Untuk ketiga kalinya, CareerCoach sekaligus penulis buku “Your Job is Not Your Career” Rene Suhardono menyambangi Pengajar Muda. Kini giliran Pengajar Muda III di di Modern Training Center, Ciawi, bertatap muka untuk mendapat pencerahan lain dalam Forum Kepemimpinan.
Kedatangan Rene di hari Rabu (21 September 2011) ini memberikan banyak inspirasi kepada para calon Pengajar Muda, khususnya mengenai pemahaman antara “Pekerjaan dan Karir”. Ia mengupas tuntas bukunya yang menegaskan pentingnya memahami perbedaan kerja dan karir.
Menurut Rene, Pekerjaan adalah milik perusahaan, sedangkan karir adalah milik kita sendiri, “Career is you. Karir merupakan sebuah perjalanan,” ujarnya. Dikatakannya, seseorang dapat memiliki banyak pekerjaan dalam karir, dan bisa juga mengalami banyak pergantian profesi di dalamnya. Sedangkan career itu erratic dengan pola yang tidak linear dan sulit ditebak.
“Karir sangat dipengaruhi oleh refleksi diri dan sudut pandang diri kita. Apabila kita menganggap karir kita adalah pundi-pundi uang yang masuk ke dalam rekening kita tiap bulannya, jabatan, pangkat ataupun gelar akademis, makalah itulah refleksi dari karir kita,” ujarnya seraya menambahkan bahwa hal tersebut hanyalah atribut, bukan esensi dari karir.
Menyinggung soal Passion, Rene menegaskan bahwa passion sedikit berbeda dengan hobi, “Passion bukanlah segala sesuatu yang kuasai, namun yang kita cintai. Passion adalah salah satu unsur karir. Karir haruslah melibatkan passion, tujuan hidup, values, ketercapaian, dan kebahagiaan.”
Rene menegaskan pentingnya kita menemukan passion pribadi sejak awal sebagai sarana untuk mencapai karir. “Ketika seseorang bekerja sesuai dengan passionnya, maka ia berada di jalur untuk mencapai karirnya. Menemukan passion ini adalah hal yang gampang-gampang susah karena sesungguhnya passion itu terdapat di dalam diri kita sendiri.”
Setelah menemukan passion, menurut Rene, penting bagi seseorang menentukan tujuan hidup (purpose of life). “Semakin jelas, tegas, dan mendetail tujuan hidup yang ditetapkan, semakin besar kemungkinan terealisasinya tujuan tersebut. Lalu, segera bertindak (aksi) dengan sikap atau attitude baik yang baik untuk mencapainya.”
Terkait pekerjaan dan karir, Rene memberikan ilustrasi figur nabi Muhammad SAW, “Nabi Muhammad mempunyai Job sebagai pedagang dan memiliki Career sebagai seorang nabi yang menyebarkan risalah Tuhan ke seluruh umat manusia.”
“Disentil” Rene, para calon Pengajar Muda terlihat terpacu untuk menemukan passion dan merumuskan tujuan hidupnya. Sentilan Rene ini berhasil membangun kekritisan mereka mengenai tujuan orang bekerja, memperoleh banyak harta, mengejar pangkat atau jabatan, atau bahkan untuk mencapai tujuan hidup yang mulia, yakni bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Menurut Rene, menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, “Seorang guru harus dapat memahami benar hakikat ia bekerja, apakah sekedar untuk memperoleh gaji dari pemerintah atau benar-benar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Apakah mendidik generasi bangsa merupakan “karir” atau sekedar “pekerjaan?”
Renungan menarik!
****
(Kontributor: Sarah Saskia, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang sedang mengikuti program magang di Gerakan Indonesia Mengajar)
http://indonesiamengajar.org/kabar-terbaru/rene-suhardono-temukan-passionmu-sejak-awal
Monday, December 12, 2011
Menumbuhkan Rasa Percaya di Perusahaan
KOMPAS.com - Kita sering kecewa karena tidak adanya sinergi. Padahal, begitu banyak hal yang harus dibenahi dan tantangan untuk memperbaiki kinerja terus digaungkan sebagai urgensi. Tidak jarang kita melihat pejabat atau orang-orang penting di satu perusahaan menolak untuk bicara lebih dalam mengenai konflik yang terjadi. Padahal, di sisi lain, mereka bisa dengan santainya makan siang bersama-sama. Keterbukaan yang digembar-gemborkan para atasan sebagai “my door is open” kerap berupa slogan saja, namun tidak serius dijalankan.
Ketika atasan menyadari bahwa ide-ide, protes-protes, bahkan kekecewaan tidak “mengalir” ke mereka, para atasan ini tidak berusaha memperbaiki situasi. Bila keterbukaan tidak tumbuh di dalam tim dan antar individu, jangan heran bila kemudian yang tumbuh adalah atmosfir sindir-menyindir, salah menyalahkan, kelelahan, "loneliness", apatis, bahkan hilangnya inisiatif. Padahal, kita sangat menyadari, bahwa perbaikan prosedur dan proses bisnis tercanggih di dunia pun tidak bisa lancar tanpa adanya "rasa percaya" antar tim yang berakar secara mendalam pada masing-masing individu
Dunia kita makin kompleks, di mana tim dituntut bersinergi dalam rangka globalisasi dan desentralisasi. Di dunia kerja, makin maraknya "outsourcing" dan posisi pada setiap fungsi organisasi yang kerap berjauhan menjadikan setiap manajer ditantang untuk memimpin tim dari jarak jauh. Alat-alat monitoring, komunikasi secara cyber, dan segala macam elektronik tetap tidak bisa menggantikan hubungan tatap muka, sehingga kita menyadari kemungkinan tidak terkuaknya masalah, adanya kesalahan, salah pengertian dan tercampur aduknya masalah yang ujung-ujungnya tidak gampang untuk mengurainya kembali. Di satu pihak ada atasan yang mengatakan, “Jangan terlalu percaya pada anak buah. Anda harus turun tangan dan melakukan inspeksi sendiri”. Namun sebaliknya, kita sangat menyadari bahwa rasa percaya harus kita tumbuhkan bila ingin mengembangkan tim virtual begini.
Begitu pentingnya rasa percaya, sehingga berbagai disiplin ilmu, baik para neuroeconomist, behavioral economists, dan para psikolog sosial mempelajari berbagai teknik dan cara untuk mempelajari tumbuhnya rasa percaya. Namun, kita bisa menemui individu yang walaupun sangat berniat untuk mengembangkan rasa percaya ini, tetap tidak mudah mempercayai orang di sekitarnya. Bisa saja ia tidak percaya pada fairness dan keterbukaan atasannya sendiri, maupun tidak mempercayai apa yang dilaporkan anak buahnya. Bila saja separuh karyawan di sebuah organisasi mempunyai perasaan yang sama, bisa dibayangkan betapa tidak nyamannya atmosifr kerja di lingkungan tersebut.
To trust is human
Pada mahluk lain, rasa percaya itu beroperasi secara intuitif, namun manusia mengembangkan rasa percaya sebagai fungsi otak. Segera setelah dilahirkan, bayi sudah bisa membaca mimik pengasuh atau ibunya, bahkan sudah memalingkan muka ke arah suara yang dikeluarkan ibunya. Seorang psikolog sosial mengatakan: “We’re born to be engaged and to engage others, which is what trust is largely about.” Meskipun para ahli juga menemukan bahwa ada zat tertentu yang secara rutin di produksi kelenjar tubuh kita yang berfungsi menghubungkan kondisi emosional dengan hubungan sosial yang positif, yaitu oksitosin, para ahli tetap berkeyakinan bahwa rasa percaya memang tumbuh secara rasional.
Hal lain yang perlu kita pahami juga adalah dari sebuah penelitian terhadap sejumlah mahasiswa, didapatkan bahwa, manusia mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa penilaiannya benar. Dengan demikian, setiap individu cenderung tidak mengkonfirmasi ulang penilaiannya. Selain itu, manusia juga sering didominasi oleh ilusi semacam unrealistic optimism di mana keyakinan bahwa semua hal yang baik-baik akan terjadi pada dirinya. Hal ini kadang menghambat pikiran kita untuk melakukan cek dan ricek terhadap penilaian yang kita buat.
Disadari atau tidak, kita memang sering mempunyai kecenderungan yang menetap. Apakah terlalu curiga atau sebaliknya terlalu percaya. Tantangan kita adalah secara sadar menjaga, mengevaluasi dan menuntut penilaian kita untuk mengolah, bekerja keras, dan tidak mengambang.
Kirimkan sinyal
Pada tahun 1980-an, ketika komputer masih dianggap barang mahal, Hewlett Packard membuat kebijakan, bahwa karyawannya diijinkan membawa pulang laptopnya masing-masing untuk bekerja di rumah. Pesannya jelas. Perusahaan percaya pada karyawannya. Sinyal ini langsung mewarnai keyakinan karyawan akan perusahaannya dan seketika berdampak pula pada keyakinan karyawan pada anggota tim lain, seperti atasan dan teman kerjanya.
Rasa percaya memang beresiko. Bila kita melancarkan kritik, kita malah bisa dipukul balik. Bila kita menyampaikan “brutal facts”, tak jarang malah bernasib: “messenger get killed”. Curhat pada teman yang salah bisa berakibat gosip beredar. Namun untuk maju, kita tidak punya pilihan kecuali menumbuhkan rasa percaya pada rekan, atasan, perusahaan, dan juga negara. Sikap menghindar dan menjauhi orang yang tidak kita percaya, hanya akan berakibat turunnya kinerja tim dan ketidaknyamanan situasi kerja.
John F. Kennedy pernah membuktikan bahwa mengembangkan sikap saling percaya berhasil menumbuhkan kolaborasi positif. Dalam pidatonya di sebuah universitas di Amerika pada tahun 1963, ia mengemukakan tentang sifat baik orang Rusia dan betapa ia ingin bekerja sama dengan pemerintah Rusia di bidang persenjataaan nuklir. Pernyataan ini membuat Nikita Khrushchev terkesan dan akhirnya membuka hubungan diplomatik. Dari sini kita belajar bahwa pesan dan sinyal bahwa kita bisa dipercaya dan bisa mempercayai orang lain perlu dilakukan secara sengaja dan juga penuh kesadaran sehingga pihak lain pun sadar bahwa kita tidak main-main ingin membangun rasa percaya.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Ketika atasan menyadari bahwa ide-ide, protes-protes, bahkan kekecewaan tidak “mengalir” ke mereka, para atasan ini tidak berusaha memperbaiki situasi. Bila keterbukaan tidak tumbuh di dalam tim dan antar individu, jangan heran bila kemudian yang tumbuh adalah atmosfir sindir-menyindir, salah menyalahkan, kelelahan, "loneliness", apatis, bahkan hilangnya inisiatif. Padahal, kita sangat menyadari, bahwa perbaikan prosedur dan proses bisnis tercanggih di dunia pun tidak bisa lancar tanpa adanya "rasa percaya" antar tim yang berakar secara mendalam pada masing-masing individu
Dunia kita makin kompleks, di mana tim dituntut bersinergi dalam rangka globalisasi dan desentralisasi. Di dunia kerja, makin maraknya "outsourcing" dan posisi pada setiap fungsi organisasi yang kerap berjauhan menjadikan setiap manajer ditantang untuk memimpin tim dari jarak jauh. Alat-alat monitoring, komunikasi secara cyber, dan segala macam elektronik tetap tidak bisa menggantikan hubungan tatap muka, sehingga kita menyadari kemungkinan tidak terkuaknya masalah, adanya kesalahan, salah pengertian dan tercampur aduknya masalah yang ujung-ujungnya tidak gampang untuk mengurainya kembali. Di satu pihak ada atasan yang mengatakan, “Jangan terlalu percaya pada anak buah. Anda harus turun tangan dan melakukan inspeksi sendiri”. Namun sebaliknya, kita sangat menyadari bahwa rasa percaya harus kita tumbuhkan bila ingin mengembangkan tim virtual begini.
Begitu pentingnya rasa percaya, sehingga berbagai disiplin ilmu, baik para neuroeconomist, behavioral economists, dan para psikolog sosial mempelajari berbagai teknik dan cara untuk mempelajari tumbuhnya rasa percaya. Namun, kita bisa menemui individu yang walaupun sangat berniat untuk mengembangkan rasa percaya ini, tetap tidak mudah mempercayai orang di sekitarnya. Bisa saja ia tidak percaya pada fairness dan keterbukaan atasannya sendiri, maupun tidak mempercayai apa yang dilaporkan anak buahnya. Bila saja separuh karyawan di sebuah organisasi mempunyai perasaan yang sama, bisa dibayangkan betapa tidak nyamannya atmosifr kerja di lingkungan tersebut.
To trust is human
Pada mahluk lain, rasa percaya itu beroperasi secara intuitif, namun manusia mengembangkan rasa percaya sebagai fungsi otak. Segera setelah dilahirkan, bayi sudah bisa membaca mimik pengasuh atau ibunya, bahkan sudah memalingkan muka ke arah suara yang dikeluarkan ibunya. Seorang psikolog sosial mengatakan: “We’re born to be engaged and to engage others, which is what trust is largely about.” Meskipun para ahli juga menemukan bahwa ada zat tertentu yang secara rutin di produksi kelenjar tubuh kita yang berfungsi menghubungkan kondisi emosional dengan hubungan sosial yang positif, yaitu oksitosin, para ahli tetap berkeyakinan bahwa rasa percaya memang tumbuh secara rasional.
Hal lain yang perlu kita pahami juga adalah dari sebuah penelitian terhadap sejumlah mahasiswa, didapatkan bahwa, manusia mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa penilaiannya benar. Dengan demikian, setiap individu cenderung tidak mengkonfirmasi ulang penilaiannya. Selain itu, manusia juga sering didominasi oleh ilusi semacam unrealistic optimism di mana keyakinan bahwa semua hal yang baik-baik akan terjadi pada dirinya. Hal ini kadang menghambat pikiran kita untuk melakukan cek dan ricek terhadap penilaian yang kita buat.
Disadari atau tidak, kita memang sering mempunyai kecenderungan yang menetap. Apakah terlalu curiga atau sebaliknya terlalu percaya. Tantangan kita adalah secara sadar menjaga, mengevaluasi dan menuntut penilaian kita untuk mengolah, bekerja keras, dan tidak mengambang.
Kirimkan sinyal
Pada tahun 1980-an, ketika komputer masih dianggap barang mahal, Hewlett Packard membuat kebijakan, bahwa karyawannya diijinkan membawa pulang laptopnya masing-masing untuk bekerja di rumah. Pesannya jelas. Perusahaan percaya pada karyawannya. Sinyal ini langsung mewarnai keyakinan karyawan akan perusahaannya dan seketika berdampak pula pada keyakinan karyawan pada anggota tim lain, seperti atasan dan teman kerjanya.
Rasa percaya memang beresiko. Bila kita melancarkan kritik, kita malah bisa dipukul balik. Bila kita menyampaikan “brutal facts”, tak jarang malah bernasib: “messenger get killed”. Curhat pada teman yang salah bisa berakibat gosip beredar. Namun untuk maju, kita tidak punya pilihan kecuali menumbuhkan rasa percaya pada rekan, atasan, perusahaan, dan juga negara. Sikap menghindar dan menjauhi orang yang tidak kita percaya, hanya akan berakibat turunnya kinerja tim dan ketidaknyamanan situasi kerja.
John F. Kennedy pernah membuktikan bahwa mengembangkan sikap saling percaya berhasil menumbuhkan kolaborasi positif. Dalam pidatonya di sebuah universitas di Amerika pada tahun 1963, ia mengemukakan tentang sifat baik orang Rusia dan betapa ia ingin bekerja sama dengan pemerintah Rusia di bidang persenjataaan nuklir. Pernyataan ini membuat Nikita Khrushchev terkesan dan akhirnya membuka hubungan diplomatik. Dari sini kita belajar bahwa pesan dan sinyal bahwa kita bisa dipercaya dan bisa mempercayai orang lain perlu dilakukan secara sengaja dan juga penuh kesadaran sehingga pihak lain pun sadar bahwa kita tidak main-main ingin membangun rasa percaya.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
7 Profesi untuk Si "Penyendiri"
KOMPAS.com - Tak ada orang mampu bekerja sendiri, dalam arti, kita pasti membutuhkan orang lain untuk memberikan informasi bagaimana pekerjaan tersebut harus dilakukan. Namun, ada sebagian orang yang merasa lebih asyik bila bekerja sendiri. Tidak berarti mereka seorang pemalu, penyendiri, atau orang yang antisosial, namun mereka merasa lebih produktif bila bekerja tanpa gangguan dari orang lain.
Bila Anda termasuk orang yang kurang suka terlibat dengan orang lain saat sedang menekuni pekerjaan, beberapa profesi berikut bisa menjadi pilihan.
Akuntan
Rasanya setiap pekerjaan di kantor tentu membutuhkan tatap muka dengan rekan kerja atau klien. Namun seorang akuntan akan lebih sering membenamkan diri dengan spreadsheet ketimbang menerima telepon atau menemui klien. Maklum saja, data keuangan dan pajak yang harus ditangani membuat seorang akuntan kekurangan waktu untuk ngobrol dengan teman, baik melalui telepon maupun bertemu langsung.
Pendidikan yang diperlukan: akuntansi/finance, administrasi bisnis, MBA
Programer komputer
Jarang sekali Anda melihat programer komputer membuat pemrograman sambil mendengarkan musik. Telecommuting juga bisa jadi pilihan di beberapa perusahaan. Jika Anda menguasai pemrograman, manajer Anda pasti akan cukup respek untuk tidak mengganggu Anda dengan hal-hal lain.
Pendidikan yang diperlukan: programming & software, ilmu komputer, teknologi informasi
Penulis
Menulis membutuhkan konsentrasi. Penulis harus punya kemampuan menahan diri dari godaan di sekitarnya dan tetap fokus dengan apa yang dilakukannya. Jika ia mudah tergoda untuk nimbrung obrolan orang-orang di sekitarnya, dan menghentikan pekerjaannya sesaat, maka ia harus membangun kembali konsentrasi yang sudah susah-payah dibangunnya. Itu sebabnya banyak penulis yang baru "melek" menjelang tengah malam untuk mulai menulis, ketika keadaan sekitarnya mulai sunyi. Jika tidak, lebih baik menjadi penulis lepas sehingga bisa bekerja sendiri di rumah.
Pendidikan yang diperlukan: semua jurusan
Teknisi ilmu forensik
Meskipun seorang penyidik kasus kejahatan harus berhadapan dengan banyak orang, pada saat lain mereka hanya menemui rambut, jaringan tubuh, atau sampel DNA. Kemudian, seorang petugas forensik lebih banyak bekerja di dalam laboratorium untuk membuat diagnosa penyebab kematian, waktu kematian, dan lain sebagainya. Jika Anda pernah menonton serial CSI, tentu Anda dapat melihat bagaimana seorang ahli forensik tampak begitu asyik saat bekerja.
Pendidikan yang diperlukan: kedokteran forensik
Analis biaya
Tak beda jauh dengan akuntan, seorang analis biaya membantu organisasi untuk meningkatkan keuntungan dengan memperbaiki efisiensi. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk bekerja secara independen sambil menyusun dan mengolah angka-angka. Kebutuhan akan tenaga analis biaya juga semakin meningkat. Menurut Departemen Tenaga Kerja, di Amerika akan ada kenaikan tuntutan tenaga analis biaya sebesar 15 persen pada 2018.
Pendidikan yang diperlukan: akuntansi/finance, bisnis
Desainer grafis/web
Sebelum mulai bekerja, mereka memang harus bertemu dengan klien untuk membahas apa yang diinginkan klien. Namun kebanyakan waktu kerja mereka digunakan untuk bekerja sendiri untuk mewujudkan keinginan klien dalam bentuk desain. Banyak yang memilih menjadi pekerja paruh waktu, dan tak sedikit yang memiliki perusahaan sendiri. Desainer grafis memang merupakan profesi yang berangkat dari passion, dan memungkinkan Anda untuk menciptakan sesuatu, dibayar, dan menikmati hasilnya sendiri. Pekerjaan ini juga memerlukan keahlian khusus, namun Anda yang berlatar pendidikan lain juga bisa menguasainya dengan belajar sendiri atau kursus.
Pendidikan yang diperlukan: desain komunikasi visual, advertising
Ahli perpustakaan
Seorang ahli perpustakaan bisa bekerja di sekolah, kampus, atau perusahaan pada umumnya. Sesekali ia akan bertemu orang yang berkaitan dengan peminjaman buku-buku atau pencarian informasi. Namun pada dasarnya seorang ahli perpustakaan akan bekerja sendiri untuk mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menyebarluaskan sumber-sumber informasi yang ada di dalam perpustakaan.
Pendidikan yang diperlukan: ilmu perpustakaan, ilmu komputer
Anda punya alternatif profesi yang lain?
Sumber: Yahoo! Education
Bila Anda termasuk orang yang kurang suka terlibat dengan orang lain saat sedang menekuni pekerjaan, beberapa profesi berikut bisa menjadi pilihan.
Akuntan
Rasanya setiap pekerjaan di kantor tentu membutuhkan tatap muka dengan rekan kerja atau klien. Namun seorang akuntan akan lebih sering membenamkan diri dengan spreadsheet ketimbang menerima telepon atau menemui klien. Maklum saja, data keuangan dan pajak yang harus ditangani membuat seorang akuntan kekurangan waktu untuk ngobrol dengan teman, baik melalui telepon maupun bertemu langsung.
Pendidikan yang diperlukan: akuntansi/finance, administrasi bisnis, MBA
Programer komputer
Jarang sekali Anda melihat programer komputer membuat pemrograman sambil mendengarkan musik. Telecommuting juga bisa jadi pilihan di beberapa perusahaan. Jika Anda menguasai pemrograman, manajer Anda pasti akan cukup respek untuk tidak mengganggu Anda dengan hal-hal lain.
Pendidikan yang diperlukan: programming & software, ilmu komputer, teknologi informasi
Penulis
Menulis membutuhkan konsentrasi. Penulis harus punya kemampuan menahan diri dari godaan di sekitarnya dan tetap fokus dengan apa yang dilakukannya. Jika ia mudah tergoda untuk nimbrung obrolan orang-orang di sekitarnya, dan menghentikan pekerjaannya sesaat, maka ia harus membangun kembali konsentrasi yang sudah susah-payah dibangunnya. Itu sebabnya banyak penulis yang baru "melek" menjelang tengah malam untuk mulai menulis, ketika keadaan sekitarnya mulai sunyi. Jika tidak, lebih baik menjadi penulis lepas sehingga bisa bekerja sendiri di rumah.
Pendidikan yang diperlukan: semua jurusan
Teknisi ilmu forensik
Meskipun seorang penyidik kasus kejahatan harus berhadapan dengan banyak orang, pada saat lain mereka hanya menemui rambut, jaringan tubuh, atau sampel DNA. Kemudian, seorang petugas forensik lebih banyak bekerja di dalam laboratorium untuk membuat diagnosa penyebab kematian, waktu kematian, dan lain sebagainya. Jika Anda pernah menonton serial CSI, tentu Anda dapat melihat bagaimana seorang ahli forensik tampak begitu asyik saat bekerja.
