1 T

Selasa, 31 Jan 2023 11:00 WIB

Philips bakal mem-PHK 6.000 karyawannya di seluruh dunia usai merugi 1.605 miliar euro atau setara Rp26,1 triliun pada tahun lalu.  Perusahaan asal Belanda, Philips, bakal memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 6.000 karyawannya di seluruh dunia usai merugi 1.605 miliar euro atau setara Rp26,1 triliun pada tahun lalu.

Separuh dari PHK akan dilakukan Philips tahun ini, sedangkan sisanya baru akan terealisasi pada 2025. CEO Philips Roy Jakobs menyebut ada 10 ribu karyawan yang di-PHK dalam beberapa bulan terakhir alias perusahaan sudah memangkas 13 persen dari keseluruhan karyawannya di dunia.

"Apa yang kami hadirkan hari ini saya pikir adalah rencana terbaik untuk mengamankan masa depan Philips. Tantangan yang kami hadapi sangat berat dan kami mencoba mengatasinya secara serius," kata Jakobs, dikutip dari Reuters, Selasa (31/1).

Saham Philips tercatat naik 5,5 persen selepas pengumuman ini. Namun, hal itu dibantu dengan data bahwa pendapatan kuartal keempat perusahaan jauh lebih baik dari yang diharapkan.

Meski begitu, di kuartal keempat 2022 Philips tercatat kehilangan 105 juta euro. Dengan begitu, secara keseluruhan perusahaan mencatat rugi 1.605 miliar euro alias Rp26,1 triliun sepanjang tahun lalu.

Ini juga menjadi tantangan berat bagi Jakobs yang baru menjabat Oktober lalu. Terlebih, kepimpinan awal Jakobs dimulai dengan melakukan PHK terhadap 4.000 karyawannya.

Keputusan PHK tahun lalu terhadap 5 persen tenaga kerja Philips disebabkan karena penarikan ventilator dan peralatan medisnya dari pasaran. Perusahaan pun mencatat kerugian sekitar 30 miliar euro sejak insiden penarikan 5,5 juta ventilator dari pasaran pada Juni 2021 lalu.

Pendapatan yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITA) Philips dalam tiga bulan terakhir pada 2022 mencapai 651 juta euro, hampir stabil dibandingkan 647 juta euro setahun sebelumnya.

Namun, rata-rata analis dalam jajak pendapat yang disusun oleh perusahaan memperkirakan akan turun menjadi 428 juta euro.


Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230131100107-92-906890/phillips-bakal-phk-6000-karyawan-imbas-rugi-rp261-t.

Blogger Tricks

Friday, February 3, 2023

CoHive Diputus Pailit

Startup Makin Lesu, CoHive Diputus Pailit

Rabu, 01 Feb 2023 09:50 WIB

Penyedia ruang kerja berbagi (co-working space), CoHive, diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus). Putusan itu tercantum dalam Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Register No: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst (18/1).

"Menyatakan termohon PKPU (PT EVI ASIA TENGGARA) dalam keadaan Pailit dengan segala akibat hukumnya terhitung sejak putusan ini diucapkan," tulis pengumuman tersebut.

Dalam pengumuman pailit, Rio Sadrack M. Pantow dan Benny Marnala Pasaribu ditetapkan sebagai tim kurator.

Para kreditur dan aparat pajak diminta untuk menyaksikan sidang perdana pada 1 Februari 2023, sedangkan tagihan bisa diajukan ke tim kurator hingga 9 Februari 2023 pada pukul 17.00 WIB.

Mengutip CNBC Indonesia, Rabu (1/2), CoHive didirikan pada 2015 sebagai proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures yang diberi nama EV Hive sebagai lokasi kerja bersama dan komunitas untuk perusahaan rintisan, baik portofolio mereka maupun bukan.

EV Hive punya dua lokasi ruang kerja, yaitu di Jakarta Selatan dan BSD. Pada 2017, proyek tersebut diambil alih oleh Jason Lee, Carlson Lau, dan Ethan Choi yang mengganti namanya menjadi Cocowork yang kemudian diganti lagi menjadi CoHive.

Setelah beralih kepemilikan dan meraih pendanaan seri B antara lain dari Insignia Ventures, CoHive berubah fokus dan berekspansi secara agresif di banyak lokasi dan kota. CoHive bahkan menguasai satu gedung di Mega Kuningan yang diberi nama CoHive 101.

Strategi CoHive adalah menawarkan sewa jangka pendek ke penggunanya atas ruang yang mereka sewa dalam jangka panjang. Perusahaan juga berekspansi ke sektor selain co-working yaitu ritel, co-living, dan penyewaan ruang untuk event.

Pada akhir 2020, salah satu investor CoHive, Chris Angkasa kembali mengambil alih kendali sebagai CEO perusahaan. Namun, dalam laman Linkedin pribadinya Chris sudah tidak mencantumkan posisi CEO di CoHive.


Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230201091148-92-907411/startup-makin-lesu-cohive-diputus-pailit.

Wednesday, February 1, 2023

Perusahaan Raksasa Dunia PHK Karyawan

Daftar 14 Perusahaan Raksasa Dunia yang PHK Karyawan di Awal 2023

Kamis, 26 Jan 2023 12:41 WIB

Belakangan ini sejumlah perusahaan raksasa global ramai-ramai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Beberapa di antaranya adalah perusahaan induk Google yakni Alphabet, Amazon, Goldman Sachs, Microsoft, Vox Media hingga McDonald.

Tercatat pada awal 2023 ini ribuan pekerja di seluruh dunia terpakasa harus diberhentikan karenanya. Total sudah lebih dari 30.000 pekerja yang terdampak PHK dan diprediksi akan terus bertambah.

Berdasarkan catatan detikcom, berikut 14 perusahaan raksasa dunia yang melakukan PHK masal hingga Januari 2023 ini:


1. Alphabet - Google

Induk Google (GOOGL) ini memberhentikan 6% pekerja atau setara 12.000 orang di seluruh area dan wilayah. Alphabet merekrut 50.000 karyawan selama pandemi karena tingginya permintaan layanan mereka. Namun ketakutan akan resesi membuat banyak pengiklan mengerem pengeluaran mereka.

Selain itu, secara spesifik raksasa teknologi Google selaku anak usaha melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap 1.845 karyawannya, atau sekitar 15% dari total pegawainya di negara bagian California, Amerika Serikat.

Pemecatan ini belaku untuk berbagai posisi, mulai dari direktur hingga tukang terapi pijat'in-house' Google. Hal ini merupakan PHK masal terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perusahaan.


2. 3M

Perusahaan 3M Co menyatakan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 2.500 pekerja manufaktur. Keputusan itu diambil setelah pihaknya melaporkan terjadi penurunan laba bersih.

Perlu diketahui bahwa, 3M Co adalah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang berbisnis di bidang industri, keselamatan pekerja, perawatan kesehatan, dan barang konsumen termasuk notebook, pembersih udara, dan respirator.

CEO 3M Mike Roman mengatakan permintaan konsumen turun lebih cepat pada Desember 2022 karena belanja pelanggan lesu saat memasuki musim liburan. Hal itu membawa sahamnya turun 4,7% menjadi US$ 116,79 dalam perdagangan premarket.

"Kami memperkirakan tantangan ekonomi makro akan bertahan di 2023," kata Roman dikutip dari CNBC, Rabu (25/1/2023).


3. Ford

Ford Motor Co berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.200 pekerjanya di seluruh Eropa dan memindahkan sejumlah produksi ke Amerika Serikat (AS). Hal ini dilakukan perusahaan karena meningkatnya biaya produksi baterai kendaraan listrik (EV) dan proyeksi perlambatan ekonomi menjadi pemicunya.

