Friday, July 26, 2013
Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR)
Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR), menawarkan suatu visi yang benar-benar baru
tentang bagaimana perusahaan seharusnya diorganisasi dan dikelola bila
perusahaan itu ingin sukses bukan sekadar bertahan. Rekayasa ulang tidak
berusaha membuat bisnis lebih baik melalui penyempurnaan-penyempurnaan incremental 10 persen lebih cepat disini atau 20 persen lebih murah disana.
Sasaran dari rekayasa ulang adalah suatu "quantum leap" (lompatan besar) dalam hal kinerja, penyempurnaan 100 persen atau bahkan sepuluh kali lipatnya yang dapat terjadi dari proses-proses
dan struktur-struktur kerja yang benar-benar baru.
Hammer dan Champy menunjukkan bagaimana sejumlah perusahaan besar dunia
menggunakan prinsip-prinsip rekayasa ulang untuk menyelamatkan ratusan juta
dolar per tahun, untuk menciptakan tingkat-tingkat kepuasan pelanggan yang tak
pernah tercapai sebelumnya, dan untuk mempercepat dan membuat segala aspek
operasi mereka lebih fleksibel.
Kunci menuju rekayasa ulang adalah meninggalkan pengertian-pengertian yang
paling dasar yang menjadi landasan dari organisasi modern. Para karyawan dan
manajer dewasa ini merupakan narapidana yang terpenjara oleh teori-teori usang
tentang bagaimana mengorganisasikan kerja teori-teori yang mengacu balik pada
awal mula revolusi industri. Ide-ide pembagian kerja, kebutuhan akan kontrol
yang mendetail dan hirarki manajerial tidak lagi berhasil dalam suatu dunia
persaingan global dan perubahan tanpa henti.
Rekayasa Ulang Proses Bisnis merupakan pedoman untuk menciptakan suatu bentuk
baru perusahaan bagi dunia bisnis baru.
Rekayasa ulang adalah seperti yang diungkapkan Hammer & Champy (1993) :
pemikiran secara fundamental dan perancangan ulang proses-proses bisnis untuk
mendapatkan perbaikan dramatis dalam hal ukuran kinerja yang penting/kritis
seperti biaya kualitas, pelayanan dan kecepatan.
Pengertian diatas memuat empat kata kunci sebagai berikut :
Fundamental, Radikal, Dramatis/kritis, Proses bisnis.
MSY
www.erpweaver.com
SAP Business Intelligence (BI) dan NBA
Mohammad Okki Hardian
Pada tanggal 25 Juli 2012, SAP dan National Basketball Association (NBA)
mengumumkan jalinan kerja sama di antara mereka. NBA, salah satu liga olahraga
terbesar di dunia, telah memilih SAP HANA® sebagai platform untuk pengembangan
kegiatan pencatatan, pengolahan, dan penyajian data statistik dari setiap
pertandingan bola basket di NBA. Tujuan NBA menunjuk SAP sebagai "partner
statistik" mereka adalah agar seluruh data statistik dari pemain maupun klub NBA
dapat tersaji secara "real-time" kepada penggemar NBA di seluruh dunia melalui
laman resmi NBA, www.nba.com.
Selain itu, NBA dan SAP mengumumkan kemitraan pemasaran multi tahun yang akan
membuat SAP Business Analytics sebagai software resmi NBA. Kemitraan ini selain
diberlakukan di NBA meliputi juga dua liga bola basket lain yang juga dikelola
oleh NBA, yaitu Woman National Basketball Association (WNBA) dan NBA Development
League (D-League) dan akan memungkinkan SAP menghubungkan penggemar dari ketiga
liga tersebut. Selain di Amerika Serikat, kemitraan tersebut juga meluas ke
pasar internasional, termasuk Brasil, Kanada, Cina, Jerman , India dan Rusia.
"Kami terus meneliti teknologi baru dalam upaya untuk memberikan fans kami
cara-cara baru untuk terhubung dengan pertandingan NBA," kata Komisaris NBA
David Stern. "SAP adalah pemimpin dalam menyediakan solusi perangkat lunak yang
inovatif dan mitra ideal untuk memberikan tampilan statistik dinamis dan
komprehensif sehingga penggemar di seluruh dunia dapat berinteraksi dengan
pertandingan basket NBA."
