Oleh: Andre Vincent Wenas
...walau situasi ekonomi secara umum agak berat, namun tetaplah
optimis dengan prospek produk. Untuk itu rencanakan peningkatkan
penjualan dengan berpromosi atau beriklan. Tetap percaya justru saat inilah
produk lokal bisa menjadi substitusi produk impor, karenanya mesti
dikomunikasikan. Persoalannya, komunikasi-pemasaran yang efektif
seperti apakah yang mesti kita lancarkan?
Cermatlah membaca peluang. Saat banyak orang pesimis karena situasi
makro, justru Anda melihat bahwa produk Anda bisa menjadi
pengganti produk-produk yang selama ini diimpor dari luar negeri.
Merencanakan komunikasi-pemasaran ini memang mesti cermat, jangan sampai
upaya dan uang yang terpakai untuk itu malah terbuang percuma. Lord Cole,
pendiri Unilever, pernah bilang: “I know that half the money I spend on
advertising is wasted, unfortunately, I don’t know which half!”. Jadi kecermatan
adalah kuncinya.
Seperti diuraikan oleh Fandi Tjiptono, dkk. (dalam buku mereka: Pemasaran
Strategik, 2008), paling tidak ada delapan tahap pokok yang patut dicermati
dalam menyusun komunikasi pemasaran efektif.
Pertama, identifikasi sasaran audiens-nya (to whom). Ini adalah langkah
paling penting, karena dari sinilah bakal ditentukan apa pesannya (what),
bagaimana akan disampaikan (how), kapan (when), dan di mana (where). Ingat, yang
jadi audiens bisa saja: pembeli potensial, pengguna saat ini, deciders (orang
yang membuat keputusan pembelian), atau influencers (orang yang mempengaruhi
keputusan dan pilihan pembeli).
Kedua, menentukan tujuan komunikasi. Sederhananya, ada tiga tahap: tahap
kognitif (learn), tahap afektif (feel), dan tahap konatif (do). Dari konsep ini
dibangunlah model komunikasi yang popular yaitu AIDA (attention, interest,
desire, action). Anda perlu tentukan, tujuan komunikasi-pemasarannya adalah
bersifat informatif dulu (attention, awareness) atau sudah ke level emosional
(interest & desire), atau bahkan sudah mengharapkan suatu tindakan (do, action).
Ketiga, merancang pesan. Ada empat hal utama yang perlu dicermati: a) apa
yang ingin disampaikan (isi pesan), menyangkut USP (unique selling proposition)
atau hal unik apa sih yang ingin ditawarkan. Sehingga audiens bakal tertarik
secara rasional maupun emosional; b) bagaimana supaya struktur pesannya bisa
dipahami oleh audiens yang disasar; c) bagaimana cara menyampaikannya secara
simbolis. Ini soal format atau bentuk dari pesannya. Misalnya: headline, copy,
ilustrasi dan warna, kata-kata, kualitas suara (kalau lewat media elektronik);
d) siapa yang harus menyampaikannya. Ini soal sumber pesan, terutama menyangkut
kredibilitas penyampai pesan.
Keempat, memilih saluran komunikasi. Pada umumnya ada dua saluran besar:
komunikasi personal dan komunikasi non-personal. Komunikasi personal artinya
berbicara langsung, baik tatap muka maupun via telepon, via email, online
chatting, maupun dalam bentuk presentasi. Biasanya untuk produk yang harganya
mahal dan beresiko tinggi, dan pembeliannya tidak setiap saat (situasional).
Juga untuk produk-produk yang berkaitan dengan status, sehingga butuh penasehat
ahli (desainer, konsultan ahli). Sedangan untuk saluran komunikasi non-personal
meliputi media-massa (cetak dan elektronik), ataupun acara (events) dan suasana
(atmosphere) yang dibangun, misalnya saat launching produk baru, eksibisi, dll.
Kelima, menyusun anggaran komunikasi total. Harus dipertimbangkan
masak-masak jangan sampai ada dana komunikasi-pemasaran yang terbuang percuma.
Ingat, ongkos promosi adalah biaya investasi jadi harus ada return-nya. Cara
menentukan anggaran bisa dengan: a) langsung menetapkan besarnya anggaran sesuai
dengan kemampuan finansial perusahaan; b) sesuai persentase terhadap penjualan
(percentage of sales method); c) untuk menembus paritas “kebisingan” promosi
para kompetitor, ini untuk merebut share-of-voice dari para pesaing. Maka
dananya juga harus minimal sama dengan pesaing utama.
Keenam, menentukan bauran komunikasi-pemasaran yang terintegrasi. Bauran
komunikasi-pemasaran yang harus diintegrasikan adalah: periklanan, promosi
penjualan, public relations, personal selling, dan direct & online marketing.
Ketujuh, implementasi komunikasi pemasaran yang terintegrasi (integrated
marketing communications). Ini adalah tahap eksekusi, di sini kepemimpinan
bisnis menjadi imperatif.
Kedelapan, mengumpulkan umpan balik. Ini adalah proses belajar dan
penyempurnaan terus menerus.
Nah, bersiaplah untuk sukses!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Performa Industri: Quality, Productivity, Safety, Cost. Manakah yang perlu diprioritaskan? Banyak sekali metode-metode yang dapat dipakai un...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
Salah satu senjata ampuh para eksekutif untuk meningkatkan kariernya kini adalah dengan menempuh jalur pendidikan keprofesian bersertifi...
-
3Q6S yaitu aktivitas 6S untuk menjadikan perusahaan yang 3Q Adapun 6 S terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Sheiketsu, Shitsuke, dan SAHOO. ...
No comments:
Post a Comment