Adapun rencananya, PHK ini dilakukan terhadap 2.500 karyawan di sektor pengembangan produk dan 700 karyawan administratif, di mana mayoritas pekerja yang terkena PHK berasal dari pekerja di Jerman. Rencana itu sudah diinfokan dalam rapat dewan pekerja pada Senin (16/1).

Meski begitu, Serikat Pekerja IG Metall Jerman mengatakan bahwa rencana PHK ini diprediksi dapat mengganggu produksi Ford di seluruh penjuru Eropa. Karenanya pihak serikat pekerja mengaku akan berjuang untuk menekan rencana PHK masal tersebut.

"Jika negosiasi antara dewan pekerja dan manajemen dalam beberapa minggu mendatang tidak menjamin masa depan pekerja, kami akan bergabung dalam proses tersebut (PHK). Kami tidak akan menahan diri dari langkah-langkah yang dapat berdampak serius pada perusahaan, tidak hanya di Jerman tetapi juga di seluruh Eropa," kata IG Metall dikutip dari Reuters, Selasa (24/1/2023).


4. Spotify

Spotify melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya. PHK Spotify menambah deretan perusahaan teknologi yang melakukan PHK massal.

Tidak diketahui pasti berapa jumlah karyawan yang terdampak. Namun platform streaming musik yang berbasis di Swedia ini telah memangkas 38 karyawannya di studio podcast Gimlet Media dan Parcast. Pada September 2022

Mengutip The Straits Times, Senin (23/1/2023), Spotify memiliki sekitar 9.800 karyawan per kuartal III-2022. Namun perusahaan memangkas sejumlah karyawannya pada September dan Oktober tahun lalu.

Sementara itu, hingga saat ini dikabarkan bahwa salah satu divisi yang terdampak PHK masal ini adalah editorial podcast.


5. Microsoft

Raksasa teknologi Microsoft memberhentikan 10.000 karyawan berdasarkan pengajuan sekuritas pada hari Rabu. Secara global, Microsoft memiliki 221.000 karyawan tetap dengan 122.000 di antaranya berbasis di AS.

CEO Satya Nadella mengatakan selama pembicaraan di Davos bahwa tidak ada yang bisa menentang gravitasi dan Microsoft tidak dapat mengabaikan ekonomi global yang melemah.

"Pertama, saat kami melihat pelanggan mempercepat pembelanjaan digital mereka selama pandemi, kami sekarang melihat mereka mulai menguranginya," jelasnya.


6. Vox Media

Penerbit situs web berita dan opini Vox, situs web teknologi The Verge dan New York Magazine, mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka memangkas 7% stafnya, atau sekitar 130 orang.

"Kami mengalami dan mengharapkan lebih banyak tekanan ekonomi dan keuangan yang sama yang dihadapi orang lain di industri media dan teknologi," kata kepala eksekutif Jim Bankoff dalam sebuah memo.


7. BlackRock

PHK Massal juga melanda Wall Street. Manajer aset terbesar di dunia ini mengurangi sekitar 500 pekerjaan, atau kurang dari 3% tenaga kerjanya.

Lingkungan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya sangat kontras dengan kondisi tiga tahun terakhir, ketika jumlah staf meningkat sekitar 22%. PHK massal di Wall street terakhir terjadi pada 2019.


8. Goldman Sachs

Bank ini memberhentikan hingga 3.200 pekerja bulan Januari di tengah kemerosotan dalam aktivitas pembuatan kesepakatan global. Lebih dari sepertiga pemotongan diperkirakan berasal dari unit perdagangan dan perbankan perusahaan.

Goldman Sachs memiliki hampir 50.000 karyawan pada akhir kuartal ketiga tahun 2022.


9. Coinbase

Awal Januari Pialang crypto mengumumkan akan memangkas 950 orang. Langkah itu dilakukan hanya beberapa bulan setelah Coinbase memberhentikan 1.100 orang

Meskipun Bitcoin punya performa solid untuk tahun baru, perusahaan crypto dibanting oleh penurunan harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya yang signifikan.


10. McDonald's

McDonald's yang berkembang pesat selama pandemi, berencana memangkas beberapa staf korporatnya, kata CEO Chris Kempczinski bulan ini.

"Kami akan mengevaluasi peran dan tingkat kepegawaian di beberapa bagian organisasi dan akan ada diskusi dan keputusan yang sulit di masa mendatang," kata Kempszinski.


11. Stitch Fix

Stitch Fix berencana memberhentikan 20% dari staf bergajinya. Dalam postingannya di dalam blog Stitch Fix menyampaikan permohonan maafnya.

"Kami akan kehilangan banyak anggota tim berbakat dari seluruh perusahaan dan saya benar-benar minta maaf," tulis pendiri Stitch Fix (SFIX) dan mantan CEO Katrina Lake dalam posting blog.


12. Amazon

Di awal tahun baru, Amazon berencana memberhentikan lebih dari 18.000 karyawan. Departemen dari sumber daya manusia hingga Toko Amazon jadi divisi yang paling terpengaruh.

Amazon melesat selama pandemi dan melakukan rekrutmen besar-besaran. Namun permintaan konsumen melandai seiring dengan meredanya pandemi. Kini konsumen mulai kembali beraktivitas secara offline.


13. Salesforce

Salesforce akan memangkas sekitar 10% tenaga kerjanya dari lebih dari 70.000 karyawannya. Dalam sebuah surat kepada karyawan, ketua dan co-CEO Salesforce (CRM) Marc Benioff mengaku merekrut terlalu banyak karyawan selama pandemi.


14. IBM

Giliran perusahaan teknologi IBM Corp yang lakukan PHK terhadap 3.900 karyawan.

PHK dilakukan sebagai bagian dari pengurangan aset dan pendapatan kuartal keempat yang datar. Meski demikian, Kepala Keuangan James Kavanaugh mengaku akan terus merekrut orang.

"(Kami) berkomitmen untuk merekrut untuk penelitian dan pengembangan yang dihadapi klien," katanya, dikutip Reuters, Kamis (26/1/2023).

PHK tersebut membuat IBM harus mengeluarkan uang US$ 300 juta pada periode Januari-Maret untuk membayar karyawan yang terkena PHK.


Sumber:

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6535325/daftar-14-perusahaan-raksasa-dunia-yang-phk-karyawan-di-awal-2023.

Kisah CEO Ankiti Bose & Startup Zilingo

Drama Startup Rp 15 Triliun, Pendiri Dipecat Kini Bangkrut

Sejak awal 2022, startup Zilingo dipenuhi drama. Startup yang disebut pernah bervaluasi US$970 juta atau Rp 15 triliun itu memecat pendirinya dan kini akhirnya terancam bangkrut.

Pada awalnya, Zilingo merupakan startup yang menjanjikan. Perusahaan itu pernah mengumpulkan lebih dari US$300 juta dari sejumlah investor terkemuka seperti Temasek Holdings dan Sequoia Capital India.

Perusahaan juga pernah beroperasi di 8 negara dan memiliki 600 orang pegawai. Selain itu juga pernah mengumpulkan US$226 juta pada awal 2019 dalam pendanaan terakhir.

Namun drama perusahaan dimulai saat Ankiti Bose yang merupakan salah satu pendiri Zilingo disebut terlibat skandal keuangan. Atas penyelidikan itu, perusahaan akhirnya memutuskan memecat Bose.

"Menyusul penyelidikan yang dipimpin oleh firma forensik independen yang ditugaskan untuk memeriksa keluhan penyimpangan keuangan yang serius, perusahaan memutuskan menghentikan pekerjaan Ankiti Bose dengan alasan, dan berhak melakukan tindakan hukum yang sesuai," kata perusahaan dalam pernyataannya, dikutip dari Economic Times.

Namun tak sampai di situ. Kepergian Bose ternyata diikuti oleh para petinggi lain. Misalnya Dhruv Kapoor, pendiri Zilingo lainnya yang juga ikut mundur dan juga sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan termasuk CEO GoTo Andre Soelistyo.

