Monday, December 17, 2012

Kursi Kosong


Pernahkah di kantor Anda ada kejadian begini; atasan Anda tiba-tiba saja keluar. Atau, mendadak dipindahkan ke bagian lain. Sehingga sekarang, kursi jabatannya kosong? Jika Anda belum pernah mengalami kejadian itu, anggap saja besok atau lusa hal itu akan terjadi. Karena bagaimana pun juga, cepat atau lambat peristiwa itu akan terjadi juga di tempat kerja Anda. Lantas apakah artinya hal itu bagi Anda? Itu berarti peluang bagi Anda, untuk masuk kedalam bursa pemilihan kandidat penggantinya. Pertanyaannya adalah; sudahkah Anda mempersiapkan diri untuk menyongsong tibanya momen istimewa itu?
 
Ketika Jennifer Sheppard yang menjabat sebagai Direktur NCIS tewas dalam baku tembak dengan 5 kriminal politik kelas kakap, terjadi kekosongan posisi sebagai pimpinan. Kursi kosong yang ditinggalkan oleh Jenny Sheppard itu kemudian ditempati oleh Asisten Direkturnya yaitu Leon Vance yang dipromosikan menjadi Direktur. Tidak aneh ya, jika asisten direktur kemudian dipromosi menjadi direktur. Di kantor kita juga banyak kejadian seperti itu. Jika seseorang pensiun atau meninggalkan jabatannya, maka orang paling senior dari teamnya yang menggantikan posisinya. Semacam antrian urut kacang. Jika atasan Anda pensiun. Atau mendapatkan tugas baru. Atau meninggalkan perusahaan; apakah Anda bisa menggantikannya menduduki kursi kosong yang ditinggalkannya?
 
Ketika Kolonel Eleanor Grant tewas dalam sebuah duel menghasilkan ledakan bom, Section 20 kembali kehilangan pemimpinnya. Secara hierarki, ada Mayor Oliver Sinclair sebagai tangan kanan Sang Kolonel yang biasa mengelola seluruh operasi sekaligus memandu team lapangan dengan kahlian strategis berteknologi tinggi. Mayor Oliver Sinclair kala itu menjabat sebagai Chief Intelligence Officer.  Sinclain sedang memimpin rapat seluruh anggota team sesaat setelah kematian Grant. Dalam rapat itu Sinclair mengatakan bahwa dia akan memperkenalkan pimpinan baru unit tersebut. Tentu semua anak buahnya paham siapa yang dimaksud. Lagi pula, tidak ada orang lain lagi disitu. Tapi, semua orang kemudian terkejut ketika Sinclair mengatakan;”Ucapkan selamat datang kepada Mayor Dalton….” Ternyata, yang menggantikan Kolonel Grant bukanlah orang yang mereka duga. Melainkan Rachel Dalton yang sama sekali bukan bagian dari team mereka. Dalton adalah orang luar yang tiba-tiba diangkat menjadi pemimpin bagi mereka. Apakah hal seperti ini juga terjadi di perusahaan Anda?
 
Ya. Banyak kursi kosong di lingkungan kerja kita tidak diisi oleh orang-orang dari dalam organisasi sendiri. Melainkan ditempati oleh orang yang direkrut dari luar. Khususnya posisi-posisi yang sangat strategis. Jelas sekali jika kita semua menginginkan sang pengganti itu datang dari dalam perusahaan. Selain menandakan proses suksesi yang baik, hal itu juga memberikan harapan yang besar kepada karyawan untuk meraih pencapaian tinggi dalam karirnya. Pertanda bahwa perusahaan ini bisa menjadi tempat yang baik untuk memupuk harapan. Tapi, kenyataannya; kebanyakan perusahaan lebih suka merekrut orang dari luar daripada mempromosikan talenta dari dalam.
 
Emangnya masalah buat eloh? Hmmh… mungkin. Tetapi bukan berarti kita layak mempermasalahkan keputusan perusahaan itu. Bagaimana pun juga, management mempunyai hak untuk menentukan siapa yang layak menduduki kursi kosong itu. Lantas masih adakah tindakan yang bisa kita lakukan kalau keadaannya seperti itu? Ada. Yaitu; melakukan introspeksi diri. Merenungkan; mengapa kita belum dinilai layak untuk menduduki posisi itu? Hanya melalui proses perenungan itu, kita bisa mendapatkan jawaban yang paling obyektif.
 
