Salah satu senjata ampuh para eksekutif untuk meningkatkan kariernya kini adalah dengan menempuh jalur pendidikan keprofesian bersertifikasi internasional.
Kiranya tiada satupun eksekutif perusahaan yang tidak menginginkan pencapaian karier yang terus melesat. Demi memperoleh tawaran gaji atau kompensasi dan tunjangan atau benefit yang lebih menarik di jabatan atau posisi tertentu di sebuah perusahaan, mereka rela melakoni berbagai upaya “mempercantik diri”. Hal ini bisa dilakukan dengan memperluas dan mempererat jaringan koneksi bisnis mereka hingga meningkatkan kualitas diri dengan menempuh pendidikan lanjutan. Dunia bisnis yang makin kompetitif membuat persaingan antar eksekutif dalam mendapatkan jabatan atau posisi menggiurkan di sebuah perusahaan juga makin sengit.
Salah satu senjata ampuh yang digunakan para eksekutif demi meningkatkan karier adalah dengan meningkatkan kompetensi personal dengan mengikuti jalur pendidikan lanjutan bergengsi untuk keprofesian tertentu. Aneka ragam pendidikan keprofesian lanjutan ini dengan penuh semangat mereka ambil agar nilai mereka sebagai seorang eksekutif semakin besar. Apalagi bila pendidikan keprofesian lanjutan itu kemudian juga disertai dengan pemberian sertifikat dan penyematan titel yang bertaraf internasional. Kontan, hal itu menjadi buruan.
Masalah pendidikan keprofesian berstandar internasional itu sulit ditempuh, berbiaya tinggi, dan terbatas, tidaklah menjadi soal bagi mereka. Justru pendidikan profesi yang semakin susah, mahal, dan terbatas itulah yang menjadi pilihan utama mereka. Dengan kecukupan persyaratan berupa ijazah strata 1, program pendidikan keprofesian bersertifikasi internasional ini memiliki derajat yang tak kalah dengan mengikuti pendidikan di sekolah bisnis yang telah menjamur sebelumnya. Bahkan, mungkin lebih bergengsi karena dengan memegang sertifikasi berkelas internasional tersebut, eksekutif itu bisa mudah diterima bekerja di negara-negara lain karena memiliki kompetensi berstandar global.
Hal-hal seperti itulah yang membuat banyak eksekutif di level manajerial seperti berlomba berusaha meraihnya. Apalagi pendidikan keprofesian lanjutan bersertifikasi internasional ini pun juga telah merambah ke berbagai bidang. Bila sebelumnya, pendidikan keprofesian lanjutan ini sebelumnya lebih banyak ada di di bidang finance, maka pendidikan semacam ini juga muncul di bidang-bidang seperti marketing dan human resources.
Untuk memetakan tren tersebut, Warta Ekonomi berinisiatif membuat semacam “matriks kecocokan” antara berbagai bidang bisnis dengan pendidikan keprofesian bersertifikasi internasional. Diharapkan hal ini dapat menjadi panduan bagi para eksekutif di level manajerial bila ingin menempuh pendidikan keprofesian berstandar internasional itu. Berikut ini prof il sejumlah pendidikan keprofesian bersertifikasi internasional:
a. Chartered Accountant (CA)
Ini adalah sebuah sebutan yang diberikan kepada akuntan profesional di banyak negara di dunia, di luar Amerika Serikat. Pemegang sertifikasi ini biasanya membuktikan pemegangnya memiliki kualifikasi untuk melakukan audit laporan keuangan dan praktik bisnis, serta menawarkan jasa konsultasi kepada klien. Setara dengan sertifikasi CA di AS adalah Certified Public Accountant (CPA). Tingkat penghasilan (rate) seorang CA di perusahaan diestimasi mencapai minimal Rp15 juta hingga Rp25 juta dengan pengalaman diatas 5 tahun. Sedangkan untuk level manajemen senior, seorang CA bisa membawa pulang minimal Rp45 juta hingga Rp65 juta per bulannya.
b. Chartered Business Valuator (CBV)
Ini adalah sebuah sebutan status keprofesian yang ditawarkan oleh Canadian Institute of Chartered Business Valuators (CICBV). Sertifikat Chartered Business Valuator (CBV) menunjukkan eksekutif penyandangnya adalah seorang profesional keuangan yang menentukan nilai dari semua atau sebagian dari sebuah bisnis atau sebuah perusahaan. Seorang CBV mempertimbangkan faktor-faktor dan metode ketika menentukan nilai bisnis, termasuk kondisi ekonomi, aset berwujud dan aset tidak berwujud, serta arus kas masa depan.
