KOMPAS.com - Sirik rasanya melihat teman yang sudah memiliki rumah sendiri. Tinggal di rumah milik sendiri membuat Anda bebas membuat aturan sendiri. Bahkan orangtua yang kebetulan menginap di rumah Anda pun harus mengikuti aturan Anda. Anda juga jadi merasa tidak lagi "membuang uang" percuma dengan indekos.
Tetapi, sebagai lajang Anda masih berat untuk meninggalkan gaya hidup Anda saat ini. Sepulang kantor bebas jalan-jalan sampai malam (kalau beli rumah di pinggiran Jakarta tentu harus pikir-pikir lagi jika pulang terlalu larut). Anda bebas jajan di luar, ngopi, belanja-belanja, travelling bersama teman-teman, dan lain sebagainya. Jika gaji Anda dipotong untuk cicilan rumah, Anda harus mengorbankan sebagian kecil kesenangan Anda tersebut.
Jadi, kapan sebenarnya waktu tepat untuk membeli rumah? Apakah membeli sekarang merupakan langkah yang tepat? Apakah dengan gaji Anda yang sekarang, Anda mampu membelinya? Bila hal itu yang masih menjadi pertimbangan Anda, beberapa pertanyaan di bawah ini mungkin dapat membantu Anda.
Bagaimana dan dimana hidup Anda beberapa tahun ke depan?
Mungkin saat ini Anda merasa lebih nyaman dengan indekos atau mengontrak rumah ramai-ramai dengan teman. Namun, bayangkan berapa uang yang akan Anda habiskan begitu saja dengan indekos di tempat yang berada di pusat kota. Bandingkan dengan cicilan rumah yang harus Anda bayarkan bila membeli rumah. Bila selisihnya tak begitu besar, lebih baik Anda membeli rumah. Uang kos atau kontrakan itu akan menjadi investasi Anda dalam bentuk rumah. Menunda membeli rumah hanya akan membuat Anda mengeluarkan lebih banyak uang ketika harga rumah sudah naik gila-gilaan.
Bagaimana kondisi keuangan Anda?
Ketika Anda berencana mengambil kredit pemilikan rumah di bank untuk melunasi pembelian rumah, bank tentu akan memeriksa kondisi keuangan Anda. Bank akan meminta slip gaji Anda, juga mencari tahu apakah Anda memiliki utang-utang atau cicilan lain. Intinya, bila Anda berutang ke bank, apakah hal ini akan memengaruhi kondisi keuangan Anda secara keseluruhan? Bank tentu tak ingin Anda mengalami kesulitan mencicil utang Anda.
Kebanyakan bank akan menghitung rasio total utang Anda sebelum mengabulkan permohonan pengajuan utang Anda. Artinya, berapa total kewajiban utang Anda, termasuk utang kartu kredit, cicilan mobil, atau mungkin kredit tanpa agunan Anda. Total utang sebaiknya tidak lebih besar daripada 40 persen gaji kotor Anda sebulan.
Berapa kemampuan Anda?
Ada cara yang mudah dan cepat untuk mengestimasi kemampuan Anda dalam membeli rumah berdasarkan jumlah penghasilan Anda. Kalikan gaji kotor Anda selama satu tahun dengan 3,4. Misalnya gaji Anda Rp 5 juta sebulan, maka setahun gaji Anda Rp 60 juta. Jika dikalikan 3,4, maka Anda bisa membeli rumah seharga Rp 204 juta. Beberapa pakar keuangan juga menyarankan, sebaiknya Anda tidak membayar lebih dari 32 persen gaji kotor selama sebulan untuk cicilan rumah. Anda juga masih harus membayar down payment, yang besarnya nanti akan memengaruhi besaran cicilan Anda tiap bulan.
Hitung juga maintenance rumah
Membeli rumah artinya Anda bertanggung jawab dengan semua biaya pemeliharaan atau perawatannya. Kemudian, meskipun rumah tersebut tidak langsung Anda tinggali, Anda tetap harus membayar iuran-iuran kan? Misalnya iuran sampah, iuran keamanan, dan sebagainya. Bersiaplah untuk membayar sekitar 3 persen setahun (dari harga rumah) untuk biaya pemeliharaan untuk rumah yang baru, dan tingkatkan jumlah tersebut hingga 5 persen jika Anda membeli rumah bekas.
Dapatkah Anda menutup semua biaya pembeliannya?
Ada beberapa komponen biaya yang harus Anda tanggung ketika membeli rumah. Selain membayar harga rumahnya, Anda juga harus membayar PPN (10 persen dari harga pokok rumah), biaya pengurusan surat-surat tanah (seperti Hak Guna Bangunan atau Hak Milik), biaya notaris, biaya administrasi bank, dan mungkin juga biaya survei lokasi. Setelah rumah dibeli, Anda masih butuh biaya untuk pindahan, instalasi listrik (jika misalnya Anda ingin menambah daya), perabotan, dan hal-hal kecil lain yang ternyata tak sedikit jumlahnya.
Saat membeli rumah, kondisi keuangan Anda pasti terpengaruh. Mungkin dalam bulan-bulan bahkan tahun pertama Anda akan sulit menyisihkan uang untuk hura-hura lagi. Tetapi, jangan bayangkan berapa gaji Anda yang terkuras untuk membayar cicilan rumah. Bayangkan nikmatnya memiliki rumah sendiri. Adakah yang lebih membanggakan daripada itu?
http://female.kompas.com/read/2011/08/25/16344645/Kapan.Saat.Tepat.Membeli.Rumah.
Sunday, August 28, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Salah satu senjata ampuh para eksekutif untuk meningkatkan kariernya kini adalah dengan menempuh jalur pendidikan keprofesian bersertifi...
-
Cerita di Balik Penutupan Pabrik Panasonic dan Toshiba Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia membawa dampak pemutusa...
-
Sebaiknya PPIC dibagi menjadi: PPIC Planner, bertugas untuk membuat perencanaan atau MPP (Master Production Plan) dan MRP (Material Req...
-
Di beberapa perusahaan, divisi penyimpanan (store) untuk mengelola persediaan (inventory) sering mempunyai beberapa nama, seperti divisi...
No comments:
Post a Comment