Para pegawai dalam usia muda yang sedang dalam masa mengembangkan karir, inilah 20 tips dari seorang pria sukses yang wajib Anda terapkan!
KapanLagi.com - Wally Bock adalah seorang penulis dan konsultan yang telah banyak memberi perkembangan pada berbagai organisasi dan perusahaan. Pria ini telah lebih dari 40 tahun melakukan penelitian dan mengamati perkembangan dunia karir dan masalah seputar kepemimpinan. Kali ini, beliau akan membagi 20 tips bagi Anda yang baru mulai membangun karir untuk mendapatkan jenjang yang cemerlang.
1. Cari dan temukan umpan balik. Umpan balik akan membuat Anda selalu melakukan perbaikan pada karir.
2. Dapatkan bantuan. Anda tidak dapat menyelesaikan dan mendapat segala sesuatu seorang diri. Jangan malu meminta bantuan dari mentor, rekan kerja, teman, buku, kelas pelatihan dan lain sebagainya.
3. Cari tantangan baru. Dengan cara ini Anda akan semakin matang dan berkembang.
4. Ada saat di mana Anda gagal. hal ini akan sangat menyakitkan tetapi hanya duduk diam dan menyesal tidak akan menyelesaikan apapun. Segera bangkit dan tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa saya lakukan untuk melakukan perbaikan?"
5. Bangun kekuatan dan bantu orang lain untuk membangun kekuatan yang sama. Temukan hal terbaik bagi Anda dan tim Anda. Habiskan waktu untuk membangun apa pencapaian dengan kekuatan yang ada. Ingat! Sebuah kerja tim akan menghasilkan kekuatan berkali lipat.
6. Akui kesalahan dengan anggun. Jangan kabur bila Anda melakukan kesalahan. Ucapkan permohonan maaf dan segera perbaiki dan pertanggungjawabkan kesalahan Anda. Dengan begitu, Anda akan belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
7. Ucapkan, "Terima kasih!". Jangan pelit mengucapkan terima kasih pada siapapun. Jika tidak bisa secara langsung, gunakan email atau sarana komunikasi lainnya. Orang akan lebih mengingat Anda dengan cara ini.
8. Belajar untuk menulis dengan baik. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik jika tidak memiliki kemahiran menulis yang baik (hal ini bisa dimulai sejak penulisan CV).
9. Belajar untuk melakukan presentasi yang baik. Pada sistem berbagai perusahaan dan bisnis, selalu ada waktu untuk melakukan presentasi. Karena itu, pelajari bagaimana menyajikan presentasi yang baik dan efisien.
10. Bantu atasan dan rekan kerja untuk tampil lebih baik. Ini adalah tugas Anda sebagai salah satu rasa terima kasih pada perusahaan di mana Anda bekerja. (Jangan biarkan atasan atau rekan Anda tampil berantakan).
11. Belajar untuk diam dan kunci mulut pada saat-saat tertentu. Jangan membicarakan berita sensitif atau salah satu klien Anda bila Anda berada pada tempat-tempat umum. Jangan bergosip, seperti Anda menyimpan semua dokumen penting dengan aman.
12. Perjelas hingga mendalam. Pastikan Anda benar-benar mengerti apa yang diinginkan atasan Anda. Pastikan bahwa orang-orang yang bekerja untuk Anda mengerti apa yang Anda inginkan.
13. Perjuangkan sesuatu yang sangat penting, dan mengalah pada hal sebaliknya. Ada beberapa hal dalam sebuah bisnis dan pekerjaan yang memang bisa merusak sebuah hubungan sosial dengan orang lain. Minimalkan hal ini.
14. Kembangkan kebiasaan baik dan buat daftar apa saja rutinitas yang dapat mengembangkan karir Anda. Anda akan mengembangkan reputasi baik dengan cara ini.
15. Anda tidak akan pernah tahu kapan keberuntungan akan menghampiri Anda dan dia tidak datang begitu saja. Baca, pelajari dan dengarkan, sehingga Anda akan lebih banyak menemukan peluang besar yang bisa Anda raih.
16. Sikap ambisius baik untuk mendorong diri lebih berani tetapi jika tidak dikontrol bisa menjadikan Anda terlalu fokus pada diri sendiri. Sikap ambisius tidak perlu dijalankan dengan sikap agresif. Biarkan orang lain juga membangun ambisi mereka dan biarkan diri Anda membangun reputasi untuk sebuah tantangan (dan menjawab apa yang menjadi ambisi Anda).
17. Tepati janji. Jangan pernah lupa menepati janji, karena kepercayaan orang lain sangat Anda butuhkan. Bila orang lain sudah tidak lagi percaya pada Anda, ucapkan selamat tinggal pada karir yang cemerlang.
18. Buat daftar hal-hal apa yang penting untuk perkembangan karir Anda, setiap hari. Lalu lakukan!
19. Bekerja keras. Beberapa orang memang bisa sukses tanpa bekerja keras, beberapa orang bisa memenangkan undian dengan nilai yang besar tanpa bersusah payah. Tetapi hanya sedikit orang yang bisa berkembang dan sukses tanpa bekerja keras.
20. Ketika rasa ragu datang menghampiri dan Anda bingung saat akan melakukan sesuatu, bayangkan seseorang yang menjadi panutan Anda untuk meraih kesuksesan.
Ingat, mengembangkan karir bukan sesuatu yang bisa selesai dan berhasil dalam satu atau dua hari. Perlu waktu yang sangat panjang dan harus dilakukan setiap hari. Dengan begitu, Anda akan menikmati kesuksesan dalam waktu yang panjang sekaligus telah mengembangkan diri, sikap, kemampuan, sekaligus mengenal banyak orang sebagai bagian dari pekerjaan sekaligus warna dalam hidup Anda. Salam sukses!
http://woman.kapanlagi.com
Wednesday, November 23, 2011
7 Tips Karir Sukses dari Obama
Presiden AS Barack Obama memang kerap menjadi inspirasi banyak orang. Berikut ini 7 tips untuk perjalanan karir maupun untuk membangun bisnis dengan meneladani apa yang dilakukan oleh Obama dalam meretas jalan ke Gedung Putih. Semoga berguna…
-----
Bagi anda yang sedang memulai bisnis anda, atau sedang membangun karir, besar kemungkinan anda harus mulai dari bawah, lalu berjuang untuk terus menanjak. Obama juga telah memulai karir politiknya dari bawah, dan telah berhasil mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk terus menanjak sampai ke puncak.