Pendidikan yang diperlukan: kedokteran forensik
Analis biaya
Tak beda jauh dengan akuntan, seorang analis biaya membantu organisasi untuk meningkatkan keuntungan dengan memperbaiki efisiensi. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk bekerja secara independen sambil menyusun dan mengolah angka-angka. Kebutuhan akan tenaga analis biaya juga semakin meningkat. Menurut Departemen Tenaga Kerja, di Amerika akan ada kenaikan tuntutan tenaga analis biaya sebesar 15 persen pada 2018.
Pendidikan yang diperlukan: akuntansi/finance, bisnis
Desainer grafis/web
Sebelum mulai bekerja, mereka memang harus bertemu dengan klien untuk membahas apa yang diinginkan klien. Namun kebanyakan waktu kerja mereka digunakan untuk bekerja sendiri untuk mewujudkan keinginan klien dalam bentuk desain. Banyak yang memilih menjadi pekerja paruh waktu, dan tak sedikit yang memiliki perusahaan sendiri. Desainer grafis memang merupakan profesi yang berangkat dari passion, dan memungkinkan Anda untuk menciptakan sesuatu, dibayar, dan menikmati hasilnya sendiri. Pekerjaan ini juga memerlukan keahlian khusus, namun Anda yang berlatar pendidikan lain juga bisa menguasainya dengan belajar sendiri atau kursus.
Pendidikan yang diperlukan: desain komunikasi visual, advertising
Ahli perpustakaan
Seorang ahli perpustakaan bisa bekerja di sekolah, kampus, atau perusahaan pada umumnya. Sesekali ia akan bertemu orang yang berkaitan dengan peminjaman buku-buku atau pencarian informasi. Namun pada dasarnya seorang ahli perpustakaan akan bekerja sendiri untuk mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menyebarluaskan sumber-sumber informasi yang ada di dalam perpustakaan.
Pendidikan yang diperlukan: ilmu perpustakaan, ilmu komputer
Anda punya alternatif profesi yang lain?
Sumber: Yahoo! Education
Thursday, December 1, 2011
Bersinar Saat Rapat
KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, rapat adalah momen mengerikan yang selalu ingin dihindari. Namun sebenarnya, rapat justru ajang yang paling tepat untuk menunjukkan potensi, belajar dan mengembangkan diri. "Di sinilah kita dapat belajar cara menganalisis masalah. Rapat juga membuat kita bisa mempelajari cara berpikir orang lain, termasuk yang lebih senior," demikian alasan Rudy Arief, psikolog.
Rapat menjadi suatu hal yang penting dan tak boleh dilewatkan, karena tujuannya adalah untuk kemajuan perusahaan. Umumnya, dalam sebuah rapat dibahas evaluasi tentang kinerja yang telah dilakukan, analisis kekurangan dan kelemahan, strategi perencanaan, dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan ide dan pemikiran seputar langkah yang akan diambil oleh perusahaan, baik untuk jangka panjang ataupun jangka pendek.
Ide dan pemikiran dalam rapat inilah yang menurut Rudy, demikian ia biasa disapa, menjadi nilai tambah seorang karyawan di mata pimpinan. "Salah satu cara paling efektif untuk menunjukkan kemampuan kita agar diakui oleh perusahaan, ya, melalui meeting. Pada saat itulah biasanya pimpinan dapat mendengarkan dan mengamati langsung pola pikir kita," ujarnya.
Dengan berperan aktif saat rapat, kapasitas dan kualitas seorang karyawan dapat terlihat. Jika kapasitas tersebut dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, tentu saja karier karyawan bersangkutan juga akan terdongkrak. Seorang karyawan yang memang memiliki kapasitas dan kualitas akan dianggap sebagai aset berharga perusahaan.
Untuk dapat bersinar dalam meeting, pria yang aktif di ADR Advisory ini mengatakan bahwa karyawan harus dapat mengemas dan mempresentasikan diri dengan baik. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut ini:
* Penampilan saat meeting. Jika memang rapat yang akan diadakan bersifat formal, sebisa mungkin berpenampilanlah yang rapi dan menarik. Selain dapat membuat peserta rapat terkesan, penampilan yang menarik juga akan menambah kepercayaan diri Anda saat mengemukakan pendapat atau mempresentasikan sesuatu. Penampilan yang baik juga akan menunjukkan bahwa Anda pekerja yang profesional, mampu memahami situasi, dan peduli pada citra perusahaan.
* Persiapkan dan pelajari materi, serta pahami permasalahan yang akan dibahas. Berbicara di depan umum dan berhadapan dengan banyak orang, apalagi ada pimpinan, buat sebagian orang mungkin sesuatu yang menakutkan dan butuh keberanian yang besar. Tetapi, tentu saja kewajiban untuk berperan aktif di dalam acara rapat kerap tidak dapat dihindari. Salah satu cara untuk meminimalkan ketakutan dan menambah kepercayaan diri adalah dengan menguasai semua topik pembicaraan yang akan dibahas.
Sebelumnya, lakukan persiapan dengan membuat bahan presentasi yang menarik, membuat catatan kecil yang berisi poin-poin yang ingin disampaikan, serta mempelajari semua bahan yang akan dipresentasikan. Sebelumnya analisis juga permasalahan yang ada, dan buat usulan strategi untuk pemecahan masalah. Dengan begitu, Anda akan lebih yakin karena benar-benar paham dengan topik yang sedang dibicarakan.
* Gunakan bahasa yang baik, lugas dan tidak bertele-tele. Saat rapat, jangan menjadi orang yang terlalu pendiam atau sebaliknya, terlalu bertele-tele. Utarakanlah ide dan pemikiran Anda dengan kalimat yang sistematis dan mudah dimengerti. Sampaikan sesuatu langsung pada inti atau pokok permasalahan. Jangan berbicara berputar-putar sehingga membuat orang bosan dan memakan banyak waktu. Jadilah orang yang konsisten pada perkataan, dan tetap fokus pada pokok pembicaraan.
Jika ingin menyampaikan sesuatu yang rumit dan membutuhkan penjelasan yang panjang, gunakan sistem poin-poin. Contohnya, "Saya akan menjelaskan hal berikut dalam lima poin. Pertama, ..., kedua ...," dan seterusnya. Hal ini akan mempermudah orang lain memahami yang Anda sampaikan, sekaligus mencegah interupsi dari peserta rapat lain sebelum penjelasan tersebut selesai diutarakan.
* Gunakan intonasi dan bahasa tubuh yang baik. Pahami benar situasi rapat. Gunakan bahasa tubuh dan intonasi yang mantap agar meyakinkan. Tetapi, jangan sampai terlihat terlalu percaya diri sehingga terkesan sombong. Berdiri atau duduklah dalam posisi tepat dan nyaman. Saat berbicara, jangan lupa melakukan kontak mata dengan setiap orang yang berada dalam ruangan.
*Berikan pemikiran, ide, atau solusi yang jelas dan dapat dilakukan. Hindari memberikan solusi atau ide yang abstrak. Kualitas dan kemampuan seseorang dilihat dari idenya yang cemerlang dan konkret. Artinya dapat diaplikasikan dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Menyampaikan gagasan yang tidak masuk akal justru akan memperburuk citra. Ketika kita berbicara lagi, orang akan malas mendengarkan apa dikatakan. Jadi, perhatikan dan pertimbangkan dengan benar setiap gagasan. Jangan sekadar asal bicara agar terlihat aktif di dalam meeting.
Simak dan dengarkan pendapat orang lain dengan baik. Jika ingin orang lain mendengarkan ketika kita berbicara, jangan lupa untuk mendengarkan dan memberi perhatian juga pada orang lain yang sedang berbicara di depan. Dalam sebuah rapat kerja, Anda tak hanya dituntut untuk menjadi seorang pembicara yang baik, tapi juga seorang pendengar yang baik. Dengan menjadi pendengar yang baik, Anda akan lebih banyak mendapat masukan sebagai bahan tambahan untuk solusi atau ide.
(Ajeng Pinto)
Rapat menjadi suatu hal yang penting dan tak boleh dilewatkan, karena tujuannya adalah untuk kemajuan perusahaan. Umumnya, dalam sebuah rapat dibahas evaluasi tentang kinerja yang telah dilakukan, analisis kekurangan dan kelemahan, strategi perencanaan, dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan ide dan pemikiran seputar langkah yang akan diambil oleh perusahaan, baik untuk jangka panjang ataupun jangka pendek.
Ide dan pemikiran dalam rapat inilah yang menurut Rudy, demikian ia biasa disapa, menjadi nilai tambah seorang karyawan di mata pimpinan. "Salah satu cara paling efektif untuk menunjukkan kemampuan kita agar diakui oleh perusahaan, ya, melalui meeting. Pada saat itulah biasanya pimpinan dapat mendengarkan dan mengamati langsung pola pikir kita," ujarnya.
Dengan berperan aktif saat rapat, kapasitas dan kualitas seorang karyawan dapat terlihat. Jika kapasitas tersebut dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, tentu saja karier karyawan bersangkutan juga akan terdongkrak. Seorang karyawan yang memang memiliki kapasitas dan kualitas akan dianggap sebagai aset berharga perusahaan.
Untuk dapat bersinar dalam meeting, pria yang aktif di ADR Advisory ini mengatakan bahwa karyawan harus dapat mengemas dan mempresentasikan diri dengan baik. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut ini:
* Penampilan saat meeting. Jika memang rapat yang akan diadakan bersifat formal, sebisa mungkin berpenampilanlah yang rapi dan menarik. Selain dapat membuat peserta rapat terkesan, penampilan yang menarik juga akan menambah kepercayaan diri Anda saat mengemukakan pendapat atau mempresentasikan sesuatu. Penampilan yang baik juga akan menunjukkan bahwa Anda pekerja yang profesional, mampu memahami situasi, dan peduli pada citra perusahaan.
* Persiapkan dan pelajari materi, serta pahami permasalahan yang akan dibahas. Berbicara di depan umum dan berhadapan dengan banyak orang, apalagi ada pimpinan, buat sebagian orang mungkin sesuatu yang menakutkan dan butuh keberanian yang besar. Tetapi, tentu saja kewajiban untuk berperan aktif di dalam acara rapat kerap tidak dapat dihindari. Salah satu cara untuk meminimalkan ketakutan dan menambah kepercayaan diri adalah dengan menguasai semua topik pembicaraan yang akan dibahas.
Sebelumnya, lakukan persiapan dengan membuat bahan presentasi yang menarik, membuat catatan kecil yang berisi poin-poin yang ingin disampaikan, serta mempelajari semua bahan yang akan dipresentasikan. Sebelumnya analisis juga permasalahan yang ada, dan buat usulan strategi untuk pemecahan masalah. Dengan begitu, Anda akan lebih yakin karena benar-benar paham dengan topik yang sedang dibicarakan.
* Gunakan bahasa yang baik, lugas dan tidak bertele-tele. Saat rapat, jangan menjadi orang yang terlalu pendiam atau sebaliknya, terlalu bertele-tele. Utarakanlah ide dan pemikiran Anda dengan kalimat yang sistematis dan mudah dimengerti. Sampaikan sesuatu langsung pada inti atau pokok permasalahan. Jangan berbicara berputar-putar sehingga membuat orang bosan dan memakan banyak waktu. Jadilah orang yang konsisten pada perkataan, dan tetap fokus pada pokok pembicaraan.
Jika ingin menyampaikan sesuatu yang rumit dan membutuhkan penjelasan yang panjang, gunakan sistem poin-poin. Contohnya, "Saya akan menjelaskan hal berikut dalam lima poin. Pertama, ..., kedua ...," dan seterusnya. Hal ini akan mempermudah orang lain memahami yang Anda sampaikan, sekaligus mencegah interupsi dari peserta rapat lain sebelum penjelasan tersebut selesai diutarakan.
* Gunakan intonasi dan bahasa tubuh yang baik. Pahami benar situasi rapat. Gunakan bahasa tubuh dan intonasi yang mantap agar meyakinkan. Tetapi, jangan sampai terlihat terlalu percaya diri sehingga terkesan sombong. Berdiri atau duduklah dalam posisi tepat dan nyaman. Saat berbicara, jangan lupa melakukan kontak mata dengan setiap orang yang berada dalam ruangan.
*Berikan pemikiran, ide, atau solusi yang jelas dan dapat dilakukan. Hindari memberikan solusi atau ide yang abstrak. Kualitas dan kemampuan seseorang dilihat dari idenya yang cemerlang dan konkret. Artinya dapat diaplikasikan dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Menyampaikan gagasan yang tidak masuk akal justru akan memperburuk citra. Ketika kita berbicara lagi, orang akan malas mendengarkan apa dikatakan. Jadi, perhatikan dan pertimbangkan dengan benar setiap gagasan. Jangan sekadar asal bicara agar terlihat aktif di dalam meeting.
Simak dan dengarkan pendapat orang lain dengan baik. Jika ingin orang lain mendengarkan ketika kita berbicara, jangan lupa untuk mendengarkan dan memberi perhatian juga pada orang lain yang sedang berbicara di depan. Dalam sebuah rapat kerja, Anda tak hanya dituntut untuk menjadi seorang pembicara yang baik, tapi juga seorang pendengar yang baik. Dengan menjadi pendengar yang baik, Anda akan lebih banyak mendapat masukan sebagai bahan tambahan untuk solusi atau ide.
(Ajeng Pinto)
Menumbuhkan Rasa Percaya di Perusahaan
KOMPAS.com - Kita sering kecewa karena tidak adanya sinergi. Padahal, begitu banyak hal yang harus dibenahi dan tantangan untuk memperbaiki kinerja terus digaungkan sebagai urgensi. Tidak jarang kita melihat pejabat atau orang-orang penting di satu perusahaan menolak untuk bicara lebih dalam mengenai konflik yang terjadi. Padahal, di sisi lain, mereka bisa dengan santainya makan siang bersama-sama. Keterbukaan yang digembar-gemborkan para atasan sebagai “my door is open” kerap berupa slogan saja, namun tidak serius dijalankan.
Ketika atasan menyadari bahwa ide-ide, protes-protes, bahkan kekecewaan tidak “mengalir” ke mereka, para atasan ini tidak berusaha memperbaiki situasi. Bila keterbukaan tidak tumbuh di dalam tim dan antar individu, jangan heran bila kemudian yang tumbuh adalah atmosfir sindir-menyindir, salah menyalahkan, kelelahan, "loneliness", apatis, bahkan hilangnya inisiatif. Padahal, kita sangat menyadari, bahwa perbaikan prosedur dan proses bisnis tercanggih di dunia pun tidak bisa lancar tanpa adanya "rasa percaya" antar tim yang berakar secara mendalam pada masing-masing individu
Dunia kita makin kompleks, di mana tim dituntut bersinergi dalam rangka globalisasi dan desentralisasi. Di dunia kerja, makin maraknya "outsourcing" dan posisi pada setiap fungsi organisasi yang kerap berjauhan menjadikan setiap manajer ditantang untuk memimpin tim dari jarak jauh. Alat-alat monitoring, komunikasi secara cyber, dan segala macam elektronik tetap tidak bisa menggantikan hubungan tatap muka, sehingga kita menyadari kemungkinan tidak terkuaknya masalah, adanya kesalahan, salah pengertian dan tercampur aduknya masalah yang ujung-ujungnya tidak gampang untuk mengurainya kembali. Di satu pihak ada atasan yang mengatakan, “Jangan terlalu percaya pada anak buah. Anda harus turun tangan dan melakukan inspeksi sendiri”. Namun sebaliknya, kita sangat menyadari bahwa rasa percaya harus kita tumbuhkan bila ingin mengembangkan tim virtual begini.
Begitu pentingnya rasa percaya, sehingga berbagai disiplin ilmu, baik para neuroeconomist, behavioral economists, dan para psikolog sosial mempelajari berbagai teknik dan cara untuk mempelajari tumbuhnya rasa percaya. Namun, kita bisa menemui individu yang walaupun sangat berniat untuk mengembangkan rasa percaya ini, tetap tidak mudah mempercayai orang di sekitarnya. Bisa saja ia tidak percaya pada fairness dan keterbukaan atasannya sendiri, maupun tidak mempercayai apa yang dilaporkan anak buahnya. Bila saja separuh karyawan di sebuah organisasi mempunyai perasaan yang sama, bisa dibayangkan betapa tidak nyamannya atmosifr kerja di lingkungan tersebut.
To trust is human
Pada mahluk lain, rasa percaya itu beroperasi secara intuitif, namun manusia mengembangkan rasa percaya sebagai fungsi otak. Segera setelah dilahirkan, bayi sudah bisa membaca mimik pengasuh atau ibunya, bahkan sudah memalingkan muka ke arah suara yang dikeluarkan ibunya. Seorang psikolog sosial mengatakan: “We’re born to be engaged and to engage others, which is what trust is largely about.” Meskipun para ahli juga menemukan bahwa ada zat tertentu yang secara rutin di produksi kelenjar tubuh kita yang berfungsi menghubungkan kondisi emosional dengan hubungan sosial yang positif, yaitu oksitosin, para ahli tetap berkeyakinan bahwa rasa percaya memang tumbuh secara rasional.
Hal lain yang perlu kita pahami juga adalah dari sebuah penelitian terhadap sejumlah mahasiswa, didapatkan bahwa, manusia mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa penilaiannya benar. Dengan demikian, setiap individu cenderung tidak mengkonfirmasi ulang penilaiannya. Selain itu, manusia juga sering didominasi oleh ilusi semacam unrealistic optimism di mana keyakinan bahwa semua hal yang baik-baik akan terjadi pada dirinya. Hal ini kadang menghambat pikiran kita untuk melakukan cek dan ricek terhadap penilaian yang kita buat.
Disadari atau tidak, kita memang sering mempunyai kecenderungan yang menetap. Apakah terlalu curiga atau sebaliknya terlalu percaya. Tantangan kita adalah secara sadar menjaga, mengevaluasi dan menuntut penilaian kita untuk mengolah, bekerja keras, dan tidak mengambang.
Kirimkan sinyal
Pada tahun 1980-an, ketika komputer masih dianggap barang mahal, Hewlett Packard membuat kebijakan, bahwa karyawannya diijinkan membawa pulang laptopnya masing-masing untuk bekerja di rumah. Pesannya jelas. Perusahaan percaya pada karyawannya. Sinyal ini langsung mewarnai keyakinan karyawan akan perusahaannya dan seketika berdampak pula pada keyakinan karyawan pada anggota tim lain, seperti atasan dan teman kerjanya.
Rasa percaya memang beresiko. Bila kita melancarkan kritik, kita malah bisa dipukul balik. Bila kita menyampaikan “brutal facts”, tak jarang malah bernasib: “messenger get killed”. Curhat pada teman yang salah bisa berakibat gosip beredar. Namun untuk maju, kita tidak punya pilihan kecuali menumbuhkan rasa percaya pada rekan, atasan, perusahaan, dan juga negara. Sikap menghindar dan menjauhi orang yang tidak kita percaya, hanya akan berakibat turunnya kinerja tim dan ketidaknyamanan situasi kerja.
John F. Kennedy pernah membuktikan bahwa mengembangkan sikap saling percaya berhasil menumbuhkan kolaborasi positif. Dalam pidatonya di sebuah universitas di Amerika pada tahun 1963, ia mengemukakan tentang sifat baik orang Rusia dan betapa ia ingin bekerja sama dengan pemerintah Rusia di bidang persenjataaan nuklir. Pernyataan ini membuat Nikita Khrushchev terkesan dan akhirnya membuka hubungan diplomatik. Dari sini kita belajar bahwa pesan dan sinyal bahwa kita bisa dipercaya dan bisa mempercayai orang lain perlu dilakukan secara sengaja dan juga penuh kesadaran sehingga pihak lain pun sadar bahwa kita tidak main-main ingin membangun rasa percaya.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Ketika atasan menyadari bahwa ide-ide, protes-protes, bahkan kekecewaan tidak “mengalir” ke mereka, para atasan ini tidak berusaha memperbaiki situasi. Bila keterbukaan tidak tumbuh di dalam tim dan antar individu, jangan heran bila kemudian yang tumbuh adalah atmosfir sindir-menyindir, salah menyalahkan, kelelahan, "loneliness", apatis, bahkan hilangnya inisiatif. Padahal, kita sangat menyadari, bahwa perbaikan prosedur dan proses bisnis tercanggih di dunia pun tidak bisa lancar tanpa adanya "rasa percaya" antar tim yang berakar secara mendalam pada masing-masing individu
Dunia kita makin kompleks, di mana tim dituntut bersinergi dalam rangka globalisasi dan desentralisasi. Di dunia kerja, makin maraknya "outsourcing" dan posisi pada setiap fungsi organisasi yang kerap berjauhan menjadikan setiap manajer ditantang untuk memimpin tim dari jarak jauh. Alat-alat monitoring, komunikasi secara cyber, dan segala macam elektronik tetap tidak bisa menggantikan hubungan tatap muka, sehingga kita menyadari kemungkinan tidak terkuaknya masalah, adanya kesalahan, salah pengertian dan tercampur aduknya masalah yang ujung-ujungnya tidak gampang untuk mengurainya kembali. Di satu pihak ada atasan yang mengatakan, “Jangan terlalu percaya pada anak buah. Anda harus turun tangan dan melakukan inspeksi sendiri”. Namun sebaliknya, kita sangat menyadari bahwa rasa percaya harus kita tumbuhkan bila ingin mengembangkan tim virtual begini.
Begitu pentingnya rasa percaya, sehingga berbagai disiplin ilmu, baik para neuroeconomist, behavioral economists, dan para psikolog sosial mempelajari berbagai teknik dan cara untuk mempelajari tumbuhnya rasa percaya. Namun, kita bisa menemui individu yang walaupun sangat berniat untuk mengembangkan rasa percaya ini, tetap tidak mudah mempercayai orang di sekitarnya. Bisa saja ia tidak percaya pada fairness dan keterbukaan atasannya sendiri, maupun tidak mempercayai apa yang dilaporkan anak buahnya. Bila saja separuh karyawan di sebuah organisasi mempunyai perasaan yang sama, bisa dibayangkan betapa tidak nyamannya atmosifr kerja di lingkungan tersebut.
To trust is human
Pada mahluk lain, rasa percaya itu beroperasi secara intuitif, namun manusia mengembangkan rasa percaya sebagai fungsi otak. Segera setelah dilahirkan, bayi sudah bisa membaca mimik pengasuh atau ibunya, bahkan sudah memalingkan muka ke arah suara yang dikeluarkan ibunya. Seorang psikolog sosial mengatakan: “We’re born to be engaged and to engage others, which is what trust is largely about.” Meskipun para ahli juga menemukan bahwa ada zat tertentu yang secara rutin di produksi kelenjar tubuh kita yang berfungsi menghubungkan kondisi emosional dengan hubungan sosial yang positif, yaitu oksitosin, para ahli tetap berkeyakinan bahwa rasa percaya memang tumbuh secara rasional.
Hal lain yang perlu kita pahami juga adalah dari sebuah penelitian terhadap sejumlah mahasiswa, didapatkan bahwa, manusia mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa penilaiannya benar. Dengan demikian, setiap individu cenderung tidak mengkonfirmasi ulang penilaiannya. Selain itu, manusia juga sering didominasi oleh ilusi semacam unrealistic optimism di mana keyakinan bahwa semua hal yang baik-baik akan terjadi pada dirinya. Hal ini kadang menghambat pikiran kita untuk melakukan cek dan ricek terhadap penilaian yang kita buat.