Tahun 2018, perusahaan juga disebut mengeluarkan hingga US$1 juta. Ini dilakukan dalam rangka mengirim sejumlah influencer media sosial ke Maroko.

Mereka dikirim untuk liburan tiga hari yang diisi dengan menunggang unta, perjalanan balon udara, kelas yoga, dan makan malam gourmet. Namun ternyata Bloomberg melaporkan menurut seorang sumber, kampanye itu gagal total. Dari harapan satu juta pelanggan hanya ada 10 ribu pengguna baru.

Kini, Zilingo sudah menunjuk EY Corporate Services sebagai likuidator sementara. Kreditornya adalah Varde Partners dan Indies Capital Partners yang disebut telah menemukan pembeli untuk membeli beberapa asetnya.

Bloomberg menuliskan Zilingo menolak berkomentar. Namun kabarnya pemegang saham serta kreditor utama telah diberitahu soal keputusan itu.

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230126074009-37-408305/drama-startup-rp-15-triliun-pendiri-dipecat-kini-bangkrut


Zilingo Pecat Founder dan CEO Ankiti Bose

Setelah sempat diskors, Ankiti Bose sudah tak lagi menjabat sebagai CEO Zilingo. Perusahaan startup fesyen business-to-business (B2B) asal Singapura itu memecatnya karena dugaan penyimpangan keuangan.

"Menyusul penyelidikan yang dipimpin oleh firma forensik independen yang ditugaskan untuk memeriksa keluhan penyimpangan keuangan yang serius, perusahaan memutuskan menghentikan pekerjaan Ankiti Bose dengan alasan, dan berhak melakukan tindakan hukum yang sesuai," kata perusahaan dalam pernyataannya, dikutip dari Economic Times, Jumat (20/5/2022).

Zilingo juga menambahkan merasa sedih serangan informasi yang seolah bocor dan palsu ke dewan, investor dan karyawan. Dengan di saat bersamaan adanya informasi yang diklaim dibayar dan kampanye media yang memfitnah pada saat penyelidikan.

Bose diketahui telah diskors pada 12 April lalu. Dia juga buka suara setelah dipecat dan mengatakan hukumannya itu berdasarkan keluhan pelapor anonim.

Dia mengaku diberitahu bahwa pemecatan ini dilakukan dengan alasan pembangkangan. Selain itu, dia menyatakan bahwa dirinya belum pernah bertemu dengan penyelidik dari Kroll atau Deloitte dan tidak diberi waktu untuk menyediakan dokumen yang diminta.

"Setiap laporan yang keluar setelah pemecatan saya akan dicabut, karena nampaknya diinstruksikan oleh pihak-pihak yang bertikai dan kami akan mengejar hak, sesuai hukum," kata Bose.

Dia juga mengatakan akan segera berbicara secara tertulis dengan perincian lebih lanjut terkait konflik kepentingan dalam perjalanan proses tersebut.

Pada 19 April, Bloomberg melaporkan Zilingo sedang berdiskusi menggantikan Bose yang sedang berada di tengah proses penyelidikan itu.

Dugaan penyimpangan akuntansi ditemukan saat pembicaraan lanjutan dalam upaya menggalang pendanaan US$150-200 juta dalam putaran baru. Pendanaan itu akan mendorong valuasi Zilingo hingga mencapai US$1,2 miliar dan membuka jalan menuju titel unicorn.

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220520162019-37-340546/zilingo-pecat-founder-dan-ceo-ankiti-bose


Curhat Lengkap Founder Zilingo yang Didepak Startup Sendiri

Pada 20 Mei 2022, Zilingo, telah memutuskan hubungan kerja dengan Ankiti Bose, CEO sekaligus pendiri startup fesyen tersebut. Keputusan ini berdasarkan hasil penyelidikan independen atas keluhan penyimpangan keuangan.

Permasalahan internal ini masih terus berlanjut hingga sekarang. Bose baru saja mengundurkan diri dari semua posisi anggota dewan komisaris di Zilingo, termasuk perusahaan induk dan semua anak perusahaan.

Pengunduran diri Bose terjadi pada saat startup mode yang berbasis di Singapura itu sedang berdiskusi dengan pemegang saham mengenai tawaran pembelian manajemen serta potensi likuidasi aset perusahaan untuk melunasi kreditur.

Awal bulan ini, salah satu pendiri Zilingo dan CTO Dhruv Kapoor telah mengajukan penawaran pembelian manajemen kepada pemegang saham yang akan melibatkan likuidasi aset Zilingo dan pembentukan perusahaan baru.

Proposal tersebut didukung oleh Bose dan keduanya juga mengklaim bahwa mereka telah menerima komitmen dari investor untuk mendukung proyek baru sebesar US$8 juta.

Namun, pemungutan suara pada proposal ini serta hasil potensial lainnya untuk Zilingo seperti likuidasi lengkap terhenti, seperti yang dilaporkan minggu lalu.

Menanggapi apa yang sedang terjadi, Bose menulis pernyataan yang berisi curahan hatinya karena didepak dari perusahaan yang ia bangun.

Berikut pernyataan lengkap dari Ankiti Bose, dikutip dari akun Instagramnya, Jumat (1/7/2022)

Selama beberapa bulan terakhir, terlepas dari permintaan saya, dewan Zilingo gagal menunjukkan kepada saya laporan apa pun (yang dikeluarkan oleh Kroll atau Deloitte) yang berkaitan dengan penyelidikan terhadap perusahaan atau dugaan pelanggaran yang dituduhkan kepada saya. Dan entah mengapa atau bagaimana digunakan untuk mengakhiri posisi saya sebagai CEO.

Meskipun saya tetap menjadi direktur dewan di perusahaan induk grup dan anak perusahaannya, dan terlepas dari kenyataan bahwa saya tetap menjadi pemegang saham perusahaan. Selama waktu ini, informasi material lainnya yang berkaitan dengan perusahaan juga telah disembunyikan dari saya.

Pada saat yang sama, juru bicara dan "leakers" sibuk memuntahkan narasi kepada media yang buruk, sehingga merugikan semua pihak.

Sangat jelas bagi saya bahwa ratusan karyawan dan pelanggan juga dalam keadaan tak pasti dan karena tidak memiliki kejelasan tentang masa depan mereka - sama seperti saya. Kehidupan nyata dan pekerjaan telah dipertaruhkan.

Mengingat keadaan saat ini, dan karena ketidakjelasan informasi kepada saya sebagai anggota dewan dan pemegang saham, saya segera mengundurkan diri dari semua jabatan komisaris yang saya pegang di perusahaan induk Zilingo dan salah satu anak perusahaannya.

Ini adalah masa yang sulit bagi tim Zilingo saya, dan saya ingin meyakinkan semua rekan Zilingo yang saya cintai bahwa pengunduran diri saya sebagai anggota dewan tidak bertentangan dengan komitmen saya untuk menyelamatkan perusahaan.

Aku akan selalu berjuang untukmu dan bersamamu. Saya akan terus mendukung setia rencana yang menyelamatkan pekerja di Zilingo dan saya sekali lagi akan meminta setiap pemegang saham Zilingo untuk mencoba membedakan urusan profesional dan agenda pribadi, dan memprioritaskan apa yang terbaik untuk orang-orang kita yang telah memberikan darah, keringat, dan air mata untuk perusahaan kami.

Untuk diketahui, meskipun pengunduran dirinya dari dewan dan pemecatannya sebagai CEO perusahaan, Bose tetap memiliki 8,58% saham di perusahaan. Mengingat hal ini, Bose akan terus memegang kendali atas Zilingo dan masa depannya.

Selain itu, opsi lain bagi Zilingo adalah likuidasi dan pembubaran perusahaan sepenuhnya.