Obama telah menggelar kampanye fantastis yang berhasil menempatkan ia pada posisi yang tepat untuk menang. Ia adalah orang kulit hitam yang berkarya di industri yang didominasi oleh orang-orang kulit putih. Semuanya tidak ia peroleh begitu saja secara kebetulan. Ia melakukan yang terbaik dari apa yang ia miliki, dan sekarang ia telah menjadi seorang Presiden Amerika Serikat. Inilah apa yang telah ia lakukan:
Jangan Reaktif
Obama benar-benar mengerti pesan yang harus ia sampaikan, dan terus mengirimkannya dalam setiap langkah kampanyenya. McCain mencoba menyerang Obama untuk mencoba mengalahkannya. Ia menyerang karakter, agama dan cinta Obama untuk Amerika. Obama tetap berpegang pada konsepnya untuk perubahan (change). Bukannya Obama tidak melakukan penyerangan sama sekali terhadap McCain, tetapi penyerangan itu tidak berlangsung lama. Pada awalnya Obama menunjukkan pada publik bahwa McCain tidak sempurna, tetapi lalu berbalik dengan menyampaikan pesan yang positif. Obama bisa saja menyerang McCain tentang umur dan kurangnya kontrol diri, tapi Obama malah berbicara tentang isu-isu yang lebih penting saat itu. Ini menunjukkan bahwa Obama memiliki kesadaran untuk tidak terseret ke arah yang negatif karena taktik lawannya.
Orang-orang di tempat kerja kita pun mungkin kerap mengatakan hal-hal buruk tentang kita. Yaitu ketika mereka iri, takut, atau bosan. Jika kita terperangkap ke dalam politik di tempat kerja seperti itu, kita mungkin akan kehilangan kontrol akan apa yang sebenarnya kita inginkan bagi karir kita. Jalan terbaik adalah tetap pada prinsip kita dan berbuat yang terbaik yang kita mampu.
Bertahan Pada Apa Yang Anda Percayai
Obama bisa saja enggan membahas isu tentang pengenaan pajak bagi orang kaya atau jaminan kesehatan bagi semua orang. Namun sebaliknya, dia tetap bertahan pada apa yang dia anggap benar.
Ketika anda dikelilingi banyak orang yang membisiki anda seperti halnya Obama, akan sulit bagi anda untuk kukuh bertahan pada pendirian anda. Anda harus memiliki pemahaman yang solid tentang apa yang anda inginkan dalam suatu situasi. Dengarkanlah suara hati anda yang terdalam, dan buatlah keputusan yang terbaik.
Keluarga Lebih Penting Dari Segala Yang Lain
Neneknya adalah bagian yang sangat penting dalam hidup Obama. Di tengah masa-masa yang amat penting dalam kampanyenya, ia rela mengambil waktu untuk menemani wanita yang telah membentuk karakternya sebagai seorang pemimpin yang kuat. Dia bisa saja memutuskan bahwa neneknya toh sudah tua, dan kampanye-nya jauh lebih penting, tetapi dia tidak melakukannya. Dia malah langsung terbang ke Hawaii untuk menemani neneknya saat sakit.
Keluarga dan sahabat harus didahulukan daripada karir. Mereka-lah yang senantiasa mendukung anda pada saat anda menghadapi depresi, konflik dan kesulitan. Obama tidak tinggal menemani neneknya hingga akhir hayat, karena ia sadar bahwa ia harus segera kembali ke arena kampanye. Namun dia telah melewatkan waktu yang berharga bersama neneknya, mungkin sempat berterima kasih atas kasih sayangnya dan berjanji akan memenangkan kursi kepresidenan. Anda perlu memiliki keseimbangan antara karir dan keluarga. Ketika anak anda atau orang tua anda membutuhkan anda, kesampingkan dulu segala pekerjaan anda, dan bantulah mereka. Lalu ketika anda sudah siap untuk kembali bekerja, pergilah dan lakukan hal-hal besar yang akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Berkorban Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik
Dalam kampanyenya, Obama tidak mengatakan sesuatu yang kita semua ingin dengar. Ia telah menyusun rancangan ekonominya dan tetap berpegang pada rancangan tsb. Ia ingin menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan lebih dari $250.000. Di kubu seberang, McCain berjanji akan menurunkan pajak bagi semua orang, mengatakan sesuatu yang pasti diinginkan semua orang. Tapi, bagaimana bisa menurunkan pajak semua orang ketika negara harus membayar utang yang terus membesar? Sebagian besar dari anda pasti pernah atau sedang mempunyai hutang kepada pihak lain. Anda pasti tahu bahwa ada harga yang harus anda bayar tatkala anda meminjam uang orang lain, yakni: bunga pinjaman. Bunga pinjaman yang amat besar! Bayangkan saja bunga yang harus dibayarkan untuk utang amat besar itu! Hal itu akan membunuh perekonomian negara.
Obama meminta rakyat Amerika untuk memahami konsep tsb dan rela menyisihkan lebih besar kekayaannya untuk pajak yang yang lebih tinggi. Orang-orang kaya itu telah diperkaya oleh negara, jadi mengapa kini mereka tidak mengembalikannya sedikit untuk membantu ekonomi negaranya berdiri tegak kembali? Apakah berlebihan untuk mengenakan pajak lebih besar agar negara dapat membayar utangnya? Rasanya tidak! Jika anda memiliki anak, anda pasti memahami pengorbanan yang diberikan oleh orang tua agar anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.
Anda pun harus mengorbankan waktu dan uang agar karir impian anda dapat terwujud. Jika anda membutuhkan pengetahuan atau ketrampilan baru demi meningkatkan kemampuan anda dalam rangka menghasilkan lebih banyak, maka anda harus melakukan pengorbanan. Itu bisa berarti anda tak dapat bersantai di malam minggu karena harus membangun bisnis sendiri di rumah, atau anda mungkin harus masuk ke bangku kuliah lagi untuk mendapatkan gelar tertentu. Apapun yang anda inginkan bagi karir masa depan anda, berkorbanlah sekarang dan petiklah hasilnya di masa depan.