Disadari atau tidak, kita memang sering mempunyai kecenderungan yang menetap. Apakah terlalu curiga atau sebaliknya terlalu percaya. Tantangan kita adalah secara sadar menjaga, mengevaluasi dan menuntut penilaian kita untuk mengolah, bekerja keras, dan tidak mengambang.
Kirimkan sinyal
Pada tahun 1980-an, ketika komputer masih dianggap barang mahal, Hewlett Packard membuat kebijakan, bahwa karyawannya diijinkan membawa pulang laptopnya masing-masing untuk bekerja di rumah. Pesannya jelas. Perusahaan percaya pada karyawannya. Sinyal ini langsung mewarnai keyakinan karyawan akan perusahaannya dan seketika berdampak pula pada keyakinan karyawan pada anggota tim lain, seperti atasan dan teman kerjanya.
Rasa percaya memang beresiko. Bila kita melancarkan kritik, kita malah bisa dipukul balik. Bila kita menyampaikan “brutal facts”, tak jarang malah bernasib: “messenger get killed”. Curhat pada teman yang salah bisa berakibat gosip beredar. Namun untuk maju, kita tidak punya pilihan kecuali menumbuhkan rasa percaya pada rekan, atasan, perusahaan, dan juga negara. Sikap menghindar dan menjauhi orang yang tidak kita percaya, hanya akan berakibat turunnya kinerja tim dan ketidaknyamanan situasi kerja.
John F. Kennedy pernah membuktikan bahwa mengembangkan sikap saling percaya berhasil menumbuhkan kolaborasi positif. Dalam pidatonya di sebuah universitas di Amerika pada tahun 1963, ia mengemukakan tentang sifat baik orang Rusia dan betapa ia ingin bekerja sama dengan pemerintah Rusia di bidang persenjataaan nuklir. Pernyataan ini membuat Nikita Khrushchev terkesan dan akhirnya membuka hubungan diplomatik. Dari sini kita belajar bahwa pesan dan sinyal bahwa kita bisa dipercaya dan bisa mempercayai orang lain perlu dilakukan secara sengaja dan juga penuh kesadaran sehingga pihak lain pun sadar bahwa kita tidak main-main ingin membangun rasa percaya.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Wednesday, November 23, 2011
20 Tips Sukses Karir Untuk Pemula
Para pegawai dalam usia muda yang sedang dalam masa mengembangkan karir, inilah 20 tips dari seorang pria sukses yang wajib Anda terapkan!
KapanLagi.com - Wally Bock adalah seorang penulis dan konsultan yang telah banyak memberi perkembangan pada berbagai organisasi dan perusahaan. Pria ini telah lebih dari 40 tahun melakukan penelitian dan mengamati perkembangan dunia karir dan masalah seputar kepemimpinan. Kali ini, beliau akan membagi 20 tips bagi Anda yang baru mulai membangun karir untuk mendapatkan jenjang yang cemerlang.
1. Cari dan temukan umpan balik. Umpan balik akan membuat Anda selalu melakukan perbaikan pada karir.
2. Dapatkan bantuan. Anda tidak dapat menyelesaikan dan mendapat segala sesuatu seorang diri. Jangan malu meminta bantuan dari mentor, rekan kerja, teman, buku, kelas pelatihan dan lain sebagainya.
3. Cari tantangan baru. Dengan cara ini Anda akan semakin matang dan berkembang.
4. Ada saat di mana Anda gagal. hal ini akan sangat menyakitkan tetapi hanya duduk diam dan menyesal tidak akan menyelesaikan apapun. Segera bangkit dan tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa saya lakukan untuk melakukan perbaikan?"
5. Bangun kekuatan dan bantu orang lain untuk membangun kekuatan yang sama. Temukan hal terbaik bagi Anda dan tim Anda. Habiskan waktu untuk membangun apa pencapaian dengan kekuatan yang ada. Ingat! Sebuah kerja tim akan menghasilkan kekuatan berkali lipat.
6. Akui kesalahan dengan anggun. Jangan kabur bila Anda melakukan kesalahan. Ucapkan permohonan maaf dan segera perbaiki dan pertanggungjawabkan kesalahan Anda. Dengan begitu, Anda akan belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
7. Ucapkan, "Terima kasih!". Jangan pelit mengucapkan terima kasih pada siapapun. Jika tidak bisa secara langsung, gunakan email atau sarana komunikasi lainnya. Orang akan lebih mengingat Anda dengan cara ini.
8. Belajar untuk menulis dengan baik. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik jika tidak memiliki kemahiran menulis yang baik (hal ini bisa dimulai sejak penulisan CV).
9. Belajar untuk melakukan presentasi yang baik. Pada sistem berbagai perusahaan dan bisnis, selalu ada waktu untuk melakukan presentasi. Karena itu, pelajari bagaimana menyajikan presentasi yang baik dan efisien.
10. Bantu atasan dan rekan kerja untuk tampil lebih baik. Ini adalah tugas Anda sebagai salah satu rasa terima kasih pada perusahaan di mana Anda bekerja. (Jangan biarkan atasan atau rekan Anda tampil berantakan).
11. Belajar untuk diam dan kunci mulut pada saat-saat tertentu. Jangan membicarakan berita sensitif atau salah satu klien Anda bila Anda berada pada tempat-tempat umum. Jangan bergosip, seperti Anda menyimpan semua dokumen penting dengan aman.
12. Perjelas hingga mendalam. Pastikan Anda benar-benar mengerti apa yang diinginkan atasan Anda. Pastikan bahwa orang-orang yang bekerja untuk Anda mengerti apa yang Anda inginkan.
13. Perjuangkan sesuatu yang sangat penting, dan mengalah pada hal sebaliknya. Ada beberapa hal dalam sebuah bisnis dan pekerjaan yang memang bisa merusak sebuah hubungan sosial dengan orang lain. Minimalkan hal ini.
14. Kembangkan kebiasaan baik dan buat daftar apa saja rutinitas yang dapat mengembangkan karir Anda. Anda akan mengembangkan reputasi baik dengan cara ini.
15. Anda tidak akan pernah tahu kapan keberuntungan akan menghampiri Anda dan dia tidak datang begitu saja. Baca, pelajari dan dengarkan, sehingga Anda akan lebih banyak menemukan peluang besar yang bisa Anda raih.
16. Sikap ambisius baik untuk mendorong diri lebih berani tetapi jika tidak dikontrol bisa menjadikan Anda terlalu fokus pada diri sendiri. Sikap ambisius tidak perlu dijalankan dengan sikap agresif. Biarkan orang lain juga membangun ambisi mereka dan biarkan diri Anda membangun reputasi untuk sebuah tantangan (dan menjawab apa yang menjadi ambisi Anda).
17. Tepati janji. Jangan pernah lupa menepati janji, karena kepercayaan orang lain sangat Anda butuhkan. Bila orang lain sudah tidak lagi percaya pada Anda, ucapkan selamat tinggal pada karir yang cemerlang.
18. Buat daftar hal-hal apa yang penting untuk perkembangan karir Anda, setiap hari. Lalu lakukan!
19. Bekerja keras. Beberapa orang memang bisa sukses tanpa bekerja keras, beberapa orang bisa memenangkan undian dengan nilai yang besar tanpa bersusah payah. Tetapi hanya sedikit orang yang bisa berkembang dan sukses tanpa bekerja keras.
20. Ketika rasa ragu datang menghampiri dan Anda bingung saat akan melakukan sesuatu, bayangkan seseorang yang menjadi panutan Anda untuk meraih kesuksesan.
Ingat, mengembangkan karir bukan sesuatu yang bisa selesai dan berhasil dalam satu atau dua hari. Perlu waktu yang sangat panjang dan harus dilakukan setiap hari. Dengan begitu, Anda akan menikmati kesuksesan dalam waktu yang panjang sekaligus telah mengembangkan diri, sikap, kemampuan, sekaligus mengenal banyak orang sebagai bagian dari pekerjaan sekaligus warna dalam hidup Anda. Salam sukses!
http://woman.kapanlagi.com
KapanLagi.com - Wally Bock adalah seorang penulis dan konsultan yang telah banyak memberi perkembangan pada berbagai organisasi dan perusahaan. Pria ini telah lebih dari 40 tahun melakukan penelitian dan mengamati perkembangan dunia karir dan masalah seputar kepemimpinan. Kali ini, beliau akan membagi 20 tips bagi Anda yang baru mulai membangun karir untuk mendapatkan jenjang yang cemerlang.
1. Cari dan temukan umpan balik. Umpan balik akan membuat Anda selalu melakukan perbaikan pada karir.
2. Dapatkan bantuan. Anda tidak dapat menyelesaikan dan mendapat segala sesuatu seorang diri. Jangan malu meminta bantuan dari mentor, rekan kerja, teman, buku, kelas pelatihan dan lain sebagainya.
3. Cari tantangan baru. Dengan cara ini Anda akan semakin matang dan berkembang.
4. Ada saat di mana Anda gagal. hal ini akan sangat menyakitkan tetapi hanya duduk diam dan menyesal tidak akan menyelesaikan apapun. Segera bangkit dan tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa saya lakukan untuk melakukan perbaikan?"
5. Bangun kekuatan dan bantu orang lain untuk membangun kekuatan yang sama. Temukan hal terbaik bagi Anda dan tim Anda. Habiskan waktu untuk membangun apa pencapaian dengan kekuatan yang ada. Ingat! Sebuah kerja tim akan menghasilkan kekuatan berkali lipat.
6. Akui kesalahan dengan anggun. Jangan kabur bila Anda melakukan kesalahan. Ucapkan permohonan maaf dan segera perbaiki dan pertanggungjawabkan kesalahan Anda. Dengan begitu, Anda akan belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
7. Ucapkan, "Terima kasih!". Jangan pelit mengucapkan terima kasih pada siapapun. Jika tidak bisa secara langsung, gunakan email atau sarana komunikasi lainnya. Orang akan lebih mengingat Anda dengan cara ini.
8. Belajar untuk menulis dengan baik. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik jika tidak memiliki kemahiran menulis yang baik (hal ini bisa dimulai sejak penulisan CV).
9. Belajar untuk melakukan presentasi yang baik. Pada sistem berbagai perusahaan dan bisnis, selalu ada waktu untuk melakukan presentasi. Karena itu, pelajari bagaimana menyajikan presentasi yang baik dan efisien.
10. Bantu atasan dan rekan kerja untuk tampil lebih baik. Ini adalah tugas Anda sebagai salah satu rasa terima kasih pada perusahaan di mana Anda bekerja. (Jangan biarkan atasan atau rekan Anda tampil berantakan).
11. Belajar untuk diam dan kunci mulut pada saat-saat tertentu. Jangan membicarakan berita sensitif atau salah satu klien Anda bila Anda berada pada tempat-tempat umum. Jangan bergosip, seperti Anda menyimpan semua dokumen penting dengan aman.
12. Perjelas hingga mendalam. Pastikan Anda benar-benar mengerti apa yang diinginkan atasan Anda. Pastikan bahwa orang-orang yang bekerja untuk Anda mengerti apa yang Anda inginkan.
13. Perjuangkan sesuatu yang sangat penting, dan mengalah pada hal sebaliknya. Ada beberapa hal dalam sebuah bisnis dan pekerjaan yang memang bisa merusak sebuah hubungan sosial dengan orang lain. Minimalkan hal ini.
14. Kembangkan kebiasaan baik dan buat daftar apa saja rutinitas yang dapat mengembangkan karir Anda. Anda akan mengembangkan reputasi baik dengan cara ini.
15. Anda tidak akan pernah tahu kapan keberuntungan akan menghampiri Anda dan dia tidak datang begitu saja. Baca, pelajari dan dengarkan, sehingga Anda akan lebih banyak menemukan peluang besar yang bisa Anda raih.
16. Sikap ambisius baik untuk mendorong diri lebih berani tetapi jika tidak dikontrol bisa menjadikan Anda terlalu fokus pada diri sendiri. Sikap ambisius tidak perlu dijalankan dengan sikap agresif. Biarkan orang lain juga membangun ambisi mereka dan biarkan diri Anda membangun reputasi untuk sebuah tantangan (dan menjawab apa yang menjadi ambisi Anda).
17. Tepati janji. Jangan pernah lupa menepati janji, karena kepercayaan orang lain sangat Anda butuhkan. Bila orang lain sudah tidak lagi percaya pada Anda, ucapkan selamat tinggal pada karir yang cemerlang.
18. Buat daftar hal-hal apa yang penting untuk perkembangan karir Anda, setiap hari. Lalu lakukan!
19. Bekerja keras. Beberapa orang memang bisa sukses tanpa bekerja keras, beberapa orang bisa memenangkan undian dengan nilai yang besar tanpa bersusah payah. Tetapi hanya sedikit orang yang bisa berkembang dan sukses tanpa bekerja keras.
20. Ketika rasa ragu datang menghampiri dan Anda bingung saat akan melakukan sesuatu, bayangkan seseorang yang menjadi panutan Anda untuk meraih kesuksesan.
Ingat, mengembangkan karir bukan sesuatu yang bisa selesai dan berhasil dalam satu atau dua hari. Perlu waktu yang sangat panjang dan harus dilakukan setiap hari. Dengan begitu, Anda akan menikmati kesuksesan dalam waktu yang panjang sekaligus telah mengembangkan diri, sikap, kemampuan, sekaligus mengenal banyak orang sebagai bagian dari pekerjaan sekaligus warna dalam hidup Anda. Salam sukses!
http://woman.kapanlagi.com
7 Tips Karir Sukses dari Obama
Presiden AS Barack Obama memang kerap menjadi inspirasi banyak orang. Berikut ini 7 tips untuk perjalanan karir maupun untuk membangun bisnis dengan meneladani apa yang dilakukan oleh Obama dalam meretas jalan ke Gedung Putih. Semoga berguna…
-----
Bagi anda yang sedang memulai bisnis anda, atau sedang membangun karir, besar kemungkinan anda harus mulai dari bawah, lalu berjuang untuk terus menanjak. Obama juga telah memulai karir politiknya dari bawah, dan telah berhasil mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk terus menanjak sampai ke puncak.
Obama telah menggelar kampanye fantastis yang berhasil menempatkan ia pada posisi yang tepat untuk menang. Ia adalah orang kulit hitam yang berkarya di industri yang didominasi oleh orang-orang kulit putih. Semuanya tidak ia peroleh begitu saja secara kebetulan. Ia melakukan yang terbaik dari apa yang ia miliki, dan sekarang ia telah menjadi seorang Presiden Amerika Serikat. Inilah apa yang telah ia lakukan:
Jangan Reaktif
Obama benar-benar mengerti pesan yang harus ia sampaikan, dan terus mengirimkannya dalam setiap langkah kampanyenya. McCain mencoba menyerang Obama untuk mencoba mengalahkannya. Ia menyerang karakter, agama dan cinta Obama untuk Amerika. Obama tetap berpegang pada konsepnya untuk perubahan (change). Bukannya Obama tidak melakukan penyerangan sama sekali terhadap McCain, tetapi penyerangan itu tidak berlangsung lama. Pada awalnya Obama menunjukkan pada publik bahwa McCain tidak sempurna, tetapi lalu berbalik dengan menyampaikan pesan yang positif. Obama bisa saja menyerang McCain tentang umur dan kurangnya kontrol diri, tapi Obama malah berbicara tentang isu-isu yang lebih penting saat itu. Ini menunjukkan bahwa Obama memiliki kesadaran untuk tidak terseret ke arah yang negatif karena taktik lawannya.
Orang-orang di tempat kerja kita pun mungkin kerap mengatakan hal-hal buruk tentang kita. Yaitu ketika mereka iri, takut, atau bosan. Jika kita terperangkap ke dalam politik di tempat kerja seperti itu, kita mungkin akan kehilangan kontrol akan apa yang sebenarnya kita inginkan bagi karir kita. Jalan terbaik adalah tetap pada prinsip kita dan berbuat yang terbaik yang kita mampu.
Bertahan Pada Apa Yang Anda Percayai
Obama bisa saja enggan membahas isu tentang pengenaan pajak bagi orang kaya atau jaminan kesehatan bagi semua orang. Namun sebaliknya, dia tetap bertahan pada apa yang dia anggap benar.
Ketika anda dikelilingi banyak orang yang membisiki anda seperti halnya Obama, akan sulit bagi anda untuk kukuh bertahan pada pendirian anda. Anda harus memiliki pemahaman yang solid tentang apa yang anda inginkan dalam suatu situasi. Dengarkanlah suara hati anda yang terdalam, dan buatlah keputusan yang terbaik.
Keluarga Lebih Penting Dari Segala Yang Lain
Neneknya adalah bagian yang sangat penting dalam hidup Obama. Di tengah masa-masa yang amat penting dalam kampanyenya, ia rela mengambil waktu untuk menemani wanita yang telah membentuk karakternya sebagai seorang pemimpin yang kuat. Dia bisa saja memutuskan bahwa neneknya toh sudah tua, dan kampanye-nya jauh lebih penting, tetapi dia tidak melakukannya. Dia malah langsung terbang ke Hawaii untuk menemani neneknya saat sakit.
Keluarga dan sahabat harus didahulukan daripada karir. Mereka-lah yang senantiasa mendukung anda pada saat anda menghadapi depresi, konflik dan kesulitan. Obama tidak tinggal menemani neneknya hingga akhir hayat, karena ia sadar bahwa ia harus segera kembali ke arena kampanye. Namun dia telah melewatkan waktu yang berharga bersama neneknya, mungkin sempat berterima kasih atas kasih sayangnya dan berjanji akan memenangkan kursi kepresidenan. Anda perlu memiliki keseimbangan antara karir dan keluarga. Ketika anak anda atau orang tua anda membutuhkan anda, kesampingkan dulu segala pekerjaan anda, dan bantulah mereka. Lalu ketika anda sudah siap untuk kembali bekerja, pergilah dan lakukan hal-hal besar yang akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Berkorban Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik
Dalam kampanyenya, Obama tidak mengatakan sesuatu yang kita semua ingin dengar. Ia telah menyusun rancangan ekonominya dan tetap berpegang pada rancangan tsb. Ia ingin menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan lebih dari $250.000. Di kubu seberang, McCain berjanji akan menurunkan pajak bagi semua orang, mengatakan sesuatu yang pasti diinginkan semua orang. Tapi, bagaimana bisa menurunkan pajak semua orang ketika negara harus membayar utang yang terus membesar? Sebagian besar dari anda pasti pernah atau sedang mempunyai hutang kepada pihak lain. Anda pasti tahu bahwa ada harga yang harus anda bayar tatkala anda meminjam uang orang lain, yakni: bunga pinjaman. Bunga pinjaman yang amat besar! Bayangkan saja bunga yang harus dibayarkan untuk utang amat besar itu! Hal itu akan membunuh perekonomian negara.
Obama meminta rakyat Amerika untuk memahami konsep tsb dan rela menyisihkan lebih besar kekayaannya untuk pajak yang yang lebih tinggi. Orang-orang kaya itu telah diperkaya oleh negara, jadi mengapa kini mereka tidak mengembalikannya sedikit untuk membantu ekonomi negaranya berdiri tegak kembali? Apakah berlebihan untuk mengenakan pajak lebih besar agar negara dapat membayar utangnya? Rasanya tidak! Jika anda memiliki anak, anda pasti memahami pengorbanan yang diberikan oleh orang tua agar anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.
Anda pun harus mengorbankan waktu dan uang agar karir impian anda dapat terwujud. Jika anda membutuhkan pengetahuan atau ketrampilan baru demi meningkatkan kemampuan anda dalam rangka menghasilkan lebih banyak, maka anda harus melakukan pengorbanan. Itu bisa berarti anda tak dapat bersantai di malam minggu karena harus membangun bisnis sendiri di rumah, atau anda mungkin harus masuk ke bangku kuliah lagi untuk mendapatkan gelar tertentu. Apapun yang anda inginkan bagi karir masa depan anda, berkorbanlah sekarang dan petiklah hasilnya di masa depan.
Rencanakanlah Sesuai Gambaran Besarnya, Lalu Sesuaikanlah
Pada awal kampanye partai Demokrat, Obama masih berada di bawah Clinton dalam polling-polling yang digelar. Ia tahu kemana ia harus membelanjakan uangnya dan bagaimana mendapatkan kepercayaan dari para pemimpin yang tepat. Dan ia pun berhasil semakin menanjak. Ia memenangkan beberapa negara bagian, maka rodapun berputar. Ia mendapat sokongan dari Oprah, lalu sokongan-sokongan lainnya terus menyusul masuk. Ketika berkampanye melawan McCain, Obama tahu persis dimana titik kelemahan McCain, dan ia lalu mulai bekerja. Obama tahu letak kekuatannya. Ia sangat piawai dalam berbicara, dan tiap kali ia berbicara mungkin ia telah memenangkan ratusan suara. Ia lakukan hal itu di wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan lumbung suara Republikan. Obama mampu melihat gambar keseluruhannya, dan membuat planning sesuai gambaran tsb. Ia tahu bahwa ia akan dapat memperoleh dana lebih besar dari McCain karena ia piawai dalam mengumpulkan sumbangan bagi kampanyenya. Ia menolak untuk menggunakan uang dari pajak masyarakat yang seharusnya digunakan untuk program-program pemerintah. Padahal bila ia mau menggunakannya, ia mungkin akan mendapat kucuran dana tak terbatas, namun ia memilih untuk menolak. Ia pun mampu melampaui McCain di banyak negara bagian yang penting. Inilah cara berpikir strategis yang diharapkan dari semua presiden.
Anda harus melihat karir anda sebagai jembatan menuju sebuah tujuan yang lebih besar. Ketika anda mendapat dukungan dalam bentuk apapun dari lingkungan kerja anda, berarti anda telah mendapatkan batu pijakan untuk menanjak. Ketika anda berada dalam posisi memegang kendali, anda dapat mengatur sumber daya anda untuk mendapatkan yang terbaik dari pihak-pihak di sekitar anda, membuat planning dan strategi yang menguntungkan semua pihak.
Kelilingi Diri Anda Dengan Orang-Orang Hebat
Obama akhirnya memilih seorang Wakil Presiden yang cerdas untuk membantunya mengatasi persoalan-persoalan di Gedung Putih. Dia juga telah memilih orang-orang hebat untuk mengelola kampanyenya. Mereka tidak pernah memaksanya menjadi orang yang bukan dirinya, dan mereka telah membuat ‘kereta Obama’ dapat berhasil memasuki Gedung Putih. Tidak ada orang yang dapat memenangi pemilihan presiden tanpa orang-orang hebat yang mengelilinginya. Teman yang anda ajak bergaul dan mengelilingi anda haruslah orang-orang yang cerdas dan berkualitas, kalau tidak, mereka justru akan menarik anda ke bawah.
Cara terbaik untuk meningkatkan karir anda adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang tepat. Bisnis bukanlah tentang siapa yang dapat melakukan suatu pekerjaan. Dengan uang, kita bisa menggaji orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan untuk kita. Bisnis adalah tentang memilih orang-orang hebat untuk membantu anda. Orang-orang yang dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik, pekerjaan di mana anda tidak terlalu mampu, sehingga anda dapat melakukan pekerjaan di bidang yang memang menjadi keahlian anda.
Jangan Pernah Mendengarkan Massa
Pada saat awal pemilihan, tidak ada seorang pun yang berani bertaruh bahwa Obama akan menjadi presiden. Dalam polling, ia jauh di bawah Clinton, dan di kubu Republik ia bertarung dengan seorang veteran perang. Namun Obama tidak mendengarkan suara-suara di luar, ia percaya pada dirinya sendiri. Ia membidik target, dan ia pun memenanginya.