Dewan termasuk investor utama, Sequoia Capital, telah melakukan pembicaraan dengan berbagai dana pembelian yang berbasis di AS, Singapura, untuk kemungkinan likuidasi, sesuai sumber yang telah berbicara dengan Inc42 sebelumnya.

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220701084644-37-351994/curhat-lengkap-founder-zilingo-yang-didepak-startup-sendiri


Sumber lain:

https://www.sinpo.id/detail/34959/zilingo-perusahaan-startup-asal-singapura-bangkrut

https://www.medcom.id/ekonomi/global/nbwDmA3k-badai-start-up-berlanjut-zilingo-bersiap-masuki-likuidasi

https://bisnis.tempo.co/read/1603624/marak-sejumlah-startup-lakukan-phk-zilingo-terancam-dilikuidasi?page_num=2

https://www.viva.co.id/digital/startup/1120527-bidik-pasar-fesyen-indonesia-zilingo-disuntik-hampir-rp4-triliun

https://www.merdeka.com/uang/kisah-pendiri-zilingo-beri-peluang-sukses-untuk-wirausaha-wanita.html

https://www.jenniexue.com/zilingo-unicorn-baru-singapura/

https://techno.okezone.com/read/2022/08/10/54/2645369/diambang-bangkrut-startup-ini-malah-ditinggal-bosnya#:~:text=Krisis%20yang%20dilami%20Zilingo%20rupanya,bakar%20uang%20yang%20cukup%20tinggi.

Monday, January 30, 2023

SAP Bakal PHK 3.000 Karyawan

Susul Google, Perusahaan Software SAP Bakal PHK 3.000 Karyawan 

Perusahaan sofware asal Jerman, SAP, akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 3.000 karyawan. 

29 Januari 2023

Perusahaan software asal Jerman, SAP, dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.000 karyawan atau 2,5 persen dari jumlah tenaga kerja. Dilansir dari Times Now, Minggu (29/1/2023) Chief Financial Officer SAP, Luka Mucic, mengatakan pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi dan fokus pada inti bisnis perusahaan hairi cloud. 

Luka mengharapkan dengan adanya langkah kni dapat menghemat biaya untuk 2023 hinga 2024. Dia memperkirakan penghematan hingga EUR300 juta hingga EUR350 juta. Adapun, PHK ini akan dilakukan secara global, di Jerman sendiri pemangkasan ini akan menyasar 200 karyawan. 

Langkah SAP melakukan PHK hanya berjarak beberapa hari dengan pemangkasan yang dilakukan IBM. Sebelumnya, International Business Machines Corp. atau IBM mengumumkan akan melakukan PHK terhadap 3.900 karyawan. 

IBM mengikuti jejak Google, Amazon, hingga Microsoft yang terlebih dahulu melakukan PHK terhadap karyawannya. Gelombang PHK massal semakin cepat terjadi di perusahaan teknologi dan dirasakan di seluruh dunia. 

Ikuti Google, Amazon, Microsoft "International Business Machines Corp. [IBM] adalah perusahaan yang mengumumkan akan memangkas sekitar 3.900 pekerjaan," tulis Bloomberg, Kamis (26/1/2023). Bloomberg mencatat PHK di perusahaan induk Google, Alphabet Inc.; Microsoft Corp.; Amazon.com Inc. dan gabungan IBM telah menghilangkan hampir 44.000 posisi pada Januari 2023.


Sumber :

https://teknologi.bisnis.com/read/20230129/84/1622601/susul-google-perusahaan-software-sap-bakal-phk-3000-karyawan.

Tuesday, January 24, 2023

Frank Charlie Javice - CEO startup Frank vs JP Morgan

CEO Startup Javice, Masuk Forbes 30 dan Diduga Tipu JP Morgan 

16 Januari 2023

Pendiri startup Frank Charlie Javice CEO startup Frank Charlie Javice diduga menipu JP Morgan US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun. Ia masuk Forbes 30 Under 30 atau daftar anak muda berusia di bawah 30 tahun yang dinilai berhasil membuat terobosan. 

Frank menyediakan perangkat lunak (software) yang memudahkan mahasiswa mengajukan bantuan keuangan. JP Morgan mengakuisisi Frank US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun pada September 2021. 

“Tujuannya, memperdalam hubungan perusahaan dengan mahasiswa,” kata petinggi kepada CNBC Internasional, akhir pekan lalu (13/1). 

Saat itu, bank raksasa tersebut memuji Frank karena pertumbuhan yang sangat cepat. Aplikasi ini digunakan oleh lebih dari lima juta mahasiswa di 6.000 institusi. JP Morgan bahkan menawarkan pendiri Frank, Javice untuk bergabung di perusahaan. 

Namun JP Morgan Chase menutup situs web Frank pada Kamis lalu (12/1). Raksasa keuangan ini menuduh Javice membuat hampir empat juta akun pelanggan Frank palsu. Hal itu diketahui setelah JP Morgan mengirimkan email pemasaran ke 400 ribu pelanggan Frank. 

Sekitar 70% email bounce back atau tidak dapat terkirim. Bank tersebut pun mengajukan gugatan ke pengadilan federal bulan lalu. JP Morgan menuduh Javice membuat akun pelanggan palsu. 

Javice masuk daftar Forbes 30 Under 30 pada 2019. Orang-orang yang masuk dalam daftar ini dipilih dari 2.500 nominasi yang diajukan secara online. Mereka diseleksi oleh tim cek fakta dan riset Forbes, sehingga menghasilkan 500 nama. 

Kemudian dikurasi lagi menjadi 300 nama. Kriteria yang menjadi pertimbangan juri yakni: Nilai kepemimpinan Dampak Potensi sukses Perwujudan jiwa usaha yang sesuai dengan nilai-nilai Forbes Inovasi Disrupsi Ukuran dan pertumbuhan dari usaha 

Javice mendirikan Frank pada 2016. Startup ini menawarkan perangkat lunak yang bertujuan mempermudah proses pengajuan pinjaman pelajar di Amerika Serikat.

Visi startup Frank yakni menjadi ‘Amazon untuk pendidikan tinggi’. Perusahaan rintisan ini didukung oleh miliarder Marc Rowan, investor utama Frank menurut Crunchbase. Investor lain yang menyuntik modal Frank yakni Aleph, Chegg, Reach Capital, Gingerbread Capital, dan SWAT Equity Partners. 

Pengacara Javice mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa JP Morgan membuat alasan untuk memecat dirinya akhir tahun lalu. “Untuk menghindari pembayaran utang jutaan dolar kepadanya,” kata dia. 

Javice pun menggugat JP Morgan, dengan mengatakan bahwa bank tersebut harus mengajukan tagihan hukum yang dia keluarkan selama penyelidikan internal. "Setelah mengakuisisi bisnis Javice, JPM menyadari bahwa mereka tidak dapat bekerja di bawah undang-undang privasi siswa, melakukan pelanggaran dan kemudian mencoba untuk mengubah kesepakatan," kata pengacara Alex Spiro kepada The Wall Street Journal. 

Pablo Rodriguez menanggapi pernyataan pengacara Javice tersebut. “Tuntutan hukum kami terhadap Ms. Javice dan Mr. Amar (petinggi Frank lainnya) tercantum dalam pengaduan, bersama dengan fakta-fakta kuncinya,” katanya. "Ms. Javice bukan whistleblower. Setiap perselisihan akan diselesaikan melalui proses hukum,” tambah dia.

https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63c4fd00d1518/ceo-startup-javice-masuk-forbes-30-dan-diduga-tipu-jp-morgan


Charlie Javice, Perempuan Cantik Berharta Rp 75 M yang Ternyata Penipu

Senin, 16 Jan 2023 13:37 WIB

Bos startup fintech Frank, Charlie Javice, saat ini menghadapi tuntutan yang dilayangkan oleh JP Morgan Chase. Perempuan cantik itu dituntut atas tuduhan pemalsuan data pengguna.