Rencanakanlah Sesuai Gambaran Besarnya, Lalu Sesuaikanlah
Pada awal kampanye partai Demokrat, Obama masih berada di bawah Clinton dalam polling-polling yang digelar. Ia tahu kemana ia harus membelanjakan uangnya dan bagaimana mendapatkan kepercayaan dari para pemimpin yang tepat. Dan ia pun berhasil semakin menanjak. Ia memenangkan beberapa negara bagian, maka rodapun berputar. Ia mendapat sokongan dari Oprah, lalu sokongan-sokongan lainnya terus menyusul masuk. Ketika berkampanye melawan McCain, Obama tahu persis dimana titik kelemahan McCain, dan ia lalu mulai bekerja. Obama tahu letak kekuatannya. Ia sangat piawai dalam berbicara, dan tiap kali ia berbicara mungkin ia telah memenangkan ratusan suara. Ia lakukan hal itu di wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan lumbung suara Republikan. Obama mampu melihat gambar keseluruhannya, dan membuat planning sesuai gambaran tsb. Ia tahu bahwa ia akan dapat memperoleh dana lebih besar dari McCain karena ia piawai dalam mengumpulkan sumbangan bagi kampanyenya. Ia menolak untuk menggunakan uang dari pajak masyarakat yang seharusnya digunakan untuk program-program pemerintah. Padahal bila ia mau menggunakannya, ia mungkin akan mendapat kucuran dana tak terbatas, namun ia memilih untuk menolak. Ia pun mampu melampaui McCain di banyak negara bagian yang penting. Inilah cara berpikir strategis yang diharapkan dari semua presiden.
Anda harus melihat karir anda sebagai jembatan menuju sebuah tujuan yang lebih besar. Ketika anda mendapat dukungan dalam bentuk apapun dari lingkungan kerja anda, berarti anda telah mendapatkan batu pijakan untuk menanjak. Ketika anda berada dalam posisi memegang kendali, anda dapat mengatur sumber daya anda untuk mendapatkan yang terbaik dari pihak-pihak di sekitar anda, membuat planning dan strategi yang menguntungkan semua pihak.
Kelilingi Diri Anda Dengan Orang-Orang Hebat
Obama akhirnya memilih seorang Wakil Presiden yang cerdas untuk membantunya mengatasi persoalan-persoalan di Gedung Putih. Dia juga telah memilih orang-orang hebat untuk mengelola kampanyenya. Mereka tidak pernah memaksanya menjadi orang yang bukan dirinya, dan mereka telah membuat ‘kereta Obama’ dapat berhasil memasuki Gedung Putih. Tidak ada orang yang dapat memenangi pemilihan presiden tanpa orang-orang hebat yang mengelilinginya. Teman yang anda ajak bergaul dan mengelilingi anda haruslah orang-orang yang cerdas dan berkualitas, kalau tidak, mereka justru akan menarik anda ke bawah.
Cara terbaik untuk meningkatkan karir anda adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang tepat. Bisnis bukanlah tentang siapa yang dapat melakukan suatu pekerjaan. Dengan uang, kita bisa menggaji orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan untuk kita. Bisnis adalah tentang memilih orang-orang hebat untuk membantu anda. Orang-orang yang dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik, pekerjaan di mana anda tidak terlalu mampu, sehingga anda dapat melakukan pekerjaan di bidang yang memang menjadi keahlian anda.
Jangan Pernah Mendengarkan Massa
Pada saat awal pemilihan, tidak ada seorang pun yang berani bertaruh bahwa Obama akan menjadi presiden. Dalam polling, ia jauh di bawah Clinton, dan di kubu Republik ia bertarung dengan seorang veteran perang. Namun Obama tidak mendengarkan suara-suara di luar, ia percaya pada dirinya sendiri. Ia membidik target, dan ia pun memenanginya.
Karir anda ada di tangan anda sendiri, jangan sekalipun percaya pada keberuntungan. Anda harus meletakkan diri anda pada posisi untuk menang. Obama bisa saja kalah, tetapi ia mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, dan menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin. Dia mampu melakukannya karena ia tidak kenal takut. Jangan pernah takut untuk berjabatan tangan dengan orang sukses dan mendapatkan dukungan mereka untuk membantu anda. Jika anda percaya pada diri anda, mereka pun akan percaya juga.
bukufanda.blogspot.com
Saturday, November 19, 2011
Mengisi Ulang Semangat Kerja
KOMPAS.com - Bila kita bertanya pada individu yang terlihat begitu happy, produktif, dan berprestasi dalam pekerjaannya, sering kita mendengar bahwa bagi mereka kuncinya adalah “passion” pada pekerjaannya itu. Namun bagi sebagian orang, pekerjaan yang dilakukan dengan "misi" dan "hati" pun, adakalanya bisa juga membosankan, apalagi bila kita berada di organisasi yang relatif besar, dengan banyaknya anak tangga karier dan rutinitas kerja.
Prinsip "worklife balance" ternyata tidak selalu merupakan jalan keluar. Ada orang yang kemudian mencoba untuk menjauhi pekerjaan itu, namun semakin menjauhi malah makin dihantui rasa bersalah dan tidak menemukan solusinya. Ada orang yang berusaha mencari kambing hitam terhadap sumber kebosanannya, bahkan yang lebih berat, mulai merasa sakit-sakitan karena menahan rasa bosan yang begitu kuat. Rasanya tidak mungkin ada orang yang beranggapan bahwa posisi seperti ini adalah “comfort zone”, karena rasa bosan ini pastilah tidak nyaman. Namun, individu yang tidak berusaha mengubah situasinya, mungkin memang tidak tahu caranya.
Kakak ipar saya adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu menyatakan bahwa memasak adalah pekerjaan yang paling tidak dia sukai. Namun nyatanya, ia survive selama 40 tahun lebih memasak untuk seluruh keluarga. Rasa masakannya hebat dan menjadi favorit teman dan keluarga. Ia selalu keluar dengan resep-resep baru. Adakalanya ia memasak sesuatu yang sangat simpel, namun tak jarang juga yang canggih. Bila ada individu yang merasa tidak menyukai pekerjaannya, tetapi bisa bertahan sekian lama, maka tentu ada hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi rasa bosan dalam bekerja.
Dalam keadaan ekonomi yang relatif sepi begini, banyak spekulasi yang mengatakan bahwa bila keadaan membaik, individu dengan sendirinya dapat meningkatkan gairah kerjanya. Sementara ada pihak lain yang beranggapan, bahwa bila rasa bosan sudah mengakar dalam sikap mental kita, individu menjadi tidak siap untuk bounce back. Tentunya keadaan tanpa gairah ini membahayakan, terutama bila kita masih berada di usia produktif. Perusahaan maupun diri sendiri pasti menghendaki kita untuk tetap alert, produktif, dan berkembang secara personal maupun professional
Inventarisasi diri
Ibarat keadaan tubuh yang sudah lama tidak berolahraga, kita bisa merasa tidak peka terhadap kekuatan, gerak, dan fleksibilitas kita. Dalam pekerjaan pun orang bisa merasa “tidak bugar”, apalagi bila sudah mengerjakan pekerjaan tertentu selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan tantangan, baik dari pelanggan eksternal ataupun secara internal organisasi. Saat-saat seperti ini sebetulnya adalah saat yang paling tepat untuk kita mulai mendata ulang apa saja "lesson learnt" serta ketrampilan-ketrampilan yang sudah kita pelajari dari pengalaman yang lalu.