Karir anda ada di tangan anda sendiri, jangan sekalipun percaya pada keberuntungan. Anda harus meletakkan diri anda pada posisi untuk menang. Obama bisa saja kalah, tetapi ia mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, dan menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin. Dia mampu melakukannya karena ia tidak kenal takut. Jangan pernah takut untuk berjabatan tangan dengan orang sukses dan mendapatkan dukungan mereka untuk membantu anda. Jika anda percaya pada diri anda, mereka pun akan percaya juga.
bukufanda.blogspot.com
Saturday, November 19, 2011
Mengisi Ulang Semangat Kerja
KOMPAS.com - Bila kita bertanya pada individu yang terlihat begitu happy, produktif, dan berprestasi dalam pekerjaannya, sering kita mendengar bahwa bagi mereka kuncinya adalah “passion” pada pekerjaannya itu. Namun bagi sebagian orang, pekerjaan yang dilakukan dengan "misi" dan "hati" pun, adakalanya bisa juga membosankan, apalagi bila kita berada di organisasi yang relatif besar, dengan banyaknya anak tangga karier dan rutinitas kerja.
Prinsip "worklife balance" ternyata tidak selalu merupakan jalan keluar. Ada orang yang kemudian mencoba untuk menjauhi pekerjaan itu, namun semakin menjauhi malah makin dihantui rasa bersalah dan tidak menemukan solusinya. Ada orang yang berusaha mencari kambing hitam terhadap sumber kebosanannya, bahkan yang lebih berat, mulai merasa sakit-sakitan karena menahan rasa bosan yang begitu kuat. Rasanya tidak mungkin ada orang yang beranggapan bahwa posisi seperti ini adalah “comfort zone”, karena rasa bosan ini pastilah tidak nyaman. Namun, individu yang tidak berusaha mengubah situasinya, mungkin memang tidak tahu caranya.
Kakak ipar saya adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu menyatakan bahwa memasak adalah pekerjaan yang paling tidak dia sukai. Namun nyatanya, ia survive selama 40 tahun lebih memasak untuk seluruh keluarga. Rasa masakannya hebat dan menjadi favorit teman dan keluarga. Ia selalu keluar dengan resep-resep baru. Adakalanya ia memasak sesuatu yang sangat simpel, namun tak jarang juga yang canggih. Bila ada individu yang merasa tidak menyukai pekerjaannya, tetapi bisa bertahan sekian lama, maka tentu ada hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi rasa bosan dalam bekerja.
Dalam keadaan ekonomi yang relatif sepi begini, banyak spekulasi yang mengatakan bahwa bila keadaan membaik, individu dengan sendirinya dapat meningkatkan gairah kerjanya. Sementara ada pihak lain yang beranggapan, bahwa bila rasa bosan sudah mengakar dalam sikap mental kita, individu menjadi tidak siap untuk bounce back. Tentunya keadaan tanpa gairah ini membahayakan, terutama bila kita masih berada di usia produktif. Perusahaan maupun diri sendiri pasti menghendaki kita untuk tetap alert, produktif, dan berkembang secara personal maupun professional
Inventarisasi diri
Ibarat keadaan tubuh yang sudah lama tidak berolahraga, kita bisa merasa tidak peka terhadap kekuatan, gerak, dan fleksibilitas kita. Dalam pekerjaan pun orang bisa merasa “tidak bugar”, apalagi bila sudah mengerjakan pekerjaan tertentu selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan tantangan, baik dari pelanggan eksternal ataupun secara internal organisasi. Saat-saat seperti ini sebetulnya adalah saat yang paling tepat untuk kita mulai mendata ulang apa saja "lesson learnt" serta ketrampilan-ketrampilan yang sudah kita pelajari dari pengalaman yang lalu.
Menginventarisasi diri adalah kegiatan yang bisa membangun kesadaran kita sekaligus membantu kita melihat sejauh apa pertumbuhan nilai diri, bagi diri sendiri, tim, maupun organisasi. Akan sangat bermanfaat bila lesson learnt yang kita punya kemudian kita gunakan untuk menyiapkan bahan-bahan pelatihan bagi para junior dan melakukan coaching pada mereka. Dengan melakukan coaching atau mentoring, tanpa disadari kita pun sudah meremajakan pengetahuan kita, bahkan menguji kemampuan kita melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan si junior.
Secara otomatis, inventarisasi diri akan membawa kita memeriksa hafalan dan intuisi, sekaligus mempertanyakan apakah cara kerja saya sudah efisien? Apakah ada cara lain yang lebih praktis? Banyak penelitian membuktikan bahwa alat-alat baru dan cara-cara yang lebih praktis justru ditemukan oleh orang-orang yang merasa bosan pada pekerjaannya. Seorang kepala cabang di sebuah bank tiba-tiba menemukan adanya pengulangan kerja terhadap sebuah dokumen yang menyebabkan perbedaan memproses sampai 2 x 24 jam. Dengan memeriksa ulang pekerjaan rutin, kita bisa menemukan efisiensi dan simplisiti yang luar biasa. Terkadang, kita juga butuh pandangan orang lain dan memanfaatkan persepsi orang lain terhadap pekerjaan kita. Dengan adanya “second opinion”, baik dari orang dalam, rekan sendiri, ataupun konsultan maupun orang luar, kita bisa mendapatkan masukan berharga.
Efek interaksi dan "benturan"
Banyak orang menyarankan untuk menjauh sementara waktu dari hal rutin yang kita lakukan untuk mengusir kebosanan, misalnya mempelajari hal di luar pekerjaan secara jangka pendek. Hal ini sebetulnya ada benarnya dan ternyata sangat berpengaruh pada sikap mental kita. Kita mengenal fenomena “medici effect”, di mana seseorang justru menemukan jalan keluar dari masalahnya, setelah mengalami hal lain di luar pekerjaannya. Hal ini juga dilakukan para atlet yang selalu juga melakukan latihan di luar keahliannya. Efek interaksi ini bukan hal yang misterius. Persepsi dari "dalam" pekerjaan tentunya akan berbeda dengan persepsi dari luar. Bila sesekali kita mengerjakan pekerjaan lain, maka kita akan memperkaya diri kita.
Kita tidak perlu alergi terhadap rasa bosan, karena rasa bosan terhadap pekerjaan sebetulnya juga merupakan alarm bahwa kita siap untuk memperkuat diri. Kita bisa menambah ketrampilan tertentu atau sekadar menambah kegiatan olah raga baru. Kita bisa mendapatkan teman-teman baru atau memulai kegiatan media sosial seperti twitter, facebook dan linked-in yang bisa membawa kita ke lingkungan kerja yang lebih luas dan lebih maju. Yang jelas, semangat kerja kita memang memerlukan gizi pembugar. Bentuknya bisa berupa asupan-asupan teman baru, pengetahuan dan ketrampilan baru, ataupun latihan-latihan keras dan sulit sehingga urat syaraf kita terlatih untuk menghadapi tantangan baru.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Sumber: Kompas Cetak
Prinsip "worklife balance" ternyata tidak selalu merupakan jalan keluar. Ada orang yang kemudian mencoba untuk menjauhi pekerjaan itu, namun semakin menjauhi malah makin dihantui rasa bersalah dan tidak menemukan solusinya. Ada orang yang berusaha mencari kambing hitam terhadap sumber kebosanannya, bahkan yang lebih berat, mulai merasa sakit-sakitan karena menahan rasa bosan yang begitu kuat. Rasanya tidak mungkin ada orang yang beranggapan bahwa posisi seperti ini adalah “comfort zone”, karena rasa bosan ini pastilah tidak nyaman. Namun, individu yang tidak berusaha mengubah situasinya, mungkin memang tidak tahu caranya.
Kakak ipar saya adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu menyatakan bahwa memasak adalah pekerjaan yang paling tidak dia sukai. Namun nyatanya, ia survive selama 40 tahun lebih memasak untuk seluruh keluarga. Rasa masakannya hebat dan menjadi favorit teman dan keluarga. Ia selalu keluar dengan resep-resep baru. Adakalanya ia memasak sesuatu yang sangat simpel, namun tak jarang juga yang canggih. Bila ada individu yang merasa tidak menyukai pekerjaannya, tetapi bisa bertahan sekian lama, maka tentu ada hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi rasa bosan dalam bekerja.
Dalam keadaan ekonomi yang relatif sepi begini, banyak spekulasi yang mengatakan bahwa bila keadaan membaik, individu dengan sendirinya dapat meningkatkan gairah kerjanya. Sementara ada pihak lain yang beranggapan, bahwa bila rasa bosan sudah mengakar dalam sikap mental kita, individu menjadi tidak siap untuk bounce back. Tentunya keadaan tanpa gairah ini membahayakan, terutama bila kita masih berada di usia produktif. Perusahaan maupun diri sendiri pasti menghendaki kita untuk tetap alert, produktif, dan berkembang secara personal maupun professional
Inventarisasi diri
Ibarat keadaan tubuh yang sudah lama tidak berolahraga, kita bisa merasa tidak peka terhadap kekuatan, gerak, dan fleksibilitas kita. Dalam pekerjaan pun orang bisa merasa “tidak bugar”, apalagi bila sudah mengerjakan pekerjaan tertentu selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan tantangan, baik dari pelanggan eksternal ataupun secara internal organisasi. Saat-saat seperti ini sebetulnya adalah saat yang paling tepat untuk kita mulai mendata ulang apa saja "lesson learnt" serta ketrampilan-ketrampilan yang sudah kita pelajari dari pengalaman yang lalu.
Menginventarisasi diri adalah kegiatan yang bisa membangun kesadaran kita sekaligus membantu kita melihat sejauh apa pertumbuhan nilai diri, bagi diri sendiri, tim, maupun organisasi. Akan sangat bermanfaat bila lesson learnt yang kita punya kemudian kita gunakan untuk menyiapkan bahan-bahan pelatihan bagi para junior dan melakukan coaching pada mereka. Dengan melakukan coaching atau mentoring, tanpa disadari kita pun sudah meremajakan pengetahuan kita, bahkan menguji kemampuan kita melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan si junior.
Secara otomatis, inventarisasi diri akan membawa kita memeriksa hafalan dan intuisi, sekaligus mempertanyakan apakah cara kerja saya sudah efisien? Apakah ada cara lain yang lebih praktis? Banyak penelitian membuktikan bahwa alat-alat baru dan cara-cara yang lebih praktis justru ditemukan oleh orang-orang yang merasa bosan pada pekerjaannya. Seorang kepala cabang di sebuah bank tiba-tiba menemukan adanya pengulangan kerja terhadap sebuah dokumen yang menyebabkan perbedaan memproses sampai 2 x 24 jam. Dengan memeriksa ulang pekerjaan rutin, kita bisa menemukan efisiensi dan simplisiti yang luar biasa. Terkadang, kita juga butuh pandangan orang lain dan memanfaatkan persepsi orang lain terhadap pekerjaan kita. Dengan adanya “second opinion”, baik dari orang dalam, rekan sendiri, ataupun konsultan maupun orang luar, kita bisa mendapatkan masukan berharga.
Efek interaksi dan "benturan"
Banyak orang menyarankan untuk menjauh sementara waktu dari hal rutin yang kita lakukan untuk mengusir kebosanan, misalnya mempelajari hal di luar pekerjaan secara jangka pendek. Hal ini sebetulnya ada benarnya dan ternyata sangat berpengaruh pada sikap mental kita. Kita mengenal fenomena “medici effect”, di mana seseorang justru menemukan jalan keluar dari masalahnya, setelah mengalami hal lain di luar pekerjaannya. Hal ini juga dilakukan para atlet yang selalu juga melakukan latihan di luar keahliannya. Efek interaksi ini bukan hal yang misterius. Persepsi dari "dalam" pekerjaan tentunya akan berbeda dengan persepsi dari luar. Bila sesekali kita mengerjakan pekerjaan lain, maka kita akan memperkaya diri kita.
Kita tidak perlu alergi terhadap rasa bosan, karena rasa bosan terhadap pekerjaan sebetulnya juga merupakan alarm bahwa kita siap untuk memperkuat diri. Kita bisa menambah ketrampilan tertentu atau sekadar menambah kegiatan olah raga baru. Kita bisa mendapatkan teman-teman baru atau memulai kegiatan media sosial seperti twitter, facebook dan linked-in yang bisa membawa kita ke lingkungan kerja yang lebih luas dan lebih maju. Yang jelas, semangat kerja kita memang memerlukan gizi pembugar. Bentuknya bisa berupa asupan-asupan teman baru, pengetahuan dan ketrampilan baru, ataupun latihan-latihan keras dan sulit sehingga urat syaraf kita terlatih untuk menghadapi tantangan baru.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Sumber: Kompas Cetak
Sulitnya Jadi Fresh Graduate
KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan besar umumnya membutuhkan pelamar yang memiliki pengalaman, setidaknya 2 atau 3 tahun. Hal ini tentu membuat Anda yang masih tergolong fresh graduate menjadi ciut. Kapan dong, giliran Anda diterima di perusahaan yang Anda impikan, jika yang diterima hanya yang "berpengalaman kerja di bidangnya selama 3 tahun"?
Anda mungkin juga punya pengalaman, namun lingkup acaranya dianggap tak cukup besar untuk "mengangkat" nilai Anda. Lalu bagaimana agar Anda bisa punya pengalaman kalau ditolak melulu?
Sebenarnya, kebanyakan lulusan baru sudah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pihak perekrut. Mereka hanya perlu menyadari, dan mengemasnya dengan lebih baik di dalam surat lamaran dan daftar riwayat hidupnya. Sebagai permulaan, pertimbangkan pengalaman Anda saat mengerjakan proyek-proyek di kampus, termasuk yang Anda anggap tidak cukup layak untuk dibicarakan. Selanjutnya, tugas Anda adalah mengejar ketinggalan tersebut.
Membangun "jembatan"
Ketika Anda diwawancara oleh calon pemberi kerja, dan topik mengenai pengalaman kerja ini dilontarkan, siapkan jawaban yang tidak mengungkit mengenai pekerjaan lama Anda. "Jangan menekankan pada pengalaman kerja, sebesar ketrampilan Anda," ujar Tarek Pertew, pendiri dan direktur marketing di situs karier MyWorkster.
Untuk menjembatani diri Anda dengan rekan kerja yang lebih senior, amati skill yang Anda miliki, dan tugas-tugas yang pernah Anda lakukan di dunia kampus.
Kursus dulu
Bila pengalaman di kampus dan ketrampilan saja tidak cukup menjual, coba tingkatkan pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan yang diminta oleh pekerjaan tersebut, demikian saran Pertew. Misalnya, jika Anda berulangkali mendengar bahwa Anda tidak memiliki kemampuan teknis untuk pekerjaan yang Anda inginkan, ikutlah kursus untuk membuat diri Anda memenuhi syarat. Masukkan kursus yang Anda ikuti tersebut ke dalam CV ketika Anda mencari pekerjaan lain. "Itu menunjukkan bahwa Anda punya ambisi," katanya.
Menjadi relawan
Kompetensi secara teknis juga bisa diperoleh dengan mengandalkan kemampuan Anda untuk bekerja di perusahaan nirlaba. Anda mungkin tidak akan diuntungkan secara finansial, namun Anda bisa membangun jejaring yang tak kalah pentingnya. Jika Anda mencari posisi di bidang public relations atau marketing, jadilah relawan untuk membantu organisasi di area tersebut. Anda akan memperluas lingkup pergaulan Anda, dan memperoleh pengalaman berharga. Menjadi relawan dimana pun akan meningkatkan resume Anda, namun jika Anda bisa bekerja di lembaga nirlaba yang memiliki hubungan dengan perusahaan yang Anda incar, itu lebih baik.
Pekerjaan temporer
Pekerjaan temporer kerap kali disediakan karena perusahaan memang belum siap menerima karyawan secara full time. Di lain pihak, pekerjaan paruh waktu cocok untuk Anda yang ingin bekerja secara fleksibel. Anda bisa melamar sebagai tenaga temporer di perusahaan perekrutan tenaga kerja yang menempatkan orang-orang di bidang yang mungkin Anda inginkan. Dengan cara ini Anda pun bisa memperoleh pengalaman, dan bertemu dengan para profesional. Seringkali, pekerjaan paruh waktu bisa membuat Anda mendapatkan pekerjaan penuh waktu.
Membangun jejaring
Caranya bisa melalui apa saja, misalnya bergabung dengan asosiasi profesional di perusahaan, dan rajin menghadiri pertemuan bulanannya. Bila Anda diberi kesempatan untuk menempati posisi leadership, jangan ragu mengambil kesempatan tersebut. Dengan cara tersebut Anda bisa menemui beberapa pemegang jabatan yang aktif. Tak perlu merasa terintimidasi hanya karena Anda lebih muda daripada yang lain. Sebaliknya, mereka akan terkesan dengan keingintahuan dan semangat Anda untuk mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan.
"Hal itu menunjukkan Anda memiliki inisiatif dan kemampuan kepemimpinan," kata Joe Ruffolo, konsultan karier di 360jobinterview.com.
Jejaring bahkan bisa dibilang cara paling efektif untuk menemukan pekerjaan saat ini, terutama jika Anda tidak memiliki pengalaman kerja terlalu banyak. Entah itu saat Anda menjadi relawan, atau menghadiri gathering, berbagilah dengan orang yang Anda jumpai mengenai apa yang ingin Anda lakukan secara profesional.
Sumber: Forbes
Anda mungkin juga punya pengalaman, namun lingkup acaranya dianggap tak cukup besar untuk "mengangkat" nilai Anda. Lalu bagaimana agar Anda bisa punya pengalaman kalau ditolak melulu?
Sebenarnya, kebanyakan lulusan baru sudah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pihak perekrut. Mereka hanya perlu menyadari, dan mengemasnya dengan lebih baik di dalam surat lamaran dan daftar riwayat hidupnya. Sebagai permulaan, pertimbangkan pengalaman Anda saat mengerjakan proyek-proyek di kampus, termasuk yang Anda anggap tidak cukup layak untuk dibicarakan. Selanjutnya, tugas Anda adalah mengejar ketinggalan tersebut.
Membangun "jembatan"
Ketika Anda diwawancara oleh calon pemberi kerja, dan topik mengenai pengalaman kerja ini dilontarkan, siapkan jawaban yang tidak mengungkit mengenai pekerjaan lama Anda. "Jangan menekankan pada pengalaman kerja, sebesar ketrampilan Anda," ujar Tarek Pertew, pendiri dan direktur marketing di situs karier MyWorkster.
Untuk menjembatani diri Anda dengan rekan kerja yang lebih senior, amati skill yang Anda miliki, dan tugas-tugas yang pernah Anda lakukan di dunia kampus.
Kursus dulu
Bila pengalaman di kampus dan ketrampilan saja tidak cukup menjual, coba tingkatkan pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan yang diminta oleh pekerjaan tersebut, demikian saran Pertew. Misalnya, jika Anda berulangkali mendengar bahwa Anda tidak memiliki kemampuan teknis untuk pekerjaan yang Anda inginkan, ikutlah kursus untuk membuat diri Anda memenuhi syarat. Masukkan kursus yang Anda ikuti tersebut ke dalam CV ketika Anda mencari pekerjaan lain. "Itu menunjukkan bahwa Anda punya ambisi," katanya.
Menjadi relawan
Kompetensi secara teknis juga bisa diperoleh dengan mengandalkan kemampuan Anda untuk bekerja di perusahaan nirlaba. Anda mungkin tidak akan diuntungkan secara finansial, namun Anda bisa membangun jejaring yang tak kalah pentingnya. Jika Anda mencari posisi di bidang public relations atau marketing, jadilah relawan untuk membantu organisasi di area tersebut. Anda akan memperluas lingkup pergaulan Anda, dan memperoleh pengalaman berharga. Menjadi relawan dimana pun akan meningkatkan resume Anda, namun jika Anda bisa bekerja di lembaga nirlaba yang memiliki hubungan dengan perusahaan yang Anda incar, itu lebih baik.
Pekerjaan temporer
Pekerjaan temporer kerap kali disediakan karena perusahaan memang belum siap menerima karyawan secara full time. Di lain pihak, pekerjaan paruh waktu cocok untuk Anda yang ingin bekerja secara fleksibel. Anda bisa melamar sebagai tenaga temporer di perusahaan perekrutan tenaga kerja yang menempatkan orang-orang di bidang yang mungkin Anda inginkan. Dengan cara ini Anda pun bisa memperoleh pengalaman, dan bertemu dengan para profesional. Seringkali, pekerjaan paruh waktu bisa membuat Anda mendapatkan pekerjaan penuh waktu.
Membangun jejaring
Caranya bisa melalui apa saja, misalnya bergabung dengan asosiasi profesional di perusahaan, dan rajin menghadiri pertemuan bulanannya. Bila Anda diberi kesempatan untuk menempati posisi leadership, jangan ragu mengambil kesempatan tersebut. Dengan cara tersebut Anda bisa menemui beberapa pemegang jabatan yang aktif. Tak perlu merasa terintimidasi hanya karena Anda lebih muda daripada yang lain. Sebaliknya, mereka akan terkesan dengan keingintahuan dan semangat Anda untuk mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan.
"Hal itu menunjukkan Anda memiliki inisiatif dan kemampuan kepemimpinan," kata Joe Ruffolo, konsultan karier di 360jobinterview.com.
Jejaring bahkan bisa dibilang cara paling efektif untuk menemukan pekerjaan saat ini, terutama jika Anda tidak memiliki pengalaman kerja terlalu banyak. Entah itu saat Anda menjadi relawan, atau menghadiri gathering, berbagilah dengan orang yang Anda jumpai mengenai apa yang ingin Anda lakukan secara profesional.
Sumber: Forbes
3 Kiat Mendapatkan Pekerjaan untuk "Fresh Graduate"
KOMPAS.com - Pengalaman kerja seringkali dijadikan referensi saat melamar pekerjaan. Lantas bagaimana dengan para fresh graduate, yang boleh jadi tak punya banyak pengalaman namun memiliki kualitas dan kompetensi yang setara. Simak kiat untuk para fresh graduate agar mendapatkan pekerjaan lebih mudah.
1. Indentifikasi posisi yang paling cocok dengan profil Anda.
Buat daftar kelebihan Anda, tulis semua pengalaman yang Anda miliki, besar atau kecil seperti pengalaman magang, bekerja paruh waktu, dan lainnya. Semua pengalaman itulah yang nantinya diperhitungkan oleh rekruiter. Lalu, introspeksi dan indentifikasi posisi apa yang cocok dengan keterampilan dan minat Anda.
2. Bangun jejaring dengan orang yang bisa menjadi mentor.
Memasang profil di situs pencarian kerja bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan. Bangun jejaring dengan orang-orang yang bisa mengarahkan Anda untuk bisa magang dengan bayaran atau posisi yang relevan.
Jangan ragu untuk meminta saran dari mentor, senior yang sudah bekerja atau bahkan teman-teman orangtua Anda. Diskusikan minat Anda dan cara terbaik membuat terobosan mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan.
3. Gunakan sosial media untuk memasarkan diri.
Punya akun LinkedIn? Jika tidak, buatlah sekarang juga dan isi dengan informasi yang relevan. Bukan hanya informasi pendidikan, pengalaman magang dan pengalaman kerja lain, tapi juga minat Anda.