"SAP merasa terhormat dapat bermitra dengan NBA, salah satu organisasi paling
dihormati di dunia olahraga," kata Bill McDermott, co-CEO, SAP. "Melalui SAP
HANA, penggemar akan dapat menikmati NBA dengan cara yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Ini adalah sebuah "slam dunk" untuk SAP, NBA dan fans yang sekarang
memiliki akses terhadap data dan analisis yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Sekarang, berkat SAP HANA, semua penggemar NBA di seluruh dunia dapat mengakses
seluruh data statistik pemain dan tim NBA melalui situs NBA.com, sesuatu yang
sebelumnya hanya dapat diakses oleh karyawan NBA dan wartawan media yang
terpilih. Sepanjang musim kompetisi, SAP akan memberikan data secara real-time
di seluruh operasi NBA secara global, baik kepada media yang meliput, jejaring
sosial, statistik pemain dan tim, juga interaksi fans.
Selain itu, NBA juga memilih SAP BusinessObjects sebagai solusi business
intelligence (BI) untuk analisis lanjutan, menggunakan perangkat lunak SAP
BusinessObjects Explorer dan SAP Data Services. Dengan SAP HANA sebagai penyedia
kebutuhan statistik, dan SAP BusinessObjects Explorer dan SAP Data Services
sebagai analis lanjutan, sekarang NBA mampu menyediakan akses terhadap informasi
NBA untuk penggemar melalui desktop, tablet atau mobile phone.Proyek ini telah
berjalan sejak dimulainya NBA musim 2012-13.
Sumber:
www.erpweaver.com
TSP USA Challenge Results
The winner of the USA TSP Challenge is Xavier Clarist with a tour of length 6,204,999. Keld Helsgaun and Yuichi Nagata also submitted tours of this same length, but Xavier wins the tiebreak since I received his tour earlier than those of the two other tour-finding champions. It is remarkable that the three best tours all have the same length, since I did not reveal to the researchers the lengths of the previously received tours. Could this be the optimal tour for the USA instance? Much work remains to establish a strong lower bound to prove that 6,204,999 cannot be beat!
The three top tours have the same length, but take slightly different routes through the USA. The data sets for the tours, in TSPLIB TOUR format, are given in clarist.tour, helsgaun.tour, and nagata.tour. The tours of Clarist and Helsgaun have 114,672 edges in common, the tours of Clarist and Nagata have 114,637 edges in common, and the tours of Helsgaun and Nagata have 114,563 edges in common. The three tours together span a total of 116,751 edges.
An important note to these results is that Keld Helsgaun's publicly available LKH code was used as a subroutine in the work of Shylo, Gradinar, Wang, Bazylevych-Kuz-Kutelmakh, and Hasle-Haufmann-Schulz. LKH is a fantastic resource for TSP researchers.
Info lengkap:
http://www.math.uwaterloo.ca/tsp/data/usa/leaders.html
Harmonisasi Bisnis dan Sistem TI (Teknologi Informasi)
Tidak dapat disangkal bahwa peranan teknologi informasi (TI)
dalam pengembangan bisnis sudah semakin menonjol. Dikatakan
bahwa TI adalah faktor enabler, yang memungkinkan suatu
bisnis berjalan, dengan meluncurkan produk atau jasa baru,
maupun dalam rangka kepuasan pelanggan dan keunggulan
dalam persaingan. Mungkin kita sempat termangu-mangu setelah
melihat kenyataan betapa peranan komputer di dalam
perusahaan ternyata telah semakin menentukan hidup dan mati
perusahaan kita.
Di negara-negara maju, fungsi TI telah menempati posisi yang
sangat tinggi, dipimpin oleh pejabat setingkat Vice President.
Untuk kondisi di Indonesia, belum banyak perusahaan yang
memberikan posisi TI yang tinggi dalam organisasinya. Jabatan
CIO (Chief Information Officer) masih jarang, dan belum
dikenal luas.
Mengingat dominasi peranan TI bagi sistem bisnis masih
merupakan perkembangan baru, pada umumnya kita masih
mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri
(adjustment), khususnya dalam keseimbangan hubungan antara
TI dan bisnis. Hal ini karena adanya aspek paradoks antara sifat
bisnis dan TI.
Sifat bisnis pada umumnya menuntut kecepatan, fleksibilitas dan
ekspansif. Di mana ada peluang, langsung disikat. Apalagi
mereka menghadapi tekanan persaingan. Di sisi lain, fungsi TI
bersifat lambat, kurang fleksibel dan ekspansinya cenderung
konservatif, karena melibatkan investasi yang tidak kecil.
