Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(twitter@andrewenas)
Meneruskan jalannya perusahaa sambil membalikkan kinerjanya jadi positif kembali merupakan suatu tantangan tersendiri. Tetap semangat dan etos untuk terus mencari jalan demi mengembalikan kejayaan usaha. Ada beberapa prinsip manajemen bisnis yang perlu dicermati.
Hal pertama, Anda tentu mesti meneliti tiga laporan keuangan dasar perusahaan, yakni:
1. Laporan keuangan arus-kas (cash-flow). Jangan sampai aliran dana keluar lebih besar dari aliran dana masuk (negative cash-flow).
2. Laporan neraca (balance-sheet) yang merupakan potret kekayaan atau asset perusahaan. Periksa apakah nilai utang lebih besar dibanding dengan harta, ini namanya negative networth.
3. Laporan rugi laba (profit and loss/income statement). Seperti kita tahu, laporan ini menggambarkan operasional perusahaan: bagaimana posisi laba kotor (gross profit) yang merupakan hasi dari pendapatan (revenue) dikurangi harga perolehan (cost of good sold).
Dari laporan rugi-laba ini, kita juga bisa melihat laba operasi (operating profit), yakni keuntungan yang diperoleh setelah dipotong ongkos operasional (seperti gaji, ongkos promosi dan penjualan, sampai biaya administrasi). Lalu, kita juga bisa melihat laba ditahan (retained earnings), apakah masih ada yang tersisa? Ini perlu untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan, jangan sampai posisinya negatif.
Terkait dengan ketiga laporan tersebut, Anda bisa melakukan restrukturisasi dan strategi turn-around perusaahan.
Soal ini mari kita belajar dari pakarnya, Robby Djohan, yang telah membesarkan Bank Niaga, merestrukturisasi Garuda Indonesia Airways, serta memimpin penggabungan beberapa bank plat merah bermasalah menjadi Bank Mandiri.
Dalam buku Robby, 'The Art of Turn Around - Kiat Restrukturisasi', 2003, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik:
Pertaman, perbaiki cash-flow, dengan cara mengambil segala tindakan yang perlu demi menghentikan kerugian. Untuk itu mungkin perlu merestrukturisasi utang atau suntikan modal baru.
Kedua, identifikasi isu-isu pokok, misalnya: citra yang jelek, posisi keuangan yang insolvent, staf dan personalia yang demotivasi, segmen-segmen operasional yang tidak profitable, proses kerja yang tidak efisien dan efektif, faktor kompetisi, dan faktor eksternal lainnya.
Ketiga, tuntaskan tiga masalah operasional berikut:
1. Personalia.
Lakukanlah pembaruan pada posisi-posisi kunci. Rasionalisasi sekaligus
motivasi karyawan. Ubah kultur kerjanya.
2. Operasional.
Periksa semua aset perusahaan. Adakah aset menganggur? Atau, perlu perbaikan segera? Atau, adakah aset yang bisa dijual untuk memperbaiki posisi cash-flow? Periksa dengan rinci, tutup yang merugikan. Susun rencana usaha yang menjawab kebutuhan pelanggan.
3. Pemasaran.
Lakukan perbaikan citra produk maupun perusahaan. Prioritas pada segmen yang menguntungkan. Lalu siapkan faktor pendukung proses kerja, IT atau outsourcing.
Nah, dalam memimpin dan mengelola restrukturisasi itu, berikut saya kutipkan tips berdasarkan pengalaman Robby Djohan.
1. Misi dan budaya organisasi yang pragmatis.
2. Pemimpin yang visioner.
3. Pragmatis, dahulukan kepentingan perusahaan.
4. Kerjakan hari ini juga.
5. Berani ambil keputusan meskipun salah, daripada tidak memutuskan sama sekali. Keputusan salah masih dapat diperbaiki. Khususnya dalam keadaan krisis, ambil keputusan adalah keharusan. Ini memang sulit karena asumsinya sering tidak pasti dan akibatnya bisa cukup fatal. Tapi ingat, tanpa keputusan tidak akan terjadi apa-apa.
6. Hidup dalam perubahan.
7 Team work.
8. Komunikasi, ciptakan suasana kondusif agar jalur komunikasi dan inovasi terbuka dari segala arah.
Bersiaplah untuk sukses!
(twitter@andrewenas)
----------------------------------------------------------
Artikel terlampir, dari Tabloid Bisnis KONTAN, Minggu III, Juni 2007
STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Cerita di Balik Penutupan Pabrik Panasonic dan Toshiba Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusa...
-
Sebaiknya PPIC dibagi menjadi: PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Req...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
-
What exactly is 5S? Simply stated, a 5S is the structured method to organize the work place. As evidenced by its name, there are 5 steps ...
No comments:
Post a Comment