Pelajari cara menggunakan Facebook dan Twitter dengan cara cerdas. Anda bisa mendapatkan pekerjaan dari sosial media asalkan menggunakan semua situs jejaring sosial tersebut dengan tepat.
(Majalah Chic/Erma Dwi Kusumastuti)
1. Indentifikasi posisi yang paling cocok dengan profil Anda.
Buat daftar kelebihan Anda, tulis semua pengalaman yang Anda miliki, besar atau kecil seperti pengalaman magang, bekerja paruh waktu, dan lainnya. Semua pengalaman itulah yang nantinya diperhitungkan oleh rekruiter. Lalu, introspeksi dan indentifikasi posisi apa yang cocok dengan keterampilan dan minat Anda.
2. Bangun jejaring dengan orang yang bisa menjadi mentor.
Memasang profil di situs pencarian kerja bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan. Bangun jejaring dengan orang-orang yang bisa mengarahkan Anda untuk bisa magang dengan bayaran atau posisi yang relevan.
Jangan ragu untuk meminta saran dari mentor, senior yang sudah bekerja atau bahkan teman-teman orangtua Anda. Diskusikan minat Anda dan cara terbaik membuat terobosan mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan.
3. Gunakan sosial media untuk memasarkan diri.
Punya akun LinkedIn? Jika tidak, buatlah sekarang juga dan isi dengan informasi yang relevan. Bukan hanya informasi pendidikan, pengalaman magang dan pengalaman kerja lain, tapi juga minat Anda.
Pelajari cara menggunakan Facebook dan Twitter dengan cara cerdas. Anda bisa mendapatkan pekerjaan dari sosial media asalkan menggunakan semua situs jejaring sosial tersebut dengan tepat.
(Majalah Chic/Erma Dwi Kusumastuti)
Wednesday, November 9, 2011
Job Description Industrial Engineering
Job Duties and Tasks for: "Industrial Engineer"
Apply statistical methods and perform mathematical calculations to determine manufacturing processes, staff requirements, and production standards.
Coordinate quality control objectives and activities to resolve production problems, maximize product reliability, and minimize cost.
Confer with vendors, staff, and management personnel regarding purchases, procedures, product specifications, manufacturing capabilities, and project status.
Draft and design layout of equipment, materials, and workspace to illustrate maximum efficiency, using drafting tools and computer.
Review production schedules, engineering specifications, orders, and related information to obtain knowledge of manufacturing methods, procedures, and activities.
Communicate with management and user personnel to develop production and design standards.
Estimate production cost and effect of product design changes for management review, action, and control.
Formulate sampling procedures and designs and develop forms and instructions for recording, evaluating, and reporting quality and reliability data.
Record or oversee recording of information to ensure currency of engineering drawings and documentation of production problems.
Study operations sequence, material flow, functional statements, organization charts, and project information to determine worker functions and responsibilities.
Direct workers engaged in product measurement, inspection, and testing activities to ensure quality control and reliability.
Implement methods and procedures for disposition of discrepant material and defective or damaged parts, and assess cost and responsibility.
Evaluate precision and accuracy of production and testing equipment and engineering drawings to formulate corrective action plan.
Analyze statistical data and product specifications to determine standards and establish quality and reliability objectives of finished product.
Develop manufacturing methods, labor utilization standards, and cost analysis systems to promote efficient staff and facility utilization.
Recommend methods for improving utilization of personnel, material, and utilities.
Plan and establish sequence of operations to fabricate and assemble parts or products and to promote efficient utilization.
Complete production reports, purchase orders, and material, tool, and equipment lists.
Schedule deliveries based on production forecasts, material substitutions, storage and handling facilities, and maintenance requirements.
Regulate and alter workflow schedules according to established manufacturing sequences and lead times to expedite production operations.
http://job-descriptions.careerplanner.com/Industrial-Engineers.cfm
Apply statistical methods and perform mathematical calculations to determine manufacturing processes, staff requirements, and production standards.
Coordinate quality control objectives and activities to resolve production problems, maximize product reliability, and minimize cost.
Confer with vendors, staff, and management personnel regarding purchases, procedures, product specifications, manufacturing capabilities, and project status.
Draft and design layout of equipment, materials, and workspace to illustrate maximum efficiency, using drafting tools and computer.
Review production schedules, engineering specifications, orders, and related information to obtain knowledge of manufacturing methods, procedures, and activities.
Communicate with management and user personnel to develop production and design standards.
Estimate production cost and effect of product design changes for management review, action, and control.
Formulate sampling procedures and designs and develop forms and instructions for recording, evaluating, and reporting quality and reliability data.
Record or oversee recording of information to ensure currency of engineering drawings and documentation of production problems.
Study operations sequence, material flow, functional statements, organization charts, and project information to determine worker functions and responsibilities.
Direct workers engaged in product measurement, inspection, and testing activities to ensure quality control and reliability.
Implement methods and procedures for disposition of discrepant material and defective or damaged parts, and assess cost and responsibility.
Evaluate precision and accuracy of production and testing equipment and engineering drawings to formulate corrective action plan.
Analyze statistical data and product specifications to determine standards and establish quality and reliability objectives of finished product.
Develop manufacturing methods, labor utilization standards, and cost analysis systems to promote efficient staff and facility utilization.
Recommend methods for improving utilization of personnel, material, and utilities.
Plan and establish sequence of operations to fabricate and assemble parts or products and to promote efficient utilization.
Complete production reports, purchase orders, and material, tool, and equipment lists.
Schedule deliveries based on production forecasts, material substitutions, storage and handling facilities, and maintenance requirements.
Regulate and alter workflow schedules according to established manufacturing sequences and lead times to expedite production operations.
http://job-descriptions.careerplanner.com/Industrial-Engineers.cfm
Sunday, November 6, 2011
Dampak Positif Ibu Bekerja bagi Anak
KOMPAS.com - Peran ganda yang sering dijalankan para ibu untuk bekerja pasti bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Meski sulit dijalani, namun para ibu bekerja pasti berjuang keras untuk menemukan keseimbangan dalam keluarga dan karier mereka. Ketika semua keseimbangan yang diharapkan itu belum terjadi, pasti ada perasaan bersalah karena merasa menelantarkan keluarganya. Namun, tak perlu berkecil hati, karena sebenarnya karier ganda Anda justru mengajarkan berbagai hal positif bagi anak.
Tanggung jawab. Menjalankan dua pekerjaan sekaligus dengan sebaik-baiknya dan tanpa keluhan, sebenarnya mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak. Ketika anak sudah cukup mengerti tentang kesibukan Anda untuk bekerja, biarkan anak tahu berbagai hal yang positif dari bekerja, sehingga anak akan berpikir bahwa bekerja itu menyenangkan.
"Menjadi seorang ibu bekerja adalah sebuah kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang rasa tanggung jawab untuk membantu tugas-tugas rumah, memantau pelajaran di sekolah, dan kegiatan mereka sendiri. Pada dasarnya hal ini mengajarkan mereka untuk lebih bertanggung jawab bagi diri mereka sendiri," ungkap psikolog Susan Newman, PhD.
Bekerja keras. Imbalan yang diperoleh dari bekerja adalah uang. Tak heran jika para ibu pekerja ini juga berperan menjadi seorang penyelamat ekonomi keluarga, terutama bagi para orangtua tunggal. Meski masih kecil, anak-anak sudah mampu mengetahui adanya hubungan antara pekerjaan dengan uang, dan uang untuk membeli berbagai benda.
"Penghasilan memungkinkan Anda untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga, dan hal ini secara tidak langsung menjadi pembelajaran bagi mereka bahwa semuanya bisa diperoleh jika bekerja keras," ungkap Susan.
Dengan penjelasan tentang bagaimana uang hasil jerih payah saat bekerja dapat digunakan untuk membeli berbagai benda, anak akan lebih berhati-hati terhadap permintaan mereka, dan lebih menghargai apa yang mereka miliki.
Role model. "Sebagai seorang ibu yang bekerja, Anda adalah seorang contoh dan teladan bagi anak-anak, terutama anak perempuan. Ibu yang bekerja menginspirasi anak perempuan untuk bekerja lebih keras untuk menyelesaikan berbagai masalah, dan menghadapi tantangan yang berat bagi perempuan di masa depan," ungkap Susan.
Saat berdialog dengan anak, jangan lupa mengungkapkan adanya kesetaraan gender sekarang ini, dimana perempuan dan pria harus bekerja sama dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan rumah tangga.
Cinta keluarga. Ketika seorang ibu mengurangi waktunya di rumah untuk bekerja di kantor, dikhawatirkan anak akan kehilangan perhatian dari orangtuanya, dan berubah menjadi anak yang nakal. "Fakta membuktikan bahwa perkembangan anak lebih dipengaruhi oleh kesehatan emosional keluarga, dan cara mendidik anak yang tepat. Anak yang menerima kasih sayang dan perhatian yang cukup dari keluarga akan terlepas dari berbagai masalah, sekalipun sang ibu harus bekerja di luar rumah," ungkap dokter anak, Michelle Terry, MD.
Sumber: GALTime
Tanggung jawab. Menjalankan dua pekerjaan sekaligus dengan sebaik-baiknya dan tanpa keluhan, sebenarnya mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak. Ketika anak sudah cukup mengerti tentang kesibukan Anda untuk bekerja, biarkan anak tahu berbagai hal yang positif dari bekerja, sehingga anak akan berpikir bahwa bekerja itu menyenangkan.
"Menjadi seorang ibu bekerja adalah sebuah kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang rasa tanggung jawab untuk membantu tugas-tugas rumah, memantau pelajaran di sekolah, dan kegiatan mereka sendiri. Pada dasarnya hal ini mengajarkan mereka untuk lebih bertanggung jawab bagi diri mereka sendiri," ungkap psikolog Susan Newman, PhD.
Bekerja keras. Imbalan yang diperoleh dari bekerja adalah uang. Tak heran jika para ibu pekerja ini juga berperan menjadi seorang penyelamat ekonomi keluarga, terutama bagi para orangtua tunggal. Meski masih kecil, anak-anak sudah mampu mengetahui adanya hubungan antara pekerjaan dengan uang, dan uang untuk membeli berbagai benda.
"Penghasilan memungkinkan Anda untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga, dan hal ini secara tidak langsung menjadi pembelajaran bagi mereka bahwa semuanya bisa diperoleh jika bekerja keras," ungkap Susan.
Dengan penjelasan tentang bagaimana uang hasil jerih payah saat bekerja dapat digunakan untuk membeli berbagai benda, anak akan lebih berhati-hati terhadap permintaan mereka, dan lebih menghargai apa yang mereka miliki.
Role model. "Sebagai seorang ibu yang bekerja, Anda adalah seorang contoh dan teladan bagi anak-anak, terutama anak perempuan. Ibu yang bekerja menginspirasi anak perempuan untuk bekerja lebih keras untuk menyelesaikan berbagai masalah, dan menghadapi tantangan yang berat bagi perempuan di masa depan," ungkap Susan.
Saat berdialog dengan anak, jangan lupa mengungkapkan adanya kesetaraan gender sekarang ini, dimana perempuan dan pria harus bekerja sama dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan rumah tangga.
Cinta keluarga. Ketika seorang ibu mengurangi waktunya di rumah untuk bekerja di kantor, dikhawatirkan anak akan kehilangan perhatian dari orangtuanya, dan berubah menjadi anak yang nakal. "Fakta membuktikan bahwa perkembangan anak lebih dipengaruhi oleh kesehatan emosional keluarga, dan cara mendidik anak yang tepat. Anak yang menerima kasih sayang dan perhatian yang cukup dari keluarga akan terlepas dari berbagai masalah, sekalipun sang ibu harus bekerja di luar rumah," ungkap dokter anak, Michelle Terry, MD.
Sumber: GALTime
Saturday, October 29, 2011
Supervisor, Bemper atau Burger?
Dalam pembicaraan dengan para supervisor yang mengikuti pelatihan Supervisory saya sering mendengar keluhan: nggak enak jadi supervisor karena sering diperlakukan seperti ‘bemper'. Eddy Sud Rachmat Kartolo - Maksud lo? Gitu saya meniru anak muda sekarang untuk minta penjelasan lebih lanjut.
Maksud saya, dulu sewaktu jadi staf biasa, saya hanya bertanggung jawab terhadap hasil kerja saya. Bos hanya bisa mengomentari apa yang saya lakukan atau hasilkan. Sekarang, kalau anak buah saya melakukan kesalahan, saya kena teguran. Ibarat terjadi tabrakan di depan, bempernya yang penyok. Sebaliknya, kalau bawahan nuntut ini itu dan belum atau tidak dipenuhi, mereka bilang saya ga peduli pada bawahan. Tabrakan dari belakang, lagi-lagi bempernya penyok. Padahal, yang selalu menikmati fasilitas, ya manajer, alias dia aman di dalam. Bawahan juga aman karena terlindungi oleh saya dari kemarahan manajer.
Betulkah nasib supervisor seperti bemper yang maju kena - mundur kena? Ya, benar, jika mereka tidak tahu tugasnya dengan pasti, tidak tahu karakteristik supervisor ideal, dan buta tentang kemampuan yang disyaratkan.
Pertama, apa sih tugas supervisor? Ada Tridarma Supervisor: Mengelola Diri Sendiri, Mengelola Pekerjaan, dan Mengelola Bawahan. Supervisor harus seorang yang mampu mengelola dirinya. Mengelola emosi, cara berpikir, tutur kata, dan tindak tanduknya harus benar. Dia harus meningkatkan skill, kowledge, dan attitudenya secara konsisten dan berkesinambungan. Supervisor juga harus mampu mengelola pekerjaannya. Dia harus memiliki cara cara baru, berinovasi dan kreatif untuk melakukan pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Hasil karyanya haruslah meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya. Supervisor juga harus mampu mengelola bawahannya, merekrut anggota terbaiknya, menilai hasil kerja mereka, mengawasi, mengarahkan, memotivasi, membimbing, dan memberdayakan bawahan.
Kedua, Supervisor harus mengetahui 4 K dari karakteristik supervisor ideal. K- Karakter, Supervisor haruslah seorang yang jujur, artinya mengakui semua perbuatannya: benar atau salah. Supervisor juga haruslah berintegritas, artinya melaksanakan apa yang diucapkannya, menjadi teladan, walk the talk - tidak 'asbun'.
K- Koperatif, Supervisor harus bisa bekerja sama dengan bawahan, klien, supplier, sesama supervisor, dan atau manajernya. Dia tidak dapat bekerja soliter lagi.
K- Kompeten, Supervisor haruslah orang yang kompeten di bidangnya. Bersyukurlah bila Anda memulai dari bawah, karena mungkin saja Anda dipromosikan karena Anda dinilai kompeten di bidang tersebut. Jika Anda fresh graduate dan mendapat rejeki nomplok sebagai supervisor, cobalah Anda mendalami bidang yang Anda geluti. Jangan malu untuk bertanya pada bawahan Anda. Lebih mudah bagi Anda untuk memberikan pengarahan, misalnya, jika Anda tahu persis apa yang terjadi di gemba.
K- Komunikatif. Karena anda berhubungan dengan manusia, bukan robot atau mesin, Anda harus berbicara dalam 'bahasa manusia'. Jadilah pendengar yang baik, berikan respon yang tepat - bukan menggurui - bukan menasehati apalagi mengecam. Latihlah diri Anda untuk mengucapkan artikulasi dengan jelas, bangunlah kepercayaan diri untuk berani berbicara di depan umum. Latihan presentasi, memberikan briefing, melakukan coaching, memberikan feedback, membantu problem solving, memimpin meeting, meningkatkan negotiating skills, melakukan komunikasi telpon, surat menyurat, menulis laporan, membuat pengumuman, membuat grafik, dll sesuai dengan bidang pekerjaan Anda.
Terakhir, Supervisor harus mengetahui tiga kemampuan yang harus dimiliki. Kemampuan pertama adalah technical skills. Seperti diutarakan di depan; seorang Sales Supervisor harus bisa melakukan penjualan, misalnya. Penting bagi supervisor untuk melakukan joint visit dengan salesman (baru maupun lama) untuk lebih mengetahui kondisi pasar maupun kemampuan bawahan. Seorang Supervisor Bengkel Mobil, misalnya, harus tahu cara membetulkan mesin yang benar sehingga dia dapat menegur bawahan yang keliru mengencangkan baut, misalnya. Dia dapat menilai montir yang bekerja baik dan yang asal-asalan sehingga performance appraisal yang dilakukannya dapat akurat. Di tingkat supervisor kemampuan teknis menjadi sangat dominan dibanding level manajerial di atasnya. Mengapa? Karena dialah tempat bertanya bagi staf, di kantor, di pabrik, maupun di lapangan. Dia menjadi guru bagi bawahannya.
Kemampuan kedua adalah interpersonal skills. Lebih dari 8 jam masa terjaga seorang supervisor dikelilingi oleh manusia. Sekalipun dia bekerja diindustri manufaktur yang fully automatic dikerjakan oleh mesin atau robot, tetap saja ada operatornya. Supervisor berinteraksi dengan manusia yang memiliki rasio dan emosi. Mereka membutuhkan pujian, sapaan, senyum persahabatan, didengarkan keluhannya, dibantu persoalannya, ditegur jika melakukan kekeliruan, diajari, diacungi jempol, disalam dengan hangat, dll. Anda menjadi sahabat bagi mereka yang menjadi konstituen Anda. Sampai level puncak pun interpersonal skills ini tetap diperlukan.
Kemampuan terakhir adalah conceptual thinking. Meski tugas Anda sebagian besar adalah mengerjakan kebijakan perusahaan, tetapi karena Anda sudah menjadi bagian manajemen di lini depan, maka Anda perlu meningkatkan kemampuan berpikir konsep. Anda perlu belajar untuk memahami visi-misi perusahaan dan menterjemahkannya menjadi SOP yang mudah dipahami bawahan karena sederhana dan sistematis. Anda juga perlu memperjuangkan usulan dari bawah dan menyisipkannya kedalam proposal yang dapat mendukung tercapainya visi-misi perusahaan. Karena itu Anda perlu belajar grafik, diagram, table dsb seperti bahasa yang dipahami oleh para ‘dewa' di puncak kekuasaan. Tanpa itu semua, proposal maupun report Anda hanya akan dipandang sebagai surat cinta anak monyet (?)
Kalau demikian, apakah Anda masih merasa sebagai bemper? Bukankah sekarang mestinya anda menganggap sebagai bagian tengah dari burger yang diapit oleh roti di atas dan di bawahnya? Iya dong, Anda justru paling berharga. Sepotong burger tentu tidak nikmat jika tidak ada daging, selada, mayonaise dan bumbu lain di tengahnya. Tapi jangan juga besar kepala, nanti yang makan bisa jadi mblenger, klenger dan keblinger!!!!
(dikutip dari www.wikimu.com)
Maksud saya, dulu sewaktu jadi staf biasa, saya hanya bertanggung jawab terhadap hasil kerja saya. Bos hanya bisa mengomentari apa yang saya lakukan atau hasilkan. Sekarang, kalau anak buah saya melakukan kesalahan, saya kena teguran. Ibarat terjadi tabrakan di depan, bempernya yang penyok. Sebaliknya, kalau bawahan nuntut ini itu dan belum atau tidak dipenuhi, mereka bilang saya ga peduli pada bawahan. Tabrakan dari belakang, lagi-lagi bempernya penyok. Padahal, yang selalu menikmati fasilitas, ya manajer, alias dia aman di dalam. Bawahan juga aman karena terlindungi oleh saya dari kemarahan manajer.
Betulkah nasib supervisor seperti bemper yang maju kena - mundur kena? Ya, benar, jika mereka tidak tahu tugasnya dengan pasti, tidak tahu karakteristik supervisor ideal, dan buta tentang kemampuan yang disyaratkan.
Pertama, apa sih tugas supervisor? Ada Tridarma Supervisor: Mengelola Diri Sendiri, Mengelola Pekerjaan, dan Mengelola Bawahan. Supervisor harus seorang yang mampu mengelola dirinya. Mengelola emosi, cara berpikir, tutur kata, dan tindak tanduknya harus benar. Dia harus meningkatkan skill, kowledge, dan attitudenya secara konsisten dan berkesinambungan. Supervisor juga harus mampu mengelola pekerjaannya. Dia harus memiliki cara cara baru, berinovasi dan kreatif untuk melakukan pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Hasil karyanya haruslah meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya. Supervisor juga harus mampu mengelola bawahannya, merekrut anggota terbaiknya, menilai hasil kerja mereka, mengawasi, mengarahkan, memotivasi, membimbing, dan memberdayakan bawahan.
Kedua, Supervisor harus mengetahui 4 K dari karakteristik supervisor ideal. K- Karakter, Supervisor haruslah seorang yang jujur, artinya mengakui semua perbuatannya: benar atau salah. Supervisor juga haruslah berintegritas, artinya melaksanakan apa yang diucapkannya, menjadi teladan, walk the talk - tidak 'asbun'.
K- Koperatif, Supervisor harus bisa bekerja sama dengan bawahan, klien, supplier, sesama supervisor, dan atau manajernya. Dia tidak dapat bekerja soliter lagi.
K- Kompeten, Supervisor haruslah orang yang kompeten di bidangnya. Bersyukurlah bila Anda memulai dari bawah, karena mungkin saja Anda dipromosikan karena Anda dinilai kompeten di bidang tersebut. Jika Anda fresh graduate dan mendapat rejeki nomplok sebagai supervisor, cobalah Anda mendalami bidang yang Anda geluti. Jangan malu untuk bertanya pada bawahan Anda. Lebih mudah bagi Anda untuk memberikan pengarahan, misalnya, jika Anda tahu persis apa yang terjadi di gemba.
K- Komunikatif. Karena anda berhubungan dengan manusia, bukan robot atau mesin, Anda harus berbicara dalam 'bahasa manusia'. Jadilah pendengar yang baik, berikan respon yang tepat - bukan menggurui - bukan menasehati apalagi mengecam. Latihlah diri Anda untuk mengucapkan artikulasi dengan jelas, bangunlah kepercayaan diri untuk berani berbicara di depan umum. Latihan presentasi, memberikan briefing, melakukan coaching, memberikan feedback, membantu problem solving, memimpin meeting, meningkatkan negotiating skills, melakukan komunikasi telpon, surat menyurat, menulis laporan, membuat pengumuman, membuat grafik, dll sesuai dengan bidang pekerjaan Anda.
Terakhir, Supervisor harus mengetahui tiga kemampuan yang harus dimiliki. Kemampuan pertama adalah technical skills. Seperti diutarakan di depan; seorang Sales Supervisor harus bisa melakukan penjualan, misalnya. Penting bagi supervisor untuk melakukan joint visit dengan salesman (baru maupun lama) untuk lebih mengetahui kondisi pasar maupun kemampuan bawahan. Seorang Supervisor Bengkel Mobil, misalnya, harus tahu cara membetulkan mesin yang benar sehingga dia dapat menegur bawahan yang keliru mengencangkan baut, misalnya. Dia dapat menilai montir yang bekerja baik dan yang asal-asalan sehingga performance appraisal yang dilakukannya dapat akurat. Di tingkat supervisor kemampuan teknis menjadi sangat dominan dibanding level manajerial di atasnya. Mengapa? Karena dialah tempat bertanya bagi staf, di kantor, di pabrik, maupun di lapangan. Dia menjadi guru bagi bawahannya.