Untuk menjadi CBV di Kanada, seorang calon harus terlebih dahulu menyelesaikan empat kuliah inti yang meliputi bisnis, penilaian surat berharga, hukum, dan pajak ditambah dua mata kuliah pilihan. Seorang calon CBV juga harus mengumpulkan 1.500 jam pengalaman bisnis, dengan penilaian konduite yang baik, plus lolos ujian keanggotaan. Rate pemegang sertifikasi ini di dalam sebuah perusahaan, dengan pengalaman manajerial minimal 5 tahun dapat mencapai Rp30 juta hingga Rp45 juta per bulan.
c. Chartered Alternative Investment Analyst (CAIA)
c. Chartered Alternative Investment Analyst (CAIA)
Ini adalah sebuah sebutan profesional yang diberikan oleh Asosiasi Analis Investasi Alternatif (Chartered Alternative Investment Analyst Association) untuk menetapkan standar pendidikan bagi individu yang mengkhususkan diri di bidang investasi alternatif (seperti hedge fund, modal ventura, ekuitas swasta dan investasi real estate). Untuk menerima sertifikat ini, seseorang haruslah memiliki setidaknya satu tahun pengalaman profesional, gelar sarjana AS, dan harus melewati dua tingkat dari kurikulum yang disetujui. Kurikulum itu meliputi topik analisis kualitatif, teori perdagangan investasi alternatif, indeksasi, dan benchmarking. Untuk level manajemen senior, rate pemegang sertifikasi ini bisa mencapai kurang lebih Rp45 juta per bulan.
d. Certified Life Underwriter (CLU)
d. Certified Life Underwriter (CLU)
Ini adalah sebuah sebutan profesional bagi individu yang ingin mengkhususkan diri dalam asuransi jiwa dan perencanaan perumahan. Untuk meraih sertifikat ini, seseorang harus menyelesaikan lima kuliah inti dan tiga mata kuliah pilihan, dan berhasil lulus seluruh ujian dari 8 ujian berdurasi 2 jam dengan 100-pertanyaan ujian. Seorang perencana keuangan yang bergelar CLU menunjukkan keahlian mereka di bidang asuransi jiwa dan perencanaan perumahan untuk klien-kliennya. Gelar ini memberikan gambaran bahwa seorang perencana keuangan memiliki kualifikasi kemampuan dan pengetahuan yang lebih kompetitif di bidang asuransi jiwa dan perencanaan perumahan dibanding perencana keuangan lainnya. Rate pemegang sertifikasi ini bisa mencapai Rp35 juta perbulannya. Sedangkan untuk level madya, tingkat renumerasi bulanan mereka diperkirakan tak kurang dari Rp18 juta per bulannya.
e. Chartered Wealth Manager (CWM)
e. Chartered Wealth Manager (CWM)
Ini adalah sebuah sebutan profesional yang ditawarkan oleh Akademi Manajemen Keuangan Amerika (American Academy of Financial Management/AAFM). Prasyarat untuk memegang sertifikasi CWM ini antara lain orang tersebut telah tiga tahun atau lebih berpengalaman dalam hal manajemen kekayaan. Pendidikan untuk gelar CWM ini antara lain berfokus pada topik-topik seperti manajemen hubungan, komunikasi, penjualan, dan perencanaan keuangan. Dengan pengalaman manajerial tingkat senior 5 - 7 tahun, pemegang sertifikasi ini bisa membawa pulang gaji Rp25 juta hingga Rp50 juta per bulannya. Sedangkan untuk tingkat yang lebih senior (diatas 10 tahun), pemegang sertifikasi ini bisa dihargai diatas Rp75 juta perbulan.
f. Certified Portfolio Manager (CPM)
f. Certified Portfolio Manager (CPM)
Ini sebuah sebutan profesional yang juga ditawarkan oleh AAFM. Individu yang ingin meraih gelar ini harus memenuhi prasyarat, yaitu selama tiga tahun secara aktif mengelola portofolio. Program ini mengajarkan teknik penilaian ekuitas, dinamika yang mendorong pasar keuangan, bagaimana membangun dan mengelola portofolio, dan topik portofolio banyak lainnya manajemen. Dengan track record yang mumpuni, plus pengalaman manajerial diatas 5 tahun, pemegang sertifikasi ini bisa mendapatkan kompensasi minimal Rp25 juta per bulannya.