Berdasarkan catatan detikcom, tuntutan ini terjadi tidak lama setelah perusahaan keuangan top asal Amerika Serikat itu mengambil alih Frank dengan menghabiskan dana sebesar US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun (dalam kurs Rp 15.250).

Frank merupakan startup yang memberikan layanan berupa pinjaman pendidikan kepada pelajar di AS yang mengklaim telah melayani lebih dari 5 juta siswa di 6.000 institusi sejak diluncurkan oleh Charlie Javice pada tahun 2017.

Lalu, seberapa kaya dan bagaimana perjalanan karir Charlie Javice sang pendiri Frank?

Melansir dari situs galmourboz, Charlie Javice memiliki perkiraan kekayaan bersih sekitar US$ 5 juta atau jika dirupiahkan dengan kurs saat ini sekitar Rp 75 miliar. Adapun kekayaannya itu ia dapatkan dari kariernya sebagai Founder & CEO dari Frank dan Managing Director di JPMorgan Chase & Co.

Charlie Javice Sosok Forbes 30 Under 30 di Balik Frank yang Ternyata 'Tuti'

Berbicara tentang karir profesionalnya, Charlie Javice memulai karirnya tak lama setelah ia lulus. Awalnya, Charlie bergabung dengan Planet Finance Argentina pada Juni 2009 sebagai Intern dan bekerja di sana selama tiga bulan hingga Agustus 2009.

Setelahnya, Charlie mendirikan sebuah perusahaan startup, PoverUp, dan menjabat di perusahaan selama hampir enam tahun dari 2010 hingga September 2015.

Di luar itu, Javice diketahui juga sempat menjadi Anggota Dewan Pengawas di University of Pennsylvania Hillel. Dirinya menjabat selama lebih dari tiga tahun sejak September 2011 hingga 2015.

Selain itu, Charlie saat ini menjabat sebagai Penasihat Khusus untuk Program Dampak Sosial Wharton dan Program Inkubasi Ventura (VIP) di The Wharton School sejak 2010, dan sudah lebih dari 12 tahun bekerja di perusahaan tersebut.

Demikian pula, dia juga Pendiri & CEO di Frank sejak Juni 2016. yang kemudian setelah itu Charlie Javice telah menjadi Managing Director - Head of Student Solutions di JPMorgan Chase & Co. sejak September 2021.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6517959/charlie-javice-perempuan-cantik-berharta-rp-75-m-yang-ternyata-penipu.


Profil Frank, Startup Besutan Si Cantik Charlie Javice yang Tipu JP Morgan Rp2,6 Triliun 

18 Januari 2023

Keberadaan startup Frank kini menjadi sorotan, usai ketahuan menipu bank raksasa Amerika Serikat JP Morgan sekitar US$175 juta atau setara dengan Rp2,6 triliun. JP Morgan kini menggugat Frank dengan tuduhan pemalsuan data. 

Frank telah membuat 4,25 juta data pengguna palsu di platform-nya, padahal pengguna aslinya kurang dari 300.000 akun pelanggan. Kebohongan pun terdeteksi setelah pihak JP Morgan mengirimkan email pemasaran ke 400.000 pelanggan Frank. Namun ternyata, 70 persen email tersebut tidak terkirim karena email yang dimasukkan tidak benar. 

Adapun, kasus penipuan startup ini bukan pertama kali terjadi, di 2022 lalu, Elizabeth Holmes yang merupakan founder startup Theranos juga menipu para investor dan didakwa dengan hukuman 11 tahun penjara. 

Lantas, seperti apa startup Frank yang berhasil menipu lembaga kenamaan sekelas JP Morgan sampai mau mengakuisisi perusahaan tersebut senilai US$175 juta atau setara dengan Rp2,6 triliun tersebut? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.  

Profil Bisnis Startup Frank  

Frank, yang didirikan oleh Charlie Javice pada tahun 2016, adalah platform online yang membantu siswa di Amerika Serikat mendapatkan akses dan mengajukan permohonan bantuan keuangan dengan mudah. 

Dilansir dari techstory, Charlie Javice adalah pengusaha muda yang tinggal di New York. Javice sempat masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 di kategori Finance di tahun 2019, di mana daftar itu berisi 30 tokoh muda di bawah 30 tahun. 

Startup Frank mendapat dukungan dari miliarder Marc Rowan, investor utama Frank menurut Crunchbase, dan pendukung ventura terkemuka lainnya termasuk Aleph, Chegg, Reach Capital, Gingerbread Capital, dan SWAT Equity Partners. 

Sebagai informasi, startup yang berfokus pada pendanaan pendidikan terakhir ini berhasil mengumpulkan pendanaan seri A senilai US$10 juta pada bulan Desember 2017. Lalu, Frank kembali mengumpulkan putaran yang sama senilai US$5,5 juta. 

Setelah Frank diakuisisi oleh JPMorgan Chase, Charlie Javice juga bekerja sebagai Head of Student Solutions di perusahaan perbankan Amerika. Javice dipecat dari JPMorgan Chase pada November 2022 karena membodohi bank untuk mengakuisisi startup fintechnya seharga 175 juta dolar. 

Dalam akun LinkedIn-nya Javice menyatakan bahwa dia belajar sarjana bisnis dan keuangan di Wharton School of the University of Pennsylvania. Menurut bank, Olivier Amar, seorang eksekutif senior di Frank, mempekerjakan seorang ilmuwan komputer dan membayarnya 18.000 dolar untuk membuat database pengguna palsu dengan nama dan alamat palsu. 

Dengan sepengetahuan Ms. Javice, ilmuwan komputer ini membuat nama, tanggal lahir, dan perguruan tinggi pengguna palsu yang mereka hadiri. Charlie Javice diduga memutuskan untuk menanam pengguna palsu setelah JPMorgan bersikeras bahwa dia harus membuktikan klaimnya atas 4 juta pengguna. 

Gugatan tersebut juga menyatakan bahwa setelah akuisisi Frank oleh JPMorgan, Charlie Javice dan Olivier Amar menerima 26 juta dolar sebagai bagian dari kesepakatan. Melansir dari Tech Crunch, ide yang mendasari terbentuknya startup ini, karena Javice, ingin menghilangkan permasalahan, di mana ada banyak siswa yang gagal menyelesaikan pendaftaran untuk program bantuan federal, alhasil membuat sang siswa harus keluar dari program sebelum menyelesaikannya, sehingga membuat mereka dibebani hutang dengan tidak memiliki gelar.  

Mengutip dari Business Insider, bertahun-tahun sebelum JP Morgan Chase menuduh Charlie Javice secara curang menemukan pelanggan untuk platform bantuan keuangan siswanya. Ternyata pada 2017, Departemen Pendidikan juga pernah menuduh Frank sebelumnya melakukan pelanggaran atas merek dagangnya di FAFSA. 

Sebab, Frank terkadang menyebut formulir itu sebagai "Frank's FAFSA".  Sebagai informasi, Free Application for Federal Student Aid (FAFSA) merupakan sebuah formulir yang  memang terkenal punya proses yang panjang dan rumit. Ini dibuat untuk perguruan tinggi bisa melakukan screening guna mengabulkan pemberian bantuan keuangan pada calon mahasiswa dan keluarga. 

Karenanya, sangat penting bagi sebagian calon mahasiswa untuk mengisi formulir FAFSA. Bahkan, nama domain khusus yang dibuat FRANK "sangat mirip" dengan situs web milik Departemen Pendidikan, yaitu fafsa.gov, oleh karena itu, bagi pihak departemen ini cenderung akan membuat bingung konsumen karena seolah menunjukkan bahwa perusahaan mereka berafiliasi dengan FAFSA. 