Kemampuan kedua adalah interpersonal skills. Lebih dari 8 jam masa terjaga seorang supervisor dikelilingi oleh manusia. Sekalipun dia bekerja diindustri manufaktur yang fully automatic dikerjakan oleh mesin atau robot, tetap saja ada operatornya. Supervisor berinteraksi dengan manusia yang memiliki rasio dan emosi. Mereka membutuhkan pujian, sapaan, senyum persahabatan, didengarkan keluhannya, dibantu persoalannya, ditegur jika melakukan kekeliruan, diajari, diacungi jempol, disalam dengan hangat, dll. Anda menjadi sahabat bagi mereka yang menjadi konstituen Anda. Sampai level puncak pun interpersonal skills ini tetap diperlukan.
Kemampuan terakhir adalah conceptual thinking. Meski tugas Anda sebagian besar adalah mengerjakan kebijakan perusahaan, tetapi karena Anda sudah menjadi bagian manajemen di lini depan, maka Anda perlu meningkatkan kemampuan berpikir konsep. Anda perlu belajar untuk memahami visi-misi perusahaan dan menterjemahkannya menjadi SOP yang mudah dipahami bawahan karena sederhana dan sistematis. Anda juga perlu memperjuangkan usulan dari bawah dan menyisipkannya kedalam proposal yang dapat mendukung tercapainya visi-misi perusahaan. Karena itu Anda perlu belajar grafik, diagram, table dsb seperti bahasa yang dipahami oleh para ‘dewa' di puncak kekuasaan. Tanpa itu semua, proposal maupun report Anda hanya akan dipandang sebagai surat cinta anak monyet (?)
Kalau demikian, apakah Anda masih merasa sebagai bemper? Bukankah sekarang mestinya anda menganggap sebagai bagian tengah dari burger yang diapit oleh roti di atas dan di bawahnya? Iya dong, Anda justru paling berharga. Sepotong burger tentu tidak nikmat jika tidak ada daging, selada, mayonaise dan bumbu lain di tengahnya. Tapi jangan juga besar kepala, nanti yang makan bisa jadi mblenger, klenger dan keblinger!!!!
(dikutip dari www.wikimu.com)
Tugas Supervisor
Peran kerja supervisor berada di level tengah, yaitu di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara para staf pelaksana rutinitas di lapangan. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan produktif. Oleh karena itu, seorang supervisor harus memiliki kompetensi berkualitas tinggi yang mencakup keterampilan membangun relasi di antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap fungsi dan peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif, berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan emosional dan mind set positif.
Ada begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan, tetapi waktu dan ketidakmengertian selalu menjadi kendala utama dalam proses perampungan semua pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar supervisor merasa tertekan dalam rutinitas kesibukan kerja sehari-hari, yang membuat mereka kurang mampu untuk berpikir kreatif dan strategis terhadap fungsi dan peran kerjanya.
Sebagai ilustrasi misalnya, seorang Sales Supervisor yang dibebankan target menjual sebesar Rp. 500 juta perbulan dan dipercayakan untuk memiliki 10 orang salesman ( anak buah ). Apabila dibagi rata, maka beban seorang salesman menjadi Rp.50 juta perbulan. Bila diibaratkan para salesman adalah kuda ( untuk mempermudah penjelasan saja ), maka setiap kuda akan menanggung beban Rp.50 juta.
Apa yang menjadi tugas seorang Sales Supervisor agar supaya setiap salesman bisa berhasil mencapai Rp.50 juta setiap bulan? Seperti si pemilik kuda dalam ilustrasi diatas, Sales Supervisor seharusnya mengembangkan, memberdayakan, komunikasi, melatih dan memotivasi para salesmannya. Apa akibatnya bila Sales Supervisor tidak lakukan hal tersebut? Maka dia harus terjun ke lapangan untuk jualan, untuk menutupi kekurangan dari para salesmannya. Berarti si Sales Supervisor akan mengambil alih beban salesmannya.
Dengan kata lain si Sales Supervisor berfungsi menjadi "kuda", dan dia disebut sebagai pemimpin "cap kuda". Fungsi Sales Supervisor seharusnya sebagai pengelola kuda, bukan menjadi kudanya. Situasi seperti ini sering dijumpai di dunia kerja yang nyata, banyak pemimpin yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya seorang pemimpin.
Peran penting seorang supervisor adalah sebagai koordinator unit kerja. Untuk menjadi koordinator yang efektif, supervisor wajib memahami karakter pekerjaan dan karakter sumber daya yang dikelolanya. Persepsi yang bersifat objektif dengan mempertimbangkan semua risiko, peluang, dan potensi keunggulan dari semua sumber daya yang dikelola akan mendorong antusias supervisor untuk selalu memperbaiki sikap dan perilaku dalam usaha menciptakan cara - cara kerja yang efektif dalam menghasilkan kinerja terbaik. Setiap supervisor harus selalu sadar bahwa jika dia ingin berprestasi menjadi supervisor andal di tempat kerja, maka dia harus mampu mengubah persepsi dan kualitas dirinya menjadi lebih efektif dengan pikiran dan tindakan positif. Dan untuk mengubah dirinya secara efektif, dia harus mengenal apa yang dia kerjakan, siapa yang membantu pekerjaan dia, serta apa saja alat - alat terefektif yang dia perlukan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pekerjaan dengan sempurna. Setiap pekerjaan harus dilakukan melalui serangkaian proses kerja yang efektif dan tepat sasaran. Peran kerja supervisor tidak boleh sekedar menjadi ban serap atasannya, supervisor tetaplah seorang pemimpin walaupun otoritasnya sangat terbatas. Dan sikap perilaku supervisor andal tidak akan pernah melempar tanggung jawab kepada atasan, tapi akan membangun tim unit kerja yang efektif untuk secara terampil memecahkan masalah dan membuat solusi terhebat.
(dikutip dari fendiaw.blogspot.com)
Kiat Menjadi Karyawan Masa Kini
Kemampuan multitasking atau mengerjakan beberapa hal sekaligus memang patut dimiliki karyawan masa kini. Jika tak bisa melakukannya, bisa-bisa Anda akan kewalahan sendiri ketika menyelesaikan tugas. Akibatnya lagi, bisa jadi karir Anda akan terhambat atau malah dipecat dari jabatan gara-gara dianggap tidak mampu untuk bekerja dengan baik. Nah, untuk mengatasinya, berikut ini adalah beberapa kiat untuk menjadi karyawan teladan masa kini yang yang dapat Anda lirik dan praktekkan.
Pertama, perkirakanlah berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas. Selain itu, aturlah kapan waktu Anda memulai mengerjakan tugas tersebut. Dengan kedua hal ini, Anda akan bersikap realistis terhadap rencana dan tugas-tugas. Jangan lupa, Anda juga perlu mempertimbangkan kemampuan Anda dan tim dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Kedua, jangan terlalu terpaku pada lama waktu yang Anda rencanakan untuk mengerjakan suatu tugas. Jika Anda merencanakan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu dua jam misalnya, usahakan untuk bisa menyelesaikannya lebih cepat dari rencana semula. Dengan demikian Anda dapat segera beralih ke tugas-tugas berikutnya.
Ketiga, kerjakanlah tugas Anda sesuai dengan prioritas. Jika tugas Anda cukup banyak, susunlah tugas-tugas tersebut sesuai dengan skala prioritas. Bisa dimulai dengan mengerjakan tugas yang sulit dahulu baru kemudian yang mudah. Atau juga dimulai dengan yang batas waktunya lebih dekat terlebih dahulu Jangan lupa untuk mengerjakan tugas tersebut dengan irama yang pas, tidak terlalu lambat atau cepat.
Keempat, kerjakanlah tugas Anda dengan disiplin yang ketat dan tepat. Kerjakan sesuai dengan skala prioritas dan usahakan tidak tergoda untuk melakukan hal-hal tidak penting di tengah-tengah pengerjaan tugas. Misalnya saja update status Facebook atau pun main game. Namun jika tugas sudah selesai, tidak ada salahnya untuk mengistirahatkan otak dan tubuh Anda sejenak dengan bermain game ataupun pergi ke luar ruangan dan menghirup udara segar.
Kelima, bersikaplah efisien. Hal ini sama dengan bersikap mudah dan berpikir praktis. Anda tak perlu menghabiskan waktu untuk berpikir rumit tentang bagaimana cara mengerjakan tugas. Intinya, jika memang suatu tugas dapat diselesaikan dengan cara sederhana, ya jangan dipersulit. Dengan bertindak efisien, niscaya tugas Anda akan lebih mudah diselesaikan dan Anda akan mendapatkan lebih banyak waktu lagi, baik untuk beristirahat maupun untuk menyelesaikan tugas yang berikutnya.
Selamat mencoba!
Pertama, perkirakanlah berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas. Selain itu, aturlah kapan waktu Anda memulai mengerjakan tugas tersebut. Dengan kedua hal ini, Anda akan bersikap realistis terhadap rencana dan tugas-tugas. Jangan lupa, Anda juga perlu mempertimbangkan kemampuan Anda dan tim dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Kedua, jangan terlalu terpaku pada lama waktu yang Anda rencanakan untuk mengerjakan suatu tugas. Jika Anda merencanakan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu dua jam misalnya, usahakan untuk bisa menyelesaikannya lebih cepat dari rencana semula. Dengan demikian Anda dapat segera beralih ke tugas-tugas berikutnya.
Ketiga, kerjakanlah tugas Anda sesuai dengan prioritas. Jika tugas Anda cukup banyak, susunlah tugas-tugas tersebut sesuai dengan skala prioritas. Bisa dimulai dengan mengerjakan tugas yang sulit dahulu baru kemudian yang mudah. Atau juga dimulai dengan yang batas waktunya lebih dekat terlebih dahulu Jangan lupa untuk mengerjakan tugas tersebut dengan irama yang pas, tidak terlalu lambat atau cepat.
Keempat, kerjakanlah tugas Anda dengan disiplin yang ketat dan tepat. Kerjakan sesuai dengan skala prioritas dan usahakan tidak tergoda untuk melakukan hal-hal tidak penting di tengah-tengah pengerjaan tugas. Misalnya saja update status Facebook atau pun main game. Namun jika tugas sudah selesai, tidak ada salahnya untuk mengistirahatkan otak dan tubuh Anda sejenak dengan bermain game ataupun pergi ke luar ruangan dan menghirup udara segar.
Kelima, bersikaplah efisien. Hal ini sama dengan bersikap mudah dan berpikir praktis. Anda tak perlu menghabiskan waktu untuk berpikir rumit tentang bagaimana cara mengerjakan tugas. Intinya, jika memang suatu tugas dapat diselesaikan dengan cara sederhana, ya jangan dipersulit. Dengan bertindak efisien, niscaya tugas Anda akan lebih mudah diselesaikan dan Anda akan mendapatkan lebih banyak waktu lagi, baik untuk beristirahat maupun untuk menyelesaikan tugas yang berikutnya.
Selamat mencoba!
Kelola Keuangan Di Awal Karir
Bagi lulusan perguruan tinggi atau fresh graduate, mendapatkan pekerjaan setelah berpuluh-puluh kali memasukkan surat lamaran kerja tentunya menjadi kebanggan dan kepuasan yang tiada dunianya. Semangat berapi pun ditunjukkan pada awal bekerja. Ketika tiba saatnya akhir bulan atau awal bulan, mendapatkan gaji dari keringat sendiri pun menjadi sesuatu yang dinanti.
Namun tak jarang para pekerja pemula memandang gaji pertama merupakan “tiket emas” untuk bersenang-senang. Tanpa perhitungan yang tepat dan pengelolaan yang bijak, menjelang pertengahan bulan, tak ada dana yang tersisa untuk melanjutkan hari. Seharusnya, hal ini bisa disikapi sedari awal agar pada pertengahan bulan kantong tidak kosong.
Jadi, saat gaji pertama jatuh di tangan, sebaikanya Anda segera menentukan prioritas keuangan. Pengeluaran bulanan seperti biaya indekos, sewa apartemen atau kontrak rumah bagi yang tinggal di perantauan tentunya mendapatkan alokasi pertama. Selanjutnya adalah pengeluaran rutin seperti biaya makan sehari-hari dan biaya transportasi. Jika perlu, buatlah pos-pos penting untuk pengeluaran. Misalnya, belanja harian, uang transportasi, dan keperluan rumah tangga lainnya.
Menabung juga perlu Anda lakukan pada awal gajian. Anggaplah tabungan sebagai setoran rutin yang harus dilakukan. Apabila belum mampu menabung dalam jumlah besar, Anda bisa mengalokasikan 10 persen dari jumlah gaji.
Tak ada salahnya jika Anda juga menyiapkan dana pensiun pribadi meskipun dari perusahaan atau institusi tempat bekerja juga telah mengakomodasi. Anda juga perlu menyiapkan dana tak terduga. Misalnya untuk biaya berobat ke rumah sakit dan berderma untuk korban bencana alam.
Untuk mencegah agar tidak boros, sebaiknya simpan kartu kredit Anda agar tidak menggoda kebiasaan untuk berbelanja. Gunakan kartu kredit hanya pada saat-saat darurat.
Apabila jumlah tabungan telah mencapai angka tertentu, Anda bisa mencoba untuk memulai berinvestasi dalam bentuk saham, unit link, atau yang lainnya. Selebihnya, Anda bisa memanfaatkan sisa gaji untuk kebutuhan pribadi dan menyenangkan diri.
Agar efektif melakukan pengelolaan keuangan, Anda perlu melakukannya dengan disiplin. Tak perlu terlalu berhemat dan mengencangkan ikat pinggang. Asalkan Anda memperhitungkan keuangan dari awal, niscaya tak akan ada masalah keuangan yang menghadang di depan mata.
Namun tak jarang para pekerja pemula memandang gaji pertama merupakan “tiket emas” untuk bersenang-senang. Tanpa perhitungan yang tepat dan pengelolaan yang bijak, menjelang pertengahan bulan, tak ada dana yang tersisa untuk melanjutkan hari. Seharusnya, hal ini bisa disikapi sedari awal agar pada pertengahan bulan kantong tidak kosong.
Jadi, saat gaji pertama jatuh di tangan, sebaikanya Anda segera menentukan prioritas keuangan. Pengeluaran bulanan seperti biaya indekos, sewa apartemen atau kontrak rumah bagi yang tinggal di perantauan tentunya mendapatkan alokasi pertama. Selanjutnya adalah pengeluaran rutin seperti biaya makan sehari-hari dan biaya transportasi. Jika perlu, buatlah pos-pos penting untuk pengeluaran. Misalnya, belanja harian, uang transportasi, dan keperluan rumah tangga lainnya.
Menabung juga perlu Anda lakukan pada awal gajian. Anggaplah tabungan sebagai setoran rutin yang harus dilakukan. Apabila belum mampu menabung dalam jumlah besar, Anda bisa mengalokasikan 10 persen dari jumlah gaji.
Tak ada salahnya jika Anda juga menyiapkan dana pensiun pribadi meskipun dari perusahaan atau institusi tempat bekerja juga telah mengakomodasi. Anda juga perlu menyiapkan dana tak terduga. Misalnya untuk biaya berobat ke rumah sakit dan berderma untuk korban bencana alam.
Untuk mencegah agar tidak boros, sebaiknya simpan kartu kredit Anda agar tidak menggoda kebiasaan untuk berbelanja. Gunakan kartu kredit hanya pada saat-saat darurat.
Apabila jumlah tabungan telah mencapai angka tertentu, Anda bisa mencoba untuk memulai berinvestasi dalam bentuk saham, unit link, atau yang lainnya. Selebihnya, Anda bisa memanfaatkan sisa gaji untuk kebutuhan pribadi dan menyenangkan diri.
Agar efektif melakukan pengelolaan keuangan, Anda perlu melakukannya dengan disiplin. Tak perlu terlalu berhemat dan mengencangkan ikat pinggang. Asalkan Anda memperhitungkan keuangan dari awal, niscaya tak akan ada masalah keuangan yang menghadang di depan mata.
Thursday, October 13, 2011
Meniru 6 Kebiasaan Miliuner
KOMPAS.com - Menjadi orang kaya boleh jadi bukan target semua orang. Namun bisa dikatakan, hampir semua orang ingin hidup nyaman dan berkecukupan. Enam kebiasaan dasar dari miliuner ini bisa Anda terapkan, agar memiliki kenyamanan secara finansial.
1. Fokus pada pembelajaran dari setiap kesalahan.
Banyak orang kaya di Amerika yang melewati berbagai rintangan dalam kariernya, dan menjadi sukses dalam karier juga secara finansial karenanya. Orang sukses dan kaya ini selalu belajar dari kesalahan, agar tak lagi mengulanginya, dan tetap fokus pada jalur yang benar menuju sukses.
Setiap kali melakukan kesalahan, orang sukses tidak berdiam diri apalagi menyalahkan diri sendiri, namun lebih fokus pada pelajaran berharga di baliknya.
2. Tak asal membelanjakan uang.
Miliuner punya banyak uang, yang mereka bisa belanjakan apa saja yang mereka mau dan suka. Meski begitu, bukan berarti mereka bebas menghamburkan uang atau sekadar membelanjakan barang mahal demi gengsi belaka.
Kalangan berpunya juga membandingkan harga atau mencari berbagai pilihan menarik atas segala sesuatu yang mereka ingin beli. Uang tentunya bukan menjadi masalah bagi mereka. Namun ketika membelanjakan uang, mereka mempertimbangkan nilai. Apakah uang yang dikeluarkan sepadan dengan nilai yang didapatkan.
3. Fokus pada passion.
Menemukan passion penting untuk mengantarkan seseorang menuju sukses. Kebanyakan orang yang memiliki pendapatan besar adalah mereka yang telah menemukan pekerjaan, karier, sesuai passion dan fokus menjalaninya.
4. Mengendalikan uang.
Jika fokus perhatian Anda tertuju pada untuk apa uang Anda dibelanjakan, maka Anda belum sepenuhnya memegang kendali atas uang Anda.
Anda dikatakan telah mampu mengendalikan uang ketika memahami bagaimana cara membelanjakan uang yang baik, cara mengelola utang, juga aset. Seseorang dikatakan mampu mengenalikan keuangannya ketika ia sudah teredukasi dengan baik mengenai uang, dan mampu mengatur keuangan pribadi dengan akuntabilitas tinggi.
5. Menghindari pengeluaran sembrono.
Bijak menggunakan uang. Jangan menghamburkan uang untuk pengeluaran yang sifatnya sembrono, sekadar untuk mengikuti tren. Kebiasaan membeli ponsel terkini, mengajukan aplikasi kartu kredit yang tak benar-benar Anda butuhkan, hanya akan menambah pengeluaran.
6. Percaya diri untuk mandiri.
Mereka yang masuk daftar 400 orang Amerika terkaya versi Forbes, adalah mereka yang berani membangun kemandirian. Keberuntungan boleh jadi berada di pihak mereka. Namun, di banyak kasus, orang sukses dan kaya adalah mereka yang berani mengambil risiko dan mandiri.
http://female.kompas.com/read/2011/10/10/15594990/Meniru.6.Kebiasaan.Miliuner.
Sumber: savvysugar
1. Fokus pada pembelajaran dari setiap kesalahan.
Banyak orang kaya di Amerika yang melewati berbagai rintangan dalam kariernya, dan menjadi sukses dalam karier juga secara finansial karenanya. Orang sukses dan kaya ini selalu belajar dari kesalahan, agar tak lagi mengulanginya, dan tetap fokus pada jalur yang benar menuju sukses.
Setiap kali melakukan kesalahan, orang sukses tidak berdiam diri apalagi menyalahkan diri sendiri, namun lebih fokus pada pelajaran berharga di baliknya.
2. Tak asal membelanjakan uang.
Miliuner punya banyak uang, yang mereka bisa belanjakan apa saja yang mereka mau dan suka. Meski begitu, bukan berarti mereka bebas menghamburkan uang atau sekadar membelanjakan barang mahal demi gengsi belaka.
Kalangan berpunya juga membandingkan harga atau mencari berbagai pilihan menarik atas segala sesuatu yang mereka ingin beli. Uang tentunya bukan menjadi masalah bagi mereka. Namun ketika membelanjakan uang, mereka mempertimbangkan nilai. Apakah uang yang dikeluarkan sepadan dengan nilai yang didapatkan.
3. Fokus pada passion.
Menemukan passion penting untuk mengantarkan seseorang menuju sukses. Kebanyakan orang yang memiliki pendapatan besar adalah mereka yang telah menemukan pekerjaan, karier, sesuai passion dan fokus menjalaninya.
4. Mengendalikan uang.
Jika fokus perhatian Anda tertuju pada untuk apa uang Anda dibelanjakan, maka Anda belum sepenuhnya memegang kendali atas uang Anda.
Anda dikatakan telah mampu mengendalikan uang ketika memahami bagaimana cara membelanjakan uang yang baik, cara mengelola utang, juga aset. Seseorang dikatakan mampu mengenalikan keuangannya ketika ia sudah teredukasi dengan baik mengenai uang, dan mampu mengatur keuangan pribadi dengan akuntabilitas tinggi.
5. Menghindari pengeluaran sembrono.
Bijak menggunakan uang. Jangan menghamburkan uang untuk pengeluaran yang sifatnya sembrono, sekadar untuk mengikuti tren. Kebiasaan membeli ponsel terkini, mengajukan aplikasi kartu kredit yang tak benar-benar Anda butuhkan, hanya akan menambah pengeluaran.
6. Percaya diri untuk mandiri.
Mereka yang masuk daftar 400 orang Amerika terkaya versi Forbes, adalah mereka yang berani membangun kemandirian. Keberuntungan boleh jadi berada di pihak mereka. Namun, di banyak kasus, orang sukses dan kaya adalah mereka yang berani mengambil risiko dan mandiri.
http://female.kompas.com/read/2011/10/10/15594990/Meniru.6.Kebiasaan.Miliuner.
Sumber: savvysugar
Steve Jobs: Saya Bukan Hamba Uang
KOMPAS.com - Kepuasan kerja sejati tidak terletak pada uang yang dijanjikan tetapi pada pengembangan diri untuk terus memperbaiki kualitas sumber daya sebagai bekal yang tidak terseret inflasi seiring perkembangan waktu.
Petikan kutipan ini pernah disampaikan oleh Steve Jobs untuk menggambarkan keinginannya yang tak pernah padam memberikan inspirasi bagi orang lain soal rahasia kepuasan dan kesuksesan kerja sebelum ajal menjemputnya pada usia 56 tahun, Rabu (5/10/2011).
"Saya dihargai dengan bayaran hingga 1 juta dollar AS pada usia 23 dan lebih dari 10 juta dollar AS pada usia 24, bahkan lebih dari 100 juta dollar AS pada usia 25. Tetapi kenyataan ini tidak menjadi penting karena saya tidak menaruh fokus perhatian saya pada uang yang saya terima," urainya.
"Apa yang saya lakukan bukan memberikan kemudahan bagi orang lain tetapi membuat mereka menjadi lebih baik," pesan Steve yang menilai pengembangan kualitas diri sebagai prioritas kepuasan kerja tak hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga orang lain.