g. Certified Professional Marketer
g. Certified Professional Marketer
The Certified Professional Marketer atau CPM (Asia-Pasifik) adalah persetujuan resmi status keprofesian bagi para profesional yang telah mencapai tingkat akademik yang kompeten dan pemahaman praktis tentang pemasaran di kawasan Asia-Pasifik. Kualifikasi pemasar profesional ini akan diakui oleh semua badan-badan pemasaran nasional di kawasan Asia-Pasifik. The CPM (Asia-Pasifik) adalah status yang diberikan oleh Asia Pasific Marketing Federation (APMF).
Status CPM (Asia-Pasifik) ini akan dianugerahkan kepada kandidat yang telah berhasil menyelesaikan Ujian Kualifikasi CPM (Asia-Pasifik) dan memiliki 5 tahun pengalaman pemasaran yang relevan di negara Asia-Pasifik. Calon CPM harus memenuhi salah satu syarat, yaitu menjadi anggota APMF. Anggota asosiasi pemasaran nasional, yang merupakan anggota APMF, akan secara otomatis menjadi anggota APMF. Pemegang status CPM (Asia Pasifik) berhak untuk menggunakan penunjukan gelar CPM (Asia Pasifik) pada kartu nama dan kop surat.
Dengan pengalaman manajerial diatas 5 tahun, dalam sebuah perusahaan pemegang sertifikasi ini biasanya dihargai tak kurang dari Rp35 juta per bulannya. Sedangkan untuk level manajemen yang lebih senior (diatas 10 tahun), pemegang sertifikasi ini bisa diganjar tak kurang dari Rp65 juta pada tiap bulannya.
h. Certified Insurance Professional
Ini adalah sebuah sebutan profesional yang diberikan oleh Lembaga Asuransi Kanada (The Insurance Institute of Canada) untuk agen asuransi dalam properti dan casualty insurance (seperti asuransi kendaraan bermotor). Gelar ini dibentuk untuk mempromosikan standar layanan asuransi berkelas internasional di lapangan dan memberikan kemampuan seorang agen asuransi bisa berdiri secara profesional di lapangan, baik untuk kepentingan klien dan perusahaan.
Untuk mendapatkan sertifikasi ini, pemohon perlu menulis dan lulus 10 ujian yang diberikan oleh lembaga ini. Setelah sertifikasi diperoleh, pemohon harus membayar biaya keanggotaan tahunan untuk mempertahankan sertifikasi. Di pasaran, dengan pengalaman manajerial minimal 7 tahun, gaji para eksekutif pemegang gelar ini minimal mencapai Rp40 juta per bulannya. Sedangkan untuk level madya, tak kurang dari Rp15 juta dapat menjadi hak bulanan mereka.
i. Certified Financial Planner
Gelar Certified Financial Planner (CFP) atau perencana keuangan bersertifikat ini adalah tanda sertifikasi yang diberikan oleh Certified Financial Planner Board of Standards Inc., Amerika Serikat. Gelar ini diberikan kepada individu yang berhasil menyelesaikan ujian awal Dewan CFP dan berkelanjutan memenuhi persyaratan sertifikasi. Mereka yang ingin menjadi seorang profesional CFP harus mengikuti ujian yang luas dalam bidang perencanaan keuangan, pajak, asuransi, perencanaan perumahan dan pensiun.
Untuk memperoleh gelar CFP, dipersyaratkan orang tersebut cukup berpengalaman dan pernah menangani sejumlah besar pekerjaan. CFP profesional juga harus menyelesaikan program pendidikan berkelanjutan setiap tahun untuk mempertahankan status sertifikasi mereka. Biasanya para pemegang sertifikasi ini lebih senang “buka praktek” mandiri. Akan tetapi, di dalam perusahaan plus pengalaman manajerial minimal 5 tahun, pemegang sertifikat ini bisa mendapatkan penghasilan bulanan mencapai Rp30 juta.