Dalam banyak situasi, kita bisa melihat jika suatu jabatan ditinggalkan; maka anak buahnya berancang-ancang untuk saling rebutan. Misalnya, ada seorang atasan keluar. Maka dua atau tiga anak buah yang paling senior sudah langsung ke-GR-an berharap agar dirinya yang naik menggantikan atasannya. Mereka rebutan untuk mengisi kursi kosong itu. Tidak jarang, cara mereka hanya fokus pada balapan mencari simpati atau lomba-baik-baikan dihadapan management. Padahal, management yang pinter; bisa merasakan, betapa kikuknya cara mereka bersikap sejak kepergian atasannya. Dan semakin kikuk mereka, semakin jelas sinyal yang memancarkan informasi bahwa; mereka, belum layak menjadi penggantinya.
 
Lantas, bagaimana seharusnya kita bersikap? Sikap kita sebaiknya tidak berubah. Tetap saja natural seperti biasanya. Tidak usah berubah barang sedikit pun. Hal ini membantu management untuk menilai secara obyektif, kesiapan dan kematangan diri Anda. Lho, kalau sikap kita biasa-biasa saja; bagaimana mungkin kita bisa menunjukkan keunggulan dibandingkan dengan teman kita yang lain? Hey…., ingatlah ini baik-baik; keunggulan yang sesungguhnya bukanlah keunggulan yang terlihat pada saat-saat tertentu. Melainkan keunggulan yang secara konsisten kita perlihatkan setiap hari. Oleh karena itu sahabatku, jika Anda ingin terlihat unggul dari orang lain; maka Anda harus memperlihatkan keunggulan itu sepanjang waktu. Setiap hari ketika Anda menjalani hari-hari kerja Anda, tunjukkan keunggulan itu.
 
Jangan menunggu atasan Anda pergi dulu. Sekaranglah saatnya Anda tunjukkan bahwa Anda punya kualitas yang sekelas dengan atasan Anda. Bukan nanti setelah dia hengkang. Sekarang. Supaya top management tahu bahwa sebenarnya Anda mempunyai kapasitas yang lebih tinggi dari pada jabatan atau posisi yang saat ini Anda sandang. Biarkan mereka memikirkan posisi apa yang cocok untuk orang yang mempunyai kapasitas tinggi seperti itu. Karena mereka tahu, dimana dan kapan sebuah kursi akan kosong. Bahkan mereka tahu bagaimana caranya membuat sebuah kursi kosong dari titik nol. Dengan begitu, karir Anda tidak ditentukan oleh kepergian atasan Anda. Mending kalau atasan Anda pergi. Kalau dia nongkrong terus disitu, bagaimana?
 
Jadi apa kuncinya? Kuncinya adalah; setiap hari, tunjukkanlah kualitas dan kapasitas diri Anda yang lebih tinggi dari jabatan atau posisi yang Anda pegang sekarang. Supaya top management tahu sejak jauh-jauh hari jika Anda memang layak menduduki posisi lebih tinggi. Entah atasan Anda yang pergi. Ataukah atasan di team lain yang pergi. Anda selalu punya peluang untuk menduduki kursi kosong yang ditinggalkannya. Ataukah, mungkin juga top management menyediakan kursi kosong khusus untuk menampung kapasitas besar orang-orang seperti Anda. Berani mengambil peluang itu? Ayo mulai sekarang juga. Bagusin cara, dan hasil kerja Anda.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman – 3 Desember 2012
Leadership and Personnel Development Trainer
0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
 
Catatan Kaki:
Kursi kosong itu bukan untuk ditunggu. Melainkan diciptakan melalui pembuktian kapasitas diri Anda yang tercermin dalam kualitas pekerjaan dan cara kerja Anda sehari-hari.
 
Ingin mendapatkan kiriman artikel “P (=Personalism)” secara rutin langsung dari Dadang Kadarusman? Kunjungi dan bergabung di http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman

No comments:

Post a Comment

Related Posts