"Waktu kalian terbatas, jadi jangan habiskan hidup ini dengan semata bergantung pada pandangan orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma yang hanya berisi pemikiran orang lain. Jangan biarkan kebisingan akan pendapat orang lain menenggelamkan buah pikiran pribadi kalian. Dan yang terpenting peganglah teguh apa yang menjadi intuisi dan suara hatimu. Orang lain juga ingin melihat apa yang menjadi pandangan kalian sebenarnya," katanya.
"Inovasi membedakan seorang pemimpin dari pengikut. Ini yang selalu kami terapkan sebelum terjadi ledakan bisnis dot-com. Apa yang perusahaan kami lakukan adalah justru menemukan investasi saat resesi terjadi. Kami tidak akan memecat karyawan tetapi justru berusaha memaksimalkan mereka untuk menjadikan Apple sebagai fokus perhatian mereka. Sementara pemecatan hanya akan menjadi opsi terakhir," jelasnya.
"Ada yang mungkin mengatakan, Ya Tuhan, apa jadinya Apple apabila (Jobs) terlindas bus. Menurutku, kekhawatiran seperti ini tidak akan pernah terjadi karena sumber daya manusia yang benar-benar bermutu telah disediakan Apple," katanya.
"Tugas saya adalah menciptakan tim eksekutif handal untuk menggantikan posisiku. Yang saya lakukan bukan membodohi orang lain dan bukan meyakinkan mereka agar menerima sesuatu yang sebenarnya mereka tidak inginkan. Kami berhak memutuskan apa yang diinginkan untuk mencapai inovasi dengan harapan bahwa keputusan itu juga melatih kemampuan kami dalam membaca apa yang menjadi keinginan sebagian besar pasar. Untuk itulah kami dibayar yaitu untuk menciptakan produk yang benar-benar memuaskan pasar."
Sumber: macstories.net
Petikan kutipan ini pernah disampaikan oleh Steve Jobs untuk menggambarkan keinginannya yang tak pernah padam memberikan inspirasi bagi orang lain soal rahasia kepuasan dan kesuksesan kerja sebelum ajal menjemputnya pada usia 56 tahun, Rabu (5/10/2011).
"Saya dihargai dengan bayaran hingga 1 juta dollar AS pada usia 23 dan lebih dari 10 juta dollar AS pada usia 24, bahkan lebih dari 100 juta dollar AS pada usia 25. Tetapi kenyataan ini tidak menjadi penting karena saya tidak menaruh fokus perhatian saya pada uang yang saya terima," urainya.
"Apa yang saya lakukan bukan memberikan kemudahan bagi orang lain tetapi membuat mereka menjadi lebih baik," pesan Steve yang menilai pengembangan kualitas diri sebagai prioritas kepuasan kerja tak hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga orang lain.
"Waktu kalian terbatas, jadi jangan habiskan hidup ini dengan semata bergantung pada pandangan orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma yang hanya berisi pemikiran orang lain. Jangan biarkan kebisingan akan pendapat orang lain menenggelamkan buah pikiran pribadi kalian. Dan yang terpenting peganglah teguh apa yang menjadi intuisi dan suara hatimu. Orang lain juga ingin melihat apa yang menjadi pandangan kalian sebenarnya," katanya.
"Inovasi membedakan seorang pemimpin dari pengikut. Ini yang selalu kami terapkan sebelum terjadi ledakan bisnis dot-com. Apa yang perusahaan kami lakukan adalah justru menemukan investasi saat resesi terjadi. Kami tidak akan memecat karyawan tetapi justru berusaha memaksimalkan mereka untuk menjadikan Apple sebagai fokus perhatian mereka. Sementara pemecatan hanya akan menjadi opsi terakhir," jelasnya.
"Ada yang mungkin mengatakan, Ya Tuhan, apa jadinya Apple apabila (Jobs) terlindas bus. Menurutku, kekhawatiran seperti ini tidak akan pernah terjadi karena sumber daya manusia yang benar-benar bermutu telah disediakan Apple," katanya.
"Tugas saya adalah menciptakan tim eksekutif handal untuk menggantikan posisiku. Yang saya lakukan bukan membodohi orang lain dan bukan meyakinkan mereka agar menerima sesuatu yang sebenarnya mereka tidak inginkan. Kami berhak memutuskan apa yang diinginkan untuk mencapai inovasi dengan harapan bahwa keputusan itu juga melatih kemampuan kami dalam membaca apa yang menjadi keinginan sebagian besar pasar. Untuk itulah kami dibayar yaitu untuk menciptakan produk yang benar-benar memuaskan pasar."
Sumber: macstories.net
Inilah Ucapan dan Pemikiran Steve Jobs Semasa Hidup
NEW YORK, KOMPAS.com — Steve Jobs, pendiri dan mantan CEO Apple, disebut-sebut sebagai salah satu orang paling berpengaruh di abad ini, baik dalam bisnis maupun inovasi teknologi. Ia menjadi begitu fenomenal dengan melahirkan banyak pemikiran yang berharga dan bisa dikenang. Legenda Apple ini meninggal pada Rabu (5/10/2011) setelah berjuang melawan kanker pankreas. Lantas apa saja pemikiran-pemikirannya semasa hidup? Berikut ini beberapa pernyataan yang dilontarkannya.
Pidato Steve Jobs di Stanford University pada 2005
"Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah cara yang paling efektif untuk berani membuat keputusan besar dalam hidup. Karena segala harapan, kebanggaan, rasa malu, serta ketakutan terhadap kegagalan akan tidak berarti jika dihadapkan dengan kematian. Mengingat bahwa kita akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari pemikiran takut gagal. Tidak ada alasan untuk Anda tidak mengikuti kata hati Anda."
"Waktu Anda sangat terbatas. Jangan terperangkap oleh dogma yang membuat Anda hidup di pemikiran orang lain. Jangan biarkan gangguan dari opini orang lain mengalahkan suara hati Anda."
Konferensi AllthingsD pada 2010
"Tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada menerima e-mail dari seseorang yang tidak saya kenal di berbagai belahan dunia yang baru saja membeli iPad. Ia menceritakan pengalamannya menggunakan iPad dan menyatakan bahwa iPad merupakan produk teknologi paling keren yang ia bawa pulang ke rumah sepanjang hidupnya. Itulah yang membuat saya untuk terus bertahan. Itulah yang menguatkan saya pada 5 tahun lalu, 10 tahun lalu, ketika semua kesempatan hampir tertutup. Dan, ini yang akan terus menyemangati saya pada lima tahun ke depan, apa pun yang akan terjadi."
Wawancara dengan majalah "Playboy" pada 1985
"Saya tidak berpikir akan bekerja sekeras ini untuk sesuatu, tapi bekerja untuk Macintosh adalah pengalaman paling menarik dalam hidup saya. Ketika kami selesai presentasi pada rapat pemegang saham, semua orang di auditorium berdiri dan memberi penghargaan dengan melakukan standing ovation selama lima menit. Itu merupakan hal yang tidak akan saya lupakan. Tidak ada yang pernah berpikir bahwa kami bisa menyelesaikan proyek ini. Dari situ, semua orang mulai menitikkan air mata."
Peluncuran produk Apple pada Juni 2011
"One more thing...."
Wawancara dengan "Business Week" pada 2004
"Inovasi datang ketika orang bertemu di jalan atau bercakap-cakap di telepon pada pukul 22.30 tentang sebuah ide. Atau, inovasi itu ketika mereka sadar ada sesuatu yang bisa dipecahkan terhadap sebuah masalah. Atau, ketika pada sebuah pertemuan dengan enam orang yang dihubungi oleh seseorang karena dia pikir menemukan suatu ide yang akan menghasilkan sesuatu yang hebat dan semua orang mendengarkan dengan antusias."
Wawancara dengan "Fortune Magazine" pada 2000
"Di benak sebagian besar orang, desain itu berarti hanya untuk menutupi sesuatu dan interior adalah sebuah dekorasi. Desain dan interior tak lebih dari produk kain untuk gorden dan sofa. Tapi buat saya, tidak ada yang lebih berharga dari sebuah desain. Ini merupakan jiwa dari setiap kreasi manusia yang mampu menginformasikan tiap-tiap lapisan yang ada dari produk maupun jasa yang dihasilkan."
Wawancara dengan "Wired" pada 1996
"Teknologi membuat hidup kita lebih mudah. Ini bisa menyentuh berbagai sisi kehidupan seseorang yang kita pikir tidak akan bisa. Anda mungkin memiliki anak yang kurang sempurna dan bisa membentuk komunitas dengan orang tua lain yang memiliki pengalaman serupa sehingga bisa mendapatkan informasi medis, dukungan, serta informasi obat-obatan yang sangat berguna." KONTAN
Pidato Steve Jobs di Stanford University pada 2005
"Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah cara yang paling efektif untuk berani membuat keputusan besar dalam hidup. Karena segala harapan, kebanggaan, rasa malu, serta ketakutan terhadap kegagalan akan tidak berarti jika dihadapkan dengan kematian. Mengingat bahwa kita akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari pemikiran takut gagal. Tidak ada alasan untuk Anda tidak mengikuti kata hati Anda."
"Waktu Anda sangat terbatas. Jangan terperangkap oleh dogma yang membuat Anda hidup di pemikiran orang lain. Jangan biarkan gangguan dari opini orang lain mengalahkan suara hati Anda."
Konferensi AllthingsD pada 2010
"Tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada menerima e-mail dari seseorang yang tidak saya kenal di berbagai belahan dunia yang baru saja membeli iPad. Ia menceritakan pengalamannya menggunakan iPad dan menyatakan bahwa iPad merupakan produk teknologi paling keren yang ia bawa pulang ke rumah sepanjang hidupnya. Itulah yang membuat saya untuk terus bertahan. Itulah yang menguatkan saya pada 5 tahun lalu, 10 tahun lalu, ketika semua kesempatan hampir tertutup. Dan, ini yang akan terus menyemangati saya pada lima tahun ke depan, apa pun yang akan terjadi."
Wawancara dengan majalah "Playboy" pada 1985
"Saya tidak berpikir akan bekerja sekeras ini untuk sesuatu, tapi bekerja untuk Macintosh adalah pengalaman paling menarik dalam hidup saya. Ketika kami selesai presentasi pada rapat pemegang saham, semua orang di auditorium berdiri dan memberi penghargaan dengan melakukan standing ovation selama lima menit. Itu merupakan hal yang tidak akan saya lupakan. Tidak ada yang pernah berpikir bahwa kami bisa menyelesaikan proyek ini. Dari situ, semua orang mulai menitikkan air mata."
Peluncuran produk Apple pada Juni 2011
"One more thing...."
Wawancara dengan "Business Week" pada 2004
"Inovasi datang ketika orang bertemu di jalan atau bercakap-cakap di telepon pada pukul 22.30 tentang sebuah ide. Atau, inovasi itu ketika mereka sadar ada sesuatu yang bisa dipecahkan terhadap sebuah masalah. Atau, ketika pada sebuah pertemuan dengan enam orang yang dihubungi oleh seseorang karena dia pikir menemukan suatu ide yang akan menghasilkan sesuatu yang hebat dan semua orang mendengarkan dengan antusias."
Wawancara dengan "Fortune Magazine" pada 2000
"Di benak sebagian besar orang, desain itu berarti hanya untuk menutupi sesuatu dan interior adalah sebuah dekorasi. Desain dan interior tak lebih dari produk kain untuk gorden dan sofa. Tapi buat saya, tidak ada yang lebih berharga dari sebuah desain. Ini merupakan jiwa dari setiap kreasi manusia yang mampu menginformasikan tiap-tiap lapisan yang ada dari produk maupun jasa yang dihasilkan."
Wawancara dengan "Wired" pada 1996
"Teknologi membuat hidup kita lebih mudah. Ini bisa menyentuh berbagai sisi kehidupan seseorang yang kita pikir tidak akan bisa. Anda mungkin memiliki anak yang kurang sempurna dan bisa membentuk komunitas dengan orang tua lain yang memiliki pengalaman serupa sehingga bisa mendapatkan informasi medis, dukungan, serta informasi obat-obatan yang sangat berguna." KONTAN
Steve Jobs dengan Kekuatan Perkataan yang Mendunia
KOMPAS.com — "Terkadang saat berinovasi Anda membuat kekeliruan. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah cepat mengakuinya dan hadapilah masalah itu dengan terus mengembangkan inovasi baru."
Kutipan ini merupakan potongan pernyataan Steve Jobs yang telah mendunia dan dijadikan sebagai inspirasi yang berasal dari kesuksesannya sebagai salah satu pendiri Apple dalam mengarungi terjangan kompetisi di dunia teknologi.
Steve Jobs yang tutup usia pada umur 56 tahun, Rabu (5/10/2011), setelah berjuang menghadapi kanker yang menggerogoti tubuhnya selama 8 tahun dikenal tidak hanya piawai dengan inovasi di bidang teknologi, tetapi juga kekuatan perkataan yang disusun dan berasal dari pengalaman hidupnya.
Steve Jobs melihat kesuksesan manusia dapat menggema di seluruh dunia apabila diikuti dengan kualitas sumber daya yang sangat memuaskan. Selalu ingin lebih maju dan termutakhir dalam berinovasi adalah kiat yang diterapkan Steve dalam berkompetisi.
"Anda tidak bisa sekadar bertanya kepada pelanggan apa yang mereka inginkan dan mencoba memenuhinya karena begitu Anda telah siap memenuhinya mereka akan menuntut produk dengan inovasi yang lebih termutakhir," jelas Steve.
"Menciptakan desain produk bukan melulu urusan tampilan dan pandangan orang terhadap desain tersebut. Tetapi yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana desain itu dapat berfungsi maksimal untuk memuaskan pelanggan," tambahnya.
"Banyak perusahaan yang merampingkan jumlah karyawannya sebagai keputusan bertahan di tengah guncangan persaingan. Keputusan itu bisa jadi benar. Tetapi kami tidak akan mengambil langkah itu. Apa yang kami yakini adalah terus berusaha menawarkan produk terbaik kepada pelanggan sehingga dengan demikian mereka akan terus merogoh kantong mereka untuk membeli produk kami," demikian bagian kutipan dari Steve dalam mengatasi frustrasi di tengah kompetisi.
Sumber: macstories.net
Kutipan ini merupakan potongan pernyataan Steve Jobs yang telah mendunia dan dijadikan sebagai inspirasi yang berasal dari kesuksesannya sebagai salah satu pendiri Apple dalam mengarungi terjangan kompetisi di dunia teknologi.
Steve Jobs yang tutup usia pada umur 56 tahun, Rabu (5/10/2011), setelah berjuang menghadapi kanker yang menggerogoti tubuhnya selama 8 tahun dikenal tidak hanya piawai dengan inovasi di bidang teknologi, tetapi juga kekuatan perkataan yang disusun dan berasal dari pengalaman hidupnya.
Steve Jobs melihat kesuksesan manusia dapat menggema di seluruh dunia apabila diikuti dengan kualitas sumber daya yang sangat memuaskan. Selalu ingin lebih maju dan termutakhir dalam berinovasi adalah kiat yang diterapkan Steve dalam berkompetisi.
"Anda tidak bisa sekadar bertanya kepada pelanggan apa yang mereka inginkan dan mencoba memenuhinya karena begitu Anda telah siap memenuhinya mereka akan menuntut produk dengan inovasi yang lebih termutakhir," jelas Steve.
"Menciptakan desain produk bukan melulu urusan tampilan dan pandangan orang terhadap desain tersebut. Tetapi yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana desain itu dapat berfungsi maksimal untuk memuaskan pelanggan," tambahnya.
"Banyak perusahaan yang merampingkan jumlah karyawannya sebagai keputusan bertahan di tengah guncangan persaingan. Keputusan itu bisa jadi benar. Tetapi kami tidak akan mengambil langkah itu. Apa yang kami yakini adalah terus berusaha menawarkan produk terbaik kepada pelanggan sehingga dengan demikian mereka akan terus merogoh kantong mereka untuk membeli produk kami," demikian bagian kutipan dari Steve dalam mengatasi frustrasi di tengah kompetisi.
Sumber: macstories.net
Kutipan-kutipan Steve Jobs yang Inspiratif
NEW YORK, KOMPAS.com - Semasa hidupnya, pendiri Apple, Steve Jobs, dikenal sebagai salah satu tokoh yang inspiratif. Setiap pidatonya banyak mendapat pujian dan penuh makna dengan kutipan-kutipan kalimat yang menggetarkan.
Beberapa pernyataan dan pemikirannya banyak dikutip orang sebagai motivasi. Steve Jobs boleh meninggal dunia, namun pemikirannya akan menjadi warisan yang dikenang sepanjang masa. Berikut beberapa kutipan-kutipan pidato Steve Jobs yang menginspirasi.
Wawancara dengan Playboy pada 1985
"Saya tidak berpikir akan bekerja sekeras ini untuk sesuatu, tapi bekerja untuk Macintosh adalah pengalaman paling menarik dalam hidup saya. Ketika kami selesai presentasi pada rapat pemegang saham, semua orang di auditorium berdiri dan memberi penghargaan dengan melakukan standing ovation selama lima menit. Itu merupakan hal yang tidak akan saya lupakan. Tidak ada yang pernah berpikir bahwa kami bisa menyelesaikan proyek ini. Dari situ semua orang mulai menitikkan air mata."
Wawancara dengan Wired pada 1996
"Teknologi membuat hidup kita lebih mudah. Ini bisa menyentuh berbagai sisi kehidupan seseorang yang kita pikir tidak akan bisa. Anda mungkin memiliki anak yang kurang sempurna dan bisa membentuk komunitas dengan orang tua lain yang memiliki pengalaman serupa sehingga bisa mendapatkan informasi medis, dukungan serta informasi obat-obatan yang sangat berguna."
Wawancara dengan Fortune pada 2000
"Di benak sebagian besar orang, desain itu berarti hanya untuk menutupi sesuatu dan interior adalah sebuah dekorasi. Desain dan interior tak lebih dari produk kain untuk gorden dan sofa. Tapi buat saya, tidak ada yang lebih berharga dari sebuah desain. Ini merupakan jiwa dari setiap kreasi manusia yang mampu menginformasikan tiap-tiap lapisan yang ada dari produk maupun jasa yang dihasilkan."
Wawancara dengan Business Week pada 2004
"Inovasi datang ketika orang bertemu di jalan atau bercakap-cakap di telepon pada pukul 22:30 tentang sebuah ide. Atau inovasi itu ketika mereka sadar ada sesuatu yang bisa dipecahkan terhadap sebuah masalah. Atau ketika pada sebuah pertemuan dengan enam orang yang dihubungi oleh seseorang karena dia pikir menemukan suatu ide yang akan menghasilkan sesuatu yang hebat dan semua orang mendengarkan dengan antusias."
Pidato Steve Jobs di Stanford University pada 2005
"Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah cara yang paling efektif untuk berani membuat keputusan besar dalam hidup. Karena segala harapan, kebanggaan, rasa malu serta ketakutan terhadap kegagalan akan tidak berarti jika dihadapkan dengan kematian. Mengingat bahwa kita akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari pemikiran takut gagal. Tidak ada alasan untuk anda tidak mengikuti kata hati anda."
"Waktu Anda sangat terbatas, jadi jangan sia-sia kan hidup orang lain. Jangan terperangkap oleh dogma yang membuat anda hidup di pemikiran orang lain. Jangan biarkan gangguan dari opini orang lain mengalahkan suara hati anda."
Konferensi AllThingsD pada 2010
"Tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada menerima email dari seseorang yang tidak saya kenal di berbagai belahan dunia yang baru saja membeli iPad. Ia menceritakan pengalamannya menggunakan iPad dan menyatakan bahwa iPad merupakan produk teknologi paling keren yang ia bawa pulang ke rumah sepanjang hidupnya. Itulah yang membuat saya untuk terus bertahan. Itulah yang menguatkan saya pada 5 tahun lalu, 10 tahun lalu ketika semua kesempatan hampir tertutup. Dan ini yang akan terus menyemangati saya pada lima tahun ke depan apapun yang akan terjadi."
(Rizki Caturini)
Beberapa pernyataan dan pemikirannya banyak dikutip orang sebagai motivasi. Steve Jobs boleh meninggal dunia, namun pemikirannya akan menjadi warisan yang dikenang sepanjang masa. Berikut beberapa kutipan-kutipan pidato Steve Jobs yang menginspirasi.
Wawancara dengan Playboy pada 1985
"Saya tidak berpikir akan bekerja sekeras ini untuk sesuatu, tapi bekerja untuk Macintosh adalah pengalaman paling menarik dalam hidup saya. Ketika kami selesai presentasi pada rapat pemegang saham, semua orang di auditorium berdiri dan memberi penghargaan dengan melakukan standing ovation selama lima menit. Itu merupakan hal yang tidak akan saya lupakan. Tidak ada yang pernah berpikir bahwa kami bisa menyelesaikan proyek ini. Dari situ semua orang mulai menitikkan air mata."
Wawancara dengan Wired pada 1996
"Teknologi membuat hidup kita lebih mudah. Ini bisa menyentuh berbagai sisi kehidupan seseorang yang kita pikir tidak akan bisa. Anda mungkin memiliki anak yang kurang sempurna dan bisa membentuk komunitas dengan orang tua lain yang memiliki pengalaman serupa sehingga bisa mendapatkan informasi medis, dukungan serta informasi obat-obatan yang sangat berguna."
Wawancara dengan Fortune pada 2000
"Di benak sebagian besar orang, desain itu berarti hanya untuk menutupi sesuatu dan interior adalah sebuah dekorasi. Desain dan interior tak lebih dari produk kain untuk gorden dan sofa. Tapi buat saya, tidak ada yang lebih berharga dari sebuah desain. Ini merupakan jiwa dari setiap kreasi manusia yang mampu menginformasikan tiap-tiap lapisan yang ada dari produk maupun jasa yang dihasilkan."
Wawancara dengan Business Week pada 2004
"Inovasi datang ketika orang bertemu di jalan atau bercakap-cakap di telepon pada pukul 22:30 tentang sebuah ide. Atau inovasi itu ketika mereka sadar ada sesuatu yang bisa dipecahkan terhadap sebuah masalah. Atau ketika pada sebuah pertemuan dengan enam orang yang dihubungi oleh seseorang karena dia pikir menemukan suatu ide yang akan menghasilkan sesuatu yang hebat dan semua orang mendengarkan dengan antusias."
Pidato Steve Jobs di Stanford University pada 2005
"Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah cara yang paling efektif untuk berani membuat keputusan besar dalam hidup. Karena segala harapan, kebanggaan, rasa malu serta ketakutan terhadap kegagalan akan tidak berarti jika dihadapkan dengan kematian. Mengingat bahwa kita akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari pemikiran takut gagal. Tidak ada alasan untuk anda tidak mengikuti kata hati anda."
"Waktu Anda sangat terbatas, jadi jangan sia-sia kan hidup orang lain. Jangan terperangkap oleh dogma yang membuat anda hidup di pemikiran orang lain. Jangan biarkan gangguan dari opini orang lain mengalahkan suara hati anda."
Konferensi AllThingsD pada 2010
"Tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada menerima email dari seseorang yang tidak saya kenal di berbagai belahan dunia yang baru saja membeli iPad. Ia menceritakan pengalamannya menggunakan iPad dan menyatakan bahwa iPad merupakan produk teknologi paling keren yang ia bawa pulang ke rumah sepanjang hidupnya. Itulah yang membuat saya untuk terus bertahan. Itulah yang menguatkan saya pada 5 tahun lalu, 10 tahun lalu ketika semua kesempatan hampir tertutup. Dan ini yang akan terus menyemangati saya pada lima tahun ke depan apapun yang akan terjadi."
