Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(twitter@andrewenas)
Kebetulan saya baru saja membaca buku Helmy Yahya judulnya: 'Siapa Berani Jadi Entrepreneur". Rasanya pengalaman Helmy bisa jadi inspirasi.
Helmy awalnya seorang pegawai. Sekarang dia memimpin perusahaan dengan ratusan karyawan. Apa yang bisa kita ambil dari pelajaran entrepreneurship para pebisnis itu sendiri:
Pertama, seorang wirausaha tidak tergantung dari keturunan, sekolah, atau persiapan yang rumit, sehingga saking rumitnya justru menunda realisasi.
Kedua, untuk jadi entrepreneur diperlukan spirit, semangat mengubah nasib. Atau, seperti Helmy yang kepepet karena dipecat dari pekerjaan di suatu rumah produksi. Bisa juga karena keinginan berbuat bagi orang lain dengan menghasilkan jasa, karya, produk, atau lapangan kerja.
Ada lima pertanyaan yang kerap jadi perenungan Bung Helmy yang juga bisa jadi pembelajaran kita.
1. Apa yang dipikirkan wirausahawan sukses soal uang? Uang adalah alat mencapai tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Tujuan lebih penting dari uang.
2. Apa yang membantu mereka mengambil keputusan? Wirausahawan sukses tahu apa yang harus dilakukan dalam waktu cepat. Ia punya kecepatan, walau tidak selalu akurat. Kecepatan kadang lebih penting dari akurasi. Apa pun keputusannya, pasti ada bekal pengetahuan tentang konsekuensinya.
3. Bagaimana mereka memotivasi diri sendiri? Berpikir positif adalah bahan bakar semangatnya. Tidak memberikan ruang pesimistis terhadap apa yang sudah dilakukan maupun harapannya.
4. Strategi apa yang digunakan untuk bangkit dari kegagalan? Bagi mereka, sukses dan gagal adalah satu paket dalam proses kemajuannya.
5. Apa yang mereka lakukan - yang juga bisa Anda lakukan - untuk sukses? Ada tiga hal: kemauan belajar terus-menerus, bertindak mewujudkan harapan, dan bersikap benar terhadap kesalahan.
Setelah menjawan pertanyaan itu, tinggal mendeteksi peluang bisnis. Ada tujuh saran untuk itu:
1. Deteksi keluarga. Ini bukan soal KKN, tapi hubungan bisnis profesional dan sekaligus membangun silaturahmi keluarga.
2. Deteksi riwayat karier profesional. Keterampilan yang diperoleh selama menempuh jalur sebagai karyawan.
3. Deteksi jaringan bisnis. Coba evaluasi kumpulan kartu nama di laci Anda, adakah yang bisa mendukung gagasan Anda, sebagai pemasok, mitra usaha, atau mungkin sebagai calon pelanggan.
4. Deteksi hobi. Fokus pada kepuasan dan terbangunnya komunitas yang memiliki hobi dan selera yang sama.
5. Deteksi keunikan. Misalnya, bakat musik, kemampuan mengobati, atau lainnya. Eksplorasi keunikan Anda dan ubah jadi peluang.
6. Deteksi kesuksesan idola. Idola adalah sumber inspirasi sekaligus peluang. Pelajari apa yang mereka lakukan.
7. Deteksi manajemen waktu selama ini. Cari celah di sela istirahat atau saat pulang kerja. Banyak bisnis dimulai dari obrolan ringan sepulang kerja atau waktu istirahat.
Mulai kerjakan, dan bersiaplah untuk sukses!
(twitter@andrewenas)
----------------------------------------------------------
Artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN, edisi Minggu IV Mei 2007
STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Cerita di Balik Penutupan Pabrik Panasonic dan Toshiba Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusa...
-
Sebaiknya PPIC dibagi menjadi: PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Req...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
What exactly is 5S? Simply stated, a 5S is the structured method to organize the work place. As evidenced by its name, there are 5 steps ...
No comments:
Post a Comment