Paradoks di atas seringkali menimbulkan benturan di antara
orang-orang di lini bisnis dan koleganya dari TI. Di satu sisi
orang bisnis menuntut dukungan TI yang cepat, di lain pihak,
untuk memenuhi permintaan sistem-sistem baru, dibutuhkan
waktu pengembangan sistem yang tidak singkat. Hal ini tentunya
membuat kedua pihak frustrasi.
Selain itu, di kalangan TI seringkali terdapat masalah dalam hal
kepercayaan (trust), yakni sampai di mana TI dapat diandalkan;
kepemimpinan, yakni seberapa jauh TI dapat memegang tongkat
komando dalam bisnis; serta kewewenangan; dan
tanggungjawab. Hal ini sering menjadi sumber ketegangan antara
kalangan bisnis dan TI. Buntutnya, kerjasama antar bisnis dan TI
pun tidak harmonis.
Lalu bagaimana dapat mengatasi masalah ini? Ada 10 kiat yang
diharapkan dapat mengharmoniskan hubungan tim bisnis dengan
tim TI. Pertama, jangan serahkan sistem informasi kepada
profesional TI saja. Di dalam tim TI hendaknya ada orang dari
sisi bisnis yang dapat membantu merumuskan kebutuhan sistem
informasi untuk bisnis.
Kedua, pandanglah pemakai dan mesinnya sebagai satu
kesatuan. Jangan sampai para pemakai komputer merasa asing
dengan teknologi yang digunakan. Hal ini menuntut
pemasyarakatan TI secara intensif kepada jajaran pemakai
komputer.
Ketiga, hendaknya TI merupakan unsur yang memperlancar
berbagai proses bisnis, misalnya mempercepat atau
meningkatkan pelayanan perusahaan kepada pelanggan. Jangan
sampai TI justru menjadi penghambat.
Keempat, lakukan uji penerimaan di unit-unit pemakai. Hal ini
untuk memastikan bahwa pemakai sudah puas dan akrab
dengan sistem yang digunakan. Kelima, mintalah profesional TI
menyisihkan waktu untuk bergaul dengan pelanggan internal dan
eksternal, supaya dapat memahami kebutuhan sistem dengan
lebih baik.
Keenam, jangan terima proyek yang baru selesai 80%. Sebuah
sistem yang baru selesai 80%, sama saja dengan sistem yang
belum jadi, sehingga tidak mungkin dapat berfungsi dengan baik.
Kecuali sistem itu bersifat modular, di mana modul-modulnya
sudah berjalan dengan baik, dan ada modul-modul yang belum
jadi.
Ketujuh, buatlah sistem informasi yang skalabel, dan
berarsitektur terbuka, jangan beresiko mengambil sistem-sistem
yang independen. Kedelapan, awasi terus kemajuan teknologi
untuk menjaga posisi Anda sebagai pemimpin dalam bidang
industri Anda.
Kesembilan, ciptakan lingkungan kerja yang bisa menerima
keberhasilan maupun kegagalan. Dan kesepuluh, rekrutlah
orang-orang TI yang terbaik.
Dengan kiat-kiat di atas, diharapkan fungsi TI di perusahaan
Anda akan dapat memberikan kontribusi besar terhadap
kemajuan bisnis Anda. Selamat dan sukses buat Anda. (P.M.
Winarno)
Sumber : Info Komputer
Cerita Implementasi SAP ERP System
Perusahaan kami telah mengimplementasikan SAP selama 2 Th.
Sebenarnya dalam mengimplementasikan sebuah ERP ( baik SAP, BAAN,
Symix, Mincom dll ) tidak ada yang namanya "yang mana telur dan yang
mana ayam". Kenapa saya bilang begitu ???? Sudah disepakati secara
UMUM, Laporan keuangan merupakan barometer kegiatan usaha. Mau tidak
mau, setuju tidak setuju bagaimanapun kita harus akui bahwa
pembuatan Laporan Keuangan terletak dibagian Financial Accounting.
Nah yang menjadi pertanyaan,
apabila si akuntan ngotot minta FI/CO ( modul Accounting di SAP )
diimplementasikan Accounting terlebih dahulu, atau
apabila si insinyur produksi ngotot minta Prod Planning ( modul
produksi di SAP) diimplementasikan untuk produksi terlebih dahulu,
atau apabila si Mgr PPC/Purchasing ngotot minta Material Mgmt ( salah
satu modul di SAP) diimplementasikan untuk management inventory
terlebih dahulu, atau apabila si Salesman ngotot minta Sales
Distribution ( modul produksi di SAP)
diimplementasikan marketing terlebih dahulu, dan lain sebagainya ....
