Sunday, November 18, 2012

Energi dan Nyali Kepemimpinan

Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(follow twitter: @andrewenas)

Setelah bisnis awal dirintis, Anda secara alamiah akan masuk dalam fase perkembangan. Persoalannya, bagaimana bisa mempertahankan fase perkembangan ini 
selamanya?

Kebijaksanaan yang diperoleh Prof. Jim Collins dari hasil penelitian yang ditulis dalam karyanya, 'Good To Great, Why Some Companies Make The Leap... And 
Others Don't', 2001, mengatakan: "First who... then what." Kurang lebih artinya: mulai dengan siapa, lalu apa. Maksudnya, para leaders (who) dalam organisasi inilah yang akan berpikir dan berkontribusi dalam pemecahan masalah (what) perusahaan untuk mencapai visi.

Sementara itu, Jeffrey A, Krames, dalam bukunya: 'Jack Welch And The 4Es Of Leadership', 2005, menyebutkan empat faktor unggulan dari formula kepemimpinan 
Jack Welch, mantan CEO General Electric periode 1981 sampai 2001. Dua dasawarsa sangat dinamis yang berhasil membawa General Electric sebagai perusahaan paling 
dikagumi di seantero dunia. Keempat faktor itu adalah:

.1. Energy. Orang yang punya energi akan suka sekali bergerak. Kita sering bertemu dengan orang seperti ini, yakni orang yang energi kepemimpinannya memancar terus seperti mata air. Yang bangun setiap pagi dan tidak sabaran untuk segera menuntaskan pekerjaan yang ada ditangannya.

     Mereka ini adalah orang-orang yang berlari dengan kecepatan 150km/jam di tengah-tengah dunia yang berjalan 50km/jam.

2. Energizes.  Orang yang punya energi cenderung menyulut energi orang lain. Ini disebut energizes, dan orangnya disebut energizers.

     Para energizers ini tahu bagaimana membakar orang lain untuk juga menunjukkan kinerja optimalnya. Mereka mampu merumuskan pandangannya yang jauh ke depan. 
(visi), dan mampu menginspirasi orang lain untuk bertindak searah dengan visi tersebut. Para energizers ini tahu bagaimana membuat orang lain excited (terkesima) untuk menempuh konsekuensinya, dan bahkan berkorban untuk itu.

     Mereka murah dalam memberi kredit (penghargaan) pada orang lain saat meraih keberhasilan, namun sigap dalam mengambil alih tanggungjawab saat situasinya memburuk.
Kenapa begitu? Karena mereka tahu bahwa membagi penghargaan dan mengambil alih tanggungjawab dalam kegagalan akan meng-energize kolega-kolega kerjanya.

3. Edge. Yang dimaksud dengan edge di sini adalah nyali besar atau keberanian. Orang dengan nyali adalah tipe orang yang berani bersaing (competitive types). Dan, ini yang penting, tahu bagaimana membuat suatu keputusan yang sulit. Mereka tidak membiarkan derajat kesukaran yang tinggi menghalanginya tetap membuat keputusan.
   
     Mereka ini adalah orang yang - seperti istilah Peter Drucker - berani memproses keputusan yang bersifat "hidup atau mati", yakni: merekrut orang, mempromosikannya, dan memecat orang.

4. Executes. Orang yang mengeksekusi secara efektif paham betul bahwa aktivitas dan produktivitas adalah dua hal yang berbeda. Para pemimpin terbaik piawai dalam mengonversikan energy dan edge kedalam suatu tindakan dan menghasilkan.

     Mereka tahu bagaimana mengeksekusi. Ketiga "E" yang  (energy, energize dan edge) sangatlah penting dan mendasar, namun tanpa hasil yang terukur (measurable results) tidak akan banyak berarti bagi organisasi.

Dengan keempat formula kepemimpinan bisnis tersebut, Anda tinggal bertanya seberapa jauhkah Anda mau membawa bisnis Anda? Seberapa besarkah Anda bisa membangun bisnis Anda? Dan, seberapa cepatkah Anda bisa sampai di tujuan?

Dengan membangun para pemimpin bisnis (business leaders) di dalam organisasi Anda, yakinlah mimpi (visi bisnis) Anda bisa diwujud-nyatakan.

How high can you go? Bersiaplah untuk sukses.

(twitter@andrewenas)
----------------------------------------------------------
Artikel terlampir, dari Tabloid Bisnis KONTAN, Minggu III, Juli 2007

No comments:

Post a Comment

Related Posts