Tak hanya itu, Departemen Pendidikan pun menyoroti, bagaimana Frank yang sempat menawarkan layanan gratis, nyatanya juga mencoba menjual paket yang lebih mahal kepada pelanggan. Misal, dengan biaya US$500 atau setara dengan Rp7,5 juta, maka siswa dan keluarga mereka dapat membayar Frank untuk bernegosiasi dengan sekolah atas nama mereka untuk mendapatkan lebih banyak bantuan keuangan. 

Alhasil, dengan sederet kasus tersebut menghasilkan keputusan bahwa Frank harus mengeluarkan pernyataan resmi bahwa dia tidak berafiliasi dengan Departemen Pendidikan dan mengharuskan Frank pindah ke situs web baru yaitu, withfrank.org. 

Kembali ke masalah penipuan yang dilakukan Javice, kini operasi startup Frank telah ditutup oleh JP Morgan, begitupun dengan Javice yang sudah dipecat langsung dari jabatannya sebagai direktur pelaksana yang mengawasi Frank. 

https://entrepreneur.bisnis.com/read/20230118/52/1619326/profil-frank-startup-besutan-si-cantik-charlie-javice-yang-tipu-jp-morgan-rp26-triliun. 

Sunday, January 22, 2023

Sam Bankman-Fried, CEO FTX

Belajar dari Kisah Orang Terkaya: Sam Bankman-Fried, Miliarder Kripto Berharta Rp35 Triliun

Sam Bankman-Fried lahir pada tahun 1992 tepatnya di Stanford, California. Ia memiliki orang tua yang memiliki basic dalam pendidikan yang baik. Keduanya pun diketahui memiliki profesi sebagai Professor hukum dari Stanford Law School.

Sam Bankman-Fried yang merupakan pendiri dan CEO FTX, menjadi salah satu orang terkaya dunia berkat cryptocurrency. FTX merupakan pertukaran mata uang kripto.

Selain itu, dikabari ia juga mengelola aset yang senilai US$2,5 miliar (Rp35,8 triliun) melalui Alameda Research, yang merupakan sebuah perusahaan perdagangan cryptocurrency kuantitatif yang ia dirikan sejak tahun 2017.

Bankman-Fried memulai karirnya sejak tahun 2017 di Jane Street Capital, yaitu sebuah perusahaan perdagangan berpemilik dengan memperdagangkan ETF Internasional.

Pada tahun 2017 juga, ia mendirikan Alameda Research, yang merupakan sebuah perusahaan perdagangan kuantitatif dan FTX. Sedangkan untuk tahun 2021 ini, ia mendirikan Serum, yang merupakan pertukaran terdesentralisasi.

Bahkan, kekayaan bersih Bankman-Fried pada bulan Agustus 2021 mencapai hingga USD8,7 miliar (Rp124 triliun). Kekayaannya jadi meningkat secara substansial ketika FTX memberikan pengumuman terkait putaran ekuitas swasta yang senilai USD900 juta (Rp12,8 triliun).

Dari kisah Bankman-Fried, dapat kita ambil bahwa untuk mencapai itu semua perlu kerja keras sejak dini (sekarang). Ketika Bankman lulus dari kuliahnya, ia langsung memulai bisnis atau kariernya dengan mendirikan sebuah perusahaan sendiri.

https://bisnismuda.id/read/3930-ara-shiy/belajar-dari-kisah-orang-terkaya-sam-bankman-fried-miliarder-kripto-berharta-rp35-triliun


Begini Cara Bos Kripto FTX Tipu Duit Investor Rp 124 Triliun

Senin, 19 Des 2022 11:33 WIB

Mantan bos FTX Sam Bankman-Fried menyampaikan permintaan maafnya. Dalam suatu draf yang bocor, dia menulis hidupnya benar-benar kacau.

Dia mengatakan kepada regulator Bahama bahwa dia sangat menyesal ada di posisi ini. Tetapi ketika Bankman-Fried dikawal keluar dari apartemen penthouse-nya di Nassau dengan borgol, masih belum jelas untuk apa ucapan maaf itu dilontarkan.

Sebelumnya ia tegas membantah tuduhan telah melakukan penipuan. Namun sehari setelah penangkapan, jaksa federal dan regulator membuka puluhan halaman file yang menuduh ia telah melakukan penipuan sejak lama.

Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menyebut lebih dari US$ 8 miliar atau Rp 124,8 triliun uang nasabah FTX raib. Akibatnya banyak yang harus kehilangan tabungan mereka, dana kuliah, tabungan masa depan, dan lainnya.

"Bankman-Fried salah satu penipu terbesar dalam sejarah Amerika," kata Jaksa Penuntut AS Damian Williams, dikutip dari CNBC, Senin (19/12/2022).

Diketahui Bankman-Fried mendirikan crypto hedge fund Alameda Research pada November 2017, menyewa ruang kantor di Berkeley, California. Bankman-Fried merupakan lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan sempat bekerja di firma perdagangan kuantitatif bergengsi Jane Street Capital.

Alameda Research pada dasarnya adalah toko arbitrase, membeli bitcoin dengan harga lebih rendah di satu bursa dan menjualnya dengan harga lebih tinggi di bursa lain. Perbedaan harga di Korea Selatan versus seluruh dunia memungkinkan Bankman-Fried dan partnernya Gary Wang mendapat untung besar.

Pada April 2019, Bankman-Fried dan Wang bersama Nishad Singh mendirikan FTX.com. Platform kripto ini menawarkan fitur perdagangan inovatif kepada pelanggan, platform yang responsif, dan pengalaman yang andal.

Regulator federal di CFTC mengatakan, Sebulan setelah mendirikan FTX, memanfaatkan aset pelanggan untuk kepentingan Alameda. Rehypothecation adalah istilah ketika bisnis secara legal menggunakan aset pelanggan untuk berspekulasi dan berinvestasi.

Tetapi Bankman-Fried tidak memiliki izin pelanggan untuk berjudi dengan dana mereka. Persyaratan penggunaan FTX sendiri secara khusus melarang dia, atau Alameda, menggunakan uang pelanggan untuk apa pun, kecuali jika pelanggan mengizinkannya.

FTX mengumpulkan banyak uang pelanggan. CFTC mengutip laporan 2019 dari FTX yang mematok volume berjangka saja sering melebihi US$ 100 juta setiap hari.

Menggunakan uang pelanggan untuk Alameda merupakan penipuan. Di Distrik Selatan New York, di mana Bankman-Fried didakwa oleh dewan juri, Bankman-Fried juga menghadapi tuduhan penipuan kriminal. Bankman-Fried dituduh menggunakan dana pelanggan untuk membiayai investasi spekulatifnya.

Ini adalah kejatuhan yang cepat bagi raja crypto yang pernah ada, yang baru-baru ini dua bulan lalu dielu-elukan sebagai penyelamat industri. Sekarang, Bankman-Fried menuju ke pengadilan Bahama pada hari Senin untuk menyerahkan dirinya ke proses ekstradisi AS. Pengadilan pidana menunggunya begitu dia kembali ke AS.

https://finance.detik.com/fintech/d-6469145/begini-cara-bos-kripto-ftx-tipu-duit-investor-rp-124-triliun.


Profil Sam Bankman Fried, Penyumbang Dana Kampanye Biden yang Kehilangan Rp 228 T

09 Desember 2022

Sam Bankman Fried sempat menyandang status orang terkaya karena merupakan salah satu pendiri bursa kripto FTX.com sebelum perusahaan yang yang menjadi ladang bisnisnya itu runtuh pada November 2022. 