Menginventarisasi diri adalah kegiatan yang bisa membangun kesadaran kita sekaligus membantu kita melihat sejauh apa pertumbuhan nilai diri, bagi diri sendiri, tim, maupun organisasi. Akan sangat bermanfaat bila lesson learnt yang kita punya kemudian kita gunakan untuk menyiapkan bahan-bahan pelatihan bagi para junior dan melakukan coaching pada mereka. Dengan melakukan coaching atau mentoring, tanpa disadari kita pun sudah meremajakan pengetahuan kita, bahkan menguji kemampuan kita melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan si junior.
Secara otomatis, inventarisasi diri akan membawa kita memeriksa hafalan dan intuisi, sekaligus mempertanyakan apakah cara kerja saya sudah efisien? Apakah ada cara lain yang lebih praktis? Banyak penelitian membuktikan bahwa alat-alat baru dan cara-cara yang lebih praktis justru ditemukan oleh orang-orang yang merasa bosan pada pekerjaannya. Seorang kepala cabang di sebuah bank tiba-tiba menemukan adanya pengulangan kerja terhadap sebuah dokumen yang menyebabkan perbedaan memproses sampai 2 x 24 jam. Dengan memeriksa ulang pekerjaan rutin, kita bisa menemukan efisiensi dan simplisiti yang luar biasa. Terkadang, kita juga butuh pandangan orang lain dan memanfaatkan persepsi orang lain terhadap pekerjaan kita. Dengan adanya “second opinion”, baik dari orang dalam, rekan sendiri, ataupun konsultan maupun orang luar, kita bisa mendapatkan masukan berharga.
Efek interaksi dan "benturan"
Banyak orang menyarankan untuk menjauh sementara waktu dari hal rutin yang kita lakukan untuk mengusir kebosanan, misalnya mempelajari hal di luar pekerjaan secara jangka pendek. Hal ini sebetulnya ada benarnya dan ternyata sangat berpengaruh pada sikap mental kita. Kita mengenal fenomena “medici effect”, di mana seseorang justru menemukan jalan keluar dari masalahnya, setelah mengalami hal lain di luar pekerjaannya. Hal ini juga dilakukan para atlet yang selalu juga melakukan latihan di luar keahliannya. Efek interaksi ini bukan hal yang misterius. Persepsi dari "dalam" pekerjaan tentunya akan berbeda dengan persepsi dari luar. Bila sesekali kita mengerjakan pekerjaan lain, maka kita akan memperkaya diri kita.
Kita tidak perlu alergi terhadap rasa bosan, karena rasa bosan terhadap pekerjaan sebetulnya juga merupakan alarm bahwa kita siap untuk memperkuat diri. Kita bisa menambah ketrampilan tertentu atau sekadar menambah kegiatan olah raga baru. Kita bisa mendapatkan teman-teman baru atau memulai kegiatan media sosial seperti twitter, facebook dan linked-in yang bisa membawa kita ke lingkungan kerja yang lebih luas dan lebih maju. Yang jelas, semangat kerja kita memang memerlukan gizi pembugar. Bentuknya bisa berupa asupan-asupan teman baru, pengetahuan dan ketrampilan baru, ataupun latihan-latihan keras dan sulit sehingga urat syaraf kita terlatih untuk menghadapi tantangan baru.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Sumber: Kompas Cetak
Prinsip "worklife balance" ternyata tidak selalu merupakan jalan keluar. Ada orang yang kemudian mencoba untuk menjauhi pekerjaan itu, namun semakin menjauhi malah makin dihantui rasa bersalah dan tidak menemukan solusinya. Ada orang yang berusaha mencari kambing hitam terhadap sumber kebosanannya, bahkan yang lebih berat, mulai merasa sakit-sakitan karena menahan rasa bosan yang begitu kuat. Rasanya tidak mungkin ada orang yang beranggapan bahwa posisi seperti ini adalah “comfort zone”, karena rasa bosan ini pastilah tidak nyaman. Namun, individu yang tidak berusaha mengubah situasinya, mungkin memang tidak tahu caranya.
Kakak ipar saya adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu menyatakan bahwa memasak adalah pekerjaan yang paling tidak dia sukai. Namun nyatanya, ia survive selama 40 tahun lebih memasak untuk seluruh keluarga. Rasa masakannya hebat dan menjadi favorit teman dan keluarga. Ia selalu keluar dengan resep-resep baru. Adakalanya ia memasak sesuatu yang sangat simpel, namun tak jarang juga yang canggih. Bila ada individu yang merasa tidak menyukai pekerjaannya, tetapi bisa bertahan sekian lama, maka tentu ada hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi rasa bosan dalam bekerja.
Dalam keadaan ekonomi yang relatif sepi begini, banyak spekulasi yang mengatakan bahwa bila keadaan membaik, individu dengan sendirinya dapat meningkatkan gairah kerjanya. Sementara ada pihak lain yang beranggapan, bahwa bila rasa bosan sudah mengakar dalam sikap mental kita, individu menjadi tidak siap untuk bounce back. Tentunya keadaan tanpa gairah ini membahayakan, terutama bila kita masih berada di usia produktif. Perusahaan maupun diri sendiri pasti menghendaki kita untuk tetap alert, produktif, dan berkembang secara personal maupun professional
Inventarisasi diri
Ibarat keadaan tubuh yang sudah lama tidak berolahraga, kita bisa merasa tidak peka terhadap kekuatan, gerak, dan fleksibilitas kita. Dalam pekerjaan pun orang bisa merasa “tidak bugar”, apalagi bila sudah mengerjakan pekerjaan tertentu selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan tantangan, baik dari pelanggan eksternal ataupun secara internal organisasi. Saat-saat seperti ini sebetulnya adalah saat yang paling tepat untuk kita mulai mendata ulang apa saja "lesson learnt" serta ketrampilan-ketrampilan yang sudah kita pelajari dari pengalaman yang lalu.
Menginventarisasi diri adalah kegiatan yang bisa membangun kesadaran kita sekaligus membantu kita melihat sejauh apa pertumbuhan nilai diri, bagi diri sendiri, tim, maupun organisasi. Akan sangat bermanfaat bila lesson learnt yang kita punya kemudian kita gunakan untuk menyiapkan bahan-bahan pelatihan bagi para junior dan melakukan coaching pada mereka. Dengan melakukan coaching atau mentoring, tanpa disadari kita pun sudah meremajakan pengetahuan kita, bahkan menguji kemampuan kita melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan si junior.