Apakah diperlukan urutan untuk mengimplementasikan modul-2 tsb
diatas??
Jawabannya tidak perlu....
kita dapat mengimplentasikan ERP dengan beberapa modul sekaligus.
Yang terpenting membentuk suatu siklus yang muaranya menjadi laporan
keuangan.Kalau tidak bisa membuat siklus ( kasarnya setiap modul
bediri sendiri dan tidak conect ke modul lain) system ERP yang mahal
akan mubazir diterapkan alias buang - buang duit saja.
Contoh sederhana di system SAP u/manuf :
Modul SD
Salesman terima PO dari Customer dan menginput PO tersebut di
sebagai Sales
Order yang nantinya berfungsi sbg
1. Permintaan Produksi ke PPIC ( bagi perusahaan manufacture)
2. sebagai dasar pembuatan dokumen-2 untuk intern ( surat jalan dll)
maupun extern ( Invoice, F.Pajak dll )
Modul MM
1. Berdasarkan SO dari marketing, PPIC merencanakan
produksi,melakukan penyediaan material untuk produksi membuat PO (
prod Order) ke Pabrik sebagai perintah produksi.
2. Agar material u/prod terjamin cukup atau tidak berlebihan, PPIC
dapat melihat ketersediaan Inventory digudang. Apabila material
belum ada PPIC akan meminta bagian Purchasing untuk membeli barang.
3. Selanjutnya Purchasing membuat PO ( Purchasing Order) ke Vendor
dan diterima Oleh Gudang.Setelah barang diterima oleh gudang,
Purchasing akan mencatat Invoice / faktur dari Vendor sebagai Utang.
4. Selanjutnya berdasarkan Prod Order, Gudang akan mengirim barang
ke bagian Produksi.
Modul PP
1. Berdasarkan Prod Order, melakukan Produksi . Disini semua
material dan tenaga Kerja dipakai dicatat.
2. Setelah selesai dikirim ke gudang
Modul FI/CO
1.Memverifikasi t serta meng automatic counting Cost product
2. Melakukan pencatatan Pembayaran Utang dan Penerimaan Piutang
3. Memverifikasi laporan keuangan yang timbul dari transaksi tsb
diats ( jurnal terjadi secara Automatic)
PO Cust---> Permintaan Barang o/Marketing ke PPIC--> Permintaan
Produksi oleh PPIC ke Pabrik ----> Produksi oleh Pabrik ---->
Pembuatan dan Penagihan Invoice ke Customer oleh Acc/Fin ---->
Lapoaran Keuangan
paling tidak modul diatas dapat diimplementasikan serentak.
Salam ERP
Team Help Desk
Sumber: www.erpweaver.com
BUKU MANAJEMEN TURNAROUND : Kiat-Kiat Bisnis Terbaik dari Pengalaman Indonesia
Jumlah halaman : 280 halaman
Bahasa : Inggris & Indonesia
Penerbit : PQM Consultants & Asian Institute of Management
Rene T. Domingo, Professor AIM (Asian Institute of Management), bersama dengan Kristanto Santosa, Partner PQM, memelopori penelitian manajemen untuk mempelajari kiat-kiat terbaik (best practices) berbagai perusahaan di Indonesia dan mancanegara; yang telah berhasil menghadapi dan menanggulangi krisis yang melanda Indonesia dan Asia beberapa tahun berselang. Buku ini bisa menjadi panduan yang tepat dan up-to-date bagi perusahaan-perusahaan, yang dewasa ini berada dalam lingkungan bisnis yang penuh gejolak dan penuh ketidak-pastian.
Pimpinan perusahaan, manager, dan profesional bisnis lainnya, bisa memanfaatkan buku ini untuk:
- Menerapkan kiat-kiat dan strategi bertahan dalam situasi krisis
- Membentengi perusahaan mereka secara pro-aktif agar mampu menangkal krisis
- Mereview visi, misi, serta strategi yang berlaku agar selalu siap menghadapi krisis
- Mengembangkan hubungan saling menguntungkan (win-win) dengan para mitra bisnis untuk menghadapi krisis bersama
- Mengubah situasi buruk akibat krisis menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
Sama halnya dengan bencana gempa dan tsunami yang baru lalu, akan datangnya krisis lain di masa mendatang adalah suatu keniscayaan. Tinggallah soal "kapan", bukan lagi soal "apakah" itu akan terjadi. Manfaatkanlah peluang mempelajari kiat-kiat mereka yang berhasil selamat dan sukses, untuk memperbesar peluang "hidup" bisnis kita, seandainya
krisis berikutnya datang menerjang.