j. Certified Quality Auditor
j. Certified Quality Auditor
Pemegang sertifikasi ini adalah seorang profesional yang mengerti standar dan prinsip-prinsip audit dan teknik audit untuk memeriksa, mempertanyakan, evaluasi dan pelaporan untuk menentukan kecukupan sistem mutu dan kekurangan. Pemegang sertifikasi ini memiliki keahlian dalam menganalisis seluruh elemen sistem mutu dan derajat kepatuhan. Selain itu, pemegang sertifikat ini juga melakukan analisis terhadap kriteria manajemen industri dan evaluasi kualitas dan sistem kontrol yang berlaku di sebuah perusahaan. Pemegang sertifikasi ini juga banyak yang memilih bekerja “lepas”. Jika mereka berada di dalam perusahaan, ditaksir tak kurang dari Rp45 juta harus digelontorkan.
k. Certified Human Resources Professional
k. Certified Human Resources Professional
Gelar sertifikasi ini dinaungi oleh lembaga SDM global yang berlokasi di Ontario Kanada, Human Resources Professionals Association (HRPA). Pemegang sertifikasi ini haruslah seseorang dengan pengalaman profesional selama 10 tahun dengan 3 tahun atau lebih pengalaman di bidang SDM (bersifat mutlak). Bidang usaha yang digeluti tidak dibatasi.
Untuk mendapatkan gelar sertifikasi ini, seseorang terlebih dahulu harus memiliki minimal ijazah S1. Kemudian, ia harus mengikuti ujian nasional yang meliputi pengetahuan akademik yang mencakup kebijakan, praktek, metode, serta undang-undang ketenagakerjaan. Setelah melewati ujian nasional, ia harus pula melewati proses ujian penilaian situasional. Ujian itu mencakup praktek profesional, efektifitas organisasi, staffing, karyawan dan hubungan tenaga kerja, jumlah kompensasi, pembelajaran dan pengembangan organisasi, serta K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Dengan pengalaman manajerial minimal 7 tahun, pemegang gelar ini bisa membawa pulang penghasilan bulanan mencapai Rp45 – 55 juta. Sedangkan untuk level madya, diestimasi tak kurang dari Rp15 juta harus digelontorkan perusahaan per bulannya.
l. Certified Financial Analyst
l. Certified Financial Analyst
Ini sebuah sebutan profesional yang diberikan oleh CFA Institute (sebelumnya bernama Association for Investment Management and Research/AIMR) yang menunjukkan kompetensi dan integritas seorang analis keuangan. Calon diminta untuk lulus tiga tingkatan ujian yang meliputi bidang-bidang seperti akuntansi, ekonomi, etika, pengelolaan uang, dan analisis keamanan. Sebelum seseorang dapat menjadi charterholder CFA, ia harus memiliki empat tahun berinvestasi atau pengalaman karier di bidang keuangan.
Untuk mendaftar di program ini, seseorang sebelumnya harus memegang gelar sarjana. Piagam CFA adalah salah satu sebutan yang paling dihormati di bidang keuangan. Gelar itu dianggap oleh banyak orang sebagai standar emas dalam bidang analisis investasi.
Persyaratan dasar untuk berpartisipasi dalam program CFA antara lain adalah memegang atau berada di tahun terakhir gelar universitas (atau setara sebagaimana dinilai oleh CFA Institute), atau memiliki empat tahun pendidikan yang berkualitas, dan pengalaman kerja profesional dalam proses pengambilan keputusan investasi. Untuk mendapatkan piagam, namun, seorang calon harus telah menyelesaikan gelar universitas (atau setara) dan empat tahun yang berkualitas, pengalaman kerja profesional, selain melewati tiga ujian yang menguji bagian akademik dari program CFA.
Dengan tingkat prestise dan kesulitannya yang relatif tinggi, pemegang gelar ini minimal bisa mendapatkan penghasilan bulanan sebesar Rp65 juta. Sedangkan untuk level manajemen senior, pemegang sertifikasi ini dapat memperoleh gaji bulanan mulai dari Rp75 juta hingga Rp200 juta per bulan.
m. Certified Risk Manager
m. Certified Risk Manager
Sertifikasi ini adalah untuk mereka yang bekerja di bidang manajemen risiko dan bidang terkait, seperti keuangan, asuransi, pengendalian kerugian, hukum, akuntansi, dan spesialis klaim. Untuk mendapatkan gelar Certified Risk Manager (CRM), peserta harus menyelesaikan semua lima kursus dan lulus ujian dalam waktu lima tahun kalender. Untuk menjaga kualitas gelar CRM, penyandangnya juga harus memenuhi syarat pendidikan tahunan.