Dikutip dari Forbes, Sam Bankman Fried mulai meluncurkan FTX pada tahun 2019 dan mengembangkannya menjadi salah satu bursa terkemuka untuk transaksi kripto. Pada awal 2022, investor menilai FTX dalam operasinya di AS memiliki penghasilan sebesar USD 40 miliar atau sekitar Rp 623 triliun (kurs dollar Rp 15.588). 

Kekayaan Sam Bankman Fried sendiri diketahui mencapai USD 26,5 miliar (Rp 413 triliun). Kekayaan itu didapat dari setengah kepemilikannya di FTX. Putra dari profesor hukum Stanford ini juga sempat menjadi salah satu penyumbang dana terbesar dalam kampanye Joe Biden pada 2020 lalu. 

Dilansir dari coindesk.com, Sam Bankman Fried memberikan donasi terbesar kedua untuk kampanye kepresidenan Joe Biden dengan jumlah total USD 5,2 juta. Jumlah tersebut masih kalah dari pemberian mantan Walikota New York Michael Bloomberg yang menyumbang sebesar USD 56 juta. 

Dari 100 pendonasi teratas, Biden menerima USD 79,5 juta. Jumlah ini lebih besar ketimbang yang diperoleh Trump yang hanya sebesar USD 75 juta. Kala itu Sam Bankman Fried menyandang status sebagai anggota Political Action Committees (PAC) Demokrat terkaya, dia bergabung dengan salah satu pendiri Facebook Dustin Moskovitz dan mantan CEO Google Eric Schmidt. 

Sayang setelah segala yang dia perbuat kini pria yang digadang gadang akan menjadi JP Morgan modern ini musti terjun bebas dari kekayaan yang selama ini dimilikinya. Bloomberg mencatat bahwa kekayaan Sam Bankman Fried berkurang 94% dan hanya dalam waktu semalam dia telah kehilangan harta sebesar USD 14,6 miliar atau sekitar Rp 277,76 triliun. 

Hartanya bahkan semakin anjlok setelah muncul isu bursa kripto FTX diambang kebangkrutan yang membuat harga token kripto FFT jatuh. Hal tersebut dipicu dengan adanya kabar dari peneliti krypto Dirty Bubble Media, yang menuding bahwa perusahaan Sam Bankman Fried lainnya yang bernama Alameda Research (perusahaan trading kripto) mengalami kebangkrutan. 

Karena pemberitaan tersebut membuat CEO Binance Changpeng Zhao melalui akun Twitter pribadinya mengumumkan Binance akan menjual US$2 miliar token kripto FTT yang dimiliki. Ketika hendak mencairkan dananya, perusahaan FTX mengeluh kesulitan dan bahkan berhenti memproses pencairan dana tersebut. 

Hal ini membuat Changpeng Zhao mengumumkan bahwa ia telah menandatangani perjanjian yang bersifat tidak mengikat untuk mengakuisisi penuh FTX.com.

https://international.sindonews.com/read/964891/177/profil-sam-bankman-fried-penyumbang-dana-kampanye-biden-yang-kehilangan-rp-228-t-1670580747?showpage=all


Terungkap, 5 Hal Ini Diduga Penyebab Kebangkrutan FTX

15 Jan 2023, 10:53 WIB

CEO baru FTX John Jay Ray III mengajukan kesaksian tertulis yang menguraikan beberapa praktik manajemen yang dilakukan FTX dan baru terungkap ketika FTX bangkrut.

Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu, 14 Januari 2023, Ray mengatakan dalam sambutannya yang telah disiapkan, kematian FTX disebabkan oleh "konsentrasi kendali mutlak di tangan sekelompok kecil individu yang sangat tidak berpengalaman dan tidak canggih”.

Selain itu, Ray, yang memimpin likuidasi Enron, telah mengungkap setidaknya lima hal berbeda yang dilakukan perusahaan dengan sebagian dari miliaran yang diperoleh dari investor dan miliaran lainnya dalam aset klien yang disimpan di bursanya. Adapun berikut lima hal yang dilakukan FTX dengan dana pelanggan.


Aset Pelanggan FTX Digabung dengan Platform Perdagangan Alameda Research

Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) mengungkapkan terkait pencampuran dana nasabah FTX dengan Alameda Research adalah ketidak sengajaan. Akan tetapi, menunjukkan sistem perdagangan margin platform adalah sumber masalahnya.

"Anda memiliki perdagangan margin. Anda memiliki, Anda tahu, pelanggan saling meminjam. Alameda adalah salah satunya. Saya terus terang terkejut dengan seberapa besar posisi Alameda, yang menunjukkan kegagalan pengawasan di pihak saya,"kata SBF, dalam sebuah wawancara. 

Namun, menurut Ray penggabungan dana ini tidak pernah dia lihat sebelumnya dari berbagai pertukaran kripto. 


Terlibat Perdagangan Margin

Alameda Gunakan Dana Klien untuk Terlibat dalam Perdagangan Margin

Dalam sebuah cuitan di Twitter yang sudah dihapus sejak 8 November, Bankman-Fried mengatakan aset pelanggan FTX didukung satu banding satu.

Namun, ketika ditanya di Twitter Spaces apakah pernyataan ini benar, Bankman-Fried menyebut pernyataan tersebut benar tetapi ada sebuah masalah.

“Masalahnya adalah itu mencakup saldo negatif untuk beberapa pelanggan. Aset pelanggan bersih sama dengan aset bersih di platform. aset pelanggan kotor tidak,” ujar SBF. 


Grup FTX Lakukan Pesta Belanja pada Akhir 2021 Hingga 2022

Dalam pesta belanja tersebut, di mana sekitar USD 5 miliar (Rp 78,3 triliun) dihabiskan untuk membeli segudang bisnis dan investasi, banyak di antaranya mungkin hanya bernilai sebagian kecil dari apa yang dibayarkan untuk mereka.

Daftar investasi oleh firma perdagangan saudara Alameda Research sendiri mencapai USD 5,2 miliar yang tersebar di sekitar 474 perusahaan. Awalnya didukung oleh nama dan pengaruh FTX, startup ini kemungkinan tidak akan mendapatkan harga yang dibayar FTX terlepas dari kesuksesan independen yang mungkin mereka miliki, menurut penilaian Ray. 


Memiliki Pinjaman

Memiliki Pinjaman pada Orang Dalam Lebih dari USD 1 Miliar

Dalam pernyataan asli Ray untuk proses kebangkrutan Grup FTX, dia sebelumnya menyoroti bagaimana Alameda meminjamkan USD 2,3 miliar kepada perusahaan afiliasi seperti Paper Bird Inc, satu miliar kepada Bankman-Fried, USD 543 juta lainnya kepada Mantan Direktur Teknik FTX Nishad Singh, dan USD 55 juta untuk mantan CEO FTX Digital Markets Ryan Salame.


Model Bisnis Alameda Research Tidak Aman

Model bisnis Alameda sebagai pembuat pasar mengharuskan penggelaran dana ke berbagai bursa pihak ketiga yang pada dasarnya tidak aman, dan semakin diperparah oleh perlindungan terbatas yang ditawarkan di yurisdiksi asing tertentu.

Pasar untuk total aset kripto turun 62 persen dari USD 1,4 triliun menjadi USD 843 miliar sejak awal Januari. Karena harga cryptocurrency telah jatuh sepanjang tahun, Alameda diperkirakan akan mengalami kerugian besar.

Pada Juni, ia meminjamkan USD 200 juta pinjaman kepada pemberi pinjaman kripto Voyager sebelum anak perusahaannya di AS meminjamkan USD 275 juta lagi ke BlockFi. Kedua perusahaan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan.