Bahasa : Inggris & Indonesia
Penerbit : PQM Consultants & Asian Institute of Management
Rene T. Domingo, Professor AIM (Asian Institute of Management), bersama dengan Kristanto Santosa, Partner PQM, memelopori penelitian manajemen untuk mempelajari kiat-kiat terbaik (best practices) berbagai perusahaan di Indonesia dan mancanegara; yang telah berhasil menghadapi dan menanggulangi krisis yang melanda Indonesia dan Asia beberapa tahun berselang. Buku ini bisa menjadi panduan yang tepat dan up-to-date bagi perusahaan-perusahaan, yang dewasa ini berada dalam lingkungan bisnis yang penuh gejolak dan penuh ketidak-pastian.
Pimpinan perusahaan, manager, dan profesional bisnis lainnya, bisa memanfaatkan buku ini untuk:
- Menerapkan kiat-kiat dan strategi bertahan dalam situasi krisis
- Membentengi perusahaan mereka secara pro-aktif agar mampu menangkal krisis
- Mereview visi, misi, serta strategi yang berlaku agar selalu siap menghadapi krisis
- Mengembangkan hubungan saling menguntungkan (win-win) dengan para mitra bisnis untuk menghadapi krisis bersama
- Mengubah situasi buruk akibat krisis menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
Sama halnya dengan bencana gempa dan tsunami yang baru lalu, akan datangnya krisis lain di masa mendatang adalah suatu keniscayaan. Tinggallah soal "kapan", bukan lagi soal "apakah" itu akan terjadi. Manfaatkanlah peluang mempelajari kiat-kiat mereka yang berhasil selamat dan sukses, untuk memperbesar peluang "hidup" bisnis kita, seandainya
krisis berikutnya datang menerjang.
Lesson Learned from My First SAP Implementation Project
by Julian Sukmana Putra
After spending more than a year of my weekdays in Cilegon, Banten, finally I got my first SAP implementation project finished. Though it doesn't mean that I can leave Cilegon soon, since I will have another project assignment there, I think it is good for me to stop for a while, to thank God for what went well and reflect on what needs to be improved in next project
Proyek ini adalah proyek pertama saya sebagai konsultan SAP. Senior bilang, proyek ini bisa disebut sebagai salah satu proyek implementasi SAP yang paling rumit di Indonesia tahun ini. Alhasil, saat saya ikut project briefing pertama kalinya, informasi ini menimbulkan efek ganda. Di satu sisi, ada rasa bangga dan semangat yang meluap-luap untuk belajar banyak hal dan membuat prestasi di proyek ini, tapi di sisi lain, ada juga rasa takut dan khawatir kalau saya tidak bisa menyelesaikannya dengan baik.
Namun, ketika semuanya dijalani, ternyata tidak sesulit yang dulu saya bayangkan. Memang kita sebaiknya tidak perlu takut dalam menghadapi tantangan. Just perform, seperti kata Billy Boen dalam buku Young On Top.
Ingin rasanya menceritakan semua pengalaman saya di proyek ini. Sebab, setiap momen yang saya lalui begitu banyak memberikan pelajaran dan kenangan yang sayang sekali untuk dilupakan. Tapi untuk kali ini sebaiknya saya ambil beberapa saja yang menurut saya paling penting dan saya susun menjadi sebuah daftar lesson learned. Semoga bisa berguna juga buat siapapun, khususnya yang ingin jadi konsultan SAP
Lesson #1 – Have a Goal
"Control your own destiny or someone else will", kata Sean Covey. Having a goal is truly a need, bahkan dalam lingkup yang kecil, seperti dalam sebuah proyek. Goal memberi kita arah dan kita benar-benar membutuhkannya.