Program CRM dilakukan oleh The National Alliance for Insurance Education & Research. Meskipun program ini mencakup konsep-konsep dasar manajemen risiko, tes yang sebenarnya dikembangkan dari materi yang dibahas dalam kelas yang justru bertentangan dengan standar yang diakui. Dalam kelas itu, informasi atau metodologi disajikan oleh pembicara dan para siswanya akan dites mengenai ketidakakuratan informasi yang diberikan.
Di industri keuangan, perbankan, dan asuransi, para profesional pemegang gelar ini bisa diganjar tak kurang dari Rp25 juta per bulan untuk level madya. Sedangkan untuk level senior management, yaitu seseorang dengan pengalaman manajerial minimal 7 tahun, para pemegang gelar ini ditaksir “berharga” Rp55 juta hingga Rp145 juta per bulannya.
n. Certified Supply Chain Professional
n. Certified Supply Chain Professional
Gelar ini merupakan sertifikasi pendidikan yang dikelola oleh Asosiasi Manajemen Operasi (The Association for Operations Management/APICS). Gelar sertifikasi ini juga merupakan gabungan dari dua sebutan terdahulu, yaitu Certified in Production and Inventory Management (CPIM ) untuk bidang produksi dan manajemen persediaan dan Certified in Integrated Resource Management (CIRM) untuk bidang manajemen sumber daya terpadu.
Kaum profesional penyandang titel Certified Supply Chain Professional (CSCP) memiliki kemampuan untuk melakukan ekstensifikasi operasi, baik secara internal ataupun eksternal, dan mencakup semua langkah di seluruh rantai pasokan perusahaan. Termasuk didalamnya dalam berhubungan dengan para pemasok, dealer, agen hingga sampai akhirnya barang tersebut sampai ke konsumen. Seorang profesional CSCP juga memiliki kemampuan mengelola dan mengintegrasikan kegiatan manajemen rantai suplai untuk memaksimalkan rantai nilai perusahaan.
Pada level manajemen senior, pemilik sertifikasi ini bisa diganjar dengan penghasilan bulanan sebesar minimal Rp55 juta. Sedangkan untuk pemilik sertifikasi yang menangani divisi komersial, plus pengalaman manajerial senior diatas 10 tahun, mereka dapat diganjar penghasilan bulanan lebih dari Rp70 juta hingga Rp100 juta.
o. Certified Professional Logistician
o. Certified Professional Logistician
Gelar Certified Professional Logistician diberikan kepada individu yang terbukti memiliki kompetensi dalam bidang logistik dan berhasil lulus ujian yang dirancang untuk menguji pengetahuan mereka mengenai bidang logistik secara menyeluruh. Program sertifikasi ini dikelola oleh Badan Pengawas Kualifikasi Certified Professional Logistician (Certified Professional Logistician Qualification Review Board/CPL-QRB), yang bertanggung jawab untuk meninjau kelayakan pelamar, pelaksanaan pemeriksaan itu sendiri, dan memberitahu hasil ujian.
Titel CPL sendiri sering digolongkan sebagai setara dengan gelar Master untuk manajer logistik dan praktisi. Ujian calon CPL terdiri dari empat bagian pada satu waktu dan harus lulus semua untuk empat bagian yang akan disertifikasi. Jika kurang dari tiga dari empat bagian yang lulus, ujian ulangan berlaku bagi keempat bagian tersebut. Jika tiga bagian yang lulus, calon diperbolehkan untuk merebut kembali hanya bagian satu gagal, tetapi harus melakukannya dalam ujian berikutnya.
Para praktisi logistik bergelar CPL ini diperkirakan mendapat ganjaran lumayan di pasaran. Tak kurang dari Rp20 juta per bulan bagi para eksekutif level madya yang memiliki pengalaman manajerial 5 – 7 tahun. Sedangkan bagi para eksekutif level manajemen senior, mereka diperkirakan mendapatkan imbal gaji tak kurang dari Rp60 juta hingga Rp80 juta rupiah per bulan. Itu tergantung skala kerumitan rantai suplai perusahaan yang bersangkutan. ###
RANGGA LESMANA
(redaksi@wartaekonomi.com)
(redaksi@wartaekonomi.com)
No comments:
Post a Comment