Secara otomatis, inventarisasi diri akan membawa kita memeriksa hafalan dan intuisi, sekaligus mempertanyakan apakah cara kerja saya sudah efisien? Apakah ada cara lain yang lebih praktis? Banyak penelitian membuktikan bahwa alat-alat baru dan cara-cara yang lebih praktis justru ditemukan oleh orang-orang yang merasa bosan pada pekerjaannya. Seorang kepala cabang di sebuah bank tiba-tiba menemukan adanya pengulangan kerja terhadap sebuah dokumen yang menyebabkan perbedaan memproses sampai 2 x 24 jam. Dengan memeriksa ulang pekerjaan rutin, kita bisa menemukan efisiensi dan simplisiti yang luar biasa. Terkadang, kita juga butuh pandangan orang lain dan memanfaatkan persepsi orang lain terhadap pekerjaan kita. Dengan adanya “second opinion”, baik dari orang dalam, rekan sendiri, ataupun konsultan maupun orang luar, kita bisa mendapatkan masukan berharga.
Efek interaksi dan "benturan"
Banyak orang menyarankan untuk menjauh sementara waktu dari hal rutin yang kita lakukan untuk mengusir kebosanan, misalnya mempelajari hal di luar pekerjaan secara jangka pendek. Hal ini sebetulnya ada benarnya dan ternyata sangat berpengaruh pada sikap mental kita. Kita mengenal fenomena “medici effect”, di mana seseorang justru menemukan jalan keluar dari masalahnya, setelah mengalami hal lain di luar pekerjaannya. Hal ini juga dilakukan para atlet yang selalu juga melakukan latihan di luar keahliannya. Efek interaksi ini bukan hal yang misterius. Persepsi dari "dalam" pekerjaan tentunya akan berbeda dengan persepsi dari luar. Bila sesekali kita mengerjakan pekerjaan lain, maka kita akan memperkaya diri kita.
Kita tidak perlu alergi terhadap rasa bosan, karena rasa bosan terhadap pekerjaan sebetulnya juga merupakan alarm bahwa kita siap untuk memperkuat diri. Kita bisa menambah ketrampilan tertentu atau sekadar menambah kegiatan olah raga baru. Kita bisa mendapatkan teman-teman baru atau memulai kegiatan media sosial seperti twitter, facebook dan linked-in yang bisa membawa kita ke lingkungan kerja yang lebih luas dan lebih maju. Yang jelas, semangat kerja kita memang memerlukan gizi pembugar. Bentuknya bisa berupa asupan-asupan teman baru, pengetahuan dan ketrampilan baru, ataupun latihan-latihan keras dan sulit sehingga urat syaraf kita terlatih untuk menghadapi tantangan baru.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Sumber: Kompas Cetak
Sulitnya Jadi Fresh Graduate
KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan besar umumnya membutuhkan pelamar yang memiliki pengalaman, setidaknya 2 atau 3 tahun. Hal ini tentu membuat Anda yang masih tergolong fresh graduate menjadi ciut. Kapan dong, giliran Anda diterima di perusahaan yang Anda impikan, jika yang diterima hanya yang "berpengalaman kerja di bidangnya selama 3 tahun"?
Anda mungkin juga punya pengalaman, namun lingkup acaranya dianggap tak cukup besar untuk "mengangkat" nilai Anda. Lalu bagaimana agar Anda bisa punya pengalaman kalau ditolak melulu?
Sebenarnya, kebanyakan lulusan baru sudah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pihak perekrut. Mereka hanya perlu menyadari, dan mengemasnya dengan lebih baik di dalam surat lamaran dan daftar riwayat hidupnya. Sebagai permulaan, pertimbangkan pengalaman Anda saat mengerjakan proyek-proyek di kampus, termasuk yang Anda anggap tidak cukup layak untuk dibicarakan. Selanjutnya, tugas Anda adalah mengejar ketinggalan tersebut.
Membangun "jembatan"
Ketika Anda diwawancara oleh calon pemberi kerja, dan topik mengenai pengalaman kerja ini dilontarkan, siapkan jawaban yang tidak mengungkit mengenai pekerjaan lama Anda. "Jangan menekankan pada pengalaman kerja, sebesar ketrampilan Anda," ujar Tarek Pertew, pendiri dan direktur marketing di situs karier MyWorkster.
Untuk menjembatani diri Anda dengan rekan kerja yang lebih senior, amati skill yang Anda miliki, dan tugas-tugas yang pernah Anda lakukan di dunia kampus.
Kursus dulu
Bila pengalaman di kampus dan ketrampilan saja tidak cukup menjual, coba tingkatkan pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan yang diminta oleh pekerjaan tersebut, demikian saran Pertew. Misalnya, jika Anda berulangkali mendengar bahwa Anda tidak memiliki kemampuan teknis untuk pekerjaan yang Anda inginkan, ikutlah kursus untuk membuat diri Anda memenuhi syarat. Masukkan kursus yang Anda ikuti tersebut ke dalam CV ketika Anda mencari pekerjaan lain. "Itu menunjukkan bahwa Anda punya ambisi," katanya.
Menjadi relawan
Kompetensi secara teknis juga bisa diperoleh dengan mengandalkan kemampuan Anda untuk bekerja di perusahaan nirlaba. Anda mungkin tidak akan diuntungkan secara finansial, namun Anda bisa membangun jejaring yang tak kalah pentingnya. Jika Anda mencari posisi di bidang public relations atau marketing, jadilah relawan untuk membantu organisasi di area tersebut. Anda akan memperluas lingkup pergaulan Anda, dan memperoleh pengalaman berharga. Menjadi relawan dimana pun akan meningkatkan resume Anda, namun jika Anda bisa bekerja di lembaga nirlaba yang memiliki hubungan dengan perusahaan yang Anda incar, itu lebih baik.
Pekerjaan temporer
Pekerjaan temporer kerap kali disediakan karena perusahaan memang belum siap menerima karyawan secara full time. Di lain pihak, pekerjaan paruh waktu cocok untuk Anda yang ingin bekerja secara fleksibel. Anda bisa melamar sebagai tenaga temporer di perusahaan perekrutan tenaga kerja yang menempatkan orang-orang di bidang yang mungkin Anda inginkan. Dengan cara ini Anda pun bisa memperoleh pengalaman, dan bertemu dengan para profesional. Seringkali, pekerjaan paruh waktu bisa membuat Anda mendapatkan pekerjaan penuh waktu.