(Rizki Caturini)
Pelajaran Cinta dari Steve Jobs
KOMPAS.com - Mantan CEO Apple, Steve Jobs, akhirnya menyerah akibat keganasan penyakit kanker pankreas yang sudah tujuh tahun dideritanya. Ia meninggal dunia pada Rabu (5/10/2011) lalu, meninggalkan nama besar sebagai seorang visioner dalam perkembangan teknologi. Jobs bukan hanya membuat hidup kita lebih mudah dan nyaman dengan berbagai kecanggihan teknologi yang diciptakannya, tapi juga mengilhami kita untuk bisa hidup lebih baik dan menghargai hidup. Berikut beberapa pelajaran tentang cinta yang dapat diambil dari Steve Jobs dalam pidatonya di Stanford University tahun 2005.
Jangan menyerah pada cinta. Setelah dipecat dari Apple pada usia 30 tahun, ia merasa sangat hancur. "Namun, perlahan-lahan ada sebuah pencerahan yang datang pada saya. Saya masih sangat menyukai pekerjaan saya. Dan apapun yang terjadi di Apple, tidak akan mengubah cinta saya sedikit pun. Sekalipun sudah ditolak, namun saya tetap cinta, dan saya memutuskan untuk memulainya kembali dari awal," ungkap Jobs. Hal ini membuktikan bahwa kita tak boleh menyerah pada cinta, bahkan ketika kita melakukan kesalahan dalam suatu hubungan.
Cinta bisa datang kapan saja, meski dalam kesulitan terbesar. Ketika dipecat dari Apple, Jobs pun memasuki fase paling kreatif dalam hidupnya. Lima tahun kemudian ia pun mulai memulai dua buah perusahaannya sekaligus, yaitu NeXT dan Pixar. Dalam masa itu pula ia menemukan seorang wanita istimewa yang menjadi istrinya sampai sekarang, Laurene Powell Jobs.
Temukan apa dan siapa yang dicintai. "Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda cintai. Sangat berguna untuk bekerja dengan apa yang Anda cintai, untuk seseorang yang dicintai. Pekerjaan Anda akan mengisi sebagian besar hidup Anda, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang Anda yakini adalah pekerjaan yang besar. Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda lakukan," tukasnya.
Jangan puas menjadi yang kedua. "Jangan pernah puas. Seperti semua masalah hati, Anda akan tahu bila Anda telah menemukannya," ungkapnya.
Hubungan yang baik akan semakin hebat seiring berjalannya waktu. Sepeninggal Jobs dari perusahaan yang dibangunnya pada 1984, para penerusnya: John Sculley, Michael Spindler, dan Gil Amelio, ternyata gagal mengangkat perusahaan tersebut. Setelah kembali ke perusahaan pada 1997, Jobs menunjukkan kemampuannya yang luar biasa untuk menciptakan visi ke depan. Ia menciptakan produk-produk yang layak diimpikan para pengguna, dan menghasilkan nilai harga yang lebih besar dari para kompetitornya. "Seperti hubungan yang hebat, semuanya akan menjadi lebih baik seiring bergulirnya tahun," tutur Jobs.
Jangan menyerah pada cinta. Setelah dipecat dari Apple pada usia 30 tahun, ia merasa sangat hancur. "Namun, perlahan-lahan ada sebuah pencerahan yang datang pada saya. Saya masih sangat menyukai pekerjaan saya. Dan apapun yang terjadi di Apple, tidak akan mengubah cinta saya sedikit pun. Sekalipun sudah ditolak, namun saya tetap cinta, dan saya memutuskan untuk memulainya kembali dari awal," ungkap Jobs. Hal ini membuktikan bahwa kita tak boleh menyerah pada cinta, bahkan ketika kita melakukan kesalahan dalam suatu hubungan.
Cinta bisa datang kapan saja, meski dalam kesulitan terbesar. Ketika dipecat dari Apple, Jobs pun memasuki fase paling kreatif dalam hidupnya. Lima tahun kemudian ia pun mulai memulai dua buah perusahaannya sekaligus, yaitu NeXT dan Pixar. Dalam masa itu pula ia menemukan seorang wanita istimewa yang menjadi istrinya sampai sekarang, Laurene Powell Jobs.
Temukan apa dan siapa yang dicintai. "Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda cintai. Sangat berguna untuk bekerja dengan apa yang Anda cintai, untuk seseorang yang dicintai. Pekerjaan Anda akan mengisi sebagian besar hidup Anda, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang Anda yakini adalah pekerjaan yang besar. Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda lakukan," tukasnya.
Jangan puas menjadi yang kedua. "Jangan pernah puas. Seperti semua masalah hati, Anda akan tahu bila Anda telah menemukannya," ungkapnya.
Hubungan yang baik akan semakin hebat seiring berjalannya waktu. Sepeninggal Jobs dari perusahaan yang dibangunnya pada 1984, para penerusnya: John Sculley, Michael Spindler, dan Gil Amelio, ternyata gagal mengangkat perusahaan tersebut. Setelah kembali ke perusahaan pada 1997, Jobs menunjukkan kemampuannya yang luar biasa untuk menciptakan visi ke depan. Ia menciptakan produk-produk yang layak diimpikan para pengguna, dan menghasilkan nilai harga yang lebih besar dari para kompetitornya. "Seperti hubungan yang hebat, semuanya akan menjadi lebih baik seiring bergulirnya tahun," tutur Jobs.
Saturday, October 8, 2011
Cari-cari Informasi Gaji di Dunia Maya
KOMPAS.com - Berencana alih profesi atau sedang ditawari pekerjaan baru? Sebelum negosiasi soal gaji, sebaiknya cari dulu informasi mengenai kisaran gaji yang bisa Anda dapatkan.
Informasi gaji ini penting untuk diketahui sebelum Anda memenuhi panggilan wawancara. Memang setiap perusahaan pasti memiliki standar gaji masing-masing. Namun, untuk profesi yang sama, meski berbeda perusahaan, kisaran gajinya tentu takkan jauh berbeda. Nah, jika informasi gaji sudah diketahui, Anda akan mudah mempersiapkan diri saat menetapkan "harga" atau melakukan negosiasi gaji sesuai latar pendidikan dan pengalaman kerja, dan lain sebagainya.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, di mana mencari informasi gaji ini? Perkembangan informasi di internet benar-benar memudahkan hidup kita. Sekarang Anda bisa dengan lebih mudah mencari informasi gaji idengan hanya berselancar di dunia maya. Namun, jangan lupa untuk memeriksa ulang data yang Anda dapat dari satu sumber dengan sumber lain. Dengan begitu, informasi yang Anda miliki lebih akurat.
Gajimu.com
Salah satu sumber yang bisa Anda manfaatkan untuk mencari informasi soal gaji di internet adalah situs Gajimu.com. Di situs ini Anda bisa berbagi dan membandingkan informasi tentang gaji. Gajimu.com sendiri merupakan bagian dari Wage Indicator (Belanda), organisasi non-profit yang menyediakan fasilitas agar para pekerja dapat berbagi informasi gaji lewat survei gaji dan membandingkan gaji melalui cek gaji.
Di situs ini, Anda tak hanya bisa mencari tahu informasi gaji berdasarkan profesi, tapi juga ikut dalam survei yang mereka buat. Gajimu.com juga telah berasosiasi dengan KompasKarier dalam memberikan informasi mengenai gaji, hak pekerja, dan tip karier kepada calon pekerja yang berkunjung ke situs KompasKarier.
Kelly Services
Sumber terpercaya lain yang bisa Anda gunakan untuk mencari informasi gaji adalah Kelly Services. Lembaga konsultan ini telah melakukan survei gaji di Indonesia sejak tahun 2006. Survei ini dilakukan untuk mengetahui kisaran gaji yang dapat dijadikan sebagai patokan atau standar bagi perusahaan-perusahaan dalam menerapkan kebijakan sistem remunerasinya.
Untuk mendapatkan informasi gaji, Anda tak perlu mendatangi langsung lembaga ini. Cukup berkunjung ke situsnya di http://www.kellyservices.co.id, dan klik menu Indonesia Employment
Outlook and Salary Guide di bagian bawah situs. Yang menarik, setiap tahun informasi Indonesia Salary Guide ini diperbarui, sehingga Anda akan selalu mendapatkan informasi terkini.
Ada pun lingkup survei yang dilakukan oleh lembaga ini mencakup beberapa bidang, antara lain Banking and Finance, Call Center, Engineering and Technical, Information Technology, Logistic and Warehousing, Office Support, dan Sales and Marketing.
Milist Profesi
Selain mencari informasi lewat situs-situs tadi, Anda juga bisa bertanya langsung kepada para profesional yang bisa Anda temui di situs jejaring profesional seperti Linkedln.com dan MeetUp.com. Namun, sebelumnya Anda perlu menjalin jejaring dulu dengan mereka.
Sebaiknya jalin jejaring tak hanya dengan rekan seprofesi, tapi juga dari berbagai profesi di perusahaan lain, baik secara online ataupun offline. Jika tidak memiliki koneksi di industri yang diminati, Anda bisa bertanya pada mereka. Dan, dari mereka, Anda bisa mencari tahu kisaran gaji untuk sebuah posisi pekerjaan.
(CHIC/Erma Dwi Kusumastuti)
Informasi gaji ini penting untuk diketahui sebelum Anda memenuhi panggilan wawancara. Memang setiap perusahaan pasti memiliki standar gaji masing-masing. Namun, untuk profesi yang sama, meski berbeda perusahaan, kisaran gajinya tentu takkan jauh berbeda. Nah, jika informasi gaji sudah diketahui, Anda akan mudah mempersiapkan diri saat menetapkan "harga" atau melakukan negosiasi gaji sesuai latar pendidikan dan pengalaman kerja, dan lain sebagainya.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, di mana mencari informasi gaji ini? Perkembangan informasi di internet benar-benar memudahkan hidup kita. Sekarang Anda bisa dengan lebih mudah mencari informasi gaji idengan hanya berselancar di dunia maya. Namun, jangan lupa untuk memeriksa ulang data yang Anda dapat dari satu sumber dengan sumber lain. Dengan begitu, informasi yang Anda miliki lebih akurat.
Gajimu.com
Salah satu sumber yang bisa Anda manfaatkan untuk mencari informasi soal gaji di internet adalah situs Gajimu.com. Di situs ini Anda bisa berbagi dan membandingkan informasi tentang gaji. Gajimu.com sendiri merupakan bagian dari Wage Indicator (Belanda), organisasi non-profit yang menyediakan fasilitas agar para pekerja dapat berbagi informasi gaji lewat survei gaji dan membandingkan gaji melalui cek gaji.
Di situs ini, Anda tak hanya bisa mencari tahu informasi gaji berdasarkan profesi, tapi juga ikut dalam survei yang mereka buat. Gajimu.com juga telah berasosiasi dengan KompasKarier dalam memberikan informasi mengenai gaji, hak pekerja, dan tip karier kepada calon pekerja yang berkunjung ke situs KompasKarier.
Kelly Services
Sumber terpercaya lain yang bisa Anda gunakan untuk mencari informasi gaji adalah Kelly Services. Lembaga konsultan ini telah melakukan survei gaji di Indonesia sejak tahun 2006. Survei ini dilakukan untuk mengetahui kisaran gaji yang dapat dijadikan sebagai patokan atau standar bagi perusahaan-perusahaan dalam menerapkan kebijakan sistem remunerasinya.
Untuk mendapatkan informasi gaji, Anda tak perlu mendatangi langsung lembaga ini. Cukup berkunjung ke situsnya di http://www.kellyservices.co.id, dan klik menu Indonesia Employment
Outlook and Salary Guide di bagian bawah situs. Yang menarik, setiap tahun informasi Indonesia Salary Guide ini diperbarui, sehingga Anda akan selalu mendapatkan informasi terkini.
Ada pun lingkup survei yang dilakukan oleh lembaga ini mencakup beberapa bidang, antara lain Banking and Finance, Call Center, Engineering and Technical, Information Technology, Logistic and Warehousing, Office Support, dan Sales and Marketing.
Milist Profesi
Selain mencari informasi lewat situs-situs tadi, Anda juga bisa bertanya langsung kepada para profesional yang bisa Anda temui di situs jejaring profesional seperti Linkedln.com dan MeetUp.com. Namun, sebelumnya Anda perlu menjalin jejaring dulu dengan mereka.
Sebaiknya jalin jejaring tak hanya dengan rekan seprofesi, tapi juga dari berbagai profesi di perusahaan lain, baik secara online ataupun offline. Jika tidak memiliki koneksi di industri yang diminati, Anda bisa bertanya pada mereka. Dan, dari mereka, Anda bisa mencari tahu kisaran gaji untuk sebuah posisi pekerjaan.
(CHIC/Erma Dwi Kusumastuti)
Why Boss is Always Right
KOMPAS.com - Rule no 1: Boss is always right. Rule no 2: When boss is not right, see rule no 1. Bagi sebagian orang, ungkapan tersebut hanya membuat mereka tersenyum. Tetapi bagi sebagian yang lain, kalimat tersebut membuat mereka marah karena teringat bosnya yang dianggap tidak becus bekerja.
Mungkin Anda pernah menemui seorang atasan yang terkesan tidak pernah bekerja, dan hanya menuntut bawahannya untuk melakukan semua pekerjaan untuknya. Atau atasan yang seenaknya sendiri meminta Anda lembur setiap hari, sementara ia bisa pulang cepat dan jalan-jalan ke mall bersama keluarganya. Atau atasan yang dengan mudahnya menyalahkan Anda bila terjadi masalah di perusahaan, padahal masalah terjadi sebagian karena hasil kebijakannya juga. Kalau sudah begini, pantaskah bila bos selalu disebut benar?
Dalam kenyataannya, tidak semua bos seperti ini. Bahkan, jumlah bos yang menjengkelkan dan tidak becus bekerja seperti yang Anda gambarkan tak banyak jumlahnya. Masih banyak bos yang bekerja sungguh-sungguh untuk menyukseskan bisnisnya, dan menyejahterakan karyawannya, kok.
Jika Anda merasa bos telah memberikan kebijakan yang hanya menyusahkan karyawan dan lantas membencinya -boleh percaya boleh tidak- hal itu sudah diketahuinya sebelum ia menyampaikan kebijakannya tersebut. Sebagai bos, ia memang harus siap dibenci. Toh, ia tetap melakukannya karena ia tahu ia benar. Dan, Anda tak bisa menyalahkannya. Mengapa?
Bos direkrut untuk menjadi pemimpin dan mengelola bawahan. Pekerjaan mereka yang utama bukan melakukan suatu tugas, tetapi memastikan pekerjaan dilaksanakan oleh sebuah tim yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Bos sendiri memang diberi posisi untuk memberi instruksi dan mengarahkan tim ini. Ketika ia berusaha menekan Anda, ingatlah selalu bahwa ia pun berada di bawah tekanan atasannya sendiri untuk memastikan bahwa tim di lini bawah menyelesaikan tugas sesuai instruksi.
Bos memang harus mengambil risiko. Anda dan rekan-rekan kerja Anda mungkin merasa bahwa apa yang dilakukan bos tidak benar. Namun, Anda tak lantas harus langsung memprotes keputusan atau kebijakannya. Tidak semua keputusan masuk akal; situasi lah yang kadang membuatnya harus begitu. Ketika sedang menyampaikan pendapat, Anda tentu berharap si bos menunjukkan respek terhadap masukan Anda, dan tidak langsung mengabaikan ide-ide atau inisiatif Anda tersebut. Nah, bos Anda pun berharap begitu terhadap Anda ketika ia sedang menyampaikan kebijakannya. Anggap saja ini sebagai feedback yang membangun.
Kemampuan dan prioritas setiap orang berbeda. Apa kriteria bos yang baik menurut Anda? Mungkin Anda akan menyebutkan: pintar, bijaksana, adil, tegas tapi tidak galak, dan mampu berempati terhadap karyawan. Dalam kenyataannya, tidak semua bos memenuhi kriteria semacam itu karena bagaimanapun karakter setiap orang berbeda. Seorang bos bisa saja sangat memerhatikan kepuasan karyawan, tetapi ia tidak menunjukkannya dengan cara terang-terangan seperti rajin membawakan makanan saat Anda lembur, atau memberikan bonus khusus setiap Anda menciptakan prestasi. Sebab, baginya mungkin ada hal lain yang perlu dijadikan prioritas.
Bos memang lebih tahu, setidaknya untuk beberapa masalah tertentu. Sebab, ia lah yang memiliki akses ke para pembuat keputusan di perusahaan. Bos lah yang secara berkala menghadiri rapat manajemen bersama dewan direksi, atau bersama para relasi bisnisnya, sehingga mengetahui dengan pasti bagaimana situasi bisnis dalam industri yang dijalani perusahaan. Maka, sebelum Anda memprotesnya karena merasa Anda lah yang lebih tahu, pastikan bahwa pendapat atau ide-ide Anda didukung oleh dasar yang kuat berdasarkan fakta-fakta yang ada. Siapa tahu dengan demikian Anda dan bos bisa saling melengkapi untuk menjadikan perusahaan menjadi lebih baik?
Ia sudah bekerja keras untuk mencapai posisinya saat ini. Jabatan bos tidak diturunkan dari langit, atau dihadiahkan begitu saja pada seseorang. Bosnya si bos tentu tidak sembarang menunjuk seseorang untuk menjadi pemimpin, melainkan memilih seseorang yang memenuhi kualifikasi dan dinilai cocok untuk menempati posisi tersebut setelah berhasil membuktikan prestasinya dalam kurun waktu tertentu. Kalau ada seseorang yang ditunjuk jadi bos karena cantik atau pintar mengambil hati atasannya, percayalah, kondisi seperti itu tak banyak jumlahnya. Jadi, tunggu saja sampai Anda mendapat giliran untuk memimpin.
Sumber: World of Female
Mungkin Anda pernah menemui seorang atasan yang terkesan tidak pernah bekerja, dan hanya menuntut bawahannya untuk melakukan semua pekerjaan untuknya. Atau atasan yang seenaknya sendiri meminta Anda lembur setiap hari, sementara ia bisa pulang cepat dan jalan-jalan ke mall bersama keluarganya. Atau atasan yang dengan mudahnya menyalahkan Anda bila terjadi masalah di perusahaan, padahal masalah terjadi sebagian karena hasil kebijakannya juga. Kalau sudah begini, pantaskah bila bos selalu disebut benar?
Dalam kenyataannya, tidak semua bos seperti ini. Bahkan, jumlah bos yang menjengkelkan dan tidak becus bekerja seperti yang Anda gambarkan tak banyak jumlahnya. Masih banyak bos yang bekerja sungguh-sungguh untuk menyukseskan bisnisnya, dan menyejahterakan karyawannya, kok.
Jika Anda merasa bos telah memberikan kebijakan yang hanya menyusahkan karyawan dan lantas membencinya -boleh percaya boleh tidak- hal itu sudah diketahuinya sebelum ia menyampaikan kebijakannya tersebut. Sebagai bos, ia memang harus siap dibenci. Toh, ia tetap melakukannya karena ia tahu ia benar. Dan, Anda tak bisa menyalahkannya. Mengapa?
Bos direkrut untuk menjadi pemimpin dan mengelola bawahan. Pekerjaan mereka yang utama bukan melakukan suatu tugas, tetapi memastikan pekerjaan dilaksanakan oleh sebuah tim yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Bos sendiri memang diberi posisi untuk memberi instruksi dan mengarahkan tim ini. Ketika ia berusaha menekan Anda, ingatlah selalu bahwa ia pun berada di bawah tekanan atasannya sendiri untuk memastikan bahwa tim di lini bawah menyelesaikan tugas sesuai instruksi.
Bos memang harus mengambil risiko. Anda dan rekan-rekan kerja Anda mungkin merasa bahwa apa yang dilakukan bos tidak benar. Namun, Anda tak lantas harus langsung memprotes keputusan atau kebijakannya. Tidak semua keputusan masuk akal; situasi lah yang kadang membuatnya harus begitu. Ketika sedang menyampaikan pendapat, Anda tentu berharap si bos menunjukkan respek terhadap masukan Anda, dan tidak langsung mengabaikan ide-ide atau inisiatif Anda tersebut. Nah, bos Anda pun berharap begitu terhadap Anda ketika ia sedang menyampaikan kebijakannya. Anggap saja ini sebagai feedback yang membangun.
Kemampuan dan prioritas setiap orang berbeda. Apa kriteria bos yang baik menurut Anda? Mungkin Anda akan menyebutkan: pintar, bijaksana, adil, tegas tapi tidak galak, dan mampu berempati terhadap karyawan. Dalam kenyataannya, tidak semua bos memenuhi kriteria semacam itu karena bagaimanapun karakter setiap orang berbeda. Seorang bos bisa saja sangat memerhatikan kepuasan karyawan, tetapi ia tidak menunjukkannya dengan cara terang-terangan seperti rajin membawakan makanan saat Anda lembur, atau memberikan bonus khusus setiap Anda menciptakan prestasi. Sebab, baginya mungkin ada hal lain yang perlu dijadikan prioritas.
Bos memang lebih tahu, setidaknya untuk beberapa masalah tertentu. Sebab, ia lah yang memiliki akses ke para pembuat keputusan di perusahaan. Bos lah yang secara berkala menghadiri rapat manajemen bersama dewan direksi, atau bersama para relasi bisnisnya, sehingga mengetahui dengan pasti bagaimana situasi bisnis dalam industri yang dijalani perusahaan. Maka, sebelum Anda memprotesnya karena merasa Anda lah yang lebih tahu, pastikan bahwa pendapat atau ide-ide Anda didukung oleh dasar yang kuat berdasarkan fakta-fakta yang ada. Siapa tahu dengan demikian Anda dan bos bisa saling melengkapi untuk menjadikan perusahaan menjadi lebih baik?
Ia sudah bekerja keras untuk mencapai posisinya saat ini. Jabatan bos tidak diturunkan dari langit, atau dihadiahkan begitu saja pada seseorang. Bosnya si bos tentu tidak sembarang menunjuk seseorang untuk menjadi pemimpin, melainkan memilih seseorang yang memenuhi kualifikasi dan dinilai cocok untuk menempati posisi tersebut setelah berhasil membuktikan prestasinya dalam kurun waktu tertentu. Kalau ada seseorang yang ditunjuk jadi bos karena cantik atau pintar mengambil hati atasannya, percayalah, kondisi seperti itu tak banyak jumlahnya. Jadi, tunggu saja sampai Anda mendapat giliran untuk memimpin.
Sumber: World of Female
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Performa Industri: Quality, Productivity, Safety, Cost. Manakah yang perlu diprioritaskan? Banyak sekali metode-metode yang dapat dipakai un...
-
Problem di gudang biasanya bukan SOP-nya yang tidak ada, tapi pelaksanaan SOP di lapangan. Yang bisa membantu melacak kehilangan baran...
-
10 Alasan Kenapa Promosi Keselamatan Kerja Anda Wajib Menggunakan Gambar Visual Kenapa setiap Promosi Kesehatan dan Keselamatan K...
-
Ada 7 Poin Penting seputar "Good WareHouse Practice" yang wajb diketahui. Kesehatan dan Keselamatan Kerka atau K3 di ruang ...