Banyak uncertainty yang terjadi dalam proyek ini. Misalnya, tiba-tiba saja salah seorang konsultan senior pergi karena memang masa kontraknya sudah habis, team lead kita memutuskan untuk resign, atau tiba-tiba kita diminta masuk saat weekend, dan sebagainya. Sebagian besar keputusan-keputusan mendadak tersebut tidak kita harapkan. Reaksi yang umumnya muncul adalah kecewa, marah, atau ngedumel di belakang. Tapi itu tidak menyelesaikan masalah.
Untungnya, sejak awal saya sudah putuskan untuk punya goal. Goal saya adalah belajar sebanyak mungkin tentang modul PP/QM dan integrasinya dengan modul-modul lainnya
Project manager sering bilang kalau proyek ini adalah tempat belajar yang paling bagus. Sebab, modul-modul yang diimplementasikan di proyek ini cukup lengkap, bahkan di proyek ini kita mengimplementasikan variant configuration dan mengintegrasikannya dengan modul sales and distribution, production planning, quality management, dan interface–kombinasi yang mungkin hanya satu-satunya di Indonesia. Di sini juga banyak konsultan senior, baik dari IBM maupun dari consulting firm yang lain. Memang benar, ini tempat belajar yang bagus, asalkan kita mau memanfaatkannya
Dengan goal itu di pikiran saya, saya jadi tidak mudah mengeluh pada keadaan yang berubah-ubah dengan cepat. Sebab, dalam kondisi apapun, saya masih tetap bisa melangkah ke depan untuk mencapai goal pribadi saya dan goal perusahaan, tentunya.
Sumber:
http://julian.asia/2010/12/01/lesson-learned-from-my-first-sap-implementation-project/
Friday, July 12, 2013
Tarif Angkutan Umum
1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 67 Tahun 2013 tentang tarif angkutan penumpang dengan mobil bus umum, tanggal 10 Juli 2013, berita daerah Nomor 71012 Tahun 2013 tanggal 11 Juli sebagai berikut:
a. Bus Kecil Rp. 3000
b. Bus Sedang, penumpang umum Rp. 3000, Pelajar Rp. 1000
c. Bus Besar Reguler/ Patas, penumpang umum Rp. 3000, pelajar Rp. 1000
2. Surat Gubernur kepada DPU Taksi Organda Nomor 880/ -1.881.1 tanggal 10 Juli 2013, hal Persetujuan Tarif Taksi sbb:
a. Flag Fall Rp. 7000
b. Kilometer berikutnya Rp. 3.600
c. Biaya tunggu/ jam Rp. 42.000
3. Surat Gubernur kepada DPU Bus Kota Organda Nomor 881/ -1.881. 1 tanggal 10 Juli, Hal Persetujuan Tarif Angkutan Bus Kota Non Ekonomi sbb:
a. Bus Sedang Ac Rp. 6000
b. Patas Ac Rp. 7000
c. APTB (jarak 30 Km) Rp. 8000
a. Bus Kecil Rp. 3000
b. Bus Sedang, penumpang umum Rp. 3000, Pelajar Rp. 1000
c. Bus Besar Reguler/ Patas, penumpang umum Rp. 3000, pelajar Rp. 1000
2. Surat Gubernur kepada DPU Taksi Organda Nomor 880/ -1.881.1 tanggal 10 Juli 2013, hal Persetujuan Tarif Taksi sbb:
a. Flag Fall Rp. 7000
b. Kilometer berikutnya Rp. 3.600
c. Biaya tunggu/ jam Rp. 42.000
3. Surat Gubernur kepada DPU Bus Kota Organda Nomor 881/ -1.881. 1 tanggal 10 Juli, Hal Persetujuan Tarif Angkutan Bus Kota Non Ekonomi sbb:
a. Bus Sedang Ac Rp. 6000
b. Patas Ac Rp. 7000
c. APTB (jarak 30 Km) Rp. 8000
Wednesday, July 10, 2013
Manajemen Persediaan: Pengantar
Persediaan (inventory) adalah stok atau item-item yang digunakan untuk mendukung produksi (bahan baku dan barang setengah jadi), kegiatan-kegiatan (perawatan, perbaikan, dan operating supplies), dan pelayanan pelanggan (barang jadi dan suku cadang). Dalam theory of contraints, item-item tersebut dibeli untuk dijual kembali, mencakup barang jadi, barang setengah jadi, dan bahan baku (APICS Dictionary, 10th ed.)