Membangun jejaring
Caranya bisa melalui apa saja, misalnya bergabung dengan asosiasi profesional di perusahaan, dan rajin menghadiri pertemuan bulanannya. Bila Anda diberi kesempatan untuk menempati posisi leadership, jangan ragu mengambil kesempatan tersebut. Dengan cara tersebut Anda bisa menemui beberapa pemegang jabatan yang aktif. Tak perlu merasa terintimidasi hanya karena Anda lebih muda daripada yang lain. Sebaliknya, mereka akan terkesan dengan keingintahuan dan semangat Anda untuk mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan.
"Hal itu menunjukkan Anda memiliki inisiatif dan kemampuan kepemimpinan," kata Joe Ruffolo, konsultan karier di 360jobinterview.com.
Jejaring bahkan bisa dibilang cara paling efektif untuk menemukan pekerjaan saat ini, terutama jika Anda tidak memiliki pengalaman kerja terlalu banyak. Entah itu saat Anda menjadi relawan, atau menghadiri gathering, berbagilah dengan orang yang Anda jumpai mengenai apa yang ingin Anda lakukan secara profesional.
Sumber: Forbes
Anda mungkin juga punya pengalaman, namun lingkup acaranya dianggap tak cukup besar untuk "mengangkat" nilai Anda. Lalu bagaimana agar Anda bisa punya pengalaman kalau ditolak melulu?
Sebenarnya, kebanyakan lulusan baru sudah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pihak perekrut. Mereka hanya perlu menyadari, dan mengemasnya dengan lebih baik di dalam surat lamaran dan daftar riwayat hidupnya. Sebagai permulaan, pertimbangkan pengalaman Anda saat mengerjakan proyek-proyek di kampus, termasuk yang Anda anggap tidak cukup layak untuk dibicarakan. Selanjutnya, tugas Anda adalah mengejar ketinggalan tersebut.
Membangun "jembatan"
Ketika Anda diwawancara oleh calon pemberi kerja, dan topik mengenai pengalaman kerja ini dilontarkan, siapkan jawaban yang tidak mengungkit mengenai pekerjaan lama Anda. "Jangan menekankan pada pengalaman kerja, sebesar ketrampilan Anda," ujar Tarek Pertew, pendiri dan direktur marketing di situs karier MyWorkster.
Untuk menjembatani diri Anda dengan rekan kerja yang lebih senior, amati skill yang Anda miliki, dan tugas-tugas yang pernah Anda lakukan di dunia kampus.
Kursus dulu
Bila pengalaman di kampus dan ketrampilan saja tidak cukup menjual, coba tingkatkan pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan yang diminta oleh pekerjaan tersebut, demikian saran Pertew. Misalnya, jika Anda berulangkali mendengar bahwa Anda tidak memiliki kemampuan teknis untuk pekerjaan yang Anda inginkan, ikutlah kursus untuk membuat diri Anda memenuhi syarat. Masukkan kursus yang Anda ikuti tersebut ke dalam CV ketika Anda mencari pekerjaan lain. "Itu menunjukkan bahwa Anda punya ambisi," katanya.
Menjadi relawan
Kompetensi secara teknis juga bisa diperoleh dengan mengandalkan kemampuan Anda untuk bekerja di perusahaan nirlaba. Anda mungkin tidak akan diuntungkan secara finansial, namun Anda bisa membangun jejaring yang tak kalah pentingnya. Jika Anda mencari posisi di bidang public relations atau marketing, jadilah relawan untuk membantu organisasi di area tersebut. Anda akan memperluas lingkup pergaulan Anda, dan memperoleh pengalaman berharga. Menjadi relawan dimana pun akan meningkatkan resume Anda, namun jika Anda bisa bekerja di lembaga nirlaba yang memiliki hubungan dengan perusahaan yang Anda incar, itu lebih baik.
Pekerjaan temporer
Pekerjaan temporer kerap kali disediakan karena perusahaan memang belum siap menerima karyawan secara full time. Di lain pihak, pekerjaan paruh waktu cocok untuk Anda yang ingin bekerja secara fleksibel. Anda bisa melamar sebagai tenaga temporer di perusahaan perekrutan tenaga kerja yang menempatkan orang-orang di bidang yang mungkin Anda inginkan. Dengan cara ini Anda pun bisa memperoleh pengalaman, dan bertemu dengan para profesional. Seringkali, pekerjaan paruh waktu bisa membuat Anda mendapatkan pekerjaan penuh waktu.
Membangun jejaring
Caranya bisa melalui apa saja, misalnya bergabung dengan asosiasi profesional di perusahaan, dan rajin menghadiri pertemuan bulanannya. Bila Anda diberi kesempatan untuk menempati posisi leadership, jangan ragu mengambil kesempatan tersebut. Dengan cara tersebut Anda bisa menemui beberapa pemegang jabatan yang aktif. Tak perlu merasa terintimidasi hanya karena Anda lebih muda daripada yang lain. Sebaliknya, mereka akan terkesan dengan keingintahuan dan semangat Anda untuk mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan.
"Hal itu menunjukkan Anda memiliki inisiatif dan kemampuan kepemimpinan," kata Joe Ruffolo, konsultan karier di 360jobinterview.com.
Jejaring bahkan bisa dibilang cara paling efektif untuk menemukan pekerjaan saat ini, terutama jika Anda tidak memiliki pengalaman kerja terlalu banyak. Entah itu saat Anda menjadi relawan, atau menghadiri gathering, berbagilah dengan orang yang Anda jumpai mengenai apa yang ingin Anda lakukan secara profesional.
Sumber: Forbes
3 Kiat Mendapatkan Pekerjaan untuk "Fresh Graduate"
KOMPAS.com - Pengalaman kerja seringkali dijadikan referensi saat melamar pekerjaan. Lantas bagaimana dengan para fresh graduate, yang boleh jadi tak punya banyak pengalaman namun memiliki kualitas dan kompetensi yang setara. Simak kiat untuk para fresh graduate agar mendapatkan pekerjaan lebih mudah.
1. Indentifikasi posisi yang paling cocok dengan profil Anda.
Buat daftar kelebihan Anda, tulis semua pengalaman yang Anda miliki, besar atau kecil seperti pengalaman magang, bekerja paruh waktu, dan lainnya. Semua pengalaman itulah yang nantinya diperhitungkan oleh rekruiter. Lalu, introspeksi dan indentifikasi posisi apa yang cocok dengan keterampilan dan minat Anda.
2. Bangun jejaring dengan orang yang bisa menjadi mentor.
Memasang profil di situs pencarian kerja bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan. Bangun jejaring dengan orang-orang yang bisa mengarahkan Anda untuk bisa magang dengan bayaran atau posisi yang relevan.
Jangan ragu untuk meminta saran dari mentor, senior yang sudah bekerja atau bahkan teman-teman orangtua Anda. Diskusikan minat Anda dan cara terbaik membuat terobosan mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan.
3. Gunakan sosial media untuk memasarkan diri.
Punya akun LinkedIn? Jika tidak, buatlah sekarang juga dan isi dengan informasi yang relevan. Bukan hanya informasi pendidikan, pengalaman magang dan pengalaman kerja lain, tapi juga minat Anda.
Pelajari cara menggunakan Facebook dan Twitter dengan cara cerdas. Anda bisa mendapatkan pekerjaan dari sosial media asalkan menggunakan semua situs jejaring sosial tersebut dengan tepat.
(Majalah Chic/Erma Dwi Kusumastuti)
1. Indentifikasi posisi yang paling cocok dengan profil Anda.
Buat daftar kelebihan Anda, tulis semua pengalaman yang Anda miliki, besar atau kecil seperti pengalaman magang, bekerja paruh waktu, dan lainnya. Semua pengalaman itulah yang nantinya diperhitungkan oleh rekruiter. Lalu, introspeksi dan indentifikasi posisi apa yang cocok dengan keterampilan dan minat Anda.
2. Bangun jejaring dengan orang yang bisa menjadi mentor.
Memasang profil di situs pencarian kerja bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan. Bangun jejaring dengan orang-orang yang bisa mengarahkan Anda untuk bisa magang dengan bayaran atau posisi yang relevan.
Jangan ragu untuk meminta saran dari mentor, senior yang sudah bekerja atau bahkan teman-teman orangtua Anda. Diskusikan minat Anda dan cara terbaik membuat terobosan mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan.
3. Gunakan sosial media untuk memasarkan diri.
Punya akun LinkedIn? Jika tidak, buatlah sekarang juga dan isi dengan informasi yang relevan. Bukan hanya informasi pendidikan, pengalaman magang dan pengalaman kerja lain, tapi juga minat Anda.
Pelajari cara menggunakan Facebook dan Twitter dengan cara cerdas. Anda bisa mendapatkan pekerjaan dari sosial media asalkan menggunakan semua situs jejaring sosial tersebut dengan tepat.
(Majalah Chic/Erma Dwi Kusumastuti)
Wednesday, November 9, 2011
Job Description Industrial Engineering
Job Duties and Tasks for: "Industrial Engineer"
Apply statistical methods and perform mathematical calculations to determine manufacturing processes, staff requirements, and production standards.
Coordinate quality control objectives and activities to resolve production problems, maximize product reliability, and minimize cost.
Confer with vendors, staff, and management personnel regarding purchases, procedures, product specifications, manufacturing capabilities, and project status.
Draft and design layout of equipment, materials, and workspace to illustrate maximum efficiency, using drafting tools and computer.
Review production schedules, engineering specifications, orders, and related information to obtain knowledge of manufacturing methods, procedures, and activities.
Communicate with management and user personnel to develop production and design standards.
Estimate production cost and effect of product design changes for management review, action, and control.
Formulate sampling procedures and designs and develop forms and instructions for recording, evaluating, and reporting quality and reliability data.
Record or oversee recording of information to ensure currency of engineering drawings and documentation of production problems.
Study operations sequence, material flow, functional statements, organization charts, and project information to determine worker functions and responsibilities.
Direct workers engaged in product measurement, inspection, and testing activities to ensure quality control and reliability.
Implement methods and procedures for disposition of discrepant material and defective or damaged parts, and assess cost and responsibility.
Evaluate precision and accuracy of production and testing equipment and engineering drawings to formulate corrective action plan.
Analyze statistical data and product specifications to determine standards and establish quality and reliability objectives of finished product.
Develop manufacturing methods, labor utilization standards, and cost analysis systems to promote efficient staff and facility utilization.
Recommend methods for improving utilization of personnel, material, and utilities.
Plan and establish sequence of operations to fabricate and assemble parts or products and to promote efficient utilization.
Complete production reports, purchase orders, and material, tool, and equipment lists.
Schedule deliveries based on production forecasts, material substitutions, storage and handling facilities, and maintenance requirements.
Regulate and alter workflow schedules according to established manufacturing sequences and lead times to expedite production operations.
http://job-descriptions.careerplanner.com/Industrial-Engineers.cfm
Apply statistical methods and perform mathematical calculations to determine manufacturing processes, staff requirements, and production standards.
Coordinate quality control objectives and activities to resolve production problems, maximize product reliability, and minimize cost.
Confer with vendors, staff, and management personnel regarding purchases, procedures, product specifications, manufacturing capabilities, and project status.
Draft and design layout of equipment, materials, and workspace to illustrate maximum efficiency, using drafting tools and computer.
Review production schedules, engineering specifications, orders, and related information to obtain knowledge of manufacturing methods, procedures, and activities.
Communicate with management and user personnel to develop production and design standards.
Estimate production cost and effect of product design changes for management review, action, and control.
Formulate sampling procedures and designs and develop forms and instructions for recording, evaluating, and reporting quality and reliability data.
Record or oversee recording of information to ensure currency of engineering drawings and documentation of production problems.
Study operations sequence, material flow, functional statements, organization charts, and project information to determine worker functions and responsibilities.
Direct workers engaged in product measurement, inspection, and testing activities to ensure quality control and reliability.
Implement methods and procedures for disposition of discrepant material and defective or damaged parts, and assess cost and responsibility.
Evaluate precision and accuracy of production and testing equipment and engineering drawings to formulate corrective action plan.
Analyze statistical data and product specifications to determine standards and establish quality and reliability objectives of finished product.
Develop manufacturing methods, labor utilization standards, and cost analysis systems to promote efficient staff and facility utilization.
Recommend methods for improving utilization of personnel, material, and utilities.
Plan and establish sequence of operations to fabricate and assemble parts or products and to promote efficient utilization.
Complete production reports, purchase orders, and material, tool, and equipment lists.
Schedule deliveries based on production forecasts, material substitutions, storage and handling facilities, and maintenance requirements.
Regulate and alter workflow schedules according to established manufacturing sequences and lead times to expedite production operations.
http://job-descriptions.careerplanner.com/Industrial-Engineers.cfm
Sunday, November 6, 2011
Dampak Positif Ibu Bekerja bagi Anak
KOMPAS.com - Peran ganda yang sering dijalankan para ibu untuk bekerja pasti bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Meski sulit dijalani, namun para ibu bekerja pasti berjuang keras untuk menemukan keseimbangan dalam keluarga dan karier mereka. Ketika semua keseimbangan yang diharapkan itu belum terjadi, pasti ada perasaan bersalah karena merasa menelantarkan keluarganya. Namun, tak perlu berkecil hati, karena sebenarnya karier ganda Anda justru mengajarkan berbagai hal positif bagi anak.
Tanggung jawab. Menjalankan dua pekerjaan sekaligus dengan sebaik-baiknya dan tanpa keluhan, sebenarnya mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak. Ketika anak sudah cukup mengerti tentang kesibukan Anda untuk bekerja, biarkan anak tahu berbagai hal yang positif dari bekerja, sehingga anak akan berpikir bahwa bekerja itu menyenangkan.
"Menjadi seorang ibu bekerja adalah sebuah kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang rasa tanggung jawab untuk membantu tugas-tugas rumah, memantau pelajaran di sekolah, dan kegiatan mereka sendiri. Pada dasarnya hal ini mengajarkan mereka untuk lebih bertanggung jawab bagi diri mereka sendiri," ungkap psikolog Susan Newman, PhD.
Bekerja keras. Imbalan yang diperoleh dari bekerja adalah uang. Tak heran jika para ibu pekerja ini juga berperan menjadi seorang penyelamat ekonomi keluarga, terutama bagi para orangtua tunggal. Meski masih kecil, anak-anak sudah mampu mengetahui adanya hubungan antara pekerjaan dengan uang, dan uang untuk membeli berbagai benda.
"Penghasilan memungkinkan Anda untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga, dan hal ini secara tidak langsung menjadi pembelajaran bagi mereka bahwa semuanya bisa diperoleh jika bekerja keras," ungkap Susan.
Dengan penjelasan tentang bagaimana uang hasil jerih payah saat bekerja dapat digunakan untuk membeli berbagai benda, anak akan lebih berhati-hati terhadap permintaan mereka, dan lebih menghargai apa yang mereka miliki.
Role model. "Sebagai seorang ibu yang bekerja, Anda adalah seorang contoh dan teladan bagi anak-anak, terutama anak perempuan. Ibu yang bekerja menginspirasi anak perempuan untuk bekerja lebih keras untuk menyelesaikan berbagai masalah, dan menghadapi tantangan yang berat bagi perempuan di masa depan," ungkap Susan.
Saat berdialog dengan anak, jangan lupa mengungkapkan adanya kesetaraan gender sekarang ini, dimana perempuan dan pria harus bekerja sama dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan rumah tangga.
Cinta keluarga. Ketika seorang ibu mengurangi waktunya di rumah untuk bekerja di kantor, dikhawatirkan anak akan kehilangan perhatian dari orangtuanya, dan berubah menjadi anak yang nakal. "Fakta membuktikan bahwa perkembangan anak lebih dipengaruhi oleh kesehatan emosional keluarga, dan cara mendidik anak yang tepat. Anak yang menerima kasih sayang dan perhatian yang cukup dari keluarga akan terlepas dari berbagai masalah, sekalipun sang ibu harus bekerja di luar rumah," ungkap dokter anak, Michelle Terry, MD.
Sumber: GALTime
Tanggung jawab. Menjalankan dua pekerjaan sekaligus dengan sebaik-baiknya dan tanpa keluhan, sebenarnya mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak. Ketika anak sudah cukup mengerti tentang kesibukan Anda untuk bekerja, biarkan anak tahu berbagai hal yang positif dari bekerja, sehingga anak akan berpikir bahwa bekerja itu menyenangkan.
"Menjadi seorang ibu bekerja adalah sebuah kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang rasa tanggung jawab untuk membantu tugas-tugas rumah, memantau pelajaran di sekolah, dan kegiatan mereka sendiri. Pada dasarnya hal ini mengajarkan mereka untuk lebih bertanggung jawab bagi diri mereka sendiri," ungkap psikolog Susan Newman, PhD.
Bekerja keras. Imbalan yang diperoleh dari bekerja adalah uang. Tak heran jika para ibu pekerja ini juga berperan menjadi seorang penyelamat ekonomi keluarga, terutama bagi para orangtua tunggal. Meski masih kecil, anak-anak sudah mampu mengetahui adanya hubungan antara pekerjaan dengan uang, dan uang untuk membeli berbagai benda.
"Penghasilan memungkinkan Anda untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga, dan hal ini secara tidak langsung menjadi pembelajaran bagi mereka bahwa semuanya bisa diperoleh jika bekerja keras," ungkap Susan.
Dengan penjelasan tentang bagaimana uang hasil jerih payah saat bekerja dapat digunakan untuk membeli berbagai benda, anak akan lebih berhati-hati terhadap permintaan mereka, dan lebih menghargai apa yang mereka miliki.
Role model. "Sebagai seorang ibu yang bekerja, Anda adalah seorang contoh dan teladan bagi anak-anak, terutama anak perempuan. Ibu yang bekerja menginspirasi anak perempuan untuk bekerja lebih keras untuk menyelesaikan berbagai masalah, dan menghadapi tantangan yang berat bagi perempuan di masa depan," ungkap Susan.
Saat berdialog dengan anak, jangan lupa mengungkapkan adanya kesetaraan gender sekarang ini, dimana perempuan dan pria harus bekerja sama dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan rumah tangga.
Cinta keluarga. Ketika seorang ibu mengurangi waktunya di rumah untuk bekerja di kantor, dikhawatirkan anak akan kehilangan perhatian dari orangtuanya, dan berubah menjadi anak yang nakal. "Fakta membuktikan bahwa perkembangan anak lebih dipengaruhi oleh kesehatan emosional keluarga, dan cara mendidik anak yang tepat. Anak yang menerima kasih sayang dan perhatian yang cukup dari keluarga akan terlepas dari berbagai masalah, sekalipun sang ibu harus bekerja di luar rumah," ungkap dokter anak, Michelle Terry, MD.
Sumber: GALTime
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA. (twitter@andrewenas) Bisnis berkembang, organisasi bertumbuh alias karyawan tambah banyak, terjadi p...
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Salah satu senjata ampuh para eksekutif untuk meningkatkan kariernya kini adalah dengan menempuh jalur pendidikan keprofesian bersertifi...
-
Performa Industri: Quality, Productivity, Safety, Cost. Manakah yang perlu diprioritaskan? Banyak sekali metode-metode yang dapat dipakai un...
-
Akurasi inventory atau akurasi pada bagian warehouse salah satu kuncinya terletak pada sistem WMS yang dipakai. Terutama benturannya dengan...