Pengadilan Ungkap Pemborosan Dana Perusahaan oleh Mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried

Sebelumnya, seiring berjalannya kasus FTX, terungkap soal Sam Bankman-Fried (SBF) yang diduga melakukan pemborosan dana perusahaan. Pengajuan pengadilan meninjau detail minggu ini SBF menghabiskan puluhan juta dolar dengan boros untuk akomodasi perumahan, hotel, makanan, dan penerbangan tahun lalu. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu, 11 Januari 2023, catatan menunjukkan sekitar USD 15,4 juta atau setara Rp 239,4 miliar (asumsi kurs Rp 15.539 per dolar AS) dihabiskan untuk hotel dan akomodasi mewah. 

Sebagian besar dari uang itu digunakan untuk membayar penthouse mewah SBF senilai USD 30 juta atau setara Rp 466,5 miliar di resort tepi laut Albany. Kemudian USD 3,6 juta atau setara Rp 56 miliar digunakan untuk membeli kamar hotel di Grand Hyatt, sebuah hotel bintang empat. 

Selanjutnya, uang sebanyak USD 800.000 atau setara Rp 12,4 miliar dihabiskan SBF di Rosewood, untuk sebuah hotel bintang lima.

Laporan juga menunjukkan resor pantai Jimmy Buffett, Margaritaville, berutang lebih dari USD 55.000 atau setara Rp 855,4 juta, karena manajemen resor telah terdaftar sebagai kreditur dalam kasus kebangkrutan. 

Karyawan FTX dan Alameda dilaporkan tinggal di 20 suite selama beberapa bulan tahun lalu, membayar tagihan tetapi tidak pernah membayar akomodasi Margaritaville. 

Selain hotel, suite mewah, dan apartemen mewah, USD 3,9 juta atau setara Rp 60,6 miliar dihabiskan untuk penerbangan dan pesawat pribadi. Ketika seorang karyawan FTX membutuhkan paket Amazon yang diambil dari Miami, mereka diduga menggunakan pesawat pribadi untuk mengirimkan kotak-kotak itu ke pulau itu.

Laporan lain mengatakan co-founder itu sangat altruistik sehingga SBF secara teratur menghabiskan lebih dari USD 2.500 atau setara Rp 38,3 juta di bistro Nassau untuk makan siang dan melemparkan jutaan pada politisi dan pejabat Bahama sebelum keruntuhan FTX. Fox News mengungkapkan bahwa SBF juga memiliki kapal pesiar setinggi 52 kaki bernilai jutaan dolar Amerika Serikat.

https://www.liputan6.com/crypto/read/5179964/terungkap-5-hal-ini-diduga-penyebab-kebangkrutan-ftx


Bukan Cuma Bangkrut, Dana Nasabah FTX US$ 1 Miliar Lenyap Entah Kemana!

Sabtu, 12 November 2022 / 12:55 WIB


New York, 11 November (Reuters) Setidaknya US$ 1 miliar dana pelanggan telah hilang dalam drama kebangkrutan bursa kripto FTX. Dua orang yang mengetahui masalah yang tengah menimpa bursa kripto FTX tersebut bercerita kepada Reuters.

Reuters melaporkan bahwa pendiri sekaligus CEO FTX, Sam Bankman-Fried, diam-diam mentransfer US$10 miliar dana nasabah FTX ke perusahaan perdagangan Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan milik Bankman-Fried.

Namun, sebagian besar dari dana yang ditransfer FTX kepada Alameda itu tidak tercatat dalam pembukuan Alameda sehingga bisa dianggap hilang, kata sumber-sumber Reuters. 

Satu sumber Reuters menyebutkan nilai dana nasabah FTX yang tak tercatat itu mencapai US$ 1,7 miliar. Sementara sumber yang lain mengatakan selisih angka yang ditransfer FTX dan dana yang tercatat di laporan Alameda berkisar US$ 1 miliar dan US$ 2 miliar.

Adanya lubang keuangan FTX ini terungkap dalam catatan yang dibagikan Bankman-Fried sendiri kepada para eksekutif puncak FTX pekan lalu.

Catatan tersebut melaporkan situasi terkini FTX pada saat itu, ujar dua sumber Reuters yang merupakan pejabat senior FTX.

FTX yang berbasis di Bahama mengajukan perlindungan kebangkrutan pada hari Jumat menyusul penarikan dana nasabah secara besar-besaran sejak awal pekan.

Penarikan dana nasabah melonjak minggu lalu terpicu oleh pernyataan Changpeng Zhao, CEO raksasa bursa kripto Binance. Dia mengatakan bahwa Binance akan menjual seluruh kepemilikannya dalam token digital FTX, senilai setidaknya US$ 580 juta.

Empat hari sebelumnya, media khusus kripto CoinDesk melaporkan bahwa sebagian besar aset Alameda senilai $14,6 miliar adalah dalam bentuk token.

Bankman-Fried bertemu dengan beberapa eksekutif di ibukota Bahama Nassau untuk menghitung berapa banyak kebutuhan injeksi dana dari luar yang dia butuhkan untuk menutupi kekurangan FTX.

Bankman-Fried menunjukkan beberapa spreadsheet kepada kepala tim hukum dan peraturan perusahaan yang mengungkapkan bahwa FTX telah memindahkan hampir US$10 miliar dana nasabah FTX ke Alameda, kata dua orang tersebut.

Kertas kerja tersebut juga menunjukkan berapa banyak uang yang dipinjamkan FTX ke Alameda serta digunakan untuk apa.

Nah, dokumen itu menunjukkan bahwa antara US$1 miliar dan US$2 miliar dari dana yang ditransfer tadi ternyata tidak tercatat di antara aset Alameda, kata sumber tersebut.

Lebih aneh lagi, spreadsheet tersebut juga tidak menunjukkan ke mana uang ini pergi dan para pejabat FTX sendiri tidak tahu apa yang terjadi.

Dalam penyelidikan selanjutnya, tim hukum dan keuangan FTX mengetahui bahwa Bankman-Fried menerapkan apa yang digambarkan sebagai "pintu belakang" ke dalam sistem akuntansi FTX.

Sumber Reuters mengatakan "pintu belakang" itu memungkinkan Bankman-Fried mengeksekusi perintah yang dapat mengubah catatan keuangan perusahaan tanpa memberi tahu orang lain, termasuk auditor eksternal.

Lewat pesan teks kepada Reuters, Bankman-Fried membantah menerapkan "pintu belakang."

Dalam sebuah pesan teks kepada Reuters, Bankman-Fried juga menyatakan tidak setuju dianggap telah mentransfer US$ 10 miliar.

"Kami tidak diam-diam mentransfer," katanya. "Kami memiliki pelabelan internal yang membingungkan dan kami salah membacanya," tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Namun, saat Reuters bertanya tentang dana yang hilang, Bankman-Fried cuma menjawab: "???"

Dalam sebuah tweet pada hari Jumat, Bankman-Fried mengatakan bahwa dia "mengatur segalanya" di FTX.

"Saya terkejut melihat hal-hal berantakan seperti yang mereka lakukan awal pekan ini," tulisnya. "Segera saya akan menulis postingan yang lebih komprehensif tentang drama demi drama."

Kini Komisi Sekuritas dan Bursa AS sedang menyelidiki penanganan dana nasabah FTX.com, serta aktivitas pinjaman mata uang kripto, menurut sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu.

Departemen Kehakiman dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas juga tengah menyelidiki kasus ini, kata sumber itu.

Kebangkrutan FTX menandai perubahan mengejutkan Bankman-Fried. Pria berusia 30 tahun itu mendirikan FTX pada tahun 2019 dan membangunnya menjadi salah satu bursa kripto terbesar di dunia. Dia berhasil mengumpulkan kekayaan pribadi yang diperkirakan mencapai hampir US$ 17 miliar.

Pada Januari 2022 lalu FTX dihargai US$ 32 miliar. Investor FTX termasuk SoftBank dan BlackRock.

https://investasi.kontan.co.id/news/bukan-cuma-bangkrut-dana-nasabah-ftx-us-1-miliar-lenyap-entah-kemana

Related Posts