Menurut Stock & Lambert (2001), persediaan harus diadakan dengan beberapa alasan, yaitu: (1) economies of scale, yaitu pengadaan akan bersifat ekonomis jika mencapai jumlah tertentu, (2) keseimbangan jumlah pasokan dan permintaan, (3) spesialisasi, (4) melindungi dari ketidakpastian, dan (5) sebagai penyangga (buffer) sepanjang rantai pasok.
Persediaan dapat dibedakan atas beberapa jenis atau tipe, yaitu: persediaan siklus (cycle stock), persediaan in-transit, persediaan pengaman atau penyangga (safety atau buffer stock), persediaan spekulatif (speculative stock), persediaan musiman (seasonal stock), dan dead stock.
Konsekuensi dari adanya persediaan adalah munculnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Biaya utama persediaan dapat dibedakan atas: inventory carrying costs, order/setup costs, expected stock-out costs, dan in-transit inventory carrying costs.
Inventory carrying costs mencakup: biaya modal (capital cost), biaya ruang penyimpanan (storage space cost), biaya pelayanan persediaan (inventory service cost), dan biaya risiko persediaan (inventory risk cost).
Jumlah persediaan harus dikelola pada suatu tingkat yang optimal. Jumlah persediaan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berdampak terhadap biaya atau risiko tertentu.
a. Jumlah atau tingkat persediaan yang tinggi memang memberikan beberapa keuntungan, seperti jaminan terpenuhinya pasokan untuk kegiatan produksi atau pemenuhan permintaan pelanggan. Namun, konsekuensi dari tingkat persediaan yang tinggi adalah biaya besar yang harus ditanggung, baik biaya modal maupun biaya risiko persediaan. Risiko persediaan mencakup risiko-risiko: kehilangan, kerusakan, dan keusangan (obsolescence).
b. Dengan jumlah atau tingkat persediaan yang rendah, berarti biaya modal yang dikeluarkan juga rendah. Namun, jumlah atau tingkat persediaan yang rendah berdampak terhadap jaminan pasokan yang rendah untuk produksi dan pemenuhan permintaan pelanggan. Apabila produksi dan pemenuhan permintaan pelanggan terganggu, maka terjadi kehilangan peluang penjualan (lost of sales) hingga kehilangan pelanggan (lost of customers).
Pembatasan Truk selama Mudik : SK Dirjen Perhubungan Darat No. 3820 Th. 2013
SK Dirjen Perhubungan Darat No. 3820 Th. 2013 yang mengatur tentang aturan angkutan barang menjelang lebaran telah keluar dengan pembatasan waktu operasi truck-truck No 9 kebutuhan pokok selama proses mudik adalah sbb :
- Mulai hari minggu tanggal 04 Agustus jam 00.00 - hari Jumat tanggal 09 Agustus Jam 24.00, maka seluruh angkutan barang diluar sembako melebihi 1 gandar dilarang melintas jalur utama yang dilalui oleh angkutan mudik. Artinya angkutan barang melalui jalan tol dan jalur pantura Pula Jawa dan juga jalur Pulau Sumatera dan Bali adalah hari Sabtu tanggal 03 Agustus 2013.
Jika anda mengirimkan cargo ke Bali, maka loading terakhir adalah tanggal 30 Juli 2013, jika melakukan pengiriman ke Surabaya, Loading terakhir adalah tanggal 01 Agustus 2013. demikian untuk pengiriman ke Medan via darat, usahakan loading terakhir adalah tanggal 30 Juli 2013.
Sedangkan untuk angkutan di dalam kota atau Jabodetabek untuk jenis diatas Fuso Engkel adalah hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2013, termasuk angkutan petty kemas. izin dispensasi seperti tahun lalu tidak berlaku pada saat masuk toll, anda mengeluarkan banyak biaya atau truck-truck anda ditahan sampai tanggal 08 dan baru dilepas oleh pihak Lantas.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urina...
-
Performa Industri: Quality, Productivity, Safety, Cost. Manakah yang perlu diprioritaskan? Banyak sekali metode-metode yang dapat dipakai un...
-
Problem di gudang biasanya bukan SOP-nya yang tidak ada, tapi pelaksanaan SOP di lapangan. Yang bisa membantu melacak kehilangan baran...
-
10 Alasan Kenapa Promosi Keselamatan Kerja Anda Wajib Menggunakan Gambar Visual Kenapa setiap Promosi Kesehatan dan Keselamatan K...
-
Ada 7 Poin Penting seputar "Good WareHouse Practice" yang wajb diketahui. Kesehatan dan Keselamatan Kerka atau